Hijrah ke Amerika Perjalanan Intelektual Seyyed Hossein Nasr
atau melibatkan diri dalam gerakan massa untuk melakukan perubahan historis dengan gagasannya secara revolusioner. Yang terjadi justru sebaliknya, Nasr selalu dekat dengan
penguasa, dinasti Pahlevi, tempat ia mengabdikan diri. Yang diinginkan Nasr, dalam menyembuhkan kebobrokan moral penguasa Iran. khususnya, dan manusia modern,
umumnya, adalah dengan membangun basis metafisis-religius yang dapat menyingkirkan pandangan dunia materialisme dan hedonisme. Nasr sangat yakin bahwa pembaruan manusia
modern harus lewat penyucian batin, dengan jalan sufisme.
Sementara Syariati dan kelompok revolusi lainnya, seperti Ayatullah Khomaeni melihatnya dari kaca mata analisa sosiologis, sehingga mereka cenderung memilih jalur
politik dan melibatkan diri secara aktif dan bahkan memimpin dalam setiap aksi yang muncul. Gerakan revolusi yang diarsiteki oleh Khomaeni dan Syariati ini, pada akhirnya
berhasil menumbangkan rezim Shah, dan mendirikan Republik Islam Iran RII tahun 1979, hingga sekarang.
71
Pada sekitar tahun 1960-an sampai 70-an, Nasr menjadi guru besar di tiga benua, yaitu Asia, Eropa, dan Amerika. Sehingga aktivitasnya terutama adalah memberikan ceramah atau
kuliah berkisar pada pemikiran Islam dan problem manusia modern di beberapa negara, antara lain, Amerika, Eropa, negara-negara Timur Tengah, India, Jepang, dan Australia.
Disamping itu, ia juga aktif menulis buku, artikel, dan monograf lainnya. Karena sikap pro- aktif Nasr terhadap Reza Shah Pahlevi, pemimpin Iran sebelum revolusi, ia sangat dibenci
dan dicurigai terutama oleh Para aktivis gerakan menentang Shah. Sikap politik Nasr, ada hubungannya dengan konsep pemikiran tradisionalnya tentang politik, yaitu bersikap realis
dalam politik rial politik. Akibatnya, ketika situasi politik Iran mengalami perubahan drastis dengan berakhirnya kekuasaan Shah melalui kudeta revolusi Islam Iran, Nasr berada dalam
posisi genting dan terancam. Maka menjelang revolusi meletus tahun 1979, ia hijrah ke Amerika Serikat. Nasr memutuskan untuk tidak kembali ke Iran, dan menetap di Amerika.