Wisconsin Diagnostic Breast Cancer WDBC

19 4. Single Ephitalial Cell Size Single Ephitalial Cell Size terkait dengan keseragaman yang telah dijelaskan sebelumnya. Sel-sel epitel yang membesar secara signifikan kemungkinan dapat menjadi sel kanker. 5. Bare Nuclei Bare Nuclei adalah istilah yang digunakan untuk inti sel yang tidak dikelilingi oleh sitoplasma. Bare Nuclei biasanya terlihat pada tumor jinak. 6. Bland Cromatin Bland Cromatin menggambarkan keseragaman tekstur dari inti sel yang terlihat pada sel benign. Sedangkan pada sel-sel kanker, kromatin cenderung bertekstur kasar. 7. Normal Nucleoli Normal Nucleoli adalah struktur kecil yang terlihat di inti sel. Dalam sel-sel normal, nukleolus biasanya sangat kecil jika terlihat. Sedangkan pada sel kanker nukleolus menjadi lebih menonjol, dan terkadang jumlahnya lebih dari jumlah normal. 8. Mitoses Ini adalah proses dimana sel membagi dan membelah diri. Kelas kanker dapat ditentukan dengan menghitung jumlah mitosis.

C. Wisconsin Diagnostic Breast Cancer WDBC

Data WDBC terdiri dari 569 kasus dengan 357 benign and 212 malignant. Rincian atribut yang terdapat pada data WDBC, yaitu nomor id pasien, hasil diagnosis M = ganas, B = jinak dan nilai dari 10 sepuluh variabel yang 20 diperoleh dari tes biopsy Fine-needle Aspirate FNA pada karakteristik inti sel dari sebuah gambar digital massa payudara Salama et al, 2012: 38. Atribut- atribut dari data WDBC tersebut selengkapnya ditunjukkan pada tabel 2.2 berikut: Tabel 2. 2 Atribut Wisconsin Diagnostic Breast Cancer WDBC Atribut Domain 1 Nomer kode sampel Nomer id pasien 2 Radius Data hasil FNA 3 Texture Data hasil FNA 4 Perimeter Data hasil FNA 5 Area Data hasil FNA 6 Smoothness Data hasil FNA 7 Compactness Data hasil FNA 8 Concavity Data hasil FNA 9 Concave Points Data hasil FNA 10 Symmetry Data hasil FNA 11 Fractal Dimension Data hasil FNA 12 Kelas B untuk benign M untuk malignant Berikut merupakan penjelasan mengenai variabel pada data WDBC Mu Nandi, 2008: 1. Radius Radius dihitung dengan rata-rata panjang segmen garis radial dari pusat massa. 2. Texture Texture diukur dengan menemukan varians dari intensitas grayscale dalam komponen pixel. 21 3. Perimeter Perimeter adalah garis keliling inti sel yang diukur sebagai jumlah dari jarak antara titik-titik pada keliling inti sel. 4. Area Area diukur dengan menghitung jumlah piksel batas bagian dalam batas dan menambahkan satu setengah dari piksel garis keliling. 5. Compactness Compactness menggabungkan perimeter dan area untuk memberikan ukuran kekompakan sel. Compactness dapat dihitung dengan � 6. Smoothness Smoothness diukur dengan menghitung perbedaan antara panjang masing- masing garis radial dan rata-rata panjang dua garis radial yang mengelilinginya. Smoothness dapat dihitung dengan rumus berikut: ∑ | � � + �+1 | � � � 2.1 Dimana � adalah panjang garis dari pusat massa ke batas pada masing- masing titik batas. 7. Concavity Concavity diperoleh dengan mengukur ukuran semua lekukan dalam batas inti sel. 8. Concave Points Concave point hampir sama dengan concavity, tetapi concave point hanya dihitung dari banyaknya titik batas yang terletak di daerah cekung batas, bukan besarnya tingkat kecekungan seperti pada concavity. 22 9. Symmetry Symmetry diukur dengan menemukan perbedaan relatif pada panjang antara pasangan segmen garis tegak lurus terhadap sumbu utama kontur inti sel, dapat dihitung dengan: = ∑ | � − � ℎ � | � ∑ | � + � ℎ � | � 2.2 Dimana � dan ℎ � menunjukkan panjang tegak lurus garis di kiri dan kanan sumbu utama. 10. Fractal Dimension Fractal Dimension didekati dengan menggunakan “coast-line approximation” Mandelbrot, 1997.

D. Himpunan Klasik Crisp Set