Pemidanaan atau penjatuhan pidana atau tata tertib, yaitu pemidanaan Putusan bebas, yaitu terdakwa dibebaskan apabila menurut hasil pemeriksaan Putusan lepas dari segala tuntutan hukum, yaitu jika kesalahan terdakwa

dengan tahun 2012 sebesar 13,73. Terjadi penurunan jumlah tersangka kasus Psikotropika sebesar 9.41 dari sejumlah 2.062 orang yang ditangkap pada tahun 2012 menjadi 1.868 orang ditahun 2013. Sedangkan untuk tersangka kasus bahan adiktif lainnya mengalami kenaikan sebesar 61,52 dari 8.269 orang ditahun 2012 menjadi 13.356 orang di tahun 2013 P4GN, 2013: 3. Hasil pengamatan perkembangan meningkatnya penyalahgunaan narkotika dalam hal ini perlu dilakukan upaya pencegahan dan mengurangi tindak kejahatan penyalahgunaan narkotika tersebut, yang tidak terlepas dari peranan hakim sebagai salah satu aparat penegak hukum yang tugasnya mengadili terdakwa. Yang dimaksud mengadili menurut Hartono Hadisoeprapto adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak pada sidang pengadilan dalam hal menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana, yaitu memeriksa dengan berdasarkan pada bukti-bukti yang cukup. Pada tahap ini tersangka dituntut, diperiksa dan diadili oleh hakim dinamakan terdakwa Hartono Hadisoeprapto, 1999: 127. Putusan hakim harus mempunyai pertimbangan yang bijak supaya putusan tersebut sesuai dengan asas keadilan. Setiap putusan hakim merupakan salah satu dari ketiga kemungkinan sebagai berikut:

1. Pemidanaan atau penjatuhan pidana atau tata tertib, yaitu pemidanaan

terhadap terdakwa apabila kesalahan terdakwa pada perbuatan yang telah dilakukan dan perbuatan itu adalah suatu tindak pidana menurut hukum dan keyakinan cukup dibuktikan.

2. Putusan bebas, yaitu terdakwa dibebaskan apabila menurut hasil pemeriksaan

kesalahan terdakwa menurut hukum dan keyakinan tidak terbukti.

3. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum, yaitu jika kesalahan terdakwa

menurut hukum dan keyakinan cukup terbukti, tetapi apa yang dilakukan terdakwa bukan merupakan suatu tindak pidana. Putusan hakim merupakan putusan yang isinya menjatuhkan hukuman yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka putusan tersebut dapat dijalankan. Melaksanakan putusan hakim adalah menyelenggarakan agar segala sesuatu yang tercantum dalam surat putusan hakim itu dapat dilaksanakan, misalnya apabila putusan itu berisi pembebasan terdakwa, agar supaya segera dikeluarkan dari tahanan, apabila berisi penjatuhan pidana denda, agar supaya uang denda itu dibayar, dan apabila putusan itu memuat penjatuhan pidana penjara, agar supaya terpidana menjalani pidananya dalam rumah Lembaga Pemasyarakatan dan sebagainya. Terhadap putusan tingkat pertama yang dikeluarkan oleh hakim pengadilan, maka baik terdakwa maupun penuntut umum diberikan hak untuk mengajukan keberatan, menolak keputusan atau yang di dalam KUHAP lebih dikenal dengan istilah upaya hukum. Lembaga upaya hukum ini telah diatur secara lengkap dan terperinci dalam KUHAP. Hak untuk mengajukan upaya hukum merupakan hal yang terbaik bagi terdakwa maupun penuntut umum. Upaya hukum ini menurut KUHAP ada 2 dua macam, yaitu upaya hukum biasa dan luar biasa salah satu jenisnya upaya hukum biasa yang disebut kasasi. Upaya hukum kasasi adalah hak yang diberikan pada tingkat akhir oleh pengadilan lain selain dari pada Makamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Makamah Agung, kecuali terhdap putusan bebas. Pengguna hak tersebut tergantung sepenuhnya kepada terdakwa maupun penuntut umum. Apabila putusan yang dijatuhkan oleh hakim dirasa adil dan mereka menerimanya, maka tidak dapat menggunakan hak tersebut. Namun sebaliknya apabila menilai bahwa putusan hakim tersebut tidak adil dan mereka keberatan terhadap putusan tersebut, maka dapat mempergunakan haknya untuk mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada Makamah Agung. Pengadilan Negeri Sleman pada tanggal 28 Agustus 2013 telah memeriksa dan memutuskan perkara tindak pidana narkotika dengan terdakwa ACHMAD MULYADI alias TAGOR, ARIF WIDIYA SAKTI alias AHONG, ROBIN KURNIAWAN alias ROBIN, STEFANUS CANDRA PERDANA KUSUMA alias CANDRA dan IMAM BAROLAKSONO alias IMAM secara bersama-sama telah melakukan penyalahgunaan Narkotika jenis ganja. Pengadilan Negeri Sleman dalam putusannya menyatakan terdakwa bersalah malakukan tindak pidana yang didakwakan tersebut. Terdakwa ACHMAD MULYADI alias TAGOR, ARIF WIDIYA SAKTI alias AHONG, ROBIN KURNIAWAN alias ROBIN, STEFANUS CANDRA PERDANA KUSUMA alias CANDRA dan IMAM BAROLAKSONO alias IMAM telah melakukan penyalahgunaan narkotika golongan I satu, perbuatan tersebut melanggar Pasal 111 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan Terdakwa ACHMAD MULYADI alias TAGOR melakukan penyalahgunaan Narkotika golongan I satu terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan I satu untuk digunakan orang lain, perbuatan tersebut melanggar Pasal 116 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Hakim Pengadilan Negeri Sleman dalam mengadili perkara tersebut, menjatuhkan putusan terhadap terdakwa dengan amar putusan Terdakwa ACHMAD MULYADI alias TAGOR dengan pidana penjara selama 2 dua Tahun, dan terdakwa ARIF WIDIYA SAKTI alias AHONG, ROBIN KURNIAWAN alias ROBIN, STEFANUS CANDRA PERDANA KUSUMA alias CANDRA dan IMAM BAROLAKSONO alias IMAM dengan pidana penjara selama 1 satu Tahun.Penuntut umum merasa keberatan dengan putusan tersebut. Terlebih lagi bagi pertimbangan Hakim dalam putusannya hanya didasari pada barang bukti saja. Oleh karena itu penuntut umum menempuh upaya hukum banding yang amarnya membatalkan putusan Pengadilan Negeri Sleman pada tanggal 28 Agustus 2013 dan terdakwa ACHMAD MULYADI alias TAGOR dengan pidana penjara selama 2 dua Tahun sedangkan terdakwa ARIF WIDIYA SAKTI alias AHONG, ROBIN KURNIAWAN alias ROBIN, STEFANUS CANDRA PERDANA KUSUMA alias CANDRA dan IMAM BAROLAKSONO alias IMAM dengan pidana penjara selama 1 satu Tahun. Jakda Penuntut Umum selaku penegak hukum merasa bahwa hakim telah melakukan kekelituan penerapan hukum, kemudian terhadap putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta tersebut Jaksa Penuntut Umum mengajukan upaya hukum kasasi. Pengajuan upaya hukum kasasi tersebut telah sesuai dengan ketentuan Pasal 1 butir 12 KUHAP yang menyatakan: “ Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima putusan Pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau terpidana untuk mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang ini” Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dalam rangka penulisan skripsi dengan judul “PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM ATAS DASAR JUDEX FACTIE MENGABAIKAN FAKTA-FAKTA DI PERSIDANGAN PERKARA NARKOTIKA DAN IMPLIKASI PUTUSAN KASASI DIKABULKAN Studi Puusan Mahkamah Agung Nomor 209Pid.Sus2014 ”

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

TINJAUAN YURIDIS PENGAJUAN KASASI OLEH PENUNTUT UMUM KEJAKSAAN NEGERI SEMARANG ATAS DASAR JUDEX FACTIE KURANG CUKUP MEMPERTIMBANGKAN HAL–HAL YANG MEMBERATKAN DARI TERDAKWA DALAM PERKARA PEMALSUAN SURAT DEPOSITO

0 3 81

Dissenting Opinion Judex Juris Memutus Alasan Kasasi Penuntut Umum Judex Factie Mengabaikan Fakta Hukum Pembuktian Dalam Persidangan Perkara Narkotika (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 1693 K/Pid.Sus/2015).

0 0 13

ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP KESALAHAN PENILAIAN PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN JUDEX FACTIE DAN JUDEX JURIS MENGADILI SENDIRI PERKARA KORUPSI (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 2713K/PID.SUS/2015).

0 0 14

PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN JUDEX FACTIE ATAS PIDANA TERLALU RINGAN DAN PERTIMBANGAN JUDEX JURIS MEMUTUS PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 793/K/Pid/2015).

0 1 14

Permohonan Kasasi Penuntut Umum Terhadap Putusan Bebas Judex Factie tanpa Mempertimbangkan Fakta Persidangan Sebagai Alat Bukti Petunjuk dalam Perkara Narkotika (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1359K/Pid,Sus/2013).

0 0 14

PERMOHONAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN HUKUM AKIBAT JUDEX FACTIE MENGABAIKAN HUKUM PEMBUKTIAN DALAM PERKARA PENIPUAN (STUDI PUTUSAN NOMOR : 253K K/ PID/2015).

0 0 12

PENGABAIAN FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN OLEH JUDEX FACTIE SEBAGAI DASAR PENGAJUAN KASASI PENUNTUT UMUM TERHADAP PUTUSAN BEBAS PERKARA PENGGELAPAN DALAM JABATAN (Studi Putusan Mahkamah Agung No. 1455 K / Pid / 2013).

0 0 12

Tinjauan pengabaian fakta-fakta persidangan oleh hakim sebagai alasan kasasi penuntut umum kejaksaan negeri Tanjung perak terhadap putusan bebas dalam perkara penggelapan dalam jabatan.

0 0 7

KAJIAN TENTANG PERMOHONAN KASASI ATAS DASAR PUTUSAN JUDEX FACTIE TIDAK MEMPERTIMBANGKAN BARANG BUKTI DAN IMPLIKASI TERHADAP PUTUSAN YANG DIJATUHKAN JUDEX JURIS DALAM PERKARA NARKOTIKA.

0 0 1

ALASAN KASASI ODITUR MILITER BERDASARKAN JUDEX FACTIE MENGABAIKAN FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN DAN PERTIMBANGAN JUDEX JURIS MENJATUHKAN PIDANA DALAM PERKARA PERKOSAAN (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor: 141K/ MIL/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 13