7 dilakukan dengan meraba bagian perut
dan pengamatan bagian anus. -
Matang gonad ditunjukkan dengan bagian perut membesar lunak kalau
diraba.
- Bagian anus menonjol kemerahan
serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor.
Mahyudin 2008 dan SNI : 01-6484.1-2000
C. Bak Pemijahan
Bak pemijahan sebaiknya dari semen, fiber glass, atau terpal agar mudah dibersihkan. Bak pemijahan biasanya berukuran panjang 2
– 3 m, lebar 1 – 2 m dan tinggi 1 m. setelah bak dikeringkan dan dijemur, diisi air bersih setinggi 40
– 70 cm. Bak pemijahan dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu. Kakaban
disusun secara teratur agar berada antara 5 – 10 cm dibawah permukaan air.
D. Teknik Pemijahan
Pada dasarnya semua biota dewasa akan berusaha untuk berkembang biak. Jadi kalau manusia menyiapkan sarana dan prasarana yang sesuai untuk terjadinya pemijahan pada ikan lele yang telah
matang gonad, proses pemijahan terjadi secara alami. Namun demikian pada ikan yang telah matang gonad tetapi tidak mau memijah, pemijahan bisa dilakukan dengan menyuntikkan hormon
perangsang memijah. Secara garis besar proses pemijahan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Proses Pemijahan
E. Pemijahan Alami
Pemijahan alami tidak menggunakan tambahan obat-obatan untuk merangsang pemijahan. Pemijahan alami masih banyak diterapkan oleh para pembudidaya lele saat ini. Mereka beranggapan
Induk Matang Gonad Jantan dan Betina
Penyiapan sarana dan prasarana pemijahan
Manipulasi lingkungan Suntik Hormon
1. Hormon alamiah hipofisa 2. Hormon buatansintetis
Ovaprim, HCG, LHRH Memijah
Memijah Alami
Alami Stripping
8 bahwa hasil yang diperoleh dengan teknik buatan belum tentu lebih baik dari teknik pemijahan
alami. Cara pemijahan alami pun diyakini lebih baik daripada menggunakan teknik pemijahan buatan karena tidak terlalu memaksa indukan untuk mengeluarkan telurnya. Jika induk ini telah siap
memijah maka setelah induk jantan dan betina disatukan, diharapkan akan terjadi pemijahan.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan pemijahan secara alami : 1.
Siapkan kolam pemijahan dengan membersihkannya terlebih dahulu. Setelah itu masukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur. Untuk kolam berukuran 2 m x 2 m x 1 m,
dibutuhkan kakaban sebnayak 10-12 buah. Kakaban diletakkan di dasar dan diberikan pemberat berupa batu. Kakaban disusun berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada
telur yang tidak menempel.
2. Isi kolam dengan air hingga ketinggian sekitar 40 cm.
3. Lakukan seleksi induk untuk mendapatkan induk yang siap memijah dan memiliki gonad yang
berkualitas dan berpotensi menghasilkan banyak telur. 4.
Setelah wadah terisi air, masukkan induk yang telah diseleksi ke dalamnya dengan perbandingan satu ekor jantan dan dua ekor betina. Biasanya, induk dipindahkan ke dalam wadah pemijahan
pada sore hari sekitar pukul 15.00 – 17.00. Pemindahan dari kolam indukan ke kolam pemijahan
dilakukan secara hati-hati dengan menggunakan seser atau serokan. 5.
Biarkan induk dalam kolam selama satu malam. Secara umum, lele akan memijah pada malam hari sekitar pukul 22.00
– 02.00. Pada proses pemijahan, betina akan mengeluarkan telur dan dibuahi oleh sang jantan.
6. Lakukan pengecekan pada pagi harinya. Jika pemijahan berlangsung lancar, pada pukul empat
pagi telur-telur akan memenuhi kakaban. 7.
Pindahkan kakaban yang telah ditempeli telur secara hati-hati ke dalam kolam penetasan. Jika induk baru memijah pada pagi hari maka pemindahan kakaban dilakukan pada sore hari, sekitar
pukul 14.00 – 16.00. Setelah itu, tinggal menunggu telur menetas.
8. Selanjutnya, pindahkan indukan yang telah memijah dari kolam pemijahan ke kolam
pemeliharaan induk. Induk betina dapat dipijahkan kembali setelah tiga minggu sampai satu bulan masa istirahat. Sedangkan induk jantan memerlukan waktu 1-2 minggu masa istirahat.
F. Rangsangan Pemijahan dengan Penyuntikan Hormon