Movement kedua Analisis Komposisi

19 Movement ini diakhiri dengan coda dengan tonalitas E mayor dan ditutup dengan kadens otentik V-I pada birama 89 - 90. Gambar 3. 14 Movement I birama 87 - 90

2. Movement kedua

Movement ini memiliki struktur bentuk Minuet and Trio, menggunakan tanda sukat 68, menggunakan tonalitas A mayor yang merupakan subdominan dari tonalitas E mayor pada movement pertama, dan bertempo Andante con brio. Movement ini terinspirasi perjalanan dengan jalan yang tidak rata, terjal dengan kondisi aspal yang sudah hancur. Penggunaan bentuk Minuet and Trio dan tempo Andante ini mengacu pada laju sepeda motor yang tidak tetap untuk melewati jalan terjal tersebut. Secara struktur bentuk movement ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Minuet, Trio, Minuet Da Capo. Namun, pada movement ini di dalam tiap bagiannya dibagi lagi menjadi dua bagian kecil, sehingga struktur bentuknya menjadi sebagai berikut : Minuet Trio Minuet Da Capo |: a :| - b |: c :| - d a - b 20 Movement ini dimulai dengan Minuet, khususnya bagian a pada birama 1 - 7. Motif melodi dimainkan oleh biola satu, cello satu melengkapi motif bass dari cello dua, kemudian biola alto dan biola dua mengisi kekosongan harmoni dari biola satu dan cello secara homofon. Gambar 3. 15 Movement II birama 1 - 8 Pada birama 7 - 8 terjadi sedikit transisi akor Fm - E - B - E untuk kembali ke birama 1 dan pada birama 9 - 10 terdapat transisi juga, namun untuk masuk ke bagian b akor F - Gm - Am - D . Transisi pada birama 9 - 10 diperlukan karena bagian b menggunakan tonalitas G mayor. Gambar 3. 16 Movement II birama 9 - 10 21 Pada bagian b ini terdapat beberapa tonalitas yang berbeda. Pada birama 11 - 14 tonalitas yang digunakan adalah G mayor, dengan biola alto yang memainkan motif melodi. Dilanjutkan pada birama 15 - 18 motif melodi kemudian dimainkan oleh cello satu dan biola dua dengan tonalitas B mayor. Gambar 3. 17 Movement II birama 11 - 18 Kemudian pada birama 19 - 22 motif melodi dimainkan oleh biola satu dengan tonalitas C mayor. Penggunaan tonalitas yang berbeda pada bagian b ini terinspirasi laju sepeda motor untuk dapat melewati jalan terjal, dengan cara mencari sisi jalan yang paling bagus. Sisi jalan yang paling bagus terkadang ada di sisi kiri jalan, sisi kanan jalan, dan bagian tengah dari jalan yang dilalui. Birama 21 - 22 merupakan transisi untuk masuk menuju Trio akor F - Em - DmE - E. Gambar 3. 18 Movement II birama 19 - 22 22 Trio dimulai dengan bagian c. Bagian c dimulai pada birama 23 - 30, kemudian diulang kembali dengan sedikit motif untuk transisi pada birama 31 - 39. Bagian c ini merupakan pengembangan motif dari bagian a ke tonalitas minor nya. Pengembangan motif ke tonalitas minor ini terinpirasi kondisi penulis yang agak kewalahan dengan kondisi jalan sehingga kelelahan. Gambar 3. 19 Movement II birama 23 - 30 Gambar 3. 20 Movement II birama 31 – 39 Bagian d dimulai dari birama 40 - 47 dengan tonalitas C mayor. Bagian d ini terinspirasi saat penulis berhenti untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan melewati jalan terjal. Pada bagian ini motif melodi dimainkan oleh biola satu dan biola dua pada birama 40 - 43, kemudian motif melodi dilanjutkan oleh biola alto dan cello satu pada birama 44 - 45. Pergantian instrumen dalam memainkan motif melodi ini 23 menggambarkan perbincangan yang dilakukan oleh penulis dengan teman- teman seperjalanannya. Trio ini ditutup oleh transisi pada birama 46 - 47 untuk masuk ke Minuet Da Capo. Gambar 3. 21 Movement II birama 40 - 47 Minuet Da Capo merupakan pengulangan dari Minuet. Pada Minuet Da Capo motif tema a tidak diulang seperti pada Minuet, namun langsung dilanjutkan ke motif tema b. Kemudian pada motif tema b pada Minuet Da Capo terdapat pengulangan pada birama 64 - 65 yang diulang di birama 66 - 67. Tujuan dari pengulangan ini adalah untuk memperjelas bahwa movement kedua akan berakhir. Movement kedua ini ditutup dengan kadens otentik V7 - I pada birama 69 - 70. Gambar 3. 22 Movement II birama 64 - 71 24

3. Movement ketiga