2001 digitalized by USU digital libary
Mengingat besarnya masalah yang dapat ditimbulkan oleh penyebaran virus HI V AI DS ini, maka pemerintah dalam hal ini Depkes RI telah melakukan berbagai upaya untuk menekan
penularan HI V AI DS. Upaya tersebut diantaranya melalui kegiatan pemeriksaan sampel darah secara rutin kepada mereka yang berisiko tinggi mengidap HI V AI DS, melaksanakan kegiatan
penyuluhan serta menyebarluaskan informasi tentang AI DS, penularan dan pencegahannya seperti pemakaian kondom bagi mereka yang terlibat dengan prilaku hubungan seksual bebas.
1. DEFI NI SI AI DS.
AI DS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HI V Human I mmunodeficiency Virus yang mengakibatkan rusaknya menurunnya sistem kekebalan tubuh
terhadap berbagai penyakit. Apabila HI V ini masuk ke dalam peredaran darah seseorang, maka HI V tersebut
menyerap sel-sel darah putih. Sel-sel darah putih ini adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit. HI V secara berangsur -angsur merusak
sel darah putih hingga tidak bisa berfungsi dengan baik. 2. SEJARAH AI DS
Penyakit ini pertama kali timbul di Afrika, Haiti, dan Amerika Serikat pada tahun 1978. Pada tahun 1979 pertama kali dilaporkan adanya kasus-kasus Sarkoma Kaposi dan penyakit-
penyakit infeksi yang jarang terjadi di Eropa, penyakit ini menyerang orang-orang Afrika yang bermukim di Eropa. Sampai saat ini belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus-kasus
tersebut adalah AI DS.
Sindrom yang kini telah menyebar ke seluruh dunia ini pertama kali dilaporkan oleh Gotlieb dan kawan-kawan di Los Angeles pada tahun 1981. Orang yang terinfeksi virus HI V akan
berpotensi sebagai pembawa dan penular virus selama hidupnya walaupun orang tersebut tidak merasa sakit dan tampak sehat.
Dalam tahun yang sama yaitu pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan adanya kasus Sarkoma Kapusi dan penyakit infeksi yang jarang terjadi di kalangan homoseksual. Hal ini
menimbulkan dugaan yang kuat bahwa transmisi penyakit ini terjadi melalui hubungan seksual. Pada tahun 1982 CDC-USA Centers for Disease Control Amerika Serikat untuk
pertamakali membuat defenisi kasus AI DS. Sejak tahun 1982 dilakukan surveilans terhadap kasus-kasus AI DS.
Pada tahun 1982 –1983 mulai diketahui adanya transmisi diluar jalur hubungan seksual, yaitu melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bersama oleh para
penyalahgunaan narkotik dan obat-obat terlarang. Pada tahun ini juga Luc Montagnier dari Pasteur I nstitute, Paris I nstitute menemukan bahwa penyebab kelainan ini adalah LAV
Lymphadenopathy Associated Virus.
Pada tahun 1984 diketahui adanya transmisi heteroseksual di Afrika dan pada tahun yang sama diketahui bahwa HI V menyerang sel limfosit T penolong. Pada tahun itu juga Gallo dkk dari
National Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV I I I Human T Cell Lymphotropic Virus Type I I I sebagai penyebabkan kelainan ini. Pada tahun 1985 ditemukan
antigen untuk melakukan tes Elisa, pada tahun itu juga diketahui bahwa HI V juga menyerang sel otak. Pada tahun 1986 I nternational Committee on Taxonomy of Virus memutuskan nama
penyebab penyakit AI DS adalah HI V sebagai pengganti LAV dan HLTV.
AI DS Acquired I mmune Deficiency Syndrome atau SI DA Syndrom I muno Deficiency Akuisita adalah sebuah penyakit yang dengan cepat menyebar keseluruhan dunia pandemi.
Di I ndonesia pertama kali mengetahui adanya kasus AI DS pada bulan April tahun 1987, pada seorang warganegara Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah Bali akibat infeksi sekunder
pada paru-paru, sampai pada tahun 1990 penyakit ini masih belum mengkhawatirkan, namun sejak awal tahun 1991telah mulai adanya peningkatan kasus HI V AI DS menjadi dua kali lipat
doubling time kurang dari setahun, bahkan mengalami peningkatan kasus secara ekponensial.
2001 digitalized by USU digital libary
Depkes RI melaporkan bahwa sampai pada tahun 1996 kasus HI V AI DS tercatat sebanyak 501 orang 119 kasus AI DS dan 382 HI V + yang menyebar di 19 Propinsi.
Perkembangan kasus HI V AI DS di I ndonesia dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 : Perkembangan masalah HI V AI DS di I ndonesia Desember 1993 - 1995 dan
1996 Variabel
S d Des 1993 N = 193
S d Des 1995 N = 213
S d Des 1996 N = 501
AIDS HIV
Penularan seksual Pengidap WNI
Umur 20 – 39 tahun Wanita
49 25 144 75
133 70 88 46
136 70 27 14
55 26 158 74
164 77 117 55
155 73 43 20
119 24 382 56
411 82 333 67
238 48 144 29
Sumber : Gde Muninjaya 1998.
3. GEJALA. Terdapat 4 stadium penyakit AI DS yaitu :