E. Identifikasi Pemikiran Seyyed Hossein Nasr
Menyimak pemikirannya tentang konformitas Islam dengan dunia modern, Azra memasukkan Nasr ke dalam kelompok pemikir Neo-Modernis. Sebagai pemikir yang
bercirikan Neo-modernis, ia yakin Islam dengan watak universal dan perennialnya akan mampu menjawab tantangan dan krisis dunia modern. Dalam kerangka neo-modernis Islam,
ia adalah pengkritik tajam Barat, sementara berusaha menggali dan membangkitkan warisan pemikiran Islam.
85
Tetapi pada saat yang sama, Nasr dengan penuh semangat mengkritik pemikir-pemikir modernis Islam seperti Afghani, Abduh. Ahmad Khan, dan Amir Ali. Baginya, tokoh-tokoh
ini adalah corong penyebar Westernisme dan sekulerisme. Memandang kritiknya terhadap modernis Islam tersebut, Nasr boleh jadi merupakan pemikir pasca-
modernis”. Pasca- modernisme Nasr mengambil bentuk kembali kepada Islam Tradisonal.
Pada sisi lain Nasr juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok “neo-tradisionalis.
Neo-tradisionalismenya dapat dilihat dari pemikirannya tentang Tradisionalisme Islam dan juga dilihat dari keyakinannya mengenai kemampuan Islam menjawab tantangan dunia
modern. Ia memikirkan tradisi pemikiran Islam klasik, dan meramu atau memperbaiki seperlunya, sehingga aktual bagi dunia modern.
Lebih dari itu, Nasr dapat dikatakan sebagai seorang “neo-sufisme”, yang menerima
pluralisme dan perennialisme dalam kehidupan keagamaan. Neo-sufisme Nasr adalah tasawuf yang menekankan aktivisme tasawuf yang tidak mengakibatkan pengamalnya mengasingkan
diri dari kehidupan dunia, tetapi sebaliknya melakukan inner detachment pendakian ke dalam untuk mencapai realisasi spiritual yang lebih maksimal dan mendalam.
86
Dari seluruh uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1 munculnya pembaruan pemikiran Islam Nasr dilatarbelakangi oleh:
Pertama, krisis dunia modern, kedua, hasil studinya di Amerika yang menekuni bidang sejarah dan filsafat Islam, ketiga, warisan Iran; dan keempat, pengaruh -pemikir tradisional
sebelumnya. 2 Dua metode berpikir yang digunakan Nasr adalah metode historis dan metode komparatif. 3 Perhatian utama pembaruan pemikiran Islam Nasr pada bidang
filsafat, sains, dan sufisme. Kalau pun ia berbicara soal-soal seperti politik, ekonomi, sosial, dan lainya itu hanya karena untuk mempertegas sosok pemikirannya. Sufisme, tampaknya,
telah menjadi bagian integral dalam segala aspek pemikiran Nasr.
F. Humanisme dan Perkembangannya