commit to user
B. Latar Belakang Masalah
Reklame adalah salah satu media yang sangat diminati oleh produsen dalam upaya mempromosikan hasil produksinya. Para produsen
beramai-ramai mempromosikan produknya melalui berbagai jenis reklame dan salah satunya adalah melalui media papan reklame yang banyak
dipasang dipinggir jalan. Jumlah reklame yang semakin menjamur membuat Pemerintah
Kota Surakarta khususnya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Kas, dan Aset DPPKA Kota Surakarta melakukan penataan reklame untuk menjaga
ketertiban dan keindahan kota. Salah satu upaya penataan reklame yang dilakukan DPPKA Kota Surakarta adalah melalui mekanisme lelang untuk
titik reklame yang strategis. Cara lelang dipilih karena sesuai dengan tujuan utama DPPKA Kota Surakarta, yakni untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah PAD. Dalam lelang titik reklame ini, penawar harga tertingi akan
menjadi pemenang lelang dan memperoleh hak pengelolaan titik reklame selama jangka waktu tertentu. Pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan
lelang akan masuk ke kas daerah dan dicatat pada pos retribusi pemakaian kekayaan daerah. Sehingga lelang titik reklame dapat menjadi sumber
penerimaan asli daerah yang menjajikan, karena semakin tinggi harga penawaran akan semakin tinggi pula pendapatan hasil lelang yang
diperoleh dan disetorkan ke kas daerah.
commit to user Dalam pelaksanaan, berlangsungnya lelang titik reklame bukan
tanpa masalah. Ada masalah yang sering terjadi, diantaranya sebagian titik reklame yang tidak laku terjual. Setiap tahun ada titik reklame baik titik
baru maupun titik lama yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Surakarta untuk dilelang. Masalahnya adalah dari titik reklame yang dilelangkan
setiap tahun, tidak semuanya laku terlelang. Masalah lain yang terjadi adalah pemenang lelang yang
mengundurkan diri. Menurut Keputusan Walikota Surakarta Nomor 7 Tahun 2002 tentang Perubahan Keputusan Walikota Nomor 4 Tahun 2001
tentang Perubahan Keputusan Walikota Nomor 03Drt1999 tentang Pedoman Pelaksanaan Reklame, jika pemenang lelang mengundurkan diri
maka hak pengelolaan titik reklame akan jatuh kepada penawar tertinggi kedua dengan rentang harga 25. Maksudnya, penawar tertinggi kedua
akan mendapat hak pengelolaan titik reklame jika harga penawarannya lebih rendah dari harga yang ditawarkan pemenang lelang dengan selisih
maksimal 25. Salah satu contoh masalah yang sempat terekspos di surat kabar
harian adalah sebagai berikut : Sementara untuk reklame yang berukuran lebih kecil biasanya
dilakukan dengan penunjukan. Sehingga ke depannya, semua bentuk pemasangan reklame di kawasan strategis tersebut wajib dilelang.
“Hal itu supaya tidak ada akal-akalan dari para pengusaha yang bisa mengajukan pemasangan reklame dengan harga lebih murah,
namun dapat menjualnya dengan harga lebih tinggi. Sebab dengan
commit to user kondisi demikian, Pemkot juga yang dirugikan karena seharusnya
potensi mendapatkan PAD pendapatan asli daerah-red bisa lebih besar, namun dengan mekanisme penunjukan tersebut jadi tidak
optimal,” papar Abdullah kepada wartawan di Gedung Dewan, Jumat.
Abdullah menambahkan jika melalui lelang, jangka waktu sewa titik reklame rata-rata satu tahun, dua tahun atau tiga tahun.
Selepas itu, pengusaha harus mengikuti lelang kembali untuk menyewa titik reklame tersebut. Sementara jika tidak melalui lelang,
pengusaha yang mengajukan izin pemasangan reklame memiliki hak untuk mengajukan perpanjangan izin. Dikhawatirkan hal itu justru
akan memunculkan monopoli. SOLOPOS, Jumat, 20-04-2012
Kutipan diatas merupakan indikasi masih adanya masalah dalam pelaksanaan lelang yang diselenggarakan oleh DPPKA Kota Surakarta.
Selain masalah diatas mungkin masih ada masalah lain yang menyebabkan pelaksanaan lelang berjalan kurang maksimal. Upaya yang dilakukan oleh
pihak terkait untuk mengatasi masalah tersebut juga dinilai masih kurang, karena sampai saat ini masih ada beberapa kendala yang terjadi seperti
terdapat dalam kutipan diatas. Atas dasar latar belakang tersebut, penulis
dalam menyusun tugas akhir mengambil judul : “EVALUASI PELAKSANAAN
LELANG TITIK
REKLAME DI
KOTA SURAKARTA.”
C. Rumusan Masalah