Movement Pertama Analisis Komposisi

12

B. Analisis Komposisi

Berikut ini adalah analisis struktur bentuk dari komposisi “Medini”, divertimento untuk kuintet gesek.

1. Movement Pertama

Movement pertama memiliki bentuk Sonata-Allegro form, menggunakan tanda sukat 44, ditulis dalam tonalitas E mayor, dan bertempo Allegro ma non troppo. Movement ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Eksposisi, Pengembangan, dan Rekapitulasi. a. Eksposisi Pada bagian Eksposisi memiliki tema utama yang dibagi menjadi dua bagian kecil. Tema utama yang pertama dimulai pada birama 1 - 6, yang juga berfungsi sebagai introduksi. Dibuka dengan pemakaian interval mayor dua pada biola satu nada E dan biola dua nada F yang dimainkan secara spicatto, kemudian disusul dengan cello satu yang memainkan tema utama. Biola alto memainkan nada B untuk melengkapi harmoni dari akor E tersebut. Teknik spicatto pada biola satu, biola dua, dan biola alto ini bertujuan untuk memunculkan nuansa tenang dan damai saat melakukan perjalanan. Gambar 3. 1 Movement I birama 1 - 6 Dilanjutkan ke transisi pendek pada birama 7 - 9 untuk mengantarkan ke tema utama yang kedua. Arppegio 2 dan nada-nada 2 Akor yang dimainkan secara terpisah nada-nada yang ada di dalamnya broken chord 13 suspensi dipakai untuk dapat membuat efek progresi akor yang tidak tertebak, yaitu akor C - F C - F . Transisi ini digunakan untuk memberikan jeda pergantian instrumen yang memainkan melodi tema utama, yaitu dari cello satu digantikan oleh biola satu. Gambar 3.2 Movement I birama 7 - 9 Tema utama kedua dimulai pada birama 10 - 17, dengan melodi dimainkan oleh biola satu dan ditemani oleh biola dua. Tema ini merupakan pengulangan dari melodi pada tema utama kedua, dengan sedikit pengembangan melodi pada akhir tema. Gambar 3. 3 Movement I birama 10 - 13 Pada birama 17 biola dua memainkan melodi dengan tonalitas A mayor, sebagai transisi menuju subtema yang bertonalitas A mayor. 14 Gambar 3. 4 Movement I birama 17 Subtema dimulai pada birama 18 - 25, dengan melodi yang dimainkan oleh biola alto dan cello satu secara homofon interval mayorminor tiga dengan menggunakan tonalitas A mayor dan G mayor. Pada biola satu dan biola dua kembali memainkan interval mayor dua untuk mengiringi melodi subtema. Pemakaian interval ini agar harmoni yang terdengar dapat lebih fleksibel sehingga melodi yang dimainkan bisa masuk ke tonalitas lain selain E mayor, dimana cello dua memainkan nada panjang E untuk memberikan nada bass pada harmoni. Dengan menggunakan motif melodi dari tema utama, subtema ini memainkan motif tersebut dalam tonalitas A mayor pada birama 18 - 21 dan tonalitas G mayor pada birama 22 - 25. Gambar 3. 5 Movement I birama18 – 21 Birama 22 - 25 juga merupakan transisi untuk masuk ke bagian codetta. 15 Gambar 3. 6 Movement I birama 22 - 25 Codetta dimulai pada birama 26 - 36 dengan diawali melodi dari biola satu pada birama 25 ketuk ketiga yang kemudian disusul oleh biola dua yang memainkan melodi secara homofon dengan biola satu pada birama 28. . Gambar 3. 7 Movement I birama 25 - 29 Pergantian ritmis melodi pada bagian ini terinspirasi kondisi lalu lintas yang sepi sehingga laju sepeda motor yang dipakai menjadi lebih cepat. Penggunaan tonalitas G mayor pada codetta ini juga sekaligus transisi untuk masuk ke bagian Pengembangan. Bagian eksposisi ini diakhiri oleh kadens deseptif V-vi pada birama 35 - 36. 16 Gambar 3. 8 Movement I birama 31 - 34 Gambar 3. 9 Movement I birama 35 - 36 b. Pengembangan Bagian ini dimulai dengan birama 37 - 47 dengan tonalitas E minor. Motif melodi pada bagian ini adalah pengembangan dari motif tema utama dan transisinya pada Eksposisi birama 1 - 9 yang diubah menjadi minor. Tujuan dari penggunaan tonalitas E minor ini terinspirasi pada kondisi cuaca saat melakukan perjalanan, yang sebelumnya cerah menjadi mendung dan hujan. Motif melodi dimainkan oleh cello dua, diiringi oleh biola dua dan biola alto yang memainkan interval mayor dua dilihat dari struktur nada dari akor Em . Cello satu memainkan nada bass pada harmoni, sedangkan biola satu memainkan nada yang beregister tinggi sesuai dengan akor 17 yang dimainkan secara legato 3 . Tujuan dari nada beregister tinggi pada biola satu adalah untuk membantu mendukung tonalitas E minor dalam harmoni. Gambar 3. 10 Movement I birama 37- 42 Birama 48 - 59 merupakan transisi menuju bagian Rekapitulasi dengan tonalitas G mayor. Bagian transisi ini menggunakan pengembangan motif dari tema utama yang diiringi dengan nada-nada panjang yang dimainkan secara legato. Penggunaan nada panjang sebagai pengiring ini terinspirasi saat berhenti sejenak berteduh sewaktu hujan dalam perjalanan. Penggunaan kembali tema utama dalam transisi ini untuk mengingat kembali tujuan utama dari perjalanan yang tertulis pada motif utama bagian eksposisi. Motif melodi dimainkan secara bersahutan antara biola satu-cello satu dengan biola dua-biola alto. Gambar 3. 11 Movement I birama 48 - 57 3 Teknik memainkan nada sehingga nada-nada yang terdengar menyambung. 18 c. Rekapitulasi Bagian rekapitulasi dimulai pada birama 60 - 84. Birama 60 - 77 adalah repetisi motif tema utama bagian Eksposisi. Birama 77 - 84 merupakan repetisi motif subtema dari bagian eksposisi dengan sedikit pengembangan ritme pada cello dua. Gambar 3. 12 Movement I birama 77 - 82 Pada birama 84 terdapat transisi untuk masuk ke coda. Transisi pada birama 84 ini bertujuan untuk mengembalikan tonalitas ke E mayor yang sebelumnya berubah ke G mayor pada birama 81 - 83. Gambar 3. 13 Movement I birama 84 - 87 Motif melodi pada bagian coda ini dimainkan oleh biola satu yang kemudian disusul oleh biola dua dengan memainkan interval mayor enam dari biola dua dari motif melodi yang dimainkan biola satu. 19 Movement ini diakhiri dengan coda dengan tonalitas E mayor dan ditutup dengan kadens otentik V-I pada birama 89 - 90. Gambar 3. 14 Movement I birama 87 - 90

2. Movement kedua