mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang sangat diperlukan.
Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolahan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air
tersebut berasal dari air permukaan. Setiap mahkluk di dunia memerlukan air. Tanpa air sebagai zat yang paling esensial
untuk menunjang kehidupan, maka dapat dipastikan kehidupan di bumi ini. Untuk manusia, air selain sebagai konsumsi makanan dan minum juga diandalkan untuk keperluan pertanian,
industri dan lain – lain Suripin,2002.
2.2. Pengertian Air
Air murni adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen. Karena air bersifat universal, maka yang paling alamiah maupun
buatan manusia hingga tingkaat – tingkat tertentu ada zat yang terlarut didalamnya. Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen H
2
yang bersenyawa dengan unsur oksigen O dalam hal ini membentuk senyawa H
2
O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini.
Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini terutama untuk
mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Air yang dibutuhkan oleh tubuh sekitar 60-70 dari berat tubuh, dan umumnya tubuh kita membutuhkan sekitar 8-12 gelas
hari www.academia.edu.
2.3 Kualitas Air
Penyediaan air bersih dalam bentuk kualitas dan kuantitas adalah factor utama bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya.
Parameter yang menentukan kualitas air: 1. Parameter fisika,
2. Parameter kimia, dan 3. Parameter biologi.
1. Parameter Fisika
Parameter Fisika adalah yang berhubungan dengan penglihatan, sentuhan, rasa, ataupun bau. Padatan tersuspensi, turbiditas, rasa, dan bau termasuk kategori ini.
Padatan tersuspensi bersumber dari partikel organik dan anorganik yang tidak larut
ppm. •
Contoh Padatan anorganik : lempung, lanau, dan bahan tanah lainnya dan bahan organik adalah seperti serabut tumbuhan dan bahan biologi sell bakteri, algae dan
lain-lain. Penentuan padatan terlarut dapat dilakukan dengan gravimetri dengan jalan mengeringkan sampel pada 104
o
C.
Kekeruhan adalah pengukuran langsung padatan tersuspensi menggunakan Jackson turbidimeter. Kekeruhan yaitu mengurangi kejernihan air dan diakibatnya oleh pencemar
– pencemar yang terbagi halus, dari manapun asalnya, yang ada dalam air. Kekeruhan biasanya disebabkan oleh lempung, danau, partikel – partikel tanah dan pencemar –
pencemar kolodial lainnya
Warna dari bahan organik seperti daun, kayu, akar, asam humus dll. Bahan anorganik dari besi oksida - berwarna merah, mangan oksida-- warna coklat atau kehitaman. Pada
limbah industri, produksi kertas, proses makanan, produksi kimia, penambangan, dan kilang adalah berupa zat warna dan lainnya.
• Pengukuran zat warna menggunakan standar warna TCU True color unit --1
TCU = 1 mgL platinum. Alatnya Spektrometri.
Rasa dan bau pada air disebabkan oleh adanya bahan organik yang membusuk atau bahan
kimia yang mudah menguap. Pengukurannya dengan melarutkan contoh air yang bersangkutan hingga rasa dan baunya tak dapat lagi ditemukan dengan pengujian oleh
manusia. Air minum secara praktis harus bebas dari warna, rasa dan bau.
Pengukuran bau dan rasa--bahan organik dapat dilakukan dengan gasliquid
Suhu air merupakan hal yang penting jika dikaitkan dengan tujuan penggunaan, pengolahan untuk membuang bahan – bahan pencemar serta pengangkutannya. Suhu
tergantung pada sumber airnya. Suhu air tanah akan bervariasi menurut kedalaman dan ciri – ciri akifer yang menjadi sumber air itu. Suhu air permukaan yang disadap dari suatu
waduk yang dalam bervariasi juga menurut kedalamannya.
2. Parameter Kimia
Air merupakan pelarut yang sangat baik sehingga banyak sekali bahan-bahan yang dapat larut dalam air.
Parameter kimia kualitas air : •
Derajat keasaman pH pH adalah bilangan yang menunjukkan berapa konsentrasi ion H
+
didalam suatu larutan. Konsentrasi ini ditunjukkan oleh pH yang berarti pH = -log H
+
. Air murni atau netral tidak asam dan tidak basa mempunyai pH = 7. Air yang bersifat asam mempunyai
jumlah ion H
+
lebih besar dari ion OH¯ dan sebaliknya, air yang bersifat basa mempunyai jumlah ion OH¯ lebih besar dari ion H
+
. •
Alkalinitas, Alkalinitas air adalah pengukur kapasitasnya untuk menetralisir asam – asam. Pada air
alamiah, alkalinitas dikaitkan dengan konsentrasi bikarbonat, karbonat dan hidrokarbonat
dalam miligram per liter. Keasaman dinyatakan dalam jumlah kalsium karbonat yang dibutuhkan untuk menetralisir air itu.
• Karbondioksida
Karbondioksida adalah salah satu gas minor yang ada di atmosfer dan merupakan hasil akhir dari pembusukkan biologi, baik yang aerobik maupun yang anaerobik. Air hujan
dan kebanyakan persediaan air permukaan mengandung sejumlah kecil karbondioksida biasanya kurang dari 5 mgL, tetapi air tanah dapat mengandung jumlah dioksida
merupakan hal yang penting, karena mempengaruhi pH air, menimbulkan karat bagi kebanyakan sistem pipa dan mempengaruhi kebutuhan dosis bila dipergunakan pengolahan
kimiawi. •
Kesadahan Kalsium dan magnesium adalah ion – ion utama yang membentuk kesadahan air.
Seperti tercantum dalam Tabel, ion – ion logam terlarut yang bervalensi dua dan tiga, misalnya aluminium, besi mangan dan seng, mempunyai sumbangan juga dalam
pembentukan kesadahan. Kesadahan dinyatakan dalam miligram per liter padanan kalsium karbonat. Kesadahan air alamiah sangat bervariasi di seluruh Amerika Serikat. Air kira – kira
dapat diklasifikasikan menurut tingkat kesadahan yang dikandungnya sebagai berikut : Tabel 2.1. Klasifikasi Tingkat Kesadahan Air
Kesadahan total mgL sebagai CaCO
3
Klasifikasi
Kurang dari 15 15 – 60
61 – 120 121 – 180
Lebih dari 180 Air yang sangat lunak
Air lunak Air yang agak lunak
Air sadah Air yang sangat sadah
3. Parameter Biologi Kebanyakan air permukaan di alam adalah mengandung bakteri dan virus dan
pengukurannya dilakukan dengan mengidentifikasi bakteri patogen. Dalam rekayasa
lingkungan pengukurannya dilakukan dengan indikator bakteri patogen E. Coli dalam 100 ml
air contoh. Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia Colli,
Clostridium Perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin racun setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Keberadaan bakteri Coliform
E.Coli tergolong jenis bakteri ini yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen, seperti bakteri Shigella penyebab muntaber, S. Typhii penyebab Typhus, Kolera, bdan Disentri.
Dari sudut kontrol terhadap penyakit ada dua golongan besar dari organisme yaitu : 1.
Mikroorganisme patogen, yang dapat menyebabkan penyakit, yang paling menjadi perhatian pada masalah kualitas air.
2. Mikroorganisme non patogen, mikroorganisme yang tidak menimbulkan penyakit
Hanum, 2015.
2.4. Syarat-syarat Air Minum