iv
B. Konsep Kreatif
Gambar merupakan bagian utama dalam sebuah komik. Bagian gambar dari
sebuah komik
harus dibuat
dan mampu
menarik perhatian,
mengkomunikasikan sebuah ide dasar, dan ditetapkan dalam sebuah kerangka kerja untuk menghasilkan sebuah pesan yang efektif.
Ilustrasi dalam konsep visual ini menampilkan visual-visual yang bersifat menarik perhatian target audiens dan berhubungan langsung dengan obyek yang
diinformasikan, dan tentunya menimbulkan kesan bagi target audiens. Visualisasi dari ilustrasi dalam komik ini disampaikan dalam
style
gaya yang merujuk pada kartun karena dianggap paling mampu menarik perhatian audiens. Ilustrasi dalam
konsep visual ini diharapkan mampu menjadi alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan informatif kepada target audiens.
Kemampuan kartun untuk memusatkan perhatian kita pada suatu gagasan merupakan kekuatannya yang istimewa, baik dalam komik maupun pada gambar
umumnya Mc Cloud, Scott, 2001: 31. Gaya gambar kartun karakteristiknya tidak terlalu kaku, sehingga kreator
atau komikus dapat lebih bebas atau dapat melebih-lebihkan untuk menggambarkan suatu ekspresi, keadaan, dan lain-lain, bertujuan untuk
memberikan kesan atau keadaan yang lucu. Teknik gambar di dalam komik ini memakai teknik blok dan garis. Untuk
out line
digunakan garis yang dinamis tebal tipis. Penggunaan blok untuk meminimalkan arsiran, juga untuk mengesankan bentuk dan ruang.
Untuk menghindari keterbatasan seorang komikus atau kreator komik dalam mencurahkan emosi dalam visualisai gambar kedalam tiap-tiap panel, Penulis
v membuat panel yang disesuaikan dengan cerita, bukan sebaliknya, panel mengikat
cerita. Bahkan untuk memvisualisasikan suatu keadaan tertentu, kehadiran panel yang membatasi ruang pandang bisa dihilangkan.
Dalam perancangan komik ini menggunakan peralihan panel campuran yang meliputi:
1. Peralihan waktu ke waktu, memerlukan
closure
yang sangat sedikit. 2.
Peralihan satu subyek dalam proses aksi ke aksi. 3.
Peralihan bermakna, peralihan jenis ini membawa kita pada subyek ke subyek, namun masih dalam satu adegan atau gagasan.
4. Peralihan adegan ke adegan, membawa kita melintasi ruang dan waktu.
5. Peralihan aspek ke aspek, peralihan ini kebanyakan tidak mengenal waktu
dan mengatur pandangan yang mengembara terhadap aspek tempat, gagasan dan suasana hati yang berbeda.
6. Peralihan
Non
Sequitur, peralihan ini tidak menunjukkan hubungan logis antara panelnya.
C. Cerita