Perhitungan Fraksi Massa dan Laju Aliran Massa pada Tiap Ekstraksi Turbin Tingkat Pengaturan

Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Seluruh data hasil perhitungan diatas yang dibutuhkan untuk perancangan awal pada turbin dengan empat tingkatan ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :Tabel 3.1 Data hasil perancangan turbin empat tingkatan ekstraksi No. Parameter Sebelum turbin Eks. I Eks. II Eks. III Eks. IV Kondensor 1 Tekanan uap bar 82 12,544 5,431 1,9853 0,5783 0,1 2 Temperatur atau kebasahan uap o C atau 550 o C 308,33 o C 231,818 o C 129,167 o C 4,0 10,2 3 Kandungan kalor uapi eks kJkg 3520,6 3060 2912 2730,769 2560 2348,263 4 Temperatur jenuh uap pemanas o C 296,728 190 155 120 85 - 5 Kandungan kalor air jenuhi s kJkg 1325,52 807,506 662,383 503,659 354,239 199,424 6 Temperatur air pengisian HRSG o C - 185 150 115 80 45 7 Kalor sensibel air pengisian HRSGI fw kJkg - 335,456 481,994 637,129 788,992 188,866 8 Penurunan kalor kJkg 460,6 148 181,231 170,769 211,737 -

3.4 Perhitungan Fraksi Massa dan Laju Aliran Massa pada Tiap Ekstraksi

Dari bagian 2.7 dan 2.8 sebelumnya dengan mengambil nilai 1 η , 2 η , 3 η , dan 4 η , sama dengan 0,98 akan dapat ditentukan fraksi massa dari ekstraksi yang pertama hingga ekstraksi keempat sebagai berikut : Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 1. Fraksi massa pada ekstraksi I 1 α 068796 , 98 , 506 , 807 3060 129 , 637 992 , 788 1 = ⋅ − − = α 2. Fraksi massa pada ekstraksi II 2 α 059977 , 994 , 481 2912 994 , 481 506 , 807 068796 , 994 , 481 129 , 637 98 , 1 2 = − − − − = α 3. Fraksi massa pada ekstraksi III 3 α 058494 , 98 , 659 , 503 769 , 2730 456 , 335 994 , 481 059977 , 068796 , 1 3 = ⋅ − − ⋅ − − = α 4. Fraksi massa pada ekstraksi IV 4 α 98 , 239 , 354 2560 98 , 239 , 354 659 , 503 058494 , 866 , 188 456 , 335 059977 , 068796 , 1 4 ⋅ − ⋅ − − − ⋅ − − = α 0555119 , = 5. Jumlah total uap panas lanjut yang memasuki turbin D ] 737 , 211 757614 , 769 , 170 812733 , 231 , 181 871227 , 148 931204 , 6 , 460 [ 1868 , 4 516 , 97 860 + + + + × × = Do 8399 , 332 = tonjam atau 456 , 92 = kgs Sehingga jumlah fraksi massa uap tiap ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini : Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 3.2 Fraksi massa tiap ekstraksi Istilah Eks.1 Eks.2 Eks.3 Eks.4 0,068796 0,059977 0,058494 0,055119 D eks. tonjam 22,898 19,9627 19,469 18,3458 G eks kgs . 6,361 5,545 5,4081 5,0961 Sedangkan jumlah uap yang mengalir melalui turbin antara berbagai titik ekstraksi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini : Tabel 3.3 Jumlah uap yang mengalir antara berbagai titik ekstraksi Jumlah uap mengalir melalui tingkat turbin Sampai ke titik eks. I Dari eks. I – II Dari eks. II - III Dari eks. III - IV Sampai ke Kondensor D eks. tonjam 332,8399 309,9419 289,9792 270,5102 252,1644 G eks kgs . 92,456 86,095 80,5498 75,1417 70,046

3.5 Turbin Tingkat Pengaturan

Dalam perancangan ini, akan dibuat tingkat pengaturan impuls terdiri dari dua baris sudu dua tingkat kecepatan dimana pemakaian tingkat pengaturan ini akan memungkinkan untuk memanfaatkan penurunan kalor yang besar pada nosel dan oleh sebab itu membantu dalam mendapatkan temperatur dan tekanan yang lebih rendah pada tingkat-tingkat reaksi. Pemakaian tingkat impuls, yang beroperasi dengan penurunan kalor sebesar 40 – 60 kkalkg [Menurut lit. 1, hal. 118]. Untuk ini diambil penurunan kalor sebesar 55 kkalkg atau 230,274 kJkg, maka tekanan uap pada tingkat pengaturan ruang sorong uap menjadi sebesar 40 bar dan dengan mengambil nilai uc 1 opt sebesar 0,236 [Menurut Lit. 1 hal 81], sehingga kecepatan mutlak uap keluar nosel : = = o h c 5 , 91 1 582 , 678 55 5 , 91 = ms Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 dan kecepatan keliling sudu : u = uc 1 opt x c 1 = 0,236 x 678,582 ms = 160,145 ms, Diameter rata - rata sudu menjadi : n u d × × = π 60 1 3000 145 , 160 60 1 × × = π d = 1,01911 m = 1019,11 mm Tingkat tekanan ini dibuat dengan derajat reaksi, dimana derajat reaksi yang dimanfaatkan pada sudu-sudu gerak dan sudu pengarah [Menurut lit. 1, hal. 141] adalah : 1. untuk sudu gerak baris pertama = 4 2. untuk sudu pengarah = 5 3. untuk sudu gerak baris kedua = 4 Kecepatan mutlak uap keluar nosel menjadi : c 1 = ϕ × 5 , 91 1 1 h × − ρ Dari gambar 2.4 untuk tinggi nosel 15 mm diperoleh 95 , = ϕ , maka : c 1 = 95 , 5 , 91 × 55 04 , 1 × − = 631,628 ms Kecepatan teoritis uap keluar nosel adalah : Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 c 1 t = 95 , 628 , 631 1 = ϕ c = 664,872 ms Dengan mengambil sudut masuk uap 1 sebesar 17 [Menurut lit. 1, hal. 81] diperoleh kecepatan pada pelek rim : c 1 u = o c 17 cos 628 , 631 cos 1 1 × = × α = 604,007 ms dan kecepatan relatif uap t erhadap sudu 1 : 1 = 1 1 2 2 1 cos 2 α ⋅ ⋅ ⋅ − + u c u c = 773 , 480 17 cos 145 , 160 628 , 631 2 145 , 160 628 , 631 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms, Sudut kecepatan relatif menjadi : sin 1 = o c 17 sin 773 , 480 628 , 631 sin 1 1 1 = × α ω ; 1 = 22,589 Gambar 3.3 Variasi kecepatan uap pada tingkat pengaturan sudu gerak baris I Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Dengan menetapkan sudut relatif uap keluar 2 lebih kecil 3 [Menurut Lit. 1 hal. 82] dari sudut kecepatan relatif uap masuk β 1 , maka : 2 = 22,589 - 3 = 19,589 , sehingga dari gambar 2.5 diperoleh 86 , = ψ . Kecepatan relatif teoritis uap pada sisi keluar sudu gerak I : 2 t = 91,5 55 04 , 8378 773 , 480 5 , 91 8378 2 1 2 1 ⋅ + = ⋅ + h ρ ω = 499,403 ms Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak I dengan memperhitungkan kerugian : 2 = x 2 t =0,86 x 499,403 = 429,487 ms dari gambar 3.3 diperoleh kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak I : c 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ω ω ⋅ ⋅ ⋅ − + u u = 747 , 283 589 , 19 cos 145 , 160 487 , 429 2 145 , 160 487 , 429 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms, dengan sudut keluar : sin 2 = o c 589 , 19 sin 747 , 283 487 , 429 sin 2 2 2 = × β ω ; 2 = 30,496 maka kecepatan pada pelek rim adalah : c 2 u = c 2 x cos 2 = 283,747 x cos 30,496 o = 244,464 ms Sehingga kerugian kalor pada nosel adalah : h n = 5389 , 21 2001 628 , 631 872 , 664 2001 2 2 2 1 2 1 = − = − c t c kJkg dan kerugian kalor pada sudu gerak I adalah : h b = 4553 , 32 2001 487 , 429 403 , 499 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − ω ω t kJkg Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Kecepatan mutlak uap masuk sudu gerak II : c 1 = 91,5 gb 2 2 8378 h c gb ⋅ + ρ dimana gb ψ diambil sebesar 0,95, maka : c 1 = 6 , 305 55 05 , 8378 747 , 283 95 , 5 , 91 2 = ⋅ + ⋅ ms Kecepatan teoritis uap pada sisi keluar dari sudu pengarah menjadi : 95 , 6 , 305 1 1 = = gb c t c ψ = 321,685 ms Dengan mengambil sudut mutlak uap masuk sudu gerak II 1 α sebesar 30 o diperoleh kecepatan pada pelek rim : 1 u c = o c 30 cos 6 , 305 cos 1 1 × = × α = 264,626 ms dan kecepatan relatif uap pada sisi masuk sudu gerak II : 1 = 1 1 2 2 1 cos 2 α ⋅ ⋅ ⋅ − + u c u c = 151 , 185 30 cos 145 , 160 6 , 305 2 145 , 160 6 , 305 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms Sudut kecepatan relatif uap masuk ke sudu gerak II : sin 1 = o c 30 sin 151 , 185 6 , 305 sin 1 1 1 = × α ω ; 1 β = 55,624 Dengan mengambil sudut mutlak uap keluar sudu gerak II 2 β sebesar 35 o , maka dari gambar 2.5 diperoleh 9 , = ψ . Kecepatan relatif teoritis uap keluar sudu gerak II : Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 2 t = 91,5 088 , 185 55 04 , 8378 151 , 185 5 , 91 8378 2 2 2 1 = ⋅ + = ⋅ + h ρ ω ms Kecepatan relatif uap pada sisi keluar sudu gerak II dengan memperhitungkan kerugian : 579 , 166 088 , 185 9 , 2 2 = × = × = t ω ψ ω ms dan kecepatan mutlak uap keluar sudu gerak II : c 2 = 2 2 2 2 2 cos 2 β ω ω ⋅ ⋅ ⋅ − + u u = 478 , 98 35 cos 145 , 160 579 , 166 2 145 , 160 579 , 166 2 2 = ⋅ ⋅ ⋅ − + o ms Dengan nilai-nilai kecepatan dan besar sudut yang sudah diketahui, maka dapat digambarkan segitiga kecepatan untuk tingkat pengaturan ini, yaitu : Gambar 3.4 Segitiga kecepatan tingkat pengaturan Dari gambar 3.4 diatas didapat sudut keluar uap sudu gerak II 2 α sebesar 104 o dan kecepatan pada pelek rim menjadi : c 2 u = c 2 x cos 2 = 98,478 x cos 104 o = -23,691 ms Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Sehingga kerugian kalor pada sudu pengarah adalah : h gb = 0421 , 5 2001 6 , 305 685 , 321 2001 2 2 2 1 2 1 = − = −c t c kJkg dan kerugian kalor pada sudu gerak baris II adalah : h b = 2528 , 3 2001 579 , 166 088 , 185 2001 2 2 2 2 2 2 = − = − ω ω t kJkg serta kerugian akibat kecepatan keluar uap dari sudu gerak baris II : h e = 8464 , 4 2001 478 , 98 2001 2 2 2 = = c kJkg Efisiensi pada keliling cakram dihitung adalah : 2 1 2 1 2 c u c u c u u + Σ ⋅ ⋅ = η [ ] 2 1 2 2 1 1 . 2 c u c u c u c u c u + + + = 70886 , 582 , 678 691 , 23 464 , 244 626 , 264 007 , 604 145 , 160 . 2 2 = − + + = Untuk memeriksa ketepatan perhitungan kerugian kerugian kalor yang diperoleh diatas hasilnya dibandingkan dengan hasil hasil yang diperoleh untuk nilai uc 1 yang optimum : e b gb b n u h h h h h h h + + + + − = η 7085 , 69 , 194 8464 , 4 2528 , 3 0421 , 5 4553 , 32 5389 , 21 274 , 230 = + + + + − = , kesalahan perhitungan 05079 , 100 70886 , 7085 , 70886 , = × − , karena masih di bawah 2, maka perhitungan diatas sudah tepat. Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 3.5 Diagram i-s untuk tingkat pengaturan Dari perhitungan sebelumnya untuk tinggi nosel 15 mm, akan dapat ditentukan derajat pemasukan parsial sebagai berikut : 7778 , 17 sin 628 , 631 015 , 01911 , 1 . 0747 , 456 , 92 sin 1 1 1 1 = = = x x x x dlc v G π α π ε Sehingga dari persamaan 2-6 dapat ditentukan kerugian daya akibat gesekan cakram dan pengadukan, yaitu : u a ge u d N ρ λ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = 6 3 2 , 10 07 , 1       × × ⋅ = 0747 , 1 10 145 , 160 01911 , 1 07 , 1 1 6 3 2 = 61,1277 kW dan kerugian kalor yang terjadi dari persamaan 2-8 adalah : 6612 , 456 , 92 427 1868 , 4 1277 , 61 . 102 427 102 , , = ⋅ ⋅ = ⋅ ⋅ = G N h a ge a ge kJkg Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 Uap dari perapat labirin ujung depan dibuang ke ruang sorong uap ekstraksi yang kedua dengan tekanan II eks p = 5,431 bar, sedangkan tekanan sesudah nosel tingkat pengaturan sebesar 1 p = 40,667 bar. Tekanan kritis pada perapat-perapat labirin persis sebelum ruangan dari mana uap dibuang adalah : p kr = 738 , 3 5 , 1 84 667 , 40 85 , 5 , 1 85 , 1 = + × = + × z p bar Dimana z adalah jumlah ruang perapat labirin yang diambil sebanyak 84 buah. Sehingga besarnya kebocoran uap melalui perapat-perapat labirin dihitung dari persamaan 2-11, yaitu : 1 1 2 2 1 100 v p z p p g f G II eks s kebocoran ⋅ ⋅ − ⋅ × × = 7131 , 081556 , 667 , 40 84 431 , 5 667 , 40 81 , 9 10 94286 , 100 2 2 3 = ⋅ ⋅ − ⋅ × ⋅ × = − kgs Dimana dalam hal ini diambil diameter poros d sebesar 500 mm, lebar celah antara poros dengan paking labirin s sebesar 0,6 mm, sehingga luas melingkar untuk aliran uap f s adalah : f s = x d x s = x 0,5 x 0,6 x 10 -3 = 0,94286 x 10 -3 m 2 Kalor total uap sebelum nosel tingkat kedua adalah : i = i - h - ∑h kerugian = 3520,6 - 230,274 – 67,7965 = 3358,1225 kJkg Dimana : ∑h kerugian = a ge e b gb b n h h h h h h , + + + + + Roy Franc J.S. : Perancangan Turbin Uap Untuk PLTGU dengan Daya Generator Listrik 80 MW pada Putaran Turbin 3000 RPM, 2009. USU Repository © 2009 = 21,5389 + 32,4553 + 5,0421 + 3,2528 + 4,8464 + 0,6612 = 67,7965 kJkg Sehingga kondisi uap sebelum nosel tingkat kedua ditentukan oleh tekanan 40 bar dan temperatur 458,333 C.

3.6 Perhitungan Kalor dari Tingkat Pengaturan sampai Ekstraksi I