Wawancara Pertama Peninjauan ke Lokasi On the Spot Wawancara Kedua Keputusan atas Permohonan Kredit

Tentu saja, mampu dan mau adalah dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, hanya bila keduanya dimiliki oleh calon debitur, barulah kreditur percaya, kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan rencana. Tabel 2.3

6. Wawancara Pertama

Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung denagn calon debitur. Tujuannya adaalh untuk mendapatkan keyakinan Kemampuan B A I K Debitur nakal, belum tentu terjadi kredit bermasalah, tetapi bank mengekspos diri ke kredit dengan resiko tinggi Kredit Lancar B U R U K Kredit atau pembiayaan bermasalah karena debitur nakal dan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit Kredit atau pembiayaan bermasalah karena walaupun debitur baik tetapi tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kredit Buruk Baik Kemauan Universitas Sumatera Utara apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharaapkan.

7. Peninjauan ke Lokasi On the Spot

Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Pada saat akan melakukan peninjauan ke lokasi, hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai kondisi yang sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam permohonan kredit atau pembiayaan.

8. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara pertama, dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan setelah dilakukan on the spot dilapangan.

9. Keputusan atas Permohonan Kredit

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan kredit atau pembiayaan disetujui atau ditolak. Bila disetujui, akan dibuat surat penegasan atau surat persetujuannya yaitu akad dan jika ditolak juga dibuat surat penolakannya. Surat persetujuan penegasan kredit atau pembiayaan meliputi: Universitas Sumatera Utara a. Jenis Pembiayaan, dapat dalam bentuk pembiayaan mudhorobah, musyarokah, murobahah, dan lain sebagainya. b. Limit pembiayaan, besarnya jumlah plafon kredit yang disetujui. c. Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas kredit yang disetujui d. Jangka waktu, sampai kapan fasilitas kredit tersebut berlaku, tanggal angsuran atau jadwal pelunasan. e. Nisbah, rasio atau perbandingan pembagian keuntungan bagi hasil antara nasabah dan bank. f. Syirkah adalah bentuk usaha yang dikerjasamakan oleh kedua belah pihak g. Jaminan pembiayaan, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur. h. Ketentuan lainnya, memuat ketentuan tentang syarat-syarat pencairan kredit, keharusan membuat laporan, kunjungan ke lokasi dan penandatangan surat persetujuan pembiayaan oleh calon debitur. Fasilitas kredit atau pembiayaan dapat dicairkan yaitu setelah calon debitur menandatangani akad perjanjian kredit atau pembiayaan dibawah tangan dan atau secar notarial, setelah penyerahan pengikatan jaminan kredit atau pembiayaan, setelah penutupan asuransi barang jaminan dan persyaratan lainnya. Sebaiknya, persyaratan dalam surat persetujuan kredit atau pembiayaan dimuat seluruhnya dalam akad perjanjian kredit atau pembiayan yang dibuat dihadapan Kantor Notaris yang telah disepakati. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian yang terdiri dari:

A. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari : 1. Data Primer, dan 2. Data Sekunder. 1. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari PT. Bank Sumut Syariah Medan, seperti hasil wawancara dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan pemberian kredit dalam hal ini 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan dengan perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti : a. sejarah ringkas perusahaan, b. struktur Organisasi Perusahaan, c. standar Operasional Prosedur SOP perushaan, d. uraian tugas masing-masing bagian dalam organisasi peruahaan, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Komersial Pada Kelompok Bank Menengah

1 44 83

Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau

3 51 115

Pengaruh Standardisasi Kelayakan Pemberian Kredit Terhadap Pemberian Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pada PT. Bank Mandiri - Micro Banking District Center Medan Pulau Pinang

0 43 99

Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan Kredit Pada Bank Melalui Balai Lelang Swasta (Studi Kasus Pada Bank Swasta)

4 126 136

Analisis Sistem Penyaluran Kredit Mikro Pada PT. Bank Mandiri, (PERSERO) Tbk Cabang Mikro Banking Unit (MBU) USU Medan

4 66 69

Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan

12 180 121

Analisis Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit

0 51 70

Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pemberian Kredit (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO)Tbk)

0 29 121

Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pada Sentra Kredit Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Kcp Gajah Mada Medan

2 65 59

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

12 251 90