Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT Bank Sumut Syariah Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA

PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN

Oleh

NAMA : LENI MARLINA

NIM : 070522137

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1-EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA

PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN

Oleh :

NAMA : LENI MARLINA NIM : 070522137

JURUSAN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul :

“Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT Bank Sumut Syariah Medan" Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, 20 Desember 2009 Yang membuat pernyataan

Leni Marlina NIM. 070522137


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit Pada PT Bank Sumut Syariah Medan Medan” sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan pendidikan program S1 Ekstensi Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah belajar dan berusaha semampunya untuk membuat skripsi ini memiliki kualitas ilmu yang baik dan bermanfaat. Namun sebagai seorang manusia biasa penulis menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga masih jauh dari kesempurnaan . Dengan hati dan pikiran yang terbuka, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam penyusunan di masa mendatang.

Penulis menyadari sepenuhnya telah memperoleh bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak secara moral, materil dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi.


(5)

3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, ilmu dan waktu kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE., M.Acc., Ak., dan Bapak Iskandar Muda, SE,M.Si, Ak., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

6. Bang Aulia Rahman selaku Manager bagian kredit di PT Sumut Syariah Medan Medan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan semangat pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Pimpinan, seluruh staff dan karyawan PT Bank Sumut Syariah Medan yang

juga telah memberikan masukan dan semangat bagi penyelesaian skripsi saya.

8. Kedua orangtuaku terkasih ayahanda H. M. Dahlan dan ibunda Sri Wahyuni, serta kakak dan adikku tersayang Laili, Juliana, Zarkasih, terimakasih buat doa, dukungan baik materil dan moral. Semuanya sungguh berarti dalam hidupku.

9. Semua teman-temanku mahasiswa Akuntansi Ekstensi Fakultas Ekonomi USU angkatan 2007 khususnya kepada Ayu, Dewi, Ai, Rahma, Risye, Fitri, yang memberikan semangat kepada penulis sehingga menikmati masa-masa perkuliahan yang menyenangkan dan tak akan terlupakan. Semoga persahabatan kita untuk selamanya.


(6)

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 1 Desember 2009 Penulis

Leni Marlina NIM. 070522137


(7)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam menentukan keputusan pemberian kredit pada perusahaan PT Bank Sumut Syariah dan untuk memahami prosedur pemberian kredit kepada calon debitur. Ketentuan PSAK No. 2 PT Bank Sumut Syariah Medan merupakan salah satu unit usaha kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai dengan prinsip syariah.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dimana penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan sumber-sumber dana yang dihimpun oleh PT Bank Sumut Syariah Medan dari masyarakath. Data-data tersebut kemudian disusun menjadi informasi dan dianalisa penerapannya dengan PSAK terkait. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, terutama pada bagian pelayanan nasabah, dan juga melakukan dokumentasi terhadap terhadap dokumen-dokumen yang akan mendukung penelitian. Dalam peneelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Dari hasil yang telah penulis lakukan diketahui PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan menerapkan beberapa prinsip pembiayaan, baik dalam hal karakteristik setiap produk maupun dalam penyajiannya dalam laporan keuangan, yang masih didasarkan kepada ketentuan PSAK No. 2.


(8)

Abstract

The objective of this research is to find out a counterpart implementation in deciding credit to company of PT Bank Sumut Syariah and to understanding the procedure of credit to debitur. PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan is one business units that establish by PT Bank Sumut. The company is collecting fund, distributing fund and serving other banking services subject to syariah principles. The method of analysis used is descriptive method, in which the writer took data related to fund resources is collected by PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan from public. In this case the data is assembled become information and then analyzed the implementation with related Staatement of Financial Accounting Standard. In collecting the information required, the writer used Interview method especially to customer service department, and also made supported documentation. In this research, the writer used primary data and secondary data. According to this research, PT Bank Sumut Cabang Syariah medan still implemented of cost principles as well in the chaeacteristic of each product and also their presentation on the financial report, counterpart with the Statement of Financial Accounting Standard #2.


(9)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN………... i

KATA PENGANTAR………. ii

ABSTRAK……….………... v

ABSTRACT……….. vi

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……….…………... x

DAFTAR GAMBAR ………...……….………... xi

DAFTAR LAMPIRAN…. ……….…………. xii

BAB I PENDAHULUAN……….………… 1

A. Latar Belakang Masalah………..……… 1

B. Perumusan Masalah ………....……… 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..…… 3

D. Kerangka Konseptual Penelitian ………..….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 5

A. Bank Syariah………...……….… 5 1. Pengertian Bank Syariah……….… 2. Fungsi Bank Syariah………... 3. Tujuan Bank Syariah………...…….…...

6 6 7


(10)

4. Produk Perbankan Syariah ………... 8

B. Kredit………... 12

C. Pengertian dan Jenis Pembiayaan Pada Bank Syariah……… 13

1. Pengertian Pembiayaan………... 2. Macam-macam Kegiatan Kredit atau Pembiayaan Pada Bank Syariah………. 3. Kegiatan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pada Bank Syariah………. 14 16 20 D. Resiko Perkreditan Akibat Pembiayaan Bermasalah……….….… 21

E. Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan... 24

BAB III METODE PENELITIAN…….……… 36

A. Jenis Data……… 36

B. Teknik Pengumpulan Data …………...……….. 37

C. Metode Analisa Data……...……… 37

D. Jenis Penelitian………..………. 38

E. Sumber Data………..……….. 38


(11)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN………...…...…... 39

A. Data Penelitian………...…….... 39

B. Analisis Data……….. 67

1. Analisis Non Keuangan ... 67

2. Penyajian Unsur-unsur Sumber Dana Perusahaan yang diperoleh dari Masyarakat dalam Laporan Keuangan PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan………...……… 72 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..……….. 84

A. Kesimpulan……… 84

B. Saran……….. 84

DAFTAR PUSTAKA………..……….…... 86 LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Dokumen Pengajuan Kredit atau Pembiayaan 24 Tabel 2.2 Isi Proposal dalam Pembiayaan dalam

Sama Dengan dalam Pemberian Kredit 30 Tabel 2.3 Kemampuan VS Kemauan 35

Tabel 4.1 Evaluasi Pendahuluan 52

Tabel 4.2 Standar Rasio Keuangan PT Bank Sumut Syariah 60 Tabel 4.3 Mutasi Penyisihan Penghapusan Kredit

yang Diberikan 74

Tabel 4.4 Jumlah Kredit yang Diberikan Berdasarkan


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Sumber Dana Bank Syariah 9 Gambar 2.2 Metode Penyaluran Dana Bank Syariah 9 Gambar 4.1 Evaluasi Pendahuluan 54


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Kelas III PT Bank Sumut Syaariah

Lampiran 2 Akad Pembiayaan Musyarakah

Lampiran 3 Surat Persetujuan Prinsipo Pemberian Pembiayaan (SP4) Lampiran 4 Laporan Analisa Pendahuluan

Lampiran 5 Laporan Verifikasi Lampiran 6 Laporan Neraca Lampiran 7 Laporan Laba Rugi Lampiran 8 Daftar Pertanyaan


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam menentukan keputusan pemberian kredit pada perusahaan PT Bank Sumut Syariah dan untuk memahami prosedur pemberian kredit kepada calon debitur. Ketentuan PSAK No. 2 PT Bank Sumut Syariah Medan merupakan salah satu unit usaha kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai dengan prinsip syariah.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dimana penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan sumber-sumber dana yang dihimpun oleh PT Bank Sumut Syariah Medan dari masyarakath. Data-data tersebut kemudian disusun menjadi informasi dan dianalisa penerapannya dengan PSAK terkait. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara, terutama pada bagian pelayanan nasabah, dan juga melakukan dokumentasi terhadap terhadap dokumen-dokumen yang akan mendukung penelitian. Dalam peneelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Dari hasil yang telah penulis lakukan diketahui PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan menerapkan beberapa prinsip pembiayaan, baik dalam hal karakteristik setiap produk maupun dalam penyajiannya dalam laporan keuangan, yang masih didasarkan kepada ketentuan PSAK No. 2.


(16)

Abstract

The objective of this research is to find out a counterpart implementation in deciding credit to company of PT Bank Sumut Syariah and to understanding the procedure of credit to debitur. PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan is one business units that establish by PT Bank Sumut. The company is collecting fund, distributing fund and serving other banking services subject to syariah principles. The method of analysis used is descriptive method, in which the writer took data related to fund resources is collected by PT Bank Sumut Cabang Syariah Medan from public. In this case the data is assembled become information and then analyzed the implementation with related Staatement of Financial Accounting Standard. In collecting the information required, the writer used Interview method especially to customer service department, and also made supported documentation. In this research, the writer used primary data and secondary data. According to this research, PT Bank Sumut Cabang Syariah medan still implemented of cost principles as well in the chaeacteristic of each product and also their presentation on the financial report, counterpart with the Statement of Financial Accounting Standard #2.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan suatu sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun dan penyalur dana dari masyarakat secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Dalam upaya mendukung kesinambungan dan peningkatan pelaksanaan pembangunan, lembaga perbankan telah menunjukan perkembangan yang pesat seiring dengan kemajuan pembangunan di Indonesia dan perkembangan perekonomian Internasional serta sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan jasa perbankan yang tangguh dan sehat.

Perbankan dengan prinsip syariah lahir dengan dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat khususnya sebagian umat Islam Indonesia terhadap bank tanpa bunga, kelahiran bank syariah di Indonesia yang menggunakan sistem bank tanpa bunga telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap sistem perbankan Indonesia. Konsep bunga pada bank konvensional oleh sebagian umat Islam Indonesia dianggap sebagai riba terlebih lagi dengan adanya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang haramnya bunga bank.


(18)

Perkembangan perbankan syariah ditandai dengan disetujuinya Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 yang merupakan revisi dari Undang-Undang dengan rinci menjelaskan bahwa landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah, Undang-Undang tersebut juga menjadi arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, pasal 6 huruf m yang berbunyi: "Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia"

Selain itu yang dimaksud dengan prinsip syariah dijelaskan pada pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang berbunyi sebagai berikut:

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan atau biasa disebut dengan kredit berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah, penyertaan modal musharakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”

PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan mulai beroperasi pada tanggal 4 November 2004. Perusahaan ini bergerak dalam bidang perbankan syariah yang memiliki kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana serta memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat dengan basis syariah. Berdasarkan uraian


(19)

diatas, penulis tertarik untuk membuat skripsi mengenai prosedur pemberian kredit dengan judul “ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA PT BANK SUMUT SYARIAH MEDAN.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah berikut: Bagaimana prosedur penilaian kredit pada PT Bank Sumut Syariah Medan

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui bagaimana proedur pemberian kredit pada Bank Sumut Syariah

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1. Menambah wawasan penulis mengenai analisis prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT Bank Sumut Syariah Medan.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi manajemen PT Bank Sumut Syariah Medan.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam mengembangkan lebih dalam mengenai prosedur pemberian kredit.

D. Kerangka Konseptual Penelitian Konseptualnya adalah :


(20)

Gambar 1.1

Gambar 1.1 Konseptual Penelitian

Sumber : Penulis, 2010

Perusahaan untuk mendapatkan kredit atau pembiayaan dari bank harus mengajukan proposal kredit dimana mencakup data-data perusahaan baik keuangan ataupun non keuangan, yang akan dinilai layak atau tidak oleh bank untuk dibiayai. Bila layak bank sudah tentu akan menyetujui atau menerima proposal tersebut. Tahap selanjutnya, calon debitur atau perusahaan akan diminta untuk melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya.

Diterima / Keputusan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Analisis Data

Proses Pemberian Kredit atau

Analisis Data Non Perusahaan


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 dalam buku Sofyan S. Harahap, dkk (2005 : 3), pengertian bank dan prinsip syariah sebagai berikut,

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah.

Menurut Heri Sudarsono (2003 : 27), ”Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.”

2. Fungsi bank syariah Fungsi bank syariah yaitu

a. Manajer investasi. Bank syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana dan dari dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana sangat tergantung pada pendapatan yang diterima oleh bank syariah dalam mengelola dana yang dihimpunnya serta pada keahlian, kehati-hatian dan professionalismenya.


(22)

b. Investor. Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai investor (pemilik dana).

c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran. Dalam hal ini bank syariah dapat melakukan berbagai kegiatan jasa pelayanan perbankan sebagaimana lazimnya, seperti transfer uang.

d. Pelaksana kegiatan sosial. Sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola zakat serta dana-dana sosial lainnya.

3. Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya:

a. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan. Agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan). Dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.

b. Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan invetasi. Gunanya agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. c. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang

berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.


(23)

d. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.

e. Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.

f. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam kepada bank non-syariah

4. Produk Perbankan Syariah

Bank sebagai lembaga perantara keuangan memiliki 2 kegiatan utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan modal dan pembiayaan, bank syariah memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional. Secara umum alat-alat yang digunakan bank syariah terdiri atas tiga kategori yaitu:

a. Penghimpunan Dana (Funding)

Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari empat sumber yaitu modal, titipan, investasi dan investasi khusus. Secara sederhana, sumber dana bank syariah yang diperoleh dari masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut:


(24)

Gambar 2.1 Sumber Dana Bank Syariah

Penghimpunan dana akan dijelaskan secara terperinci pada sub bab berikutnya.

b. Penyaluran Dana (Financing)

Penyaluran dana bank syariah dilakukan dengan berbagai metode. Secara sederhana, metode penyaluran dana bank syariah dapat diilustrasikan

Gambar 2.2 Metode Penyaluran Dana Bank Syariah

Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda (transfer of property). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, yakni sebagai berikut:

Prinsip Jual Beli

1). Pembiayaan Murabahah

Mudharabah

Bank Syariah Masyarakat

Jual Beli Sewa Beli


(25)

Menurut Jaih Mubarok (2004 : 306), ”Mudharabah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjual kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati.”

2). Pembiayaan Salam

Menurut Jaih Mubarok (2004 : 310),

Salam adalah akad jual beli pesanan antara pembeli dengan penjual. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati di awal akad dan pembayarannya dilakukan dimuka secara penuh. Apabila bank bertindak sebagai pembeli kemudian memesan barang kepada pihak lain untuk meyediakan barang maka hal ini disebut salam paralel.

3). Pembiayaan Ishtishna

Menurut Bank Indonesia dalam buku Jaih Mubarok (2004 : 280) disebutkan bahwa ”prinsip istishna menyerupai salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dimuka, dicicil atau dibelakang. Istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur, industri kecil menengah dan konstrusi.”

Dalam prinsip sewa beli ini dikenal yang namanya Ijarah Wa Iqtina / Ijarah

Muntahhiyah Bittamlik. Menurut Bank Indonesia dalam buku Jaih Mubarok

(2004 : 282), ”Ijarah Wa Iqtina / Ijarah Muntahhiyah Bittamlik adalah akad sewa menyewa suatu barang antara bank dengan nasabah dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad. Harga sewa dan harga beli ditetapkan bersama di awal perjanjian.”

Prinsip Sewa Beli


(26)

1). Pembiayaan Musyarakah

Menurut Jaih Mubarok (2004 : 306) disebutkan, ”Musyarakah adalah akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif. Pendapatan atau keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati.”

2). Pembiayaan Mudharabah

Menurut Jaih Mubarok (2004 : 304), ”Mudharabah adalah akad antara pemilik dana dengan pengelola untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. Pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad.”

c. Jasa Perbankan (Banking Services)

Bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikannya. Produk jasa perbankan tersebut antara lain:

1). Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Dalam bukunya Muhammad (2005 : 188) menyebutkan, ”Hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktik perbankan, fasilitas hiwalah lazimnya digunakan untuk membantu pemasok mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.”


(27)

Muhammad (2005 : 189) menyebutkan bahwa dalam wakalah ”nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer uang.”

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Kata “kredit” berasal dari bahasa Latin credere yang berarti percaya atau to

believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian

kredit oleh suatu lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan (faith). Berikut beberapa definisi kredit:

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Undang-undang Perbankan pasal 1 ayat 11 UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.” Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga.

Menurut Tjoekam (2000:1) pengertian kredit bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, berarti:

Suatu kegiatan memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada kreditur (bank)


(28)

setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur (bank) dan debitur (user).

Menurut Sastradipoera (2001) dalam Tjoekam (2000:2) kredit dapat didefinisikan dengan empat cara:

a. Kredit dianggap sebagai waktu yang diberikan untuk membayar barang atau jasa yang dijual atas kepercayan.

b. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan persepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.

c. Kredit adalah kepercayaan yang diberikan berhubungan dengan kekayaan yang diserahkan atas janji pembayaran kelak.

d. Kredit adalah dana yang tersimpan dalam perkiraan bank.

C. Pengertian dan Jenis Pembiayaan pada Bank Syariah 1. Pengertian Pembiayaan

Pengertian pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis. Bisnis adalah aktivitas yang mengarah kepada penambahan nilai tambah melaluiproses penyerahan jasa, perdagangan atau pengelolaan barang (produksi).

Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan syariah atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Menurut ketentuan Bank Indonesia aktiva produktif adalah penanaman dana Bank syariah baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing dalam modal. penyertaan modal sementara, komitmen dan kontenjensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (Peraturan Bank Indonesia No.5/7/PBI/2003. Tujuan Bank Syariah dibedakan


(29)

menjadi dua bagian yaitu tujuan pembiayaan mikro dan makro. Secara makro bertujuan untuk:

a. Peningkatan Ekonomi Umat b. Meningkatkan Produktivitas

c. Tersedianya Dana Bagi Peningkatan Usaha

Kalau secara mikro untuk: a. Upaya memaksimalkan laba b. Upaya memaksimalkan resiko c. Pendayagunaan sumber ekonomi d. Penyaluran kelebihan dana

Oleh karena itu tujuan pembiayaan yang dilaksanakan oleh Bank Syariah adalah untuk memenuhi kebutuhan stakeholder, yakni:

1. Pemilik

Dari sumber pendapatan diatas para pemilik modal mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. 2. Pegawai

Para pegawai mengaharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank tersebut. 3. Masyarakat

- Pemilik Dana

Sebagaimana pemilik menharapkan dari dana yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil


(30)

Para debitur dengan penyediaan dana baginya mereka terbantu guna menjalankan usahanya

- Bank

Bagi bank yang bersangkutan, dari penyaluran pembiayaan diharapakan bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya semakin luas.

4. Pemerintah

Akibat penyediaan pembiayaan pemerintah terbantu dalam pembiayaan

pembangunan negara, disamping memperoleh pajak penghasilan yang diperoleh bank dan perusahaan-perusahaan.

Fungi Pembiayaan

1. Meningkatkan daya guna uang 2. Meningkatkan daya guna barang 3. Meningkatkan peredaran uang 4. Menimbulkan kegairahan usaha 5. Stabilisasi ekonomi

2. Macam-macam Kegiatan Kredit atau Pembiayaan pada Bank Syariah a. Kredit Musyarakah

Yang dimaksud dengan Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.


(31)

Kredit Mudharabah adalah kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan selurah modal (100%) sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal.

c. Al-Muzara'ah

Muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan

penggarap dimana pemilik lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian tertentu (persentase) dari hasil panen.

CONTOH PERHITUNGAN KREDIT ATAU PEMBIAYAAN

Kredit Mudhorobah (Pembiayaan Dalam Bentuk Modal Kerja Penuh)

Pak Berkah seorang Jurkam (Juragan Kambing) memerlukan dana modal kerja untuk jualan kambing pada Idul-Adha 1227H. Untuk keperluan tersebut pak Berkah datang ke Bank Sumut Syariah untuk mengajukan fasilitas pembiayaan sebesar Rp. 30.000.000,-. Setelah dilakukan analisa oleh Bank Syariah, disetujui fasilitas pembiayaan mudhorobah oleh Bank Syariah kepada pak Berkah dengan persyaratan mudhorobah sebagai berikut :

- Plafond : Rp. 30.000.000,-

- Jangka Waktu : Tempo 1 Bulan


(32)

- Obyek Bagi-Hasil : Keuntungan Usaha - Biaya Administrasi : Rp. 150.000,- - Pengembalian Dana Pokok : Saat Jatuh Tempo - Pembayaran Bagi-Hasil : Saat Jatuh Tempo

- Rumus Bagi-Hasil untuk BMT :

KEUNTUNGAN USAHA BERSIH x NISBAH

Kredit Musyarokah (Pembiayaan Dalam Bentuk Penyertaan Modal Kerja)

Pak Rahmat seorang pedagang sembako rumahan membutuhkan tambahan modal kerja untuk usaha dagangnya sebesar Rp. 5.000.000,- atau 50% dari modal sendiri yang sudah tertanam dalam usaha dagangnya sebesarnya Rp. 10.000.000,-. Setelah dilakukan analisa oleh Bank Syariah, disetujui fasilitas pembiayaan musyarokah oleh Bank Syariah kepada pak Rahmat dengan persyaratan Musyarokah sebagai berikut:

- Plafond : Rp. 5.000.000,-

- Jangka Waktu : 20 Pekan

- Nisbah Bagi-Hasil : 20 : 80 (Bank Syariah : MITRA) - Obyek Bagi-Hasil : Keuntungan Dagang

- Biaya Administrasi : Rp. 25.000,- - Pengembalian Dana Pokok : Setiap Pekan - Pembayaran Bagi-Hasil : Setiap Pekan


(33)

- Rumus Bagi-Hasil untuk BMT :

PENYERTAAN Bank Syariah: MODAL MITRA x KEUNTUNGAN USAHA x NISBAH Bank Syariah

Kredit Murobahah (Pembiayaan Dalam Bentuk Jual-Beli)

Ibu Syamsiah seorang penjual es keliling membutuhkan 1 buah kulkas baru untuk mengganti kulkas lama yang sudah rusak. Untuk memenuhi keperluan tersebut ibu Syamsiah datang ke Bank Syariah untuk mengajukan fasilitas pembiayaan Murobahah sebesar Rp. 1.500.000,-. Setelah menganalisa kelayakan dan kemampuan ibu Syamsiah, Bank Syariah memerintahkan ibu Syamsiah mengisi akad pesanan barang lengkap dengan specifikasinya. Dalam hal pengadaan barang tersebut, Bank dapat menyediakan langsung barang tersebut sesuai pesanan atau dapat juga Bank mewakilkan(wakalah) kepada ibu Syamsiah untuk mencari barang tersebut sesuai pilihan ibu Syamsiah. Setelah barang pesanan hadir, Bank akan membuat akad murobahah dengan persyaratan sebagai berikut :

- Plafond / Harga-Beli : Rp. 1.500.000,-

- Harga Jual :

Rp. 1.600.000,- (Margin Bank = Rp. 100.000,-)

- Jangka Waktu : 100 Hari - Biaya Administrasi : Rp. 15.000,- - Cara Pembayaran : Angsuran Harian


(34)

- Angsuran Pokok Harian : Rp. 15.000,- - Angsuran Margin Harian : Rp. 1.000,-

Kredit Ijaroh Multijasa (Pembiayaan Dalam Bentuk Sewa Barang atau Jasa)

Awal tahun ajaran baru ibu Juwariah membutuhkan dana pendidikan untuk mendaftarkan anaknya sekolah di SMP Bina Insan Mulia. Untuk kebutuhan ini ibu Juwariah datang ke Bank untuk mengajukan fasilitas pembiayaan Ijaroh Multijasa.Untuk melaksanakan akad tersebut Bank membuat akad Wakalah (akad mewakilkan) terlebih dahulu kepada ibu Juwariah dengan menyerahkan sejumlah dana yang dibutuhkan ibu Juwariah untuk biaya pendidikan anaknya tersebut. Setelah bukti-bukti pembayaran diperoleh dan kedua pihak sepakat, selanjutnya Bank membuat akad Ijaroh Multijasa sebagai berikut:

- Jumlah Pembiayaan Ijaroh : Rp. 5.000.000,- - Kesepakatan Ujroh/Fee : Rp. 750.000,- - Jangka Waktu : 10 Bulan - Biaya Administrasi : Rp. 50.000,- - Cara Pembayaran : Angsuran Bulanan - Angsuran Pokok Ijaroh : Rp. 500.000,- - Angsuran Ujroh (Fee) : Rp. 75.000,-


(35)

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

Dalam kegiatan bank syariah dikenal juga dengan nama pembiayaan atau yang biasa kita sebut dengan nama kredit. Pembiayaan atau kredit merupakan salah satu tugas pokok bank. Dalam bank syariah dikenal adanya dua macam pembiayaan yaitu pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif, sedangkan pembiayaan produktif juga dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pembiayaan Modal Kerja b. Pembiayaan Investasi

Dalam masalah pembiayaan modal kerja, bank syariah dapat membantu memenuhi saluran kebutuhan modal kerja tersebut bukan dengan meminjam uang melainkan dengan menjalin hubungan partnership dengan nasabah, dimana bank bertindak sebagai penyandang dana (shahibul maal) sedangkan nasabah sebagai

(mudharib) dan pembiayaan ini disebut dengan mudharabah. Kredit Mudharabah

atau yang sering disebut sebagai pembiayaan total adalah pemberian kredit dengan sistem bagi hasil.


(36)

Sistem pembiayaan total (Mudharabah) adalah pembiayaan dimana pemilik modal menyerahkan hartanya kepada pekerja untak diperdagangkan dan mereka berkongsi keuntungan dengan syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Jenis kredit Mudharabah ada dua macam yaitu mutlak (tidak terikat) dan

muqayyad (terikat),

D. Resiko Perkreditan Akibat Pembiayaan bermasalah Sebab-sebab Pembiayaan Bermasalah

Sebab-sebab pembiayaan bermasalah dapat berasal dari bank, pihak nasabah atau pihak eksternal.

1) Pihak Internal bank

Sebab pembiayaan bermasalah yang ditimbulkan oleh bank sendiri antara lain: (a) Kebijakan pembiayaan yang kurang tepat

Maksudnya adalah bank tidak lagi memperhitungkan kondisi kemampuan dalam menyalurkan pembiayaan dari kondisi perekonomian/kondisi sosial/politik, tingkat resiko maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Keadaan ini memungkinkan terjadinya pembiayaan yang tidak memperhatikan prinsip

prudential banking practice.

(b) Kuantitas, kualitas dan integritas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memadai sehingga memungkinkan untuk terjadinya pembiayaan bermasalah contohnya adalah investigasi awal dan analisa pembiayaan tidak dilaksanakan secara mendalam.


(37)

(c) Memberikan perlakuan khusus kepada nasabah yang kurang tepat atau berlebihan sehingga dapat terjadi pemberian pembiayaan hanya didasarkan atas agunan yang diserahkan tanpa

memperhatikan kelayakan/proyek yang dibiayai.

(d) Kelemahan organisasi dan sistem dan proses pembiayaan.

(e) Sarana dan prasarana yang tersedia kurang mendukung baik yang berkaitan dengan teknis pekerjaan maupun administrasi

2) Pembiayaan Bermasalah Yang Disebabkan Pihak Nasabah

Pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh nasabah terdiri dari beberapa aspek sebagai berikut:

(a) Aspek Legal/Yuridis

Maksudnya adalah bahwa persyaratan legal atas pembiayaan tidak dipenuhi, misalkan tidak dipenuhinya persyaratan ijin usaha yang diperlukan dan persyaratan status badan hukum.

(b) Aspek karakter

Aspek karakter diantaranya adalah:

(1) Manajemen/pengurus perusahaan tidak capable/tidak profesional, misalkan tidak bisa memimpin, menggunakan power bisnis.

(2) Kesalahan dalam kebijakan pengembangan perusahaan seperti keberanian berspekulasi pada sektor yang beresiko tinggi.

(c) Aspek Finansial


(38)

(d) Aspek Agunan

Aspek agunan ini contohnya adalah tidak ada agunan tambahan atau agunan yang diserahkan tidak mencukupi.

(e) Aspek teknis/produksi

Aspek teknis ini diantaranya adalah target produksi tidak tercapai, tidak mampu memenuhi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau biaya produksi atau harga pokok penjualan tinggi.

(f) Aspek pemasaran

Pada aspek ini contohnya adalah adanya pesaing-pesaing baru yang sangat potensial.

3) Pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh pihak eksternal Pembiayan bermasalah yang disebabkan faktor eksternal antara lain: (a) Krisis ekonomi/moneter atau perubahan makro ekonomi

(b) Ketidakmampuan nasabah dalam memenuhi ketentuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

(c) Bencana alam/gangguan keamanan

b. Prosedur Penanganan Pembiayaan Bermasalah

E. Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan

Apabila proposal kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank sudah tentu akan menyetujui proposal tersebut. Tahap selanjutnya, calon debitur akan diminta untuk melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi


(39)

permohonan kredit yang telah disetujui, seperti dokumen jaminan yang asli, kelengkapan data calon debitur dan sebagainya. Tabel berikut menunjukkan berbagai dokumen pengajuan kredit

Tabel 2.1

1. Dokumen Pengajuan Kredit atau pembiayaan

Jenis Dokumen Perorangan Perusahaan

Fotocopy identitas diri (KTP)

Suami & istri untuk yang telah menikah

Susunan Pengurus & Pengawas

Fotocopy NPWP √ √

Fotocopy Kartu Keluarga √ -

Fotocopy Akta Pendirian

Perusahaan dan Perubahannya

- √

Fotocopy

SIUP/SITU/TDP

√ √

Fotocopy rekening Koran √ √

Fotocopy dokumen jaminan

√ √

Laporan keuangan minimum 2 tahun terakhir

√ √

Dokumen tambahan yang diajukan untuk debitur pengusaha perorangan dan perusahaan


(40)

dari perusahaan penilai independen

atau kompleks

Studi kelayakan proyek Terutama untuk proyek yang nilainya relatif besar dan atau kompleks

Proposal kredit Terutama untuk pengajuan kredit yang nilainya relatif besar dan atau kompleks

√ = Harus dilengkapi SIUP = Surat ijin Usaha Perdagangan

SITU = Surat ijin tempat usaha TDP = Tanda daftar perusahaan Sumber : Jusuf (2005:117)

2. Prosedur Persetujuan Kredit atau Pembiayaan

Proses persetujuan kredit berlangsung melalui beberapa tahap yang harus jelas dan tertulis. Menururut Jusuf (2005:40), tahap-tahap yang harus dilalui adalah:

1. Bank menerima permohonan kredit secara tertulis, yang dilengkapi dengan dokumen dan data yang diperlukan bank, khususnya laporan keuangan nasabah, minimal neraca, rugi atau laba dan sumber maupun penggunaan dana (source & uses of funds)

2. Persetujuan kredit harus berdasarkan analisis kredit yang tajam, data lengkap, akurat, relevan dengan bidang usaha dan objektif. 3. Rekomendasi persetujuan kredit oleh pejabat yang terkait harus

sesuai dengan analisis kredit yang tajam dan lengkap.

4. Keputusan persetujuan kredit harus memperhatikan analisis kredit, rekomendasi dari pejabat, prospek usaha, dan bila keputusan kredit berbeda dengan analisis kredit dan rekomendasi, maka harus disebutkan secara tertulis.


(41)

3. Penilaian Kelayakan Kredit atau Analisa Kredit

Pemberian kredit ini mengandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan kredit harus dinilai oleh kreditur atas dasar syarat-syarat kredit teknis yang terkenal dengan 5C. Menurut Tjoekam (2000:57), syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Character

Kreditur mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi kreditur untuk mengetahui karakter debitur adalah:

a. Mengenal dari dekat

b. Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan

c. Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya, pegawai dan saingannya mengenai reputasi, kebiasaan pribadi, pergaulan social, dan lain-lain

2. Capacity

Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus memperhatikan:

a. Angka-angka hasil produksi

b. Angka-angka hasil penjualan dan pembelian

c. Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya

d. Data financial diwaktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan, sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya diwaktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

3. Capital

Ini menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. kreditur harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri. Untuk itu kreditur harus:

a. Menganalisa neraca selama sedikitnya dua tahun terakhir

b. Mengadakan analisis rasio untuk mengetahui : likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari calon peminjam kredit


(42)

4. Collateral

Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh kreditur. Untuk itu kreditur harus:

a. Meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut b. Mengukur stabilitas daripada nilainya

c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya.

d. Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

5. Conditions

Kreditur harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha debitur. Untuk itu kreditur harus memperhatikan:

a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam

b. Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya

c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam

d. Prospek usaha dimasa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank

e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industri dimana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya

Disamping formula “5C” tersebut, di dalam pemberian kredit, kreditur akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kreditur. Menurut Tjoekam (2000:60) aspek-aspek tersebut adalah:

1. Aspek Umum

a. Bentuk, nama, dan alamat perusahaan b. Susunan manajemen

c. Bidang usaha

d. Keterangan tentang jumlah pegawai atau buruh e. Kebangsaan

f. Bank langganan g. Bagan organisasi

2. Aspek Ekonomi atau komersial a. Pemasaran dan keadaan harga b. Persaingan


(43)

d. Cara penjualan e. Taksiran permintaan 3. Aspek teknik

a. Bahan baku dan penolong yang dibutuhkan b. Tanah dan tempat pabrik

c. Bangunan (milik, sewa, umur, harga) d. Urutan-urutan proses produksi e. Perincian mesin dan peralatan f. Jumlah produksi

g. Tersedianya tenaga kerja (keahlian, pendidikan, tingkat upah) 4. Aspek Yuridis

Memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, termasuk izin-izin yang diperlukan

5. Aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja

a. Manfaat ekonomi bagi penduduk dan pengaruhnya terhadap struktur perekonomian setempat

b. Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh proyek yang bersangkutan

c. Termasuk sektor yang diprioritaskan oleh pemerintah

6. Aspek terakhir yang harus dianalisis yang merupakan aspek yang paling penting adalah aspek keuangan. Dengan melakukan penilaian terhadap aspek keuangan, disamping akan dapat diketahui likuiditas, solvabilifas, rentabilitas serta stabilitas usaha, juga akan dapat diketahui berapa lama suatu investasi akan dapat dilakukan.

4. JAMINAN

Menurut skripsi Sembiring (2006:40),

Saat mengajukan kredit ke kreditur, biasanya kita akan diminta untuk menjaminkan salah satu harta yang kita miliki kepada kreditur sehingga apabila kita tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut, kreditur akan menyita harta yang dijaminkan tersebut sebagai ganti uang yang dipinjam. Tentunya nilai barang jaminan itu harus lebih besar atau minimal harus sama dengan nilai uang yang dipinjam.

Menurut Tjoekam (2000:33)

Jaminan yang diminta oleh Bank untuk kredit pemilikan rumah biasanya adalah rumah yang akan dibeli tersebut. Pada kredit pemilikan mobil, maka mobil yang akan dibeli itulah yang biasa dijadikan jaminannya. Sedangkan untuk Kredit usaha dan Kredit serba guna, jaminan yang diminta biasanya lebih bervariasi seperti


(44)

tanah, rumah tinggal, ruko, apartemen, kendaraan, pabrik dan lain -lain.

Menurut skripsi Sembiring (2006:40),

“Untuk menilai apakah jaminan yang diajukan layak untuk dijaminkan maka kreditur akan menilai kembali jaminan yang diajukan, biasanya kreditur memiliki tim penilai sendiri dalam menilai jaminan tersebut, walaupun terkadang kreditur juga memakai tim penilai jaminan dari luar.”

5. Cara Mengevaluasi Proposal Kredit

Secara umum isi suatu proposal kredit dapat diringkas sebagai berikut: Tabel 2.2 Isi Proposal dalam Pembiayaan sama dengan dalam pemberian kredit yaitu

Bagian Keterangan isi

Ringkasan Eksekutif Bagian ini merupakan kondensasi seluruh isi proposal kredit. Panjangnya maksimum 2 halaman

Identitas Memberikan informasi mengenai nama, alamat, telepon, faks, e-mail, situs, dan nama orang yang dapat dihubungi Gambaran umum Uraian detail mengenai perusahaan, baik dari sisi legal,

filosofis, pengurus, bisnis yang ditekuni dan lain-lain. Kondisi Keuangan Uraian dan analisis tentang situasi keuangan perusahaan.

Sedapat mungkin, lakukan analisis terhadap kinerja beberapa tahun. Jangan hanya potret sesaat.


(45)

ini maupun prospek masa depan

Rencana Bisnis Inisiatif-inisiatif yang akan diimplementasikan perusahaan untuk masa depan termasuk di dalamnya berbagai investasi yang dibutuhkan.

Struktur keuangan (Proposal Kredit)

Uraian detail tentang struktur keuangan atau pembiayaan yang dibutuhkan termasuk pengajuan pinjaman

Analisis Proyeksi keuangan Gambaran situasi keuangan perusahaan di masa yang akan datang, termasuk di dalamnya proyeksi yang akan dimanfaatkan untuk pelunasan pinjaman.

Jaminan Kredit Uraian detail mengenai aktiva yang akan dijaminkan ke bank sehubungan dengan permohonan kredit yang dilakukan.

Lampiran Tambahan dan kelengkapan informasi yang merupakan kesatuan dari proposal kredit termasuk di dalamnya dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan Kemauan dan kemampuan dari (calon) debitur untuk memenuhi kewajiban kredit merupakan hal yang ingin diketahui oleh kreditur saat melakukan analisis permohonan kredit. Jika kemauan (willingness) menunjukkan itikad dari debitur untuk memenuhi kewajiban kredit, maka kemampuan (ability) mencerminkan kapasitas debitur untuk menghasilkan dana tunai yang cukup untuk memenuhi kewajiban kredit.


(46)

Tentu saja, mampu dan mau adalah dua hal yang berbeda. Oleh karena itu, hanya bila keduanya dimiliki oleh (calon) debitur, barulah kreditur percaya, kredit yang disalurkan akan dikembalikan sesuai dengan rencana.

Tabel 2.3

6. Wawancara Pertama

Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon debitur dengan cara berhadapan langsung denagn calon debitur. Tujuannya adaalh untuk mendapatkan keyakinan

Kemampuan

B A I K

Debitur nakal, belum tentu terjadi kredit bermasalah, tetapi bank mengekspos diri

ke kredit dengan resiko tinggi Kredit Lancar B U R U K Kredit atau pembiayaan bermasalah karena debitur nakal dan tidak

memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban kredit Kredit atau pembiayaan bermasalah karena walaupun debitur baik

tetapi tidak memiliki kemampuan untuk

memenuhi kredit Buruk Baik


(47)

apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharaapkan.

7. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)

Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit. Pada saat akan melakukan peninjauan ke lokasi, hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah, sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai kondisi yang sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam permohonan kredit atau pembiayaan.

8. Wawancara Kedua

Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara pertama, dalam wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan setelah dilakukan on the spot dilapangan.

9. Keputusan atas Permohonan Kredit

Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan kredit atau pembiayaan disetujui atau ditolak. Bila disetujui, akan dibuat surat penegasan atau surat persetujuannya yaitu akad dan jika ditolak juga dibuat surat penolakannya.


(48)

a. Jenis Pembiayaan, dapat dalam bentuk pembiayaan mudhorobah, musyarokah, murobahah, dan lain sebagainya.

b. Limit pembiayaan, besarnya jumlah plafon kredit yang disetujui. c. Maksud, yaitu tujuan penggunaan fasilitas kredit yang disetujui

d. Jangka waktu, sampai kapan fasilitas kredit tersebut berlaku, tanggal angsuran atau jadwal pelunasan.

e. Nisbah, rasio atau perbandingan pembagian keuntungan (bagi hasil) antara nasabah dan bank.

f. Syirkah adalah bentuk usaha yang dikerjasamakan oleh kedua belah pihak g. Jaminan pembiayaan, berupa penjelasan rinci tentang jaminan pokok dan

jaminan tambahan yang diserahkan oleh calon debitur.

h. Ketentuan lainnya, memuat ketentuan tentang syarat-syarat pencairan kredit, keharusan membuat laporan, kunjungan ke lokasi dan penandatangan surat persetujuan pembiayaan oleh calon debitur.

Fasilitas kredit atau pembiayaan dapat dicairkan yaitu setelah calon debitur menandatangani akad perjanjian kredit atau pembiayaan dibawah tangan dan atau secar notarial, setelah penyerahan pengikatan jaminan kredit atau pembiayaan, setelah penutupan asuransi barang jaminan dan persyaratan lainnya. Sebaiknya, persyaratan dalam surat persetujuan kredit atau pembiayaan dimuat seluruhnya dalam akad perjanjian kredit atau pembiayan yang dibuat dihadapan Kantor Notaris yang telah disepakati.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian yang terdiri dari:

A. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari :

1. Data Primer, dan 2. Data Sekunder.

1. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari PT. Bank Sumut Syariah Medan, seperti hasil wawancara dengan cara tanya jawab kepada bagian-bagian yang berhubungan dengan pemberian kredit dalam hal ini

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan dengan perusahaan yang telah terdokumentasi, seperti :

a. sejarah ringkas perusahaan, b. struktur Organisasi Perusahaan,

c. standar Operasional Prosedur ( SOP ) perushaan,


(50)

e. berbagai tugas pokok dan wewenang dari masing-masing bagian dalam organisasi perusahaan dll.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berupa :

1. Observasi, dengan melihat dokumen kegiatan yang ada di perusahaan terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pemberian kredit

2. Wawancara, merupakan pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung dengan kepala bagian kredit dan staff kredit

3. Studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori yang mendukung dari buku-buku akuntansi untuk dibandingkan atau disesuaikan dengan objek penelitian.

C. Metode Analisa Data

Analisis data yang dilakukan adalah

1. Metode Statistik Deskriptif yaitu metode yang ditujukan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya, dengan cara mengumpulkan, menafsirkan, dan mengklasifikasikan data sesuai dengan kejadian yang sebenarnya. 2. Metode Komparatif yaitu metode yang dilakukan dengan cara

membandingkan tinjauan pustaka dengan hasil-hasil data penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan.


(51)

D. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara langsung dengan mendatangi objek penelitian yaitu PT. Bank Sumut Syariah Medan guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan bagian pemberian kredit pada PT. Bank Sumut Syariah

F. Tempat dan Jadwal Penelitian

Adapun tempat penelitian dilakukan di Kantor PT. Bank Sumut Syariah yang berlokasi di Jl. Letjend S. Parman No. 50A Medan dan waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus 2009 sampai dengan selesainya skripsi


(52)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan a. Sejarah Singkat

PT. Bank Sumut mulai membuka cabang syariahnya di Medan pada tanggal 4 November 2004, yang diresmikan oleh Direktur Utama PT. Bank Sumut, Gus Irawan, dengan nama PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan yang beralamat di Jalan Letjen S. Parman No. 50-A. Pada saat yang sama PT Bank Sumut juga membuka kantor cabang syariahnya di Padang Sidempuan. Selain itu, PT. Bank Sumut juga memiliki kantor cabang syariah di Tebing Tinggi dan kantor cabang pembantu (capem) syariah di Stabat.

Keputusan PT. Bank Sumut untuk membuka unit layanan syariah didasarkan atas berbagai pertimbangan dan alasan. Antara lain karena:

a. Tingginya minat masyarakat Sumatera Utara untuk mendapatkan layananan berbasis syariah. Hasil survei yang dilakukan di delapan kota di Sumatera Utara menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap pelayanan bank syariah cukup tinggi. Yakni diatas 70 persen untuk tingkat ketertarikan dan lebih dari 50 persen untuk keinginan mendapatkan pelayanan bank syariah.

b. Landasan opersional perbankan syariah sudah kuat. Gagasan PT. Bank Sumut untuk mendirikan unit usaha syariah ini sebenarnya telah berkembang cukup


(53)

lama, terutama sejak dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 yang memberi peluang bagi bank konvensional untuk mendirikan unit usaha syariah.

c. Melihat pada kultur masyarakat Sumatera Utara yang religius, khususnya umat islam yang semakin sadar akan pentingnya menjalankan ajaran agama dalam semua aspek kehidupan termasuk di bidang ekonomi.

Dalam melaksanakan kegiatannya, PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan berpedoman kepada:

a. Fatwa Majelis Ulama Indonesia

b. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 c. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

d. Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia

e. Ketentuan lain yang juga berkaitan dengan perbankan konvensional, seperti Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia

b. Visi dan Misi Bisnis Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Meskipun basis pelayanannya berbeda, namun visi dan misi unit usaha syariah PT. Bank Sumut harus tetap mendukung visi dan misi PT. Bank Sumut secara umum.

Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat.

Visi:


(54)

Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance.

c. Sasaran Strategis Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Sasaran strategis PT. Bank Sumut dalam pengembangan unit usaha syariahnya adalah sebagai berikut:

a. Menjadi pemain utama bank syariah di Sumut dengan pangsa pasar terbesar. b. Beroperasi secara sehat dan menjadi sumber andalan profitabilitas bagi PT.

Bank Sumut.

d. Kebijakan Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut

Kebijakan PT. Bank Sumut dalam rangka pengembangan unit usaha syariahnya adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pemahaman manajemen resiko, good corporate governance,

risk culture dan service culture di setiap lini.

b. Meningkatkan kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga melalui perluasan jaringan kantor dan diversifikasi produk dana.

c. Melakukan ekspansi pembiayaan dengan tetap berpedoman pada prinsip kehati-hatian serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pembiayaan.

d. Peningkatan promosi dengan cara-cara yang terfokus, efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan visi, misi, corporate culture serta citra Bank Sumut.


(55)

e. Strategi Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut Syariah

Strategi yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut dalam rangka pengembangan Unit Usaha Syariah adalah :

a. Menetapkan Target Pasar

1). Dari sisi pendanaan, pasar yang akan dijadikan sasaran dalam pengembangan Unit Usaha Syariah adalah golongan masyarakat dalam arti yang luas, terutama golongan masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan untuk golongan agama lain sepanjang mengikuti aturan syariah. Selain dari masyarakat individual seperti karyawan, pedagang, pengusaha dan lain-lain, pendanaan akan digalang dari kelompok masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan dan organisasi keagamaan.

2). Dari sisi penyaluran dana, strategi awal yang digunakan adalah dengan menggunakan akad Murabahah (jual beli). Pembiayaan yang paling relevan untuk akad ini adalah pembiayaan barang-barang investasi dan konsumsi baik untuk kepentingan bisnis maupun non bisnis seperti sepeda motor, rumah tempat tinggal, alat-alat industri, alat-alat rumah tangga. b. Melakukan Sosialisasi dan Promosi

Oleh karena jasa perbankan syariah merupakan produk yang relatif baru, upaya sosialisasi dan edukasi terhadap nasabah dan masyarakat harus senantiasa diupayakan. Untuk mewujudkan upya ini, Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut menjalin kerja sama dengan Lembaga / Instansi Pemerintah,


(56)

Perguruan Tinggi, organisasi-organisasi keagamaan, organisasi profesi maupun asosasi. Selain melalui kegiatan keagamaan, sosialisasi tentang produk-produk perbankan syariah ini juga menggunakan media komersial seperti media cetak, televisi, radio, dan lain-lain.

c. Pengembangan Jaringan Kantor

Untuk lebih mengenalkan Unit Usaha Syariah PT. Bank Sumut ke masyarakat, salah satu cara adalah dengan membuka jaringan kantor, Jumlah jaringan kantor yang direncanakan akan dibuka dalam kurun waktu 3 - 5 tahun sejak berdirinya Unit Usaha Syariah adalah 8 kantor cabang syariah.

d. Pengembangan Infrastruktur Teknologi Sistem Operasi

Di era sistem komput erisasi saat ini, Teknologi Sistem Informasi dan Operasi merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan. Oleh karena itu, PT. Bank Sumut bekerja sama dengan pihak PT. Collega Inti Pratama sebagai konsultan yang menggunakan Sistem Olib’s untuk mengembangkan Teknologi Informasi yang dapat mendokumentasikan seluruh proses internal layanan produk dan jasa syariah dengan tingkat keamanan dan akurasi yang tinggi.

e. Pengembangan Produk

Pengembangan produk lebih difokuskan kepada Produk Pendanaan, Produk Penyaluran Dana dan Produk Jasa. Pengembangan dari masing-masing produk akan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pasar seperti Rahn (Gadai), Ijarah dan Fasilitas ATM.


(57)

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu perusahaan. Suatu struktur organisasi yang baik diharapkan mampu untuk mengarahkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian, sehingga setiap individu di dalam organisasi nantinya dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai dengan yang telah ditetapkan. Karena itulah PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan membuat suatu struktur organisasi dan uraian tugas masing-masing bagian.

Kantor cabang Bank Sumut Syariah berada di bawah divisi unit syariah yang berkedudukan di kantor pusat PT. Bank Sumut, divisi unit syariah tersebut bertanggung jawab untuk mengatur segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha syariah PT. Bank Sumut. Sedangkan untuk kegiatan operasional dan pembukuan dari usaha syariah itu sendiri dilakukan oleh masing-masing kantor cabang.

Fungsi kantor cabang adalah:

a. Menyelenggarakan kegiatan usaha perbankan berupa penghimpunan dana, penyaluran dana dan jasa-jasa perbankan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

b. Membantu direksi dalam melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Kantor cabang PT. Bank Sumut terdiri dari 4 seksi dan 1 unit setingkat seksi yaitu sebagai berikut:

a. Pemasaran


(58)

c. Pelayanan Nasabah d. Operasional e. Kontrol Intern

Kantor di bawah kantor cabang dan kegiatan kas di luar kantor cabang terdiri dari:

a. Cabang Pembantu (Capem) b. ATM

Berikut ini adalah uraian pekerjaan berupa tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat di dalam struktur organisasi PT. Bank Sumut Cabang Syariah Medan. Bagan struktur organisasinya sendiri dapat dilihat pada Lampiran-1.

a. Pemimpin Cabang

1). Memimpin, mengkoordinir, membimbing dan mengawasi serta melakukan penilaian terhadap kinerja pejabat dan karyawan di lingkungan kantor cabang.

2). Membimbing dan mengarahkan kegiatan pelayanan kepada nasabah, penggunaan teknologi informasi, administrasi kredit, pengelolaan likuiditas serta memantau dan mengendalikan kegiatan-kegiatan tersebut. 3). Membimbing dan mengarahkan penyusunan rencana kerja tahunan, jangka

menengah dan jangka panjang untuk diajukan kepada direksi dan selanjutnya menyusun action plan, melakukan koordinasi atas pelaksanaan rencana kerja yang telah disetujui direksi.


(59)

4). Bertanggung jawab atas seluruh operasional kantor cabang kepada direksi. 5). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu laporan-laporan

yang berhubungan dengan kantor cabang. b. Wakil Pemimpin Cabang

1). Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada pemimpin cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bagian tugasnya.

2). Membantu pemimpin cabang dalam membimbing dan mengawasi seluruh pekerjaan staf dan karyawan di lingkungan kantor cabang.

3). Mengkoordinir penyusunan usulan rencana kerja dari unit kerja yang dibawahinya.

4). Bertanggung jawab atas seluruh tugasnya kepada pemimpin cabang

5). Bertanggung jawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan seluruh operasional unit kerja yang disupervisinya.

c. Seksi Pemasaran

1). Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional di seksinya.

2). Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan serta action program sesuai bidang tugasnya.

3). Memberikan saran-saran dan atau pertimbangan-pertimbangan kepada pemimpin cabang tentang langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.

4). Bertanggung jawab kepada pemimpin cabang.

5). Bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan seluruh perlengkapan inventaris dan dokumen yang berada di seksi pemasaran.


(60)

d. Seksi Adminstrasi dan Penyelamatan Kredit

1). Mengawasi dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional di seksi penyelamatan kredit.

2). Melakukan wawancara investigasi dan negoisasi sehubungan dengan restrukturisasi kredit.

3). Membuat rencana kerja, anggaran tahunan dan action program dari seksi penyelamatan kredit.

4). Bertanggung jawab pelaksanaan tugasnya kepada pemimpin cabang. 5). Bertanggung jawab semua operasional kantor cabang yang berhubungan

dengan seksi penyelamatan kredit. e. Seksi Pelayanan Nasabah

1). Mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan operasional di seksi pelayanan nasabah.

2). Memeriksa kebenaran pembukuan penerimaan / penarikan setoran tabungan / deposito / sertifikat deposito / giro, dan memeriksa kecocokannya dengan yang tertulis pada slip / kas bon kredit / debet sesuai ketentuan yang berlaku.

3). Melakukan supervisi atas kebenaran data yang diinput ke komputer sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4). Bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepaentingan seksinya dengan mengacu pada standar rasio yang sehat.

5). Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas/pemindah bukuan.


(61)

1). Mengatur, membimbing, mengarahkan dan mengawasi pegawai-pegawai di seksinya dalam melaksanakan tugasnya.

2). Memeriksa kebenaran posting transaksi seluruh kegiatan di seksinya yang di input ke komputer sesuai ketentuan berlaku.

3). Memeriksa kebenaran bukti-bukti penerimaan dan pembayaran berkenaan dengan rekening-rekening nasabah yang berhubungan dengan seksinya. 4). Bertanggung jawab atas biaya yang terjadi untuk kepentingan seksi

operasional yang mengacu kepada standar rasio yang sehat.

5). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu transfer uang, inkaso dan laporan-laporan yang berhubungan dengan tugasnya.

g. Kontrol Intern

1). Memberitahukan segera kesalahan transaksi/kekurangan persyaratan administrasi kepada kepala unit terkait untuk diperbaiki dan dilengkapi. 2). Melaporkan segera kepada pemimpin cabang atas penyimpangan transaksi

yang ditemukan untuk segera diambil tindakan.

3). Membuat laporan hasil temuan penyimpangan kegiatan operasional kantor cabang kepada pemimpin cabang dengan tembusan kepada direksi cq. Divisi pengawasan dan kepada seksi terkait.

4). Bertanggung jawab atas kebenaran dan ketepatan waktu pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan kontrol intern.

5). Bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan unit kontrol intern dengan mengacu kepada standar rasio yang sehat.


(62)

2. Prosedur Pemberian Kredit atau Pembiayaan a. Pengajuan Permohonan Kredit

Hal perlu di sediakan bagi usaha, Produktif, Badan Usaha, maupun Perorangan yaitu

1. Identitas diri dan pasangan 2. Kartu Keluarga+surat nikah 3. Slip gaji 2 bulan tarakhir 4. SK pengangkatan terakhir

5. Copy rekening bank 3 bulan terakhir 6. Akta pendirian usaha

7. Identitas pengurus 8. Legalitas Usaha

9. Laporan keuangan 2 tahun terakhir 10.Past performance 2 tahun terakhir

11.Rencana usaha 12 bulan yang akan datang. 12.Data obyek Pembiayaan

Sumber: Bank Sumut Syariah Medan 2010

Dari data tersebut di atas dapat dijabarkan sebagai berikut, pembiayaan atau kredit itu digunakan untuk produktif yang dibedakan dalam badan usaha dan perorangan. 1) Syarat-syarat pembiayaan bagi badan usaha adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan untuk badan usaha, syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Akta pendirian usaha


(63)

b) Identitas pengurus c) Legalitas Usaha

d) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir e) Past performance 2 (dua) tahun terakhir

f) Rencana usaha 12 (dua belas) bulan yang akan datang g) Data obyek pembiayaan

2) Pembiaayaan untuk perorangan syarat-syaratnya sebagai berikut: a) Identitas dan pasangan

b) Kartu keluarga dan surat nikah c) Legalitas usaha

d) Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir e) Past performance 2 (dua) tahun terakhir

f) Rencana usaha 12 (dua belas) bulan yang akan datang g) Data obyek pembiayaan

b. Prosedur Permohonan Pembiayaan

Prosedur pemberian kredit di Bank Sumut Syariah secara singkatnya adalah dimulai dari pengajuan permohonan oleh pihak pemohon dengan secara tertulis kemudian Permohonan tersebut diperiksa oleh pihak bank, apabila memenuhi kriteria atau syarat permohonan maka persetujuan yang ditindak lanjuti dengan perjanjian bersama yang tertuang dalam kontrak perjanjian


(64)

Proses pembiayaan atau pemberian kredit pada PT Bank Sumut Syariah Medan sebagai berikut:

Bagan 2 Proses Pembiayaan MO

MO+MP AO+MP

Komite pemutus pembiayaan

AO, MO, MP dan Kepala Unit Keuangan AP dan MO

AP, MO dan kepala unit

Sumber: Bank Sumut Syariah Medan

AO = Analis Officer MP= Menejer Pemasaran MO= Marketing Officer AP= Administrasi Pembiayaan Terdiri atas beberapa tahap yaitu

a. Tahap Solisitas dan

b. Tahap Permohonan Pembiayaan c. Tahap Investigasi

d. Tahap Analisa e. Tahap Persetujuan f. Tahap pembayaran


(65)

g. Angsuran/pelunasan h. Tahap Monitoring i. Tahap Pencairan

Prosedur permohonan pembiayaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Tahap Solisitas

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pihak bank melakukan survey tentang kondisi atau potensi ataupun usaha daerah yang mampu dijangkau oleh cabang yang dilakukan oleh Menejer Operasi, kemudian hasil survey tersebut dituangkan dalam bentuk laporan hasil survey. Berdasarkan laporan hasil survey dan rencana solisitasi itu kemudian dilakukan penilaian oleh Menejer Pemasaran yang kemudian diserahkan kepada pimpinan cabang untuk mendapat persetujuan, apabila pimpinan cabang telah menyetujuinya dan memberikan disposisi maka hasil survey dikembalikan kepada pihak Menejer Operasi untuk ditindak lanjuti. Berdasarkan persetujuan Pimpinan Cabang, Manajer Operasi kemudian mensolisitasi calon nasabah sesuai disposisi manajer Pemasaran dan Pemimpin Cabang yang kemudian Manajer Operasi membuat laporan hasil solisitasi para calon nasabah untuk diketahui dan diberikan disposisi oleh Manajer Pemasaran. Pimpinan cabang kemudian menerima laporan realisasi dari hasil solisitasi dan memberikan disposisi serta memaraf serta menyerahkannya kembali kepada Manajer Pemasaran untuk ditindak lanjuti.


(66)

Pada tahap ini calon nasabah mengajukan surat permohonan pembiayaan kepada Marketing Officer dengan dilampiri:

(1) Apabila pemohon adalah Badan Usaha (BU)

(a) Foto copy akta pendirian notaris.

(b) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usahanya. (c) Foto copy identitas diri pengurus.

(d) Laporan keuangan.

(e) Perencanaan usaha kedepan.

(f) Foto copy bukti pemilikan jaminan.

2) Apabila pemohon adalah perorangan

(1) Foto copy legalitas usaha sesuai dengan jenis bidang usahanya. (2) Foto copy identitas diri dan istri/suami, kartu keluarga, buku nikah.

Setelah permohonan sampai pada Marketing officer kemudian surat permohonan tersebut diperiksa dan diteliti kelengkapannya dan apabiala telah lengkap maka surat permohonan tersebut dimintakan persetujuan dari pimpinan cabang untuk memperoleh keputusan awal baik disetujui untuk diproses ataukah ditolak, setelah mendapat persetujuan awal dari pimpinan cabang surat permohonan pembiayaan kemudian diserahkan kepada Manajer Operasi melalui Menejer Pemasaran untuk dilakukan proses investigasi.


(67)

Penyelidikan Dokumen - dokumen Jaminan Kredit Pada tahapan ini dilakukan investigasi oleh pihak Bank untuk meneliti kelayakan calon nasabah. Investigasi yang dilakukan antara lain:

(1) Melakukan pemeriksaan kebenaran/kewajaran validitas surat permohonan pembiayaan dan lampirannya dengan mencocokan dengan yang aslinya kemudian memarafnya.

(2) Melakukan pemeriksan informasi intern terkait dengan performance selama menjadi nasabah Bank Sumut Syariah Medan bila ada.

(3) Melakukan wawancara terhadap calon nasabah untuk meyakinkan kebenaran/kewajaran data lampiran surat permohonan pembiayaan dan mengumpulkan informasi lain yang terkait dengan calon nasabah. Hasil dari wawancara tersebut dituangkan dalam berita acara wawancara.

(4) Melakukan Bank Cheking dalam rangka memastikan kondisi nasabah.

(5) Pemeriksaan setempat termasuk pemeriksaan jaminan, khusus untuk pemeriksaan jaminan dilakukan oleh penilai independen, melakukan pemeriksaan setempat dengan menekankan pada:

(a) Keberadaan dan kewajaran calon nasabah.

(b) Keberadaan phisik jaminan dan kewajaran nilai taksasi. (c) Kewajaran volume usaha.

(d) Kondisi dan lingkungan nasabah.

(e) Melakukan trade cheking dan market cheking dan membuat kesimpulan dari hasil trade cheking dan market cheking.


(68)

(f) Melakukan pengecekan dokumen barang jaminan termasuk mengecek dengan instansi yang terkait dengan barang jaminan yang didukung dengan adanya bukti dari instansi yang terkait dengan barang jaminan tersebut. Setelah melakukan investigasi tersebut kemudian Manajer Operasi membuat rangkuman hasil investigasi serta memberikan kesimpulan layak atau tidaknya calon nasabah diproses lebih lanjut, apabila hasil investigasi memberikan gambaran yang layak maka laporan hasil investigasi berikut berita acara investigasi diserahkan kepada Manajer Pemasaran untuk direview dan disahkan untuk kemudian ditindaklanjuti.

d.Tahap Analisa

Penilaian Kelayakan Kredit aatu Pembiayaan. Pada tahap analisa Analis Officer melakukan analisa terhadap permohonan pembiayaan dan analisa secara detail terhadap hasil investigasi yang telah diputuskan untuk diproses. Analisa secara detail terhadap kelayakan calon nasabah dan kelayakan usaha nasabah antara lain meliputi:

(1) Analisa aspek 5C(charaket,capacity,capital,condition,dan collateral) dan analisa 7A (Aspek yuridis, manajemen, produksi, pemasaran, keuangan, social ekonomi, agunan).

(2) Menghitung kewajaran besarnya pembiayaan dikaitkan dengan volume usaha nasabah.

(3) Menghitung nisbah bagi hasil/ menetapkan margin. (4) Analisa risiko dan mitigasi.


(69)

(5) Membuat kesimpulan dan rekomendasi termasuk menetapkan persyaratan pembiayaan.

(6) Membuat usulan pembiayaan.

(7) Mengisi formulir “keputusan komite pembiayaan”.

Hasil analisa tersebut disampaikan kepada Manajer Pemasaran untuk dilakukan review secara menyeluruh dengan menitik beratkan pada:

(a) Tujuan penggunaan pembiayaan apaah sesuai dengan syariah dan tidak menyimpang dari kebijakan Bank Sumut Syariah.

(b) Kewajaran besarnya pembiayaan yang diberikan termasuk kebenaran perhitungan nisbah/margin.

(c) Kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran kembali atas pembiayaan yang telah diberikan sesuai jangka waktu yang disepakati.

(d) Aspek resiko dan kecukupan mitigasinya.

(e) Persyaratan dalam rangka meminimalisir resiko kegagalan pembiayaan yang diberikan.

(f) Pengamanan terhadap setiap pembiayaan yang diberikan temasuk pengamanan ditinjau dari pemohon. Apabila hasil review Nota Analisa Pembiayaan Cabang (NAPC) dapat disetujui maka ditandatangani oleh Manajer Pemasaran untuk diteruskan kepada Pimpinan Cabang guna mendapatkan keputusan. Apabila Nota Analis Pembiayaan Cabang (NAPC) disetujui oleh pimpinan cabang kemudian diteruskan kepada Analis Officer melelui Manajer Pemasaran untuk ditindaklanjuti.


(70)

Tabel 4.1 Standar Rasio Keuangan PT Bank Sumut Syariah Medan

No Jenis Rasio Keuangan Standar Bank Sumut Syariah 1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar b. Rasio Cepat

c. Rasio persediaan terhadap modal kerja bersih

1,5-2 1 0,5-1

2. Rasio Aktivitas

a. Perputaran Persediaan b. Perputaran Piutang Dagang c. Perputaran Modal Kerja Bersih d. Perputaran Aktiva

≥ 1,50 ≥ 1,50 ≥ 1,50 ≥ 0,20

3. Rasio Profitabilitas a. Margin Laba Bersih b. Margin Laba Kotor

c. Tingkat Pengembalian Modal (ROI)

≥ 0,10 ≥ 1,50 ≥ 0,05 4. Rasio Leverage

a. Rasio Kewajiban Terhadap Aktiva b. Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas

≥ 0,15 ≥ 0,25 Sumber: PT Bank Sumut Syariah Medan


(1)

berdasarkan akad ini.

- Mengelola dan menyelenggarakan pembukuan pembiayaan secara jujur dan benar dengan itikad baik dalam pembukuan tersendiri.

- Menyerahkan kepada BANK perhitungan usahanya secara bulanan yang difasilitasi pembiayaannya berdasarkan akad ini, selambatnya

tanggal….bulan berikutnya.

- Menyerahkan kepada BANK setiap dokumen, bahan-bahan daulat atau keteranga-keterangan yang diminta BANK kepada NASABAH

- Menjalankan usahanya menurut ketentuan-ketentuan atau tidak menyimpang atau bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Pasal 10

PERNYATAAN PENGAKUAN NASABAH

NASABAH dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar-benarnya, menjamin dan karenanya mengikatkan diri kepada BANK, bahwa:

- Nasabah adalah perorangan atau badan usaha yang tunduk pada hukum negara RI;

- Pada saat ditandatanganinya akad ini, NASABAH tidak dalam keadaan berselisih, bersengketa, gugat-menggugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau arbitrase, berutang kepada pihak lain, diselidik atau dituntut oleh pihak yang berwajib baik pada saat ini ataupun dalam masa penundaan, yang dapat mempengaruhi asset keadaan keuangan, dan atau mengganggu jalannya usaha NASABAH;


(2)

- NASABAH memiliki semua perijinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya

- Orang-orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan atau yang diberi kuasa oleh NASABAH adalah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau paksaan dari pihak manapun

- NASABAH mengijinkan BANK pada saat ini dan untuk masa- masa selama berlangsungnya akad, untuk memasuki tempat-tempat usaha dan tempat-tempat lainnya yang berkaitan dengan usaha NASABAH, mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan, catatan-catatan, transaksi dan atau kegiatan lainnyayang berkaitan dengan usaha berdasarkan akad ini, baik langsung maupun tidak langsung

Pasal 11

CEDERA JANJI

Menyimpang dari ketentuan dalam pasal 3 akad ini, BANK berhak untuk menuntut atau menagih pembayaran dari NASABAH dan atau siapa pun juga yang memperoleh hak darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK berdasarkan akad ini, untuk dibayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran atau surat lainnya apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut dibawah ini:

- NASABAH tidak melaksanakan pembayaran atas kewajibannya kepada BANK sesuai dengan saat yang ditetapkan dalam pasal 5 dan atau pasal 3 akad ini; dokumen, surat-surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atau barang-barang yang dijadikan jaminan, dan atau pernyataan pengakuan


(3)

sebagaimana tersebut pada pasal tersebut pasal 10 akad ini ternyata palsu atau tidak benar isinya, dan atau NASABAH melakukan perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan salah satu hal yang ditentukan dalam pasal 9 dan atau pasal 12 akad ini;

- Sebahagian atau seluruh harta kekayaan NASABAH disita oleh pengadilan atau pihak yang berwajib;

- NASABAH berkelakuan sebagai pemboros, pemabuk, ditaruh di bawah pengampuan, dalam keadaan insolvensi, dinyatakan pailit, atau dilikuidasi. Pasal 12

PELANGGARAN

NASABAH dianggap telah melanggar akad inibila terbukti NASABAH melakukan salah satu dari perbuatan-perbuatan atau lebih sebagai berikut:

- Menggunakan pembiayaan yang diberikan BANK di luar tujuan atau rencana kerja yang telah mendapatkan persetujuan tertulis dari BANK - Melakukan pengalihan usahanya dengan cara apapun, termasuk dan tidak

terbatas pada melakukan penggabungan, konsolidasi dan atau akuisisi dengan pihak lain.

- Menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang diharuskan oleh BANK

- Melakukan pendaftaran untuk memohon dinyatakanpailit oleh pengadilan - Lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain

- Menolak atau menghalang-halangi BANK dalam melakukan pengawasan dan atau pemeriksaan sebagaimana diatur dalam pasal 13 Akad ini.


(4)

Pasal 13

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN

Atas kesepakatan kedua pihak, BANK atau kuasanya dapat untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pembukuan dan jalannya pengelolaan usaha yang dapat fasilitas pembiayaan dari BANK berdasarkan akad ini, serta hal-hal lain yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas pada pembuat photo copynya.

Pasal 14 ASURANSI

NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup asuransi berdasarkan syariat atas bebannya terhadap seluruh barang yang menjadi jaminan atas pembiayaan berdasarkan akad ini. Pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh BANK. Dengan menunjuk dan menetapkan BANK sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran claim asuransi tersebut (BANKERS CLAUS). Pasal 15

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

- Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan perjanjian ini, maka NASABAH dan BANK akan berusaha untuk menyelesaiakannya secara musyawarah untuk mufakat.

- Apabila usaha menyelesaiakan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini NASABAH dan


(5)

BANK sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada BASARNAS (Badan Arbitrase Nasional) untuk memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur berarbitrase yang ditetapkan oleh dan berlaku dibadan tersebut.

- Putusan BASARNAS (Badan Arbitrase Nasional) bersifat final dan mengikat.

Pasal 16

PEMBERITAHUAN

Setiap pemberitahuan dan komunikasi sehubungan dengan Akad ini dianggap telah disampaikan secara baik dan sah, apabila dikirim dengan surat tercata atau disampaikan secara pribadi dengan tanda terima ke alamat dibawah ini:

NASABAH : ……… ALAMAT : ………

BANK

: PT. BANK SYARIAH MANDIRI ……….

ALAMAT : ……… Pasal 18

PENUTUP

- Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Akad ini, maka NASABAH dan BANK akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat dalam suatu Addendum.


(6)

- Tiap Addendum dari Akad ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahakan dari Akad ini.

- Surat Akad ini dibuat dan ditandatangani oleh NASABAH dan BANK diatas kertas yang bermaterai cukup dalam rangkap 2(dua) yang masing- masing berlaku sebagai aslinya bagi kepentingan masing-masing pihak. PT BANK SYARIAH MANDIRI


Dokumen yang terkait

Analisis Ekspansi Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, Kredit Komersial Pada Kelompok Bank Menengah

1 44 83

Kendaraan Bermotor Sebagai Jaminan dalam Perjanjian Kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Dana Makmur Batam - Kepulauan Riau

3 51 115

Pengaruh Standardisasi Kelayakan Pemberian Kredit Terhadap Pemberian Kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pada PT. Bank Mandiri - Micro Banking District Center Medan Pulau Pinang

0 43 99

Pelaksanaan Lelang Barang Jaminan Kredit Pada Bank Melalui Balai Lelang Swasta (Studi Kasus Pada Bank Swasta)

4 126 136

Analisis Sistem Penyaluran Kredit Mikro Pada PT. Bank Mandiri, (PERSERO) Tbk Cabang Mikro Banking Unit (MBU) USU Medan

4 66 69

Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional & Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank BNI (Persero) Tbk Cab. Medan

12 180 121

Analisis Tingkat Pertumbuhan Pembiayaan Proyek Kredit Mikro (PKM) Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Puduarta Insani Kabupaten Deli Serdang Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit

0 51 70

Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pemberian Kredit (Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO)Tbk)

0 29 121

Sistem Akuntansi Pemberian Kredit Pada Sentra Kredit Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Kcp Gajah Mada Medan

2 65 59

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

12 251 90