2. Produksi Buah
Produksi dihitung mulai dari cabai siap panen dilakukan sebanyak 4 kali pemanenan dengan interval 1 minggu sekali, dengan menimbang berat cabai yang
dipanen dari setiap plot perlakuan Kemudian dikonversikan kedalam tonHa dengan menggunakan rumus :
kg m
x L
plot Luas
X oduksi
ha Ton
1000 2
000 .
10 Pr
=
Sudarsono dan Suparman, 1981.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Faktor Jamur Entomopatogen J Terhadap Intensitas Serangan Thrips spp
Hasil pengamatan intensitas serangan Thrips spp. Pada setiap waktu pengamatan mulai dari 110 hari setelah tanam hst dapat dilihat pada lampiran
1-8. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa faktor jamur entomopatogen J berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan Thrips spp. Hasil rata-rata intensitas
serangan thrips spp dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 : Rataan Intensitas Serangan Thrips spp pada perlakuan jamur
entomopatogen J pada setiap pengamatan hst.
Perlakuan Pengamatan
110 Hst 117 Hst
124 Hst 131 Hst
138 Hst 145 Hst
152 Hst 157 Hst
J0 12,05
18.05a 25.11a
32.33a 37.91a
43.98a 49.23a
56.11a J1
10,82 15.76a
20.30b 25.28b
29.01b 33.06b
37.53b 41.86c
J2 8,42
11.78c 16.40c
19.88c 21.01d
23.30d 28.28c
31.16d J3
11,00 17.01a
20.80b 26.71b
31.08b 35.68b
41.10b 45.13b
J4 9,88
14.66b 17.30c
23.43b 25.93c
28.30c 30.90c
33.10d
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 menurut Uji Jarak Duncan
Tabel 1 Menunjukkan bahwa pada pengamatan 110 hst tidak berpengaruh nyata dari perlakuan jamur entomopatogen J Hal ini disebabkan karena aplikasi
jamur entomopatogen pada 110 hari setelah tanam baru dilakukan. Pada pengamatan 117 hst – 157 hst dapat dilihat bahwa aplikasi jamur entomopatogen dengan
konsentrasi dan jenis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan Thrips spp.
Universitas Sumatera Utara
Pada pengamatan 157 hst dapat dilihat bahwa aplikasi jamur entomopatogen dengan J4 berpengaruh nyata terhadap J3 dan J0 Kontrol tetapi tidak berpengaruh
nyata terhadap J2 .Hasil yang lebih jelas dapat dilihat pada histogram pada gambar 7.
Gambar 7 : Histogram Rataan Intensitas Serangan Thrips spp pada perlakuan jamur entomopatogen J pada setiap pengamatan hst.
Histogram pada gambar 8, memperlihatkan bahwa pada setiap waktu 110- 157 hst terjadi perubahan nilai intensitas serangan Thrips spp pada setiap
perlakuan. Intensitas serangan mengalami peningkatan pada setiap pengamatan. Intensitas serangan tertingggi terjadi pada perlakuan tanpa pemberian jamur
entomopatogen J0, diikuti dengan J3 , J1, J4 dan perlakuan J2 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya intensitas serangan Thrips spp dipengaruhi oleh dosis
dan jamur entomopatogen. Hal ini dikarenakan semakin tinggi dosis maka kerapatan konidia jamur tersebut semakin tinggi, sehingga kemungkinan konidia yang
menempel pada tubuh serangga semakin tinggi yang mengakibatkan penetrasi ke tubuh serangga semakin cepat dan mengakibatkan jaringan tubuh serangga rusak.
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00
110 Hst
117 Hst
124 Hst
131 Hst
138 Hst
145 Hst
152 Hst
157 mst
Pengamatan J0
J1 J2
J3 J4
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh Faktor Varietas V Terhadap Intensitas Serangan Thrips spp