Minyak Atsiri Kamboja TINJAUAN PUSTAKA

5 Gambar 1. Bunga kamboja Kamboja merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Amerika Tengah. Nama Plumeria diberikan untuk menghormati Charles Plumier 1646-1706, seorang botani asal Perancis. Plumeria saat ini populer digunakan sebagai tanaman hias di luar rumah. Bunga kamboja mengandung minyak atsiri yang mengandung senyawa geraniol yang dapat mengusir nyamuk, sitronelol dan linalool yang memberi efek relaksasi dan mengurangi stres. Minyak atsiri disebut essential oils , berasal dari kata Latin quinta essentia = unsur kelima = sari suatu benda, yaitu suatu cairan yang tak larut dalam air, berbau wangi dengan tingkat keharuman yang bergantung sumber dan komposisinya, bervariasi mulai dari lembuthalus sampai segak-menyengat dan diperoleh dari tumbuh-tumbuhan Sastrohamidjojo, 2004. Tumbuh-tumbuhan yang relatif sering diteliti minyak atsirinya antara lain kayu manis, adas, kenanga Megawati dan Pandu, 2012, sereh dapur Ain dkk., 2011. Senyawa-senyawa kimia penyusun atsiri umumnya terdiri atas hidrokarbon-hidrokarbon dari golongan terpen danatau turunan-turunanya yang beroksigen oxygenated terpens , seperti aldehid, alkohol, ester, eter, dan keton Guenther, 1990. Terdapat beberapa yang komponen kuncinya adalah senyawa organik beroksigen bukan turunan terpen yaitu turunan beroksigen dari hidrokarbon alifatik non-terpen danatau hidrokarbon aromatikberinti-benzen Silva, 1995. Geraniol merupakan salah satu jenis minyak atsiri, yang merupakan gabungan dari senyawa monoterpenoid dan alkohol, dengan rumus kimia C 10 H 18 O, adapun struktur kimianya dapat dilihat pada Gambar 2. Senyawa kimia ini berwarna putih kekuningan, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam senyawa organik lain, seperti alkohol dan heksan. Pada industri parfum, senyawa ini sering digunakan sebagai campuran karena baunya yang khas. Senyawa geraniol juga banyak ditemukan pada minyak atsiri bunga mawar, kayu manis, lemon, dan jenis buah-buahan yang lain. 6 Selain pada industry parfum, senyawa atsiri ini juga sering ditambahkan pada ramuan tembakau untuk rokok dan minuman kemasan. Gambar 2. Struktur kimia geraniol . Sitronelol merupakan senyawa atsiri yang memiliki 2 enantiomer yang terbentuk secara alami Fessenden dan Fessenden, 1997 dengan rumus kimia C 10 H 20 O Gambar 3. Senyawa atsiri ini banyak ditemukan dalam minyak mawar 18 – 55. Selain pada industry parfum, minyak sitronelol juga dimanfaatkan pada industry farmasi sebagai lotion penangkal gigitan nyamuk. Senyawa atsiri ini memiliki titik didih tinggi, sekitar 225 o C, sehingga tergolong sulit menguap, maka aman jika dimanfaatkan pada lingkungan terbuka. Gambar 3. Struktur kimia Sitronelol Linalool juga merupakan senyawa kimia yang secara alami mempunyai 2 bentuk enentiomer Gambar 4. Senyawa ini memiliki rumus molekul C 10 H 18 O. Atsiri ini banyak ditemukan dari berbagai jenis bunga, seperti melati, kenanga, dan lavender, juga beberapa jenis jamur. Senyawa linalool sering dimanfaatkan pada industry parfum dan farmasi. Senyawa ini dapat dipakai sebagai aditif pada zat pembersih, seperti pada sabun, detejen, shampoo, dan lotion pembersih badan. Linalool juga sebagai senyawa intermediet yang sengaja diturunkan pada pembentukan vitamin E dan anti kanker Ewi 7 dan hibamoto, 2007. Nakamura 2009 pernah melakukan penelitian manfaat linalool dalam menyeimbangkan kerja syaraf untuk mengurangi stress. Gambar 4. Struktur kimia linalool

2. Ekstraksi Minyak Atsiri

Beberapa metode produksi minyak atsiri yang dapat diterapkan tergantung pada jenis bahan baku Guenther, 1990, diantaranya: a Pengempaan atau pemerahan expression, sering diterapkan untuk kulit buah yang relatif tebal utk aneka minyak atsiri dari kulit-buah jeruk. b Ekstraksi :  dengan lemak dingin enfleurage, cold maceration;  dengan lemak panas hot maceration;  dengan pelarut organik mudah menguap, untuk minyak atsiri dari bunga- bunga yang ‘rapuh’. c Distilasi kukus, yang paling penting dan luas penerapannya. Ada tiga cara pelaksanaan distilasi kukus, yaitu distilasi air, distilasi air-kukus steam basah, dan distilasi kukus kering steam kering Sastrohamidjojo, 2004. Distilasi dengan air memerlukan peralatannya paling sederhana dan paling banyak diterapkan. Pada distilasi dengan air ini, bahan baku direbus dalam air mendidih, kemudian uap yang terbentuk dilewatkan pendingin dan embunan yang terbentuk berupa minyak atsiri. Sementara itu, pada distilasi dengan steam basah bahan nabati sumber minyak tak banyak berkontak dengan air. Bahan nabati tersebut diletakkan di atas saringan yang ditempatkan di atas air mendidih. Jadi, bahan baku hanya berkontak dengan uap air yang langsung terbentuk dari reaktor. Pada distilasi steam kering, bahan 8   . m B m m B W W W x W x    baku berkontak dengan steam yang diproduksi dari luar reaktor. Steam yang berkontak dengan bahan baku ini relatif kering. Steam dapat dipasok ke dalam reaktor distilasi sebagai steam berkalor lebih superheated steam . Distilasi jenis ini membutuhkan peralatan lebih banyak dan harga lebih mahal.

3. Koefisien Perpindahan Massa Minyak Atsiri pada Distilasi dengan Steam

Basah Kadar minyak di dalam bunga setiap saat ketika proses ekstraksi berlangsung dapat ditemukan dengan mengamati jumlah minyak terambil pada berbagai waktu, dan dapat dihitung dengan menurunkan persamaan neraca massa, yaitu: 1 Sementara itu, persamaan kesetimbangan yang terjadi antara minyak-air dapat dituliskan sebagai berikut: b. Untuk fase air 2 karena air murni, maka x a = 1, sehingga persamaan 2 menjadi: 3 c. Untuk fase minyak 4 karena minyak murni, maka x m = 1, sehingga persamaan 4 menjadi: 5 T a o a a P y P x . .  T o a a P P y  T m o m m P y P x . .  T o m a P P y 