BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Benih Induk Tanjung Selamat Deli Serdang dengan ketinggian tempat ± 25 m dari permukaan laut. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2010.
Bahan Dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah, B. Bassiana dan
M. anisopliae, benih tanaman cabai, pupuk urea, pupuk kandang.
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan digital, beaker glass, handsprayer, label nama, , cangkul, pinset, gembor, alat tulis dan alat-
alat lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan acak Kelompok RAK Faktorial dengan 2 faktor yang terdiri dari :
1. Faktor Jenis Jamur J0
: Kontrol Tanpa aplikasi Jamur J1
: Aplikasi Jamur B. bassiana dengan kosentrasi 5 grltr J2
: Aplikasi Jamur B. bassiana dengan kosentrasi 10 grltr J3
: Aplikasi Jamur M. anisopliae dengan kosentrasi 25 grltr J4
: Aplikasi Jamur M. anisopliae dengan kosentrasi 50 grltr 2. Faktor Varietas
V1 : Cabai Varietas Lado
V2 : Cabai Varietas Laris
Universitas Sumatera Utara
Kombinasi perlakuan sebagai berikut : V1J0
V2J4 V2J1
V1J1 V1J2
V2J3 V2J0
V1J4 V1J3
V2J2
Jumlah Ulangan : 3
Jumlah Plot : 30
Jarak Tanam : 40 cm x 60 cm
Jumlah Tanaman per plot : 28 tanaman
Jumlah Tanaman Sampel : 4 tanaman
Jarak antar Plot : 50 cm
Ukuran Plot : 2,8 cm x 3,4 m
Model liniear yang digunakan adalah :
Yij = µ + αi + €ij
Dimana :
Yij = Hasil Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ = Efek nilai tengah
αi = Efek perlakuan ke-i
€ij = Galat percobaan dari perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Bila hasil analisis sidik ragam menunjukkan hasil yang berbeda nyata maka perlu dilakukan Uji Jarak Duncan pada taraf 5 untuk mengetahui perbedaan
masing-masing perlakuan.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Penelitian Penyemaian benih
Benih cabai disemaikan dalam media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dan tempat persemaian diberi naungan. Persemaian
disiram tiap hari pada pagi dan sore hari.
Persiapan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan 2 minggu sebelum tanam. Lahan yang akan ditanam diolah sebanyak 2 kali, kemudian tanah di haluskan. Tanah dibagi menjadi
menjadi 3 blok sebagai ulangan. Dalam setiap plot 2,8 x 3,4 m, jarak antar plot 50 cm. jumlah Plot sebanyak 30 plot.
Penanaman
Setelah bibit berumur 14 hari, bibit cabai dapat dipindahkan ke pertanaman. Penanaman dilakukan pada sore hari. Pada kondisi ini bibit sudah mampu
menyesuaikan dengan lingkungan. Oleh karena itu, saat inilah merupakan waktu yang tepat untuk menanam bibit di lahan produksi.
Pemeliharaan Tanaman
Perawatan yang dilakukan terhadap tanaman meliputi penyiraman, pemupukan dan pengendalian gulma atau penyulaman. Penyulaman dilakukan dua
minggu setelah tanam. Bila terdapat tanaman yang mati atau menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik
Universitas Sumatera Utara
Penyediaan Jamur B. bassiana dan M. anisopliae
Penyediaan Jamur B. bassiana dan M. anisopliae diperoleh dari BP2TP Medan. Jamur tersebut sudah tersedia dalam bentuk tepung dan sudah tersedia dalam
bentuk kemasan dan dapat di aplikasikan langsung pada serangga dengan diencerkan terlebih dahulu.
Pembuatan Suspensi B. bassiana dan M. anisopliae
Jamur yang diperoleh dalam bentuk tepung ditimbang dalam masing masing perlakuan sebanyak 5 dan 10 gram untuk B. bassiana dan sebanyak 25 dan 50 gram
untuk M.anisopliae Lalu diencerkan dengan 1 liter aquadest..
Pengaplikasian Jamur B. bassiana dan M. anisopliae
Jamur yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam solo atau knepsek. Lalu disemperotkan ke seluruh tanaman sampel. Pengamatan pertama dilakukan setelah
setelah nampak gejala serangan..
Universitas Sumatera Utara
Parameter Pengamatan 1. Intensitas Serangan Thrips spp.
Mengambil data intensitas serangan Thrips spp yaitu dengan mengamati gejala serangan hama pada daun. Pengamatan dilakukan apabila terjadi serangan.
Pengamatan dilakukan sebanyak 8 kali pengamatan dengan interval 1 minggu sekali dengan rumus sebagai berikut :
100 x
ZN v
x n
IS
∑
=
IS = Intensitas serangan hama
n = Jumlah daun rusak tiap kategori serangan
v = Nilai skala tiap kategori terserang
N = Jumlah daun yang diamati
Z = Nilai skala tertinggi kategori serangan
Anonimous, 1991 . Nilai skala dapat dikategorikan sebagai berikut :
= daun bersih tidak ada serangan 1
= 0-25 yang terserang dari jumlah daun yang diamati 2
= 25-50 yang terserang dari jumlah daun yang diamati 3
= 50-75 yang terserang dari jumlah daun yang diamati 4
= 75-100 yang terserang dari jumlah daun yang diamati
Universitas Sumatera Utara
2. Produksi Buah