Pernyataan ini merupakan salah satu indikator penilaian bagus atau tidaknya persepsi pasien umum tentang perawat pelaksana diruang rawat inap
RSUD Kabupaten Gayo Lues.
5.2.1 Sikap Perawat Saat Pertama Bertemu dengan Pasien
Baron dan Byrne 1997 mendefinisikan sikap sebagai penilaian subjektif seseorang terhadap suatu objek. Sikap adalah respon evaluatif yang diarahkan
seseorang terhadap orang, benda, peristiwa, dan perilaku sebagai objek sikap... Sikap sebagai respon evaluatif menunjukkan ekspresi suka atau tidak suka, setuju
atau tidak setuju, mendekati atau menghindari, dan tertarik atau tidak tertarik terhadap objek sikap.
Soegiarto 1999 menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki jasa pelayanan, yaitu :
1.
Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan
batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya.
2.
Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan
konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari
pasien. 3.
Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama
pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan
kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien.
Universitas Sumatera Utara
4.
Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada
saat pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa
senang dan menyukai pelayanan dari perawat. 5.
Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya.
Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan merasakan
kenyamanan dalam proses penyembuhannya Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan tentang
sikap perawat saat pertama bertemu dengan pasien, diketahui bahwa dari enam orang informan yang memberi jawaban yang berarti negatif terhadap sikap
perawat pada saat pertama bertemu dan dianggap kurang komunikatif khusus dalam hal menyapa pasien sebagai penerima pelayanan yang diberikan, jawaban
berarti negatif disini pasien memberikan tanggapan yang buruk terhadap sikap perawat saat pertama bertemu. Seperti yang di ungkapkan oleh salah satu
informan seperti di bawah ini :
‘’ Aku datang mereka ya melayani seperti biasa.. gak ada yang berlebihan.. gak ada yang istimewa... Cuma bekerja aja..
gak dek gak pake kenal-kenalan dirinya dia.. dia aja datang masang infus trus ngliat kondisi ku sebentar habis itu pigi dia
dek.. nyapa pun dia gak ada dek.. kayak mana la aku mau tau cara
menyapa dia dek.. ’’
Universitas Sumatera Utara
Sesuai dengan ketentuan pelayanan, perawat harus memperlakukan pasien dengan ramah dan santun sehingga pasien merasa diperhatikan sebagai penerima
pelayanan medis dan tentunya hal ini akan membantu proses pelayanan berikutnyaHelmida 2013
5.2.2 Perawat menjelaskan terlebih dahulu setiap tindakan yang akan dilakukannya terhadap anda
Sesuai dengan tanggung jawab perawat terhadap tugas keperawatannya yang dikutip oleh Bertha Wulan 2011. Sebagai perawat harus menyampaikan
setiap tindakan yang akan dilakukannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan persetujuan darri pasien dan keluarganya yang akan diberikan tundakan medis,
dengan kata lain pasien mengetahui segala tindakan yang akan dilakukan kepadanya.
Dengan demikian segala tindakan yang dilakukan atas persetujuan pasien sehingga jika terjadi hal yang yang berkaitan dengan tindakan yang telah
dilakukan dan tidak sesuai harapan, Pasien atau keluarga tidak dapat menuntut perawat sebagai pemberi jasa layanan.
Dari hasil wawancara yang dilakukan tentang apakah perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan, diketahui para informan merasa tidak
diberitahu sepenuhnya tentang tindakan yang akan dilakukan kepadanya. Seperti pernyataan informan di bawah ini
‘’Penjelasannya apa ya dek, dia cuma bilang mau dipasang infus.. udah itu aja dek.. gak ada ngejelasin apa-
apa lagi’’
Akan tetapi 3 orang informan mengatakan bahwa mungkin saja tindakan tersebut diberitahukan kepada keluarga yang menjaganya dalam proses pemberian
Universitas Sumatera Utara
pelayanan tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan dibawah
ini: ‘’Hmm.. gak tau tau aku itu dek.. aku datang aja sakit-sakit.
Mungkin sama keluarga aku la dia itu ngomongnya’’
Seharusnya kalau pasien dalam keadaan tidak sadar dan pihak keluarga tidak ada maka tindakan bisa dilakukan langsung, kalau pasien tidak sadar pihak
keluarga ada disana maka seharusnya diberitahukan dahulu kepada pihak keluaga, dan jika pasien sadar maka perawat wajib memberitahu langsung tindakan yang
akan diberikan kepadanya.
5.2.3 Perawat Sensitif dan Tanggap Dalam Memahami dan Mengerti Perasaan dan Kesulitan Keluhan yang Pasien Alami
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tentang sensitifitas dan sikap
tanggap perawat terhadap pasien diketahui bahwa rata-rata informan merasa perawat kurang sensitif kurang perhatian terhadap pasien. Disamping itu rata-
rata informan merasa perawat kurang memberikat semangat untuk sembuh dari sakit yang dirasakannya. Seperti yang diungkapakan oleh pasien dibawah ini :
‘’Kalau aku rasa kurang sensitif dia dek.. kalau gak dipanggil ya dia gak ada datang buat meriksa-meriksa apa yang kurang..
kayak infus habis ya mesti dipanggil dulu dek baru digantinya. ya kadang kita ada keluhan mereka ya menanggapinya biasa aja..
Ya ngebantu-bantu gitu aja dek, kalo keluarga aku gak ada disini menjaga ya dia yang bantu aku buat kekamar mandi..
Lah dek mana ada dia ngasi-ngasi semangat sama aku, penyakit ku ya gak parah-
parah kali lah..’’
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui persepsi pasien dalam hal sensitif dan tanggap dalam memahami dan mengerti perasaan dan kesulitan
keluhan yang pasien alami masih perlu ditingkatkan walaupun beberapa pasien menilai cepat tanggap perawat dalam memberikan pelayanan sudah lumayan baik.
Seperti hasil penelitian Mastiur Napitupulu 2012 di RSUD Doloksanggul menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyatakan daya tanggap perawat
baik sebesar 61,4, sedangkan yang menyatakan daya tanggap perawat kurang baik sebesar 38,6.
Seperti yang diungkapkan Wijono 1999 ketanggapan Responsiveness, yaitu kecepatan, kemauan serta kesadaran petugas dalam memberikan tanggapan
terhadap keluhan pasien, disertai dengan penyampaian informasi yang jelas. Pelayanan yang responsif sangat dipengaruhi oleh kesigapan dan ketulusan dalam
menjawab pertanyaan atau peminatan pasien. Ada 4 aspek dari dimensi ini yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas dan kenyamanan.
Persepsi pasien tentang perawat sensitif dan tanggap dalam memahami dan mengerti perasaan dan kesulitan keluhan yang pasien alami yang
kurang baik dikarenakan perawat sering kurang cepat dan tanggap dalam merespon
keluhan pasien serta kurang cepat dalam melakukan tindakan keperawatan. Saat pasien memanggil perawat untuk minta bantuan perawat selalu menyuruh
mahasiswai perawat yang datang dan menanyakan keluhan pasien serta apa yang bisa dilakukan untuk membantu pasien. Hal tersebut sering tidak sesuai dengan
harapan pasien dan menyebabkan pasien merasa perawat kurang tanggap dengan tindakan keperawatan yang diberikan kepada mereka. Sehingga persepsi pasien
terhadap cepat dan tanggap perawat dalam mengatasi masalah kesehatan pasien
Universitas Sumatera Utara
masih kurang. Menurut standar pelayanan minimal perawat seharusnya perawat mendatangi langsung ketempat pasien yang membutuhkan bantuan.
5.2.4 Keterampil pearat dalam melakukan tindakan keperawatan seperti memasang infus, membersihkan luka, memandikan dan lainnya
Berdasarkan wawancara yang dilakukan tentang keterampilan perawat
dalam melakukan tindakan medis diketahui bahwa rata-rata pasien kurang memperhatikan tindakan tersebut sudah dianggap terampil atau tidak. Mereka
hanya mengetahui bahwa tindakan tersebut sudah dilaksanakan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien dibawah ini:
‘’Aku gak tau juga ya dek itu dibilang terampil apa gak.. yang aku tau dia pasang infus ku.. udah itu aja.. kalo masalah
pemasangannya itu bagus apa gak ya aku gak tau..’’
Menurut Kep. Menkes no. 1239MenkesSKXI2001 Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan juga harus meningkatkan profesionalisme dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Perawat juga dituntut untuk melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesinya, yang terdiri atas: pengkajian,
penetapan diagnosa
keperawatan, perencanaan,
melaksanakan tindakan
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan yang dimaksud meliputi: intervensi keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan
konseling keperawatan, sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi.
Saat ini banyak petugas kesehatan yang melakukan tugasnya tidak sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku di rumah sakit dan ilmu yang
sudah dipelajari untuk diaplikasikan sesuai kode etik profesi. Beberapa Rumah
Universitas Sumatera Utara
Sakit banyak mahasiswai perawat yang melakukan praktek lapangan sehingga para perawat sering hanya melimpahkan tugas kepada mahasiswai tersebut yang
sebenarnya merupakan tanggung jawab mereka. Hal ini merupakan salah satu yang mempengaruhi persepsi pasien yang kurang baik dan menganggap perawat
kurang handal dan tidak sesuai dengan setandar operasional prosedur keperawatan dalam menjalankan tugasnya karena tidak jarang terjadi kesalahan dalam
pelayanan keperawatan.
5.2.5 Perawat Sabar dalam Memberikan Tindakan Medis