6 Rekonstruksi dilakukan di ruangan pencampuran oleh apoteker
7 Obat yang selesai di rekonstruksi dikemas dalam wadah plastik
sesuai nama pasien 8
Wadah plastik yang sudah berisi obat di antar ke ruang kemoterapi terpadu lantai 3 untuk diberikan ke pasien
9 Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah PKOD Pemantauan kadar obat dalam darah sudah pernah dilakukan oleh
pokja farmasi klinis. Namun hanya untuk antibiotik gentamisin dan amikasin.
3.2.4.2 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja Perencanaan dan Evaluasi dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, mempunyai tugas membantu kepala Instalasi Farmasi dalam hal mengkoordinasikan, membina, melaksanakan
perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian di RSUP H. Adam Malik dan
melaksanakan SIRS Instalasi Farmasi serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan Pokja Perencanaan dan
Evaluasi. Perencanaan dilakukan sebagai pedoman dalam merencanakan kebutuhan
perbekalan farmasi yang bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari
kekosongan obat, dan meningkatkan efisiensi penggunaan perbekalan farmasi dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar
Universitas Sumatera Utara
yang telah ditentukan antara lain Konsumsi, Epidemologi atau kombinasi keduanya.
Pokja Perencanaan dan Evaluasi sudah melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan
metode kombinasi yaitu gabungan antara metode konsumtif dan epidemiologi. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan
oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja Perencanaan dan Evaluasi juga
melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan.
Walaupun demikian Pokja Perencanaan dan Evaluasi masih sering mendapatkan kendala yaitu ketidaktersediaan perbekalan farmasi khususnya obat
yang diperlukan untuk pelayanan pasien. Ketidaktersediaan obat ini dapat terjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal karena barang memang tidak
tersedia dari distributor yang bersangkutan, faktor internal disebabkan karena adanya masalah administrasi pada direktorat keuangan dan IFRS sendiri karena
perubahan status rumah sakit menjadi BLU penuh.
3.2.4.3 Pokja Perbekalan