menyampaikannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Secara
formal Surat Pemberitahuan minimal harus berisi: 1.
Nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan Alamat Wajib Pajak; 2.
Masa Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan; 3.
Tanda Tangan Wajb Pajak atau Kuasa; 4.
Lampiran dan keterangan lain yang diwajibkan sesuai peraturan yang berlaku. Sedangkan secara material setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan
benar, jelas, lengkap, dalam arti bahwa seluruh SPT baik Induk dan Lampiran- lampirannya harus sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian
menandatangani dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Untuk
e
-SPT seluruh data elemen Induk beserta lampirannya harus lengkap dan dapat diproses dalam Sistem
Informasi Direktorat Jenderal Pajak, dan SPT Induk hasil cetakan dari media komputer tersebut telah ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya, serta telah
dilengkapi dengan lampiran khusus dan atau lampiran yang disyaratkan.
G. Tempat dan Cara Penyampaian SPT
Untuk Prosedur Penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan dapat dilakukan secara langsung ke KPP melalui layanan terpadu dan dapat langsung
melalui pos dengan membawa bukti pengiriman surat atau dengan cara lain.
Universitas Sumatera Utara
Cara lain yaitu dengan Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP danatau
E-filing
E-filing
merupakan salah satu cara penyampaian SPT elektronik yang dilakukan secara
online.
Bisa dilakukan melalui website Diekorat Jenderal Pajak atau penyedia jasa pihak ketiga yang ditunjuk DJP. SPT Elektronik e-SPT
adalah SPT dalam bentuk dokumen elektronik. Aplikasi SPT Elektronik adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk membuat SPT Elektronik. Aplikasi
e-SPT adalah Aplikasi SPT Elektronik yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Bukti Penerimaan Elektronik adalah informasi yang meliputi nama, Nomor
Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, dan Nomor Tanda Terima Elektronik yang tertera pada hasil cetakan bukti penerimaan, dalam hal penyampaian SPT
Elektronik dilakukan melalui laman Direktorat Jenderal Pajak, atau informasi yang meliputi nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, tanggal, jam, Nomor Tanda
Terima Elektronik dan Nomor Transaksi Pengiriman serta nama Penyalur SPT Elektronik, yang tertera pada hasil cetakan bukti penerimaan, dalam hal
penyampaian SPT Elektronik dilakukan melalui Penyalur SPT Elektronik, yang berfungsi sebagai tanda terima penyampaian SPT Elektronik.
H. Batas Waktu Penyampaian SPT
Wajib Pajak Orang Pribadi wajib menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi paling lama 3 tiga bulan setelah akhir
Universitas Sumatera Utara
tahun pajak. Sedangkan Wajib Pajak Badan wajib menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan paling lama 4 empat bulan setelah akhir
Tahun Pajak. Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT paling lama 2 dua bulan sejak batas waktu penyampaian SPT Tahunan dengan
cara menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan. Pemberitahunan perpanjangan SPT Tahunan dalam bentuk formulir kertas
Hardcopy
atau dalam bentuk dokumen elektronik.
Pemberitahauan perpanjangan SPT Tahunan dismapaikan ke Kantor Pelayanan Pajak sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan berakhirdengan
dilampiri: 1.
Perhitungan sementara pajak terutang dalam satu Tahun Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang
2. Laporan keuangan sementara
3. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang kedudukannya
disamakan dengan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak terutang, dalam hal terdapat kekurangan
pembayaran pajak. Pemberitahuana perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh
Wajib pajak atau Kuasa Pajak, jika ditandatangani oleh Kuasa Pajak harus
Universitas Sumatera Utara
dilampiri dengan Surat Kuasa khusus sesuai dengan peraturan perundang- undangan di bidang perpajakan.
I. Sanksi Administrasi atas Tidak atau Terlambat Menyampaiakan SPT
Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu penyampaian atau batas waktu perpanjanagan penyampaian SPT, Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi
berupa denda sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan. Bagi Wajib Pajak yang tidak atau belum
menyampaikan SPT sampai dengan batas penyampaian atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT dikenakan sanksi sebesar Rp.100.000 untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi, dan keterlambatan SPT Tahunan Wajib Pajak badan dikenakan sanksi sebesar Rp.1.000.000,.
Wajib Pajak tertentu yang dikecualikan dari penggenaan sanksi administrasi berupa denda karena tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 243PMK.032014 tidak dilakukan terhadap : 1.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia 2.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai Warga Negara Asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia 4.
Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
5. Wajib Pajak Badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6.
Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi 7.
Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan, atau
8. Wajib Pajak lain
Maksud dari Wajib Pajak lain sebagaiman dimaksud diatas adalah Wajib Pajak yang tidak dapat menyampaikan SPT dlam jangka waktu yang telah
ditentukan karena kerusuhan massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme, perang antarsuku, kegagalan system informasi administrasi penerimaan Negara
atau keadaan lain.
J. Penerbitan Surat Tagihan Pajak