Penerapan Concurrent Engineering Tools Dan Design Structure Matrix Pada Perancangan Produk Ban
PENERAPAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS DAN
DESIGN STRUCTURE MATRIX PADA PERANCANGAN
PRODUK BAN
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
T. FACHROZI FITRA RAMADHAN 0 9 0 4 0 3 0 1 1
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Penerapan Concurrent Engineering Tools Dan Design Structure Matrix Pada Perancangan Produk Ban”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, Juli 2014 Penulis,
(3)
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Sugiharto Pujangkoro, MM. selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini.
(4)
5. Kedua orangtua tercinta, Mariana Abdullah dan T. Inwan Rasyid, SH yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga tugas sarjana ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ibunda dan Ayahanda tercinta.
6. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Ridho, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma, Bang Kumis, dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini. 7. Bapak Bahari selaku Pembimbing Lapangan di PT Industri Karet Deli yang
telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.
8. Sahabat-sahabat terdekat Partai Jenggot, Al Hafizh Sinaga, Muhammad Yoan Fadhilatul Eka Putra Tanjung, Naqasya Asyrori Sidabutar, dan Ridho Arif Akbar Saddam Husein Sembiring Milala yang telah berjuang bersama-sama melewati semua kegiatan di Teknik Industri USU. Semoga Ridho cepat menyusul dalam mengerjakan tugas sarjana.
9. Kepala Laboratorium Studio Audio Visual dan Menggambar Teknik, Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng. serta Staff Laboratorium, Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. atas semuanya selama ini di Teknik Industri, terutama di Laboratorium.
10.Seluruh keluarga Asisten Laboratorium Studio Audio Visual dan Menggambar Teknik, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU, Stambuk 2008
(5)
Bang Fariz, Bang Andri, dan Kak Yaya. Rekan Stambuk 2009, Yoga dan Nadia. Adik-adik Stambuk 2010, Fuad, Uni dan Shelvy, Stambuk 2011, Yessi, Fauzi dan Amanda, serta Stambuk 2012, Ridho, Yusuf, Arif, dan Tika. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih banyak kepada Bang Zuna, Kak Ririn, Bang Ari, Bang Aidil, Bang Yudhi, Bang Robert, dan semua asisten senior yang telah merekrut penulis ke Laboratorium ini.
11.Tim Concurrent Engineering, pendahulu penulis, Febi Ardani, Nadya Widanty, serta Hady Wijaya, yang telah banyak memberikan masukan, informasi, dan nasehat kepada penulis tentang judul Concurrent Engineering. 12.Teman-teman seperjuangan penelitian tugas sarjana: Niko, Nickxon, Sadikin,
Johan Liman, Musthofa, Wildan, Andri, Maysarah, Ade, Lusi, Arsyad, William, dan Robin yang saling membantu dan bekerja sama selama penelitian.
13.Rekan-rekan angkatan 2009 Teknik Industri FT USU seperti: Alfin, Nilda, Rahma, Hasmar, Devy, Dara, Lia, Laulia, Lady, Rozi, Nur, Dhani, Bagus, Dea, Ina, Angel, Poppy, Silvia, Ona, Donny, Uci, Suryadi, Abenk, Teguh, Wesly, Tonggo, Regina, Christy, Rizky, Raysha, Erni, Leo, Enrico, Recky, Ezri, Yon, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan semuanya.
14.Para pelopor ditemukannya internet, salah satunya Leonard Kleinrock, tanpa adanya beliau, tidak akan ada teknologi internet yang memudahkan semua mahasiswa dalam mencari ilmu pengetahuan serta literatur-literatur yang berasal dari berbagai penjuru dunia, dan saling bertukar informasi melalui media surat elektronik.
(6)
15.Pendiri Google, Bapak Larry Page dan Sergey Brin, dengan bantuan website yang mereka bangun, penulis dapat dengan mudah menjelajahi dunia maya dan menemukan berbagai macam literatur dari berbagai sumber untuk membantu penulis menyelesaikan tugas sarjana ini, serta berbagi informasi melalui fitur surat elektroniknya.
16.Penemu Copy, Cut dan Paste pada komputer, Lawrence G. Tesler (Larry Tesler), tanpa beliau, tentunya semua orang akan kesulitan dalam melakukan editing dokumen dan menduplikasi file-file penting untuk diamankan.
17.Seluruh pihak yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS
(7)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
ABSTRAK ... xxi
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Rumusan Masalah ... I-8 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... I-8 1.4 Batasan Masalah dan Asumsi ... I-10 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-11
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
(8)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3 Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4 Daerah Pemasaran ... II-2 2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3 2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.5.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.5.3 Jam Kerja Perusahaan ... II-6 2.5.4 Sistem Pengupahan ... II-7 2.6 Jenis Produk ... II-7 2.7 Proses Produksi ... II-8 2.7.1 Mesin dan Peralatan ... II-8 2.7.2 Bahan yang Digunakan ... II-9 2.7.2.1 Bahan Baku ... II-9 2.7.2.2 Bahan Tambahan ... II-9 2.7.2.3 Bahan Penolong ... II-10 2.7.3 Uraian Proses Produksi ... II-11
III LANDASAN TEORI
3.1 Concurrent Engineering ... III-1 3.1.1 Definisi ... III-1
(9)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.1.2 Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent
Engineering ... III-5 3.2 Concurrent Engineering Tools ... III-6 3.2.1 QFD (Quality Function Deployment) ... III-6 3.2.2 Design Structure Matrix (DSM) ... III-11 3.3 Pembuatan Kuisioner... III-17 3.4 Penentuan Jumlah Sampel dan Teknik Sampling ... III-19 3.4.1 Penentuan Jumlah Sampel ... III-19 3.4.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... III-19 3.4.3 Metode Sampling ... III-21 3.4.3.1 Populasi, Elemen, dan Sampel ... III-21 3.4.3.2 Probability Sampling ... III-22 3.4.3.3 Non-Probability Sampling ... III-24 3.5 Validitas Data ... III-26 3.6 Reliabilitas ... III-27 3.7 Kebutuhan Konsumen ... III-28
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 Objek Penelitian ... IV-1
(10)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.4 Variabel Penelitian ... IV-2 4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-3 4.7 Rancangan Penelitian ... IV-5 4.8 Pengumpulan Data ... IV-7 4.8.1 Sumber Data ... IV-7 4.8.2 Metode Pengumpulan Data ... IV-8 4.8.3 Instrumen Penelitian ... IV-9 4.8.4 Populasi dan Sampel ... IV-11 4.9 Pengolahan Data ... IV-12 4.9.1 Data Kuesioner ... IV-12 4.9.2 Membuat Matriks House of Quality ... IV-15 4.9.3 Membuat Matriks Design Deployment ... IV-16 4.9.4 Penentuan Multi Component Relationship dengan
Product ArchitectureDesign Structure Matrix ... IV-18 4.10 Analisis Pemecahan Masalah ... IV-20 4.11 Kesimpulan dan Saran ... IV-21
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Kuesioner Terbuka ... V-1
(11)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.1.2 Kuesioner Tertutup ... V-5 5.2 Pengolahan Data ... V-7 5.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-11 5.2.1.1 Uji Validitas Data ... V-11 5.2.1.2 Uji Reliabilitas Data ... V-13 5.2.2. Perancangan Desain Produk Ban Radial dengan
Pendekatan Concurrent Engineering ... V-15 5.2.2.1 Tahap Project Planning ... V-17 5.2.2.1.1 Identify Needs dengan Penentuan
Karakeristik Teknis ... V-17 5.2.2.1.2 Define Product Specification dengan
Membangun Matriks House of
Quality (HOQ) ... V-29 5.2.2.1.3 Plan Development Task dengan
Mengidentifikasi Karakteristik Part .. V-34 5.2.2.2 Tahap Conceptual Design ... V-36
5.2.2.2.1 Membangun Matriks Design
Deployment ... V-36 5.2.2.2.2 Product Architecture - Design
Structure Matrix (Product
(12)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.2.2.3 Virtual Modelling ... V-50 5.2.2.2.4 Evaluate Concepts ... V-52 5.2.2.2.5 Integrate Concepts ... V-53
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1. Analisis Data Kuesioner ... VI-1 6.2 Analisis Perbaikan Rancangan Produk dengan Pendekatan
Concurrent Engineering ... VI-2 6.2.1 Analisis Matriks House of Quality untuk QFD Fase I .. VI-3
6.2.1.1 Analisis Matriks Variabel Produk Ban Radial
terhadap Sales Point ... VI-4 6.2.1.2 Analisis Matriks Variabel Produk Ban Radial
terhadap Rasio Perbaikan ... VI-6 6.2.1.3 Analisis Matriks Variabel Produk Ban Radial
terhadap Importance Weight dan Relative
Weight ... VI-7 6.2.2 Analisis Matriks Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis VI-8 6.2.3 Analisis Matriks Design Deployment QFD Fase II ... VI-10 6.2.4 Analisis Matriks Ukuran Kinerja pada QFD Fase II ... VI-10 6.2.5 Analisis Design Structure Matrix (DSM) ... VI-12 6.2.6 Virtual Modelling dan Evaluate Concepts ... VI-13
(13)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.2.7 Integrate Concepts ... VI-17 6.3 Analisis Kondisi Sekarang (Existing) dengan Kondisi
Penerapan Concurrent Engineering Tools ... VI-20
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(14)
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN2.1 Pembagian Jam Kerja PT. Industri Karet Deli ... II-6 2.2 Mesin dan Peralatan ... II-8 3.1 Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent
Engineering ... III-3 4.1 Definisi Operasional Penelitian ... IV-3 5.1 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V-5 5.3 Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-8 5.4 Perhitungan Proporsi Kumulatif Skala Ordinal ... V-8 5.5 Perhitungan Skala Baru ... V-10 5.6 Hasil Perhitungan Validitas Variabe l ... V-13 5.7 Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-14 5.8 Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-18 5.9 Tingkat Kepentingan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-19 5.10 Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-20 5.11 Nilai Rasio Perbaikan untuk Setiap Variabel Kebutuhan ... V-21 5.12 Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-22 5.13 Hasil Perhitungan Bobot Absolut untuk Setiap Variabel ... V-23 5.14 Hasil Perhitungan Bobot Relatif untuk Setiap Variabel ... V-24 5.15 Karakteristik Teknis yang Dibutuhan untuk Memenuhi
(15)
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL
HALAMAN5.16 Tingkat Kesulitan Karakteristik Teknis ... V-34 5.17 Karakteristik Part ... V-35 6.1 Nilai Sales Point Perancangan Produk Ban Radial ... VI-5 6.2 Nilai Importance dan Relative Weight ... VI-7
(16)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Proses Pengembangan Produk Baru Ban Radial ... I-3 1.2 Struktur Organisasi PT. Industri Karet Deli ... I-4 2.1 Struktur Organisasi PT Industri Karet Deli ... II-4 3.1 Perbedaan antara Concurrent Engineering dengan Sequential
Engineering dari Segi Waktu ... III-4 3.2 Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering ... III-5 3.3 Empat Fase QFD ... III-9 3.4 Struktur House of Quality (HOQ) ... III-10 3.5 Product Architecture DSM ... III-12 3.6 Matriks Biner DSM dan Grafik Interaksi Elemen (Digraph) ... III-13 3.7 Penggambaran DSM Numerik Menggunakan Angka dan
Warna ... III-14 3.8 Partisi DSM dengan Menggunakan Pengelompokan dan
Pengurutan ... III-15 3.9 Empat Tipe Model DSM ... III-16 3.10 Dekomposisi Model DSM dengan Tree Diagram, High Level
DSM, dan Lower Level DSM... III-17 3.11 Jenis Konsumen ... III-29 3.12 Potensial Konsumen Tahapan Conceptual Design dalam
Penerapan Concurrent Engineering ... III-30 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
(17)
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
4.2 Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-6 4.3 Diagram Alir Pembuatan Kuesioner ... IV-11 4.4 Diagram Alir Penyebaran Kuesioner ... IV-14 4.5 Diagram Alir Pembangunan House Of Quality ... IV-16 4.6 Diagram Alir Pembangunan Design Deployment QFD Fase II .. IV-18 4.7 Diagram Alir Multi Component Relationship dengan
ArchitectureDesign Structure Matrix ... IV-19 4.8 Flow Chart Perencanaan Produk dengan Metode QFD Fase I,
QFD Fase II, dan DSM ... IV-20 5.1 Batasan Penggunaan Tahapan dengan Pendekatan Concurrent
Engineering pada Fase Pengembangan Produk ... V-16 5.2 Hubungan Antar Karakteristik Teknik Produk Ban Radial ... V-28 5.3 Matriks Antara CR dengan Karakteristik Teknis Produk Ban
Radial ... V-29 5.4 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan dan
Perkiraan Biaya ... V-32 5.5 QFD Fase I Produk Ban Radial ... V-33 5.6 Hubungan Antar Karakteristik Part Produk Ban Radial ... V-36 5.7 Matriks Antara Karakteristik Teknis dengan Karakteristik Part
(18)
DAFTAR GAMBAR (Lanjutan)
GAMBAR HALAMAN
5.8 Penentuan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan
Perkiraan Biaya ... V-41 5.9 QFD Fase 2 Ban Radial ... V-42 5.10 Boundary System Part Kritis ... V-43 5.11 Interaction Strenght dan Simetri Komponen pada Part Kritis ... V-44 5.12 Model’s Granularity ... V-45 5.13 Tampilan Matriks DSM Ban Radial pada Software DSM
Matrix v1.5 ... V-47 5.14 Clustering Matrix DSM Ban Radial pada Software DSM
Matrix v1.5 ... V-48 5.15 Clustering Analysis for Product Architecture DSM ... V-49 5.16 Product Module Ban Radial ... V-49 5.17 Virtual Modelling Product Modules Ban Radial ... V-51 5.18 Virtual Modelling Produk Ban Radial ... V-52 6.1 Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis Produk Ban Radial QFD
Fase I ... VI-8 6.2 Ukuran Kinerja Part Kritis Produk Ban Radial QFD Fase II .... VI-11 6.3 Empat Module Ban Radial ... VI-12 6.4 Virtual Modelling Product Modules Ban Radial ... VI-15 6.5 Virtual Modelling Produk Ban Radial ... VI-16
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Kuesioner Terbuka ... L.1 2. Kuesioner Tertutup ... L.2 3. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknik ... L.3 4. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Teknik ... L.4 5. Kuesioner Wawancara Hubungan Karakteristik Part ... L.5 6. Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment ... L.6 7. Form Tugas Akhir ... L.7 8. Surat Penjajakan ... L.8 9. Surat Balasan Perusahaan ... L.9 10. Surat Keputusan Tugas Akhir... L.10 11. Lembar Asistensi Dosen ... L.11 12. Lembar Asistensi Perusahaan ... L.12
(20)
ABSTRAK
Perkembangan industri mobil di Indonesia yang semakin pesat menyebabkan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan industri mobil seperti produk ban harus mampu mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan tetap mempertimbangkan faktor ketepatan waktu produk sampai ke tangan konsumen. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan menerapkan rencana strategis dalam mengembangkan suatu konsep terintegrasi dalam proses pengembangan produk. Penelitian yang berjudul Penerapan Concurrent Engineering Tools dan
Design Structure Matrix pada Perancangan Produk Ban ini dilakukan di PT. Industri Karet Deli yang masih menerapkan pendekatan sequential dalam perancangan dan pengembangan produk. Kebutuhan perubahan pada salah satu tahapan pengembangan produknya dapat menyebabkan terjadinya perancangan ulang atau redesign yang membuat waktu pengembangan produk baru menjadi lebih lama. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan konsep perancangan produk ban yang terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan menggunakan Concurrent Engineering Tools melalui implementasi dua fase
product development. Hasil akhir dalam implementasi pendekatan Concurrent Engineering diperoleh dengan menerapkan tahapan perencanaan proyek, konseptual desain dan product modules yang dibagi ke dalam 4 product modules
menggunakan Product Architecture Design Structure Matrix untuk perbaikan aktivitas desain yang memberikan informasi bagi perusahaan untuk memudahkan proses perancangan untuk pengembangan produk baru.
Kata Kunci: Concurrent Engineering, QFD, Product Architecture-DSM, Pengembangan Produk
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi di Indonesia terutama kendaraan pribadi terus mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan jenis mobil penumpang pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebanyak 7.910.407 dan 8.891.041 unit, dan pada tahun 2011 sebanyak 9.548.866 unit. Jika dilihat dari data tersebut, telah terjadi peningkatan sebanyak 980.634 unit pada tahun 2010, serta 657.825 unit pada tahun 2011. Data tersebut membuktikan bahwa tingginya tingkat pertumbuhan jumlah kendaraan pribadi terutama jenis mobil penumpang setiap tahunnya di Indonesia. Kendaraan pribadi dengan konsep Low Cash Green Car yang mulai memasuki pasar Indonesia tentunya akan semakin meningkatkan jumlah kepemilikan kendaraan pribadi tersebut, sehingga setiap Industri yang berhubungan dengan otomotif, terutama mobil pribadi harus bersiap untuk mengatasi lonjakan permintaan dan kebutuhan akan part-part dan kelengkapan mobil.
Industri pembuatan ban termasuk industri yang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut. PT. Industri Karet Deli merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan ban mobil pribadi dengan merk Delium dan Spectra. Sejak berdirinya PT. Industri Karet Deli selalu berusaha untuk mengatasi kebutuhan pelanggan akan produk ban mobil dengan cukup baik, namun, dalam kegiatan pengembangan produk-produk barunya, PT. Industri Karet
(22)
Deli mengalami kendala berupa keterlambatan dalam proses perancangan produk proses untuk produk-produk ban yang mereka kembangkan. PT. Industri Karet Deli masih menggunakan metode pengembangan produk serial (sequential), dimana dalam kegiatan pengembangan produk baru, urutannya masih berupa aliran satu arah.
Metode sequential engineering dalam kegiatan pengembangan produk baru memiliki beberapa kelemahan, salah satu diantaranya adalah terlalu singkatnya waktu yang digunakan untuk mempersiapkan konsep untuk produk baru dan penggunaan waktu untuk merancang produk yang terlalu lama1
1
Susan Skalak. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. (Virginia:Marcel Dekker Inc, 2002) Hal: 4-6.
. PT. Industri Karet Deli yang selama ini menggunakan metode sequential engineering
selalu membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan produk barunya. Penggunaan metode sequential engineering dapat dilihat dari tahapan proses pengembangan produk yang dijalankan PT Industri Karet Deli seperti pada Gambar 1.1.
(23)
Marketing : Kebutuhan Konsumen
Product Concept Planning
Drawing Engineering
Product Modelling & Detailing Design
Process Design
Prototyping
Review & Testing
Gambar 1.1 Proses Pengembangan Produk Baru Ban Radial
Sumber: PT. Industri Karet Deli
PT. Industri Karet Deli biasanya mengembangkan produk baru setiap satu setengah tahun sekali untuk jenis produk ban radial merk Delium untuk mobil penumpang, namun waktu yang digunakan untuk pengembangan produk baru tersebut terlalu lama. Kegiatan pengembangan suatu produk baru biasanya membutuhkan waktu selama enam hingga sepuluh bulan, tergantung dengan tingkat kesesuaian produk dengan spesifikasi yang diharapkan konsumen. Lama waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan produk yang tinggi ini disebabkan oleh aliran yang satu arah dari setiap departemen yang terkait dengan kegiatan pengembangan produk.
Tahapan pengembangan produk melibatkan beberapa departemen dalam struktur organisasi PT Industri Karet Deli. Departemen-departemen yang terlibat
(24)
dalam pengembangan produk baru, yaitu Departemen Sales & Marketing, serta Departemen Engineering, Departemen Produksi, dan Departemen Quality dan
Technology yang berada dibawah tanggung jawab Direktur Manufaktur. PT Industri Karet Deli memiliki struktur organisasi seperti pada Gambar 1.2.
President Director
Executive Secretary
Finance Director Sales & Marketing Director
Manufacturing Director
General Manager Customer Service
General Manager Human Resources
Secretary
Production Manager
Engineering Manager
Quality & Technology
Manager
Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Industri Karet Deli
Sumber: PT. Industri Karet Deli
Kegiatan pengembangan produk baru dimulai dari informasi yang diperoleh dari bagian marketing, kemudian informasi tersebut diberikan kepada bagian perancangan produk yang merupakan tugas dari bagian engineering untuk membuat konsep produk baru dan gambar teknik untuk rancangan produk, kemudian setelah gambar teknik selesai, diserahkan ke bagian perancangan proses produksi untuk dilakukan kalkulasi dan perancangan mesin-mesin dan peralatan
(25)
yang diperlukan untuk membuat produk tersebut, begitu seterusnya hingga produk dibuat dalam bentuk prototype dan diuji kesesuaiannya oleh bagian pengendalian kualitas (quality & technology), sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian antara spesifikasi produk dengan karakteristik teknik, kebutuhan proses produksi pada produk ban, ataupun pada pengujian prototype terjadi ketidaksesuaian dengan spesifikasi rancangan produk awal (gambar teknik) perlu dilakukan kegiatan perancangan ulang atau penyesuaian rancangan (redesign). Setiap kegiatan penyesuaian rancangan (redesign) informasi harus melalui beberapa departemen terkait, sehingga menyebabkan terjadinya pemborosan waktu dan tentunya panjangnya rantai koordinasi.
Redesign merupakan kegiatan mendesain ulang suatu produk yang dapat terjadi dikarenakan terdapat ketidaksesuaian rancangan produk dengan karakteristik teknik dan kebutuhan proses yang diperlukan untuk menghasilkan produksi tersebut, ataupun karena produk yang telah dibuat prototypenya tidak melewati tahapan pengujian. PT. Industri Karet Deli, biasanya mengalami kegiatan redesign sebanyak tiga sampai lima kali pada setiap kegiatan pengembangan produk baru. Kegiatan redesign tersebut sering terjadi pada bagian perancangan produk (pembuatan gambar teknik) maupun perancangan proses, dan beberapa kali terjadi pada bagian pembuatan modeling serta ketika prototype
(26)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Industri Karet Deli berada di Jalan K.L.Yos Sudarso, KM 8,3, Kecamatan Medan Labuhan, Tanjung Mulia, Medan, Sumatera Utara. PT. Industri Karet Deli bergerak dalam bidang pembuatan produk karet. PT Industri Karet Deli didirikan pada tahun 1956 pada lahan seluas 30 hektar sebagai pabrik produk karet kemudian pada tahun 1970 PT. Industri Karet Deli mulai memproduksi ban sepeda dan pada tahun 1974 diperluas dengan memproduksi ban sepeda motor dan skuter. PT. Industri Karet Deli pada tahun 1980 melakukan pengembangan usaha dengan memproduksi ban truk. PT. Industri Karet Deli pada tahun 1984 menjadi perindustrian agricultural tires dan pada tahun 2003-2014 PT.Industri Karet Deli telah merambah ke industri pembuatan ban mobil penumpang dan komersil.
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT. Industri Karet Deli adalah memproduksi ban untuk berbagai macam alat transportasi dengan berbagai model. Produknya yang paling terkenal dan telah mendapatkan Top Brand Award adalah produk ban luar sepeda dan motor, yaitu ban dengan merk Swallow. PT. Industri Karet Deli juga memproduksi ban dalam (inner tube) untuk sepeda dan motor. Produk lain yang dihasilkan PT. Industri Karet Deli adalah ban untuk mobil penumpang,
(27)
mobil big foot, bus, dan truk. Produk-produk tersebut mengusung merk Delium dan Spectra.
PT. Industri Karet Deli menggunakan sistem make to stock dimana perusahaan berproduksi terus menerus kemudian menyimpan persediaan produk jadi dengan memperkirakan permintaan pelanggan.
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. Industri Karet Deli berlokasi di Jalan K.L. Yos Sudarso KM.8,3 Kecamatan Medan Labuhan, Tanjung Mulia, Medan, Sumatera Utara. Perusahaan ini berdiri di atas tanah seluas 30 hektar.
2.4 Daerah Pemasaran
PT. Industri Karet Deli memasarkan produk ban ke seluruh wilayah Indonesia, serta beberapa produk terkenalnya juga dipasarkan ke luar negeri. Pemasaran di Indonesia dilakukan dengan melalui beberapa distributor, yang nantinya disalurkan ke beberapa dealer-dealer, bengkel-bengkel, serta tempat-tempat reparasi otomotif. PT. Industri Karet Deli menjual produk-produknya kepada produsen-produsen otomotif seperti pabrik-pabrik perakitan mobil dan sepeda motor, dan produsen sepeda.
(28)
2.5 Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi menyatakan pola hubungan antar posisi yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi perusahaan. Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT Industri Karet Deli adalah bentuk struktur organisasi lini fungsional seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.1. Struktur organisasi lini fungsional merupakan perpaduan antara organisasi lini dan organisasi fungsional. Sruktur lini merupakan struktur dimana didalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dan bawahan. Struktur fungsional merupakan struktur organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan oleh pekerja dengan keahlian khusus.
(29)
President Director
Executive Secretary
Finance Director Sales & Marketing
Director Manufacturing Director
General Manager Customer Service
General Manager Human Resources
Secretary
Production Manager Engineering Manager Quality & Technology Manager
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT Industri Karet Deli
(30)
2.5.2 Uraian Tugas dan Tanggung jawab
Manajemen suatu organisasi membutuhkan orang-orang yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana setiap bagian akan melaksanakan tugasnya masing-masing. Wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, adalah sebagai berikut : 1. Manufacturing Department
Bertanggung jawab atas rencana produksi serta pengaturan dan penggunaan dalambidang produksi, baik itu dari segi kualitas maupun kuantitas.
2. Sales and Marketing Department
Bertanggung jawab atas koordinasi, laporan serta rencana-rencana pemasaran dan penjualan agar tercipta kerjasama yang baik dengan para konsumennya dan produkyang siap dipasarkan dapat terjual secara maksimal.
3. Human Resources Department
Bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pengaturan, dan pengawasandalam bidang sumber daya manusia dan kepagawaian.
4. Customer Service Department
Bertanggung jawab atas pelayanan konsumen. 5. Finance Department
(31)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Concurrent Engineering 3.1.1 Definisi2
Definisi yang dikembangkan oleh Institusi Analisis Pertahanan (IDA)
Concurrent Engineering (CE) adalah sebuah filosofi rekayasa manajemen dan seperangkat prinsip-prinsip operasi yang mengarahkan proses pengembangan produk melalui sebuah percepatan penyelesaian yang sukses. Keseluruhan filosofi
concurrent engineering (CE) berpegang pada satu prinsip yang kuat, dimana menjadikan hal-hal kecil yang kurang diperhatikan, menjadi tahapan penting dalam melakukan proses pengembangan produk.
Concurrent Engineering berkonsentrasi pada ketersediaan dari informasi kritis mengenai perancangan kepada semua bagian yang terkait dengan pengembangan produk secara tepat waktu. Informasi terkait yang digunakan tim pengembang tertentu, biasanya tidak bisa tersedia seluruhnya pada saat tugas tersebut mulai dijalankan. Concurrent Engineering membutuhkan maksimisasi informasi tersebut dan kemampuan untuk berbagi dan mengkomunikasikan informasi dengan berdasarkan ketepatan waktu penyampaiannya.
3
2
Ali Yassine dan Dan Braha. Complex Engineering and Design Structure Matrix Method. (USA, Massachusetts Institute of Technology, 2003). p.1
pada tahun 1986, Concurrent Engineering adalah suatu pendekatan sistematis untuk perancangan yang terintegrasi dan serempak dari sebuah produk dan
(32)
proses-proses yang berkaitan, termasuk manufaktur dan pendukung lainnya (Susan Skalak, 2002). Pendekatan Concurrent Engineering bertujuan untuk membuat para pengembang produk mempertimbangkan semua elemen dari siklus hidup produk mulai dari pembuatan konsep sampai pada tahap penurunannya, termasuk kualitas, biaya, penjadwalan, dan kebutuhan konsumen.
Concurrent Engineering berdasarkan AACE International adalah suatu manajemen dan filosofi keteknikan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya serta waktu pemrosesan (lead time) mulai dari pembuatan konsep produk sampai pada pengembangan produk untuk pembuatan produk baru dan modifikasi produk (Creese, R., 1990).
Definisi-definisi ini mencakup area yang begitu luas untuk konsep dari penguatan tim sampai pada pengurangan biaya, sehingga atribut-atribut ini dikumpulkan untuk membuat karakteristik dari desain proses CE:
1. Fokus dan keterlibatan konsumen,
2. Keterlibatan pemasok awal yang kontinu dalam proses desain,
3. Tim yang saling memenuhi, terarah dan kokoh.
4. Peningkatan pembagian dan penggunaan informasi yang semakin,
5. Fokus siklus hidup produk,
6. Pendekatan yang sistematis dan terintegrasi,
7. Tim desain yang serempak (paralel),
(33)
8. Penggunaan tool-tool modern seperti CAE, CAD, CAM, analisis sistem terbatas, dan,
9. Perbaikan berkesinambungan untuk semua proses.
Perbedaan antara konsep sequential engineering atau sering juga disebut juga dengan serial engineering dengan concurrent engineering atau yang sering disebut dengan simultaneous engineering dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perbedaan Sequential Engineering dengan Concurrent Engineering Sequential Engineering Concurrent Engineering Fungsi-fungsi organisasi Terpisah-pisah menurut
aliran fungsinya
Terintegrasi pada tahap perancangan
Aliran informasi Bertahap-tahap Saling berkaitan
Pengambilan keputusan Setelah pengujian produk Pada seluruh tahapan pengembangan produk
Sumber :Chanan S Syan & Unny Menon (1994)
Perbedaan mendasar antara Concurrent Engineering (CE) dan Sequential Engineering (SE) terdapat pada keterlibatan departemen-departemen yang ada pada organisasi pada kegiatan pengembangan produk. Concurrent Engineering
menempatkan semua permasalahan yang ada seperti perawatan, manufaktur, dan pemakaian oleh konsumen pada awal proses. Proses pengembangan produk dengan menggunakan CE memakan waktu yang lebih banyak dalam pembangunan konsep dibandingkan dengan SE. Perbedaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
(34)
Gambar 3.1 Perbedaan antara Concurrent Engineering dengan Sequential Engineering dari Segi Waktu
Sumber :Susan C. Skalak (2002)
Tujuan dari concurrent engineering adalah untuk memberikan pengaruh yang signifikan dalam siklus perancangan dan pengembangan produk yang baru. Sehingga dapat mengurangi hingga 40 % dari total waktu siklus pengembangan produk.
Penerapan Concurrent Engineering pada perusahaan-perusahaan besar dapat menghasilkan manfaat sebagai berikut (Linton, dkk., 1991) :
1. Segi pengurangan lead time pengembangan produk dan produksi: a. Waktu pengembangan produk berkurang hingga 60%.
b. Jangka waktu produksi berkurang 10%.
c. Total waktu proses pembuatan microelectronic berkurang hingga 46%. 2. Perbaikan kualitas yang dapat diukur:
(35)
a. Peningkatan hasil hingga empat kali. b. Tingkat kegagalan berkurang hingga 83%. 3. Perbaikan proses engineering:
a. Perubahan gambar teknik berkurang hingga 15 kali. b. Perubahan engineering awal produksi berkurang 50%. c. Scrap dan rework berkurang hingga 87%.
3.1.2 Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering
Fase pengembangan produk pada Concurrent Engineering terdiri dari beberapa langkah yang ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Identify Needs
Define Poduct Specifications
Plan Development Task Project Approval Evaluate Concepts Define Architecture/Functions Assaign Sub-Teams Generate Concepts Concepts Approval Virtual/Physical Modeling Integrate Concepts Project Planning Conceptual Design Design Verification Detail Design Embodiment Design Design Approval Prototyping Design
Define Engineering Specifications
Virtual Modelling Design Review Production Validation Procurement Field Trials Costumer/ Production Approval Pilot Production Production Preparation Time
The Product Development Model
Gambar 3.2 Fase Pengembangan Produk Pada Concurrent Engineering
(36)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di PT. Industri Karet Deli yang bergerak di bidang manufaktur memproduksi produk ban. PT. Industri Karet Deli terletak di Jl. K.L. Yos Sudarso, KM 8,3, Tanjung Mulia, Medan Deli, Sumatera Utara. Waktu penelitian pada bulan Februari – Juni 2014.
4.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yaitu suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran. (Sukaria S. 2011).
Penelitian survei pada PT. Industri Karet Deli bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang terkait dengan konsep produk ban radial sesuai dengan keinginan konsumen untuk mendapatkan konsep rancangan yang terintegrasi dengan memanfaatkan concurrent engineering tools berupa QFD dan DSM.
4.3 Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah karakteristik (atribut-atribut) produk ban radial merk Delium yang diproduksi oleh PT. Industri Karet Deli.
(37)
4.4 Variabel Penelitian
Penentuan variabel penelitian didasarkan atas studi pendahuluan, studi kepustakaan, dan pengalaman pihak perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen
a. Kebutuhan konsumen berdasarkan kuesioner yang berisi daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk ban.
b. Karakteristik teknis yakni daftar kemampuan teknis perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
c. Urutan proses yakni tahapan proses pembuatan produk ban.
d. Part kritis yakni bagian-bagian desain yang kritis terhadap produk ban.
e. Model Clustering yakni pengelompokkan model dari komponen-komponen yang mempengaruhi rancangan produk ban.
2. Variabel Dependen
Perbaikan rancangan produk ban yaitu perencanaan desain produk ban yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
4.5 Kerangka Konseptual Penelitian
Penelitian dapat dilakukan apabila tersedianya sebuah perancangan kerangka berpikir dengan tujuan agar langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
(38)
Prioritas Karakteristik Teknik Part Kritis Urutan Proses Kebutuhan konsumen Karakteristik Teknik Ban Model Clustering Perbaikan Proses Perancangan Produk Ban
Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Sumber :Kevin Otto & Kristin L Wood (2008)
4.6 Definisi Variabel Operasional
Variabel operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara penentuan variabel dan pengukuran suatu variabel. Definisi variabel operasional yaitu suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan varaibel yang sama. Definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Alat Ukur
1 Karakteristik produk
Karakteristik produk didefinisikan sebagai atribut-atribut dari produk
spring bed yang diinginkan konsumen
a. Observasi b. Studi Literatur c. Kuesioner
d. Wawancara dengan konsumen
2 Karakteristik Teknis
Karakteristik teknis
didefinisikan sebagai daftar kemampuan teknis
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
a. Observasi
b. Wawancara dengan perusahaan
(39)
Tabel 4.1. Definisi Operasional Penelitian (Lanjutan)
No Variabel Definisi Alat Ukur
3
Karakteristik Bentuk Pola
Tread Rubber
Karakteristik bentuk pola
tread rubber didefinisikan sebagai atribut bentuk pola
tread rubber yang
berkenaan dengan manfaat/ fungsi utama yang
diinginkan konsumen
a. Observasi
b. Studi literatur
c. Kuesioner
d. Wawancara dengan konsumen
4
Bahan penyusun
Ply atau
Carcass
Karakteristik Bahan penyusun Ply atau Carcass
didefinisikan sebagai atribut Bahan penyusun Ply atau
Carcass yang berkenaan dengan manfaat/ fungsi utama yang diinginkan konsumen
a. Observasi
b. Studi literatur
c. Kuesioner
d. Wawancara dengan konsumen
5 Karakteristik Aspek Rasio
Karakteristik Aspek Rasio didefinisikan sebagai atribut rasio antara section width
dan section hight dari produk ban yang berkenaan dengan manfaat/ fungsi utama yang diinginkan konsumen
a. Observasi
b. Studi literatur
c. Kuesioner
d. Wawancara dengan konsumen
6 Part Kritis
Part kritis didefinisikan sebagaibagian-bagian desain yang kritis terhadap produk Ban
a. Observasi
b. Studi literatur
c. Kuesioner
d. Wawancara dengan perusahaan
(40)
4.7 Rancangan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tahapan pertama merupakan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.
2. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data. 3. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:
a. Data primer berupa data informasi atribut produk ban yang sesuai dengan kebutuhan konsumen diperoleh melalui kuesioner, data karakteristik teknik dan part kritis.
b. Data sekunder berupa data yang diperoleh melalui pihak perusahaan dan karyawan PT. Industri Karet Deli dengan teknik wawancara,
4. Pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. 5. Analisis terhadap hasil pengolahan data.
6. Penarikan kesimpulan dan pemberian saran untuk penelitian Langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.
(41)
Identifikasi Masalah
Sering terjadi Desain Ulang dan Lead Time Tinggi
Perumusan Masalah
Bagian Pengembangan Produk Tidak Terintegrasi
Penetapan Tujuan
Konsep Rancangan Produk Ban dengan Concurrent Engineering Mulai
Studi Pendahuluan
1. Kondisi pabrik 2. Proses produksi 3. Informasi pendukung 4. Masalah-masalah
Studi Literatur
1. Teori Buku
2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah penyelesaian
Pengumpulan Data 1. Data primer
- Kuesioner Terbuka dan Tertutup. - Data karakteristik teknis. - Data part kritis. 2. Data sekunder
- Data spesifikasi desain awal produk - Data urutan proses produksi - Data gambaran umum perusahaan
Pengolahan Data - Pengujian Validitas dan Reliabilitas. - Project Planning :
- Pembuatan Matriks House of Quality untuk QFD fase I - Rancangan Konseptual (Design Conceptual)
- Pembuatan Matriks Design Deployment untuk QFD fase II - Penentuan Multi Component Relationship dengan Product
Architecture DSM - Virtual Modelling - Evaluate Concepts - Integrate Concepts
Analisis Pemecahan Masalah
-Analisis dan evaluasi usulan perbaikan rancangan produk
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 4.2 Langkah-langkah Proses Penelitian
(42)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Kuesioner Terbuka
Kuesioner terbuka dalam penelitian yang dilakukan pada produk ban radial di PT. Industri Karet Deli merupakan kuesioner pendahuluan. Kuesioner terbuka ini berbentuk pertanyaan yang diajukan kepada 30 orang responden yang merupakan karyawan atau operator pada bagian produksi ban radial, mengenai penilaian atau pendapat pekerja terhadap produk ban radial merk Delium.
Modus yang diperoleh dari hasil jawab responden pada kuesioner pendahuluan, akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tahap kedua yaitu kuesioner tertutup. Responden pada kuesioner tertutup berjumlah 86 orang dengan menggunakan metode total sampling dimana semua anggota populasi dari jumlah karyawan di bagian produksi ban radial dijadikan sampel.
(43)
5.1.2 Kuesioner Tertutup
Modus jawaban untuk atribut pertanyaan yang diperoleh dari kuesioner terbuka akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tingkat kepentingan yang berbentuk kuesioner tertutup. Responden untuk kuesioner tertutup ini berjumlah 86 orang yang merupakan populasi dari responden, karena menggunakan metode total sampling.
Rekapitulasi Kuesioner tertutup ditunjukkan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup
Responden Atribut
P1 P2 P3 P4 P5 P6
1 3 3 2 5 4 4
2 4 2 5 3 3 5
3 4 3 4 3 4 4
4 5 3 4 5 4 3
5 5 4 3 3 5 4
6 4 2 3 4 4 4
7 4 2 3 4 3 3
8 4 3 5 4 5 4
9 3 1 4 3 4 3
10 4 3 3 5 4 4
11 5 4 4 4 5 4
12 3 2 2 3 3 4
13 5 3 4 4 5 5
14 3 3 3 4 4 4
15 5 4 3 3 5 4
16 4 2 4 3 4 3
17 3 3 2 2 4 3
18 5 3 4 5 4 5
19 4 2 2 3 4 3
20 3 5 1 3 4 3
21 4 3 3 5 4 5
22 3 2 2 4 4 4
23 5 3 4 4 4 4
(44)
Tabel 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup (Lanjutan)
Responden Atribut
P1 P2 P3 P4 P5 P6
25 4 5 3 3 4 5
26 4 2 3 4 4 5
27 4 3 3 3 4 3
28 3 2 3 5 5 5
29 4 2 2 2 4 4
30 3 1 4 4 4 5
31 4 3 4 3 4 4
32 5 2 3 5 5 5
33 5 3 2 3 3 3
34 4 3 3 2 3 5
35 5 3 5 4 5 4
36 3 3 3 4 5 5
37 5 3 5 4 5 5
38 5 3 4 5 5 5
39 4 4 4 4 5 3
40 5 2 5 5 4 5
41 5 4 4 5 5 5
42 5 3 3 4 5 3
43 2 2 1 3 5 4
44 4 3 5 4 5 4
45 2 2 3 4 3 3
46 3 1 4 4 3 5
47 5 2 3 5 5 4
48 5 4 2 4 5 5
49 4 2 4 5 5 5
50 3 2 4 5 5 3
51 4 4 3 5 5 5
52 4 4 4 4 4 3
53 3 4 4 4 4 3
54 4 4 3 5 5 5
55 2 4 3 3 4 5
56 4 3 3 2 5 5
57 4 2 2 4 4 4
58 2 1 2 4 4 4
59 3 4 4 3 4 5
(45)
Tabel 5.2 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup (Lanjutan)
Sumber: Hasil pengumpulan data
Nilai koefisien reliabilitas tingkat kepentingan sebesar 0,6124.
Ada 2 cara untuk menilai apakah suatu instrument memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, yaitu:
1. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh > 0,60 (Imam Ghazali, 2002)
Responden Atribut
P1 P2 P3 P4 P5 P6
61 3 2 3 4 2 3
62 2 4 2 3 4 4
63 4 1 1 3 3 4
64 4 3 4 3 4 4
65 5 4 4 4 4 4
66 1 2 1 3 4 3
67 3 2 2 3 3 2
68 5 4 4 4 5 3
69 5 2 3 5 4 4
70 4 3 4 3 4 4
71 4 3 4 3 5 5
72 3 5 4 3 2 4
73 4 2 2 3 4 4
74 3 2 2 4 4 3
75 3 4 5 4 1 4
76 2 2 4 3 2 3
77 3 4 1 3 2 1
78 4 2 2 4 5 5
79 5 1 1 3 4 4
80 3 5 3 4 5 4
81 4 4 4 5 5 5
82 5 1 4 4 4 3
83 4 3 3 4 4 3
84 4 2 2 4 4 5
85 3 2 2 4 3 4
(46)
2. Dari tabel kritis koefisien korelasi r Pearson.
Dari tabel kritis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 10%, dengan jumlah responden 86 diperoleh nilai kritis sebagai berikut:
Derajat kebebasan (df) = jumlah responden – 2 = 86 – 2 = 84
Nilai kritis untuk taraf signifikan 10% dengan df = 84 sebesar 0,179, karena nilai r hitung > 0,60 dan r hitung > r tabel, maka data dinyatakan reliabel, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.
√
Compound Mixing Lapisan
Belt/Breaker
Pemasangan Kawat
Bead
Temperatur pada Proses Vulkanisasi (
Curing
)
Lama Proses Vulkanisasi (Curing
)
Kompleksitas Bentuk Tread Molding Tekanan Kompresor pada Pembuatan Karkas Tekanan pada Proses Vulkanisasi (
Curing ) O O OO OO O OO O O O∆ O O O Tingkat kesulitan
Derajat kepentingan (%) Perkiraan biaya (%)
4 2 1 3 3
19 10 5 14 14 14
18 10 10 12 12 13 3 10 13 2 14 13 3 Sales Point Importance Weight Relative Weight
Ketebalan Inner Liner 3 mm Bahan Penyusun Ply (karkas) terbuat dari nilon
Lebar tapak ban (section width) 195 mm
Aspek Rasio dari lebar dan tinggi ban adalah 65
Bentuk pola tread rubber yang sesuai adalah gabungan rib dan segment Jarak tempuh (umur ban) mencapai 100.000 km
Customer Importance
KARAKTERISTIK
TEKNIK
3 1 3 1 1 0 3 3
3 3 1 1 1 0 3 1
3 9 3 3 3 9 9 3
3 1 1 3 3 3 9 3
3 0 0 9 9 9 1 9
9 3 9 3 3 1 1 3
1,0 1,0 1,2 1,2 1,5 1,2 4 2 4 4 4 4 4,6244 1,5777 6,7347 5,6981 6,4607 5,3256 15,202 5,1841 22,139 18,731 21,238 17,507 Derajat Hubungan :
= Hubungan Positif Kuat = 4 = Hubungan Positif Sedang = 3 = Hubungan Negatif Sedang = 2 = Hubungan Negatif Kuat = 1 O = Tidak Ada Hubungan = 0 ∆
▲
▲
Tingkat Kesulitan : 1 = mudah 2 = cukup mudah 3 = sulit 4 = sangat sulit 5 = mutlak sulit
Perkiraan Biaya dan Derajat Kepentingan : 0 – 5 % = Murah / Tidak Penting 6 – 11 % = Cukup Murah / Kurang Penting 12 – 17 % = Cukup Mahal / Penting 18 – 23 % = Mahal / Sangat Penting >24 % = Sangat Mahal / Mutlak Penting
Customer Importance : 1 = Tidak Penting 2 = Kurang Penting 3 = Cukup Penting 4 = Penting 5 = Sangat Penting
Gambar 5.5. QFD Fase I Produk Ban Radial
(47)
5.2.2.2.3 Virtual Modelling
Virtual modelling merupakan model yang dibuat dengan bantuan
software CAD atau Computer Aided Design dari konsep yang dihasilkan yang mewakili karakteristik kunci dari konsep sehingga dapat dievaluasi dengan berbagai pertimbangan. Software CAD yang digunakan untuk membuat model ban radial adalah SolidWorks 2010. Virtual modelling digunakan untuk membantu evaluasi konsep berdasarkan konsep yang dihasilkan. Empat module yang dihasilkan dari metode Product architecture DSM menjadi dasar pada pembuatan
virtual modelling produk ban radial. Berdasarkan empat product modules tersebut, dibuat virtual modelling dari setiap module, seperti pada Gambar 5.17.
(48)
(49)
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1 Analisis Data Kuesioner
Data yang diperoleh dari kuesioner pendahuluan (kuesioner terbuka), didapatkan 6 variabel penilaian terhadap perancangan produk ban radial. Data tersebut kemudian disusun ke dalam bentuk kuesioner tingkat kepentingan (kuesioner tertutup), dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas menggunakan persamaan korelasi Pearson product moment. Hasil perhitungan validitas diketahui bahwa seluruh variabel dinyatakan valid karena koefisien korelasi hasil perhitungan dari kuesioner tertutup memiliki nilai yang lebih besar dari nilai kritis r tabel yaitu 0,179. Hasil valid tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan sebagai instrumen dalam pengumpulan data telah sesuai dan dapat digunakan.
Perhitungan reliabilitas data menggunakan rumus persamaan alpha cronbach. Hasil perhitungan reliabilitas diketahui bahwa seluruh poin pertanyaan dinyatakan reliabel karena hasil penilaian reliabilitas terhadap kuesioner diperoleh nilai 0,6124 yang lebih besar dari nilai batas koefisien reliabel 0,64
4
Ganesh Thanasegaran, Reliability and Validity Issue in Research (University Putra Malaysia, 2005). Hal:1
. Hasil reliabel menunjukkan bahwa keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner telah layak digunakan dan data dapat diolah lebih lanjut.
(50)
Kebutuhan responden yang memiliki sales point tinggi yaitu bentuk pola
tread rubber yang sesuai adalah gabungan rib dan segmen. Bentuk pola tread rubber dapat digunakan oleh perusahaan sebagai pertimbangan untuk perbaikan yang dapat meningkatkan keuntungan. Selain itu pihak perusahaan juga dapat menentukan sales point sebagai bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.5
6.2 Analisis Perbaikan Rancangan Produk dengan Pendekatan Concurrent Engineering
6
1. Perencanaan proyek (Project Planning)
Perbaikan rancangan ban radial merek Delium dengan pendekatan
Concurrent Engineering pada penelitian ini dilakukan sampai fase conceptual design yaitu tahap Integrate Concepts dengan rincian yaitu:
a. Identify Needs : Penentuan atribut kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis dengan metode QFD.
b. Define Product Spesifications : Pembuatan Matriks House of Quality
untuk QFD Fase I.
c. Plan Development Task : Identifikasi Karakteristik Part untuk mendapatkan perencanaan pengembangan konsep.
2. Konseptual Rancangan (Design Conceptual)
5
Northcroft. 2004. Quality Function Deployment :Market Driven Product and Service Innovation. Innovation Process Management
6
Susan Skalak. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. (Virginia:Marcel Dekker Inc, 2002) Halaman 48
(51)
a. Define Architecture : Pembuatan Matriks Design Deployment untuk QFD
phase II.
b. Generate Concepts : Penentuan Multi Component Relationship dengan metode Product ArchitectureDesign Structure Matrix (DSM).
c. Virtual Modelling : Penentuan model virtual produk ban radial dari hasil rancangan berdasarkan atribut kebutuhan konsumen dan karakteristik part. d. Evaluate Concepts : Evaluasi konsep dari model yang telah dihasilkan. e. Integrate Concepts : Integrasi keseluruhan konsep dengan aktivitas desain
antar departemen dengan menggunakan product modules hasil dari
clustering analysis menggunakan DSM.
6.2.1 Analisis Matriks House of Quality untuk QFD Fase I
Penentuan karakteristik teknis merupakan salah satu tahap penting dalam pembuatan QFD. Karakteristik teknis merupakan kemampuan teknis perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen7. Penentuan karakteristik teknis dengan wawancara dan studi literatur dengan pihak manajemen perusahaan. Karakteristik teknis dari proses produksi ban radial berdasarkan studi literatur8
1. Compound Mixing
dan wawancara dengan pihak manajemen perusahaan adalah sebagai berikut.
2. Lapisan Belt / Breaker
3. Pemasangan Kawat Bead
4. Temperatur pada Proses Vulkanisasi (Curing),
7
(52)
5. Lama Proses Vulkanisasi (Curing), 6. Kompleksitas Bentuk Tread Molding,
7. Tekanan Kompressor pada Pembuatan Karkas, 8. Tekanan pada Proses Vulkanisasi (Curing).
Selama ini perusahaan kurang memperhatikan mengenai kaitan antara atribut produk yang menjadi keinginan pelanggan, dan mengaitkannya dengan karakteristik teknis produk. Karakteristik teknis hasil dari studi literatur dan wawancara tersebut dapat digunakan untuk menganalisis kebutuhan perancangan berdasarkan variabel-variabel dari produk ban radial yang diinginkan konsumen. Penentuan karakteristik teknis tersebut merupakan langkah pertama dari fase
Project Planning pada Concurrent Engineering, yaitu tahapan Identify Needs, untuk mendapatkan kebutuhan teknis yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
6.2.1.1 Analisis Matriks Variabel Produk Ban Radial terhadap Sales Point
Sales point merupakan suatu nilai tolak ukur yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan dari variabel untuk menjadi faktor yang menarik bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Penetapan nilai sales point untuk setiap variabel juga berarti menetapkan variabel-variabel mana yang menjadi fokus pemasaran dan peningkatan keuntungan bagi pihak perusahaan. Penetapan nilai sales point menggunakan tiga skala sebagai acuan pemberian nilai yakni9
8
Indian Rubber Institute, Rubber Engineering, (New Delhi : Tata McGraww-Hill Company, 1998), Halaman :717-726
9
Lou Cohen. Op.Cit, Hal: 112
(53)
1. 1,0 : jika variabel tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
2. 1,2 : jika variabel tersebut dipenuhi maka akan berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
3. 1,5: jika variabel tersebut bisa dipenuhi maka sangat berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
Nilai sales point perancangan produk ban radial dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Nilai Sales Point Perancangan Produk Ban Radial
No Variabel Kebutuhan Sales Point
1 Ketebalan Inner Liner 3 mm 1,0
2 Bahan Penyusun Ply (karkas) terbuat dari nilon 1,0 3 Lebar tapak ban (section width) 195 mm 1,2 4 Aspek rasio dari lebar dan tinggi ban adalah 65 1,2
5
Bentuk pola tread rubber yang sesuai adalah
gabungan rib dan segment 1,5
6 Jarak tempuh ban (umur ban) mencapai 100.000 km 1,2
Sumber: Hasil pengolahan data
Kebutuhan responden yang memiliki sales point tinggi yaitu bentuk pola
tread rubber yang sesuai adalah gabungan rib dan segmen. Selain itu pihak perusahaan juga dapat menentukan sales point sebagai bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Penentuan nilai sales point ini dapat digunakan sebagai pertimbangan awal pada tahapan Project Planning untuk menentukan variabel yang akan menjadi fokus awal perusahaan dalam melakukan perbaikan atau peningkatan.
(54)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengolahan, analisis data dan tujuan penelitian yaitu:
1. Atribut rancangan produk ban radial yang sesuai dengan kebutuhan konsumen terdiri dari 6 variabel, yaitu ketebalan inner liner, bahan penyusun
ply, lebar tapak ban, aspek rasio, pola tread rubber, dan umur pemakaian ban. 2. Hubungan antar komponen produk ban radial yang diperoleh dengan
menggunakan metode Product Architecture DSM terbagi atas 4 module
dimana masing-masing module terbagi atas clustering karakteristik part.
Module 1 terdiri dari ukuran kawat bead, pemasangan apex / bead filler dan ukuran diameter rim / velg. Module 2 terdiri dari ukuran diameter rim / velg, dimensi cap ply, komposisi bahan aditif, dan dimensi tinggi ban. Module 3 terdiri dari komposisi bahan aditif, dimensi tinggi ban, dan ketebalan karet
tread. Module 4 terdiri dari ketebalan lapisan karet tread, jarak antar alur / segmen pada tapak ban, serta kedalaman alur ban.
3. Rancangan konseptual produk ban radial menggunakan QFD fase 2 memperoleh 5 part kritis, yaitu komposisi bahan aditif, dimensi cap ply, ketebalan lapisan karet tread, dimensi section height (tinggi ban) dan ukuran diameter rim (velg) yang dikelompokkan ke dalam 4 product modules.
(55)
4. Alternatif perencanaan desain produk dan aktivitas desain ban radial dengan pendekatan Concurrent Engineering melalui implementasi dua fase product Development Concurrent Engineering. Tahapan Project Planning
menggunakan QFD phase I untuk identifikasi kebutuhan konsumen. Tahapan
Conceptual Design menggunakan QFD phase II untuk identifikasi bobot kepentingan desain dan karakteristik part produk ban radial. Hasil akhir dalam implementasi pendekatan concurrent engineering diperoleh model virtual dari ban radial serta product modules dari metode Product Architecture Design Structure Matrix untuk perbaikan aktivitas desain yang memberikan informasi bagi perusahaan dalam integrasi proses antar departemen terhadap perencanaan desain produkban radial.
7.2 Saran
Saran yang dapat diajukan pada tugas sarjana yaitu :
1. Pihak perusahaan sebaiknya mempertimbangkan enam atribut rancangan yang diinginkan oleh konsumen sebagai variabel-variabel dalam proses pengembangan produk ban radial.
2. Perusahaan sebaiknya mengembangkan suatu departementasi dalam pembuatan produk ban dengan memanfaatkan empat product modules hasil
clustering dengan Product Architecture DSM untuk mempermudah kegiatan pengembangan produk dan proses produksi.
3. Penelitian selanjutnya, disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai concurrent engineering pada produk ban radial hingga tahapan
(56)
terakhir dengan mengikutsertakan suara konsumen yang sebenarnya, dan mengintegrasikan semua departemen, tidak hanya pada bagian perancangan produk dan perencanaan proses saja, tetapi hingga tahapan manufaktur dan pengendalian kualitas.
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:How to Make QFd Work for You. USA: Addison-Wesley Publishing Company.
Cheng, Chuan-Ju. 2008. Applying QFD and DSM for Product Platform Development and Evaluaion. National Central University.
Dahan, Ely dkk. 2009. New Product Development 2.0 : Preference Markets. Massachusets : MIT Sloan School.
Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin: ASQC Quality Press.
Edosomwan, Johnson A. 1995. Customer and Market-Driven Quality Management. New Delhi: ASQC.
Eppinger, Steven D dan Tyson R Browning. 2012. Design Structure Matrix Methods and Applications. Massachusetts: The MIT Press.
Franceschini, Fiorenzo. 2001. Advance Quality Function Deployment. Turin : St. Lucie Press.
Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.
Otto, Kevin dan Kristin Wood. 2001. Product Design: Techniques in Reverse Engineering and New Product Development. New Jersey: Prentice Hall. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach.
(58)
Sigh, Nanua. 1996. System Approach to computer Integrated Design and Manufacturing. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan : USU Press.
Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. Virginia : Marcel Dekker Inc.
Syan, Chanan. 1994. Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice. London: Chapman and Hall.
(1)
1. 1,0 : jika variabel tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
2. 1,2 : jika variabel tersebut dipenuhi maka akan berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
3. 1,5: jika variabel tersebut bisa dipenuhi maka sangat berpengaruh bagi peningkatan keuntungan perusahaan.
Nilai sales point perancangan produk ban radial dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1 Nilai Sales Point Perancangan Produk Ban Radial
No Variabel Kebutuhan Sales Point
1 Ketebalan Inner Liner 3 mm 1,0
2 Bahan Penyusun Ply (karkas) terbuat dari nilon 1,0 3 Lebar tapak ban (section width) 195 mm 1,2 4 Aspek rasio dari lebar dan tinggi ban adalah 65 1,2 5
Bentuk pola tread rubber yang sesuai adalah
gabungan rib dan segment 1,5
6 Jarak tempuh ban (umur ban) mencapai 100.000 km 1,2
Sumber: Hasil pengolahan data
Kebutuhan responden yang memiliki sales point tinggi yaitu bentuk pola
tread rubber yang sesuai adalah gabungan rib dan segmen. Selain itu pihak perusahaan juga dapat menentukan sales point sebagai bahan pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Penentuan nilai sales point ini dapat digunakan sebagai pertimbangan awal pada tahapan Project Planning untuk menentukan variabel yang akan menjadi fokus awal perusahaan dalam melakukan perbaikan atau peningkatan.
(2)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengolahan, analisis data dan tujuan penelitian yaitu:
1. Atribut rancangan produk ban radial yang sesuai dengan kebutuhan konsumen terdiri dari 6 variabel, yaitu ketebalan inner liner, bahan penyusun
ply, lebar tapak ban, aspek rasio, pola tread rubber, dan umur pemakaian ban. 2. Hubungan antar komponen produk ban radial yang diperoleh dengan
menggunakan metode Product Architecture DSM terbagi atas 4 module
dimana masing-masing module terbagi atas clustering karakteristik part.
Module 1 terdiri dari ukuran kawat bead, pemasangan apex / bead filler dan ukuran diameter rim / velg. Module 2 terdiri dari ukuran diameter rim / velg, dimensi cap ply, komposisi bahan aditif, dan dimensi tinggi ban. Module 3 terdiri dari komposisi bahan aditif, dimensi tinggi ban, dan ketebalan karet
tread. Module 4 terdiri dari ketebalan lapisan karet tread, jarak antar alur / segmen pada tapak ban, serta kedalaman alur ban.
3. Rancangan konseptual produk ban radial menggunakan QFD fase 2 memperoleh 5 part kritis, yaitu komposisi bahan aditif, dimensi cap ply, ketebalan lapisan karet tread, dimensi section height (tinggi ban) dan ukuran diameter rim (velg) yang dikelompokkan ke dalam 4 product modules.
(3)
4. Alternatif perencanaan desain produk dan aktivitas desain ban radial dengan pendekatan Concurrent Engineering melalui implementasi dua fase product Development Concurrent Engineering. Tahapan Project Planning
menggunakan QFD phase I untuk identifikasi kebutuhan konsumen. Tahapan
Conceptual Design menggunakan QFD phase II untuk identifikasi bobot kepentingan desain dan karakteristik part produk ban radial. Hasil akhir dalam implementasi pendekatan concurrent engineering diperoleh model virtual dari ban radial serta product modules dari metode Product Architecture Design Structure Matrix untuk perbaikan aktivitas desain yang memberikan informasi bagi perusahaan dalam integrasi proses antar departemen terhadap perencanaan desain produkban radial.
7.2 Saran
Saran yang dapat diajukan pada tugas sarjana yaitu :
1. Pihak perusahaan sebaiknya mempertimbangkan enam atribut rancangan yang diinginkan oleh konsumen sebagai variabel-variabel dalam proses pengembangan produk ban radial.
2. Perusahaan sebaiknya mengembangkan suatu departementasi dalam pembuatan produk ban dengan memanfaatkan empat product modules hasil
clustering dengan Product Architecture DSM untuk mempermudah kegiatan pengembangan produk dan proses produksi.
3. Penelitian selanjutnya, disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai concurrent engineering pada produk ban radial hingga tahapan
(4)
terakhir dengan mengikutsertakan suara konsumen yang sebenarnya, dan mengintegrasikan semua departemen, tidak hanya pada bagian perancangan produk dan perencanaan proses saja, tetapi hingga tahapan manufaktur dan pengendalian kualitas.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:How to Make QFd Work for You. USA: Addison-Wesley Publishing Company.
Cheng, Chuan-Ju. 2008. Applying QFD and DSM for Product Platform Development and Evaluaion. National Central University.
Dahan, Ely dkk. 2009. New Product Development 2.0 : Preference Markets. Massachusets : MIT Sloan School.
Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin: ASQC Quality Press.
Edosomwan, Johnson A. 1995. Customer and Market-Driven Quality Management. New Delhi: ASQC.
Eppinger, Steven D dan Tyson R Browning. 2012. Design Structure Matrix Methods and Applications. Massachusetts: The MIT Press.
Franceschini, Fiorenzo. 2001. Advance Quality Function Deployment. Turin : St. Lucie Press.
Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.
Otto, Kevin dan Kristin Wood. 2001. Product Design: Techniques in Reverse Engineering and New Product Development. New Jersey: Prentice Hall. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach.
(6)
Sigh, Nanua. 1996. System Approach to computer Integrated Design and Manufacturing. New York: John Wiley & Sons Inc.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan : USU Press.
Skalak, Susan. 2002. Implementing Concurrent Engineering in Small Companies. Virginia : Marcel Dekker Inc.
Syan, Chanan. 1994. Concurrent Engineering Concepts, Implementation and Practice. London: Chapman and Hall.