C. Komik Promosi Laweyan
Gambaran Umum Komik Promosi Laweyan adalah komik yang mengangkat peristiwa sejarah tentang asal-usul keberadaaan suatu wilayah untuk
diperkenalkan kembali atau dipromosikan kepada khalayak dalam ini adalah target audiens dan target market. Isi komik buku ini berdasarkan fakta sejarah.
Komik buku Promosi Laweyan menceritakan tentang keberadaan wilayah Kampoeng Batik Laweyan pada saat ini, yang tidak bisa terlepas dari sejarah masa
lalunya. Komik ini menceritakan Kampoeng batik Laweyan pada masa sekarang ini. Menonjolkan ciri khas kawasan untuk diangkat menjadi sebuah
Local Genius
yang menjadi keunikan suatu kawasan. Tak terkecuali kawasan Laweyan ini, ke depan kita tonjolkan kembali menjadi sebuah kawasan Kampung Batik, yang
dapat dikembangkan sebagai
Live Monument.
Komik buku ini berkisah tentang tiga saudara Gareng, Petruk dan Bagong ketiganya putra dari Romo Semar. Ketiganya dalam usia remaja beranjak dewasa
ini sedang mengalami proses pencarian jati diri. Dalam proses ini mereka terperangkap dalam pergaulan kenakalan remaja. Kenakalan mereka sangat
ternyata sangat mengancam kelestarian situs Kampung Batik Laweyan yang merupakan
Live monument
serta sangat meresahkan masyarakat. Bagong sangat menyukai dunia seni rupa mengekspresikan hobinya dengan mencorat-coret
dinding di lingkungan laweyan yang merupakan situs bersejarah yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata. Gareng dan Petruk yang
terlibat dalam
gank punk
sangat meresahkan masyarakat mengganggu para
wisatawan yang berkunjung. Pada suatu sore, ketika ketiganya sedang melakukan kenakalannya, mereka dikejar dan tertangkap oleh Polisi Pariwisata.
Polisi yang menangkap ketiganya kemudian menelepon rumah dari Mas Nganten yaitu Romo Semar. Mendengar berita ini Romo Semar marah bercampur
malu. Beliau menceritakan hal ini kepada Mbok Mase yaitu istri beliau. Setelah mereda kemarahannya Romo Semar kemudian berangkat menuju
balai kampung untuk menjemput ketiga putranya. Sesampainya di sana beliau langsung menemui bapak polisi untuk berdiskusi tentang kelakuan ketiga putranya
itu. Setelah minta maaf Romo Semar menemui putra-putranya di aula balai desa. Romo Semar memberi nasehat kepada ketiganya, memberitahu kalau kegiatan
mereka tercela. Setelah Gareng, Petruk dan Bagong menyadari kesalahannya dan memohon
maaf, Romo Semar kemudian mulai menceritakan sejarah asal-usul Kampoeng Laweyan.
Komik buku Promosi Laweyan ini menggunakan format nantinya disesuaikan dengan komik buku sebagai acuan dan komik buku yang beredar
dimasyarakat. Ukuran atau format komik buku Promosi Laweyan ini memakai ukuran 14 x 20. Visualisasi dari ilustrasi dalam komik ini disampaikan dalam
style
gaya yang merujuk pada kartun karena dianggap paling mampu menarik perhatian audiens. Ilustrasi dalam konsep visual ini diharapkan mampu menjadi
alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan informatif kepada target audiens. Kemampuan kartun untuk memusatkan perhatian kita pada suatu gagasan
merupakan kekuatannya yang istimewa, baik dalam komik maupun pada gambar umumnya Mc Cloud, Scott, 2001: 31. Gaya gambar kartun karakteristiknya
tidak terlalu kaku, sehingga kreator atau komikus dapat lebih bebas atau dapat melebih-lebihkan untuk menggambarkan suatu ekspresi, keadaan, dan Iain-lain,
bertujuan untuk memberikan kesan atau keadaan yang lucu. Jenis cetakan yang dipergunakan komik buku ini adalah jenis cetak
full colour.
Jenis cetakan
full colour
dipergunakan dalam proses cetak komik buku ini dikarenakan faktor lebih dapat menarik perhatian pembaca. maupun calon konsumen baik dilihat dari segi
keterbacaan, maupun psiokologi warna. dibandingkan dengan komik buku dengan jenis cetakan
BW,
atau hi tarn putih. Hal tersebut juga tidak terlepas dari penyesuaian dengan kondisi pasar saat ini. dari segi biaya dan waktu memang
untuk jenis cetakan
full colour
lebih lama proses-pengerjaanya dan lebih mahal dibandingkan dengan jenis cetakan hitam putih atau
B W.
D. Komparasi