Variabel Penelitian Model Penelitian

11 Gambar 5. Peralatan ekstraktor minyak atsiri dengan metode distilasi menggunakan steam basah 1: water area, 2: simplisia area, 3: heater, 4: condenser, 5: vapour valve, 6: beuret Tahap 2 Persiapan bahan baku Pada tahap ini dipersiapkan bunga kamboja yang masih segar dan langsung diproses. Ketiga jenis bunga kamboja diharapkan dapat dikumpulkan pada rentang waktu yang sesuai dengan jadwal penelitian. Masing-masing jenis bunga dianalisis kadar minyak atsirinya dengan cara standart, yaitu dengan metode soklet menggunakan pelarut heksan selama 20 siklus. Disusul kemudian menguapkan pelarut supaya diperoleh minyak atsiri murni. Tahap 3 Pelaksanaan penelitian dan analisis 1. Pelaksanaan penelitian Penelitian dilakukan pada jenis bunga kamboja yang terkumpul dengan kondisi dan jumlah yang cukup. Selama distilasi berlangsung, tidak boleh ada kebocoran pada pipa uap minyak atsiri dan pada buret hasil penampungan minyak atsiri. Sebelum melakukan distilasi untuk jenis bunga kamboja berbeda, reaktor di- flushing dengan air sampai bersih. 2. Analisis hasil minyak atsiri Beberapa analisis hasil minyak atsiri akan dilakukan sendiri, yaitu rendemen, kadar air, dan berat jenis minyak atsiri, sedangkan analisis komposisi minyak atsiri akan dianalisiskan di laboratorium FMIPA Kimia-UGM. Analisis rendemen didahuli dengan melakukan analisis kadar minyak atsiri bahan baku dengan cara standart, yaitu bahan baku diekstrak dengan soklet menggunakan pelarut heksan. Ekstraksi ini dilakukan T I P I PC C F I 5 4 6 2 1 3 12 selama 20 siklus, disusul kemudian dengan menguapkan pelarut sampai habis, sehingga didapatkan minyak atsiri kamboja. Minyak atsiri yang menempel pada labu langsung ditimbang, hasilnya merupakan berat minyak atsiri yang didapatkan. Nilai yang diperoleh ini merupakan nilai kadar awal minyak atsiri kamboja. Analisis kadar air minyak atsiri dilakukan dengan menempatkan minyak atsiri dalam cawan porselen, kemudian memanaskannya dalam oven bertekanan vakum, pada suhu 85 o C, sampai berat minyak atsiri konstan. Hal ini berarti, air yang terkandung dalam minyak atsiri sudah menguap. Pengurangan berat yang terjadi menandakan kadar air yang terdapat dalam minyak atsiri mula-mula. Sementara itu, analisis berat jenis minyak kamboja dilakukan dengan piknometer. Tahap 4 Perhitungan koefisien perpindahan massa minyak atsiri kamboja pada distilasi dengan steam basah Tahap ini merupakan tahap pengolahan data untuk kepentingan perhitungan design perlatan reactor distilasi jika produksi minyak atsiri kamboja akan di- scaled up . Perhitungan dilakukan berdasar penurunan rumus pada landasan teori, dengan metode persamaan empiris dan curve-fitting, akan dicari parameter-parameter perpindahan massanya, yaitu B dan Kya. Persamaan empiris yang digunakan dituliskan sebagai berikut: 13 Jika = Z, maka persamaan 13 dapat disederhanakan menjadi: 14 Nilai dapat diasumsikan seperti persamaan 15 dan disubstitusikan ke persamaan 14 menjadi persamaan 16. 15 16 13 Persamaan 16 dapat diselesaikan dengan cara regresi linear logaritma sebagai berikut: 17 Nilai-nilai dan didapatkan masing-masing sebagai nilai gradien dan intersep. 14

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

1. Ekstraksi kamboja dengan n-Heksan analisis rendemen

Hasil analisis rendemen minyak atsiri kamboja pada masing-masing jenis kamboja menunjukkan bahwa jenis bunga sangat mempengaruhi jumlah minyak atsiri yang dihasilkan dengan metode ektraksi dengan distilasi dengan steam basah.Adapun nilai rendemen yang didapatkan adalah kamboja kuning 4,457, kamboja putih 2,908, dan dari kamboja merah 2,763. Berarti kndungan minyak atsiri kamboja kuning lebih banyak daripada kamboja putih dan merah. Aroma yang dikeluarkan oleh kamboja kuning memang lebih harum dan tajam.

2. Ekstraksi kamboja dengan steam basah

Hasil percobaan ekstraksi untuk minyak kamboja yang dipilih dengan cara distilasi steam basah ternyata menhasilkan rendemen sangat kecil + 0,34 untuk kamboja kuning. Rendemen yang sangat kecil ini tidak dapat memberikan data yang akurat pada berbagai waktu selama distilasi dijalankan, sehingga perhitungan parameter tekanan uap dan koefisien perpindahan massa tidak dapat dilakukan. Tujuan mengetahui parameter tersebut dilakukan dengan memakai bahan baku bunga lain yang memiliki komponen kimia hamper mirip, dalam hal ini dipilih bungan kenanga Megawati dan Saputra, 2012. Hasilnya menunjukkan bawa selama ekstraksi berlangsung, minyak atsiri kengan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Kadar minyak atsiri dalam distilat yang diperoleh setiap tahapan ekstraksi menunjukkan bahwa jumlah minyak semakin banyak, dengan tingkat pertambahan yang juga meningkat, tetapi pada saat tertentu tingkat bertambahannya menurun sehingga jumlah minyak dalam distilat mulai konstan. Pada suatu diagram ekstraksi, titik dimana jumlah minyak mulai konstan disebut titik kritis, yang berarti koefisien perpindahan massanya mulai menurun. Hal ini dapat dilihat jelas pada Gambar 6. 15 Tabel 1: Jumlah air dan minyak atsiri dalam distilat time, min water essential oil volume, mL mass, g mole volume, mL mass, g Mole 15 42 42 2 30 72 72 4 0.30 0.27078 0.00165 45 117 117 7 0.40 0.36104 0.00220 60 177 177 10 0.50 0.45130 0.00275 75 252 252 14 0.70 0.63182 0.00385 90 342 342 19 0.90 0.81234 0.00495 105 447 447 25 1.10 0.99286 0.00605 120 567 567 32 1.30 1.17338 0.00715 135 702 702 39 1.50 1.35390 0.00826 150 852 852 47 1.70 1.53442 0.00936 165 1017 1017 57 1.80 1.62468 0.00991 180 1197 1197 67 1.90 1.71494 0.01046 195 1392 1392 77 1.95 1.76007 0.01073 210 1602 1602 89 2.00 1.80520 0.01101 225 1827 1827 102 2.05 1.85033 0.01128 240 2067 2067 115 2.10 1.89546 0.01156 255 2322 2322 129 2.15 1.94059 0.01183 270 2592 2592 144 2.20 1.98572 0.01211 285 2877 2877 160 2.25 2.03085 0.01238 300 3177 3177 177 2.30 2.07598 0.01266 Gambar 6. Air dan minyak dalam distilat dan bunga