Tabel 5.9. Frekuensi Perpindahan Komponen Daun Pintu Rumah Colonial 8P Lanjutan
No Perpindahan
Komponen Produk
Frekuensi Jumlah
16. O ke R
TR 68
304 MR
168 BR
68 17.
P ke R M
112 112
18. J ke R
Panel 269
269 19.
N ke R Dowel
1007 1007
20. R ke S
Colonial 8P 672
672 21.
S ke T Colonial 8P
672 672
22. T ke U
Colonial 8P 672
672 23.
U ke V Colonial 8P
672 672
5.2.4. Perhitungan Total Momen Perpindahan pada Tata Letak Awal
Tataletak lantai produksi yang digunakan oleh perusahaan pada saat ini akan dievaluasi dan dihitung total momen perpindahan yang terjadi di lantai
produksi selama periode satu tahun produksi. Total momen perpindahan pada lantai produksi dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan
material dari satu departemen ke departemen lainnya dengan jarak antar departemen yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat
dihitung dengan rumus :
Keterangan: Z
= nilai total momen perpindahan awal metertahun f
ij
= frekuensi perpindahan dari departemen i ke j perpindahantahun d
ij
= jarak antar departemen i dengan j meter
∑∑
= =
=
n i
n j
ij ij
d f
Z
1 1
Universitas Sumatera Utara
Contoh perhitungan momen perpindahan untuk perpindahan bahan dari departemen A ke departemen B adalah sebagai berikut:
Frekuensi perpindahan dari A ke B = 696 kali
Jarak perpindahan dari A ke B = 7 meter
Maka momen perpindahan dari A ke B Z
A-B
= f
A-B
× d
A-B
= 696 × 7 meter = 4872 meter perpindahantahun
Perhitungan selengkapnya untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.10. Perhitungan Momen Perpindahan pada Tataletak Awal
No. Departemen
Asal Departemen
Tujuan Frekuensi
Perpindahan Jarak
Departemen m
Momen Perpindahan
mtahun
1. A
B 696
7 4872
2. B
C 696
6.5 4524
3. C
D 696
6.5 4524
4. D
E 696
7 4872
5. E
Q 280
15.5 4340
6. E
F 416
7 2912
7. F
P 416
22 9152
8. K
L 269
8 2152
9. L
I 269
17.5 4707.5
10. I
G 269
10.5 2824.5
11. G
M 269
27 7263
12. M
H 269
10 2690
13. H
J 269
12 3228
14. P
O 304
6 1824
15. Q
R 280
10.5 2940
16. O
R 304
10 3040
17. P
R 112
8 896
18. J
R 269
19 5111
19. N
R 1007
15.5 15608.5
20. R
S 672
7.5 5040
21. S
T 672
19 12768
22. T
U 672
11.5 7728
23. U
V 672
10.5 7056
Total 10.474
274 120.072,5
Nilai total momen perpindahan awal Z adalah 120.072,5 metertahun.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5. Perancangan Tataletak Lantai Produksi dengan Metode SLP Systematic Layout Planning
Adapun metode Systematic Layout Planning yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang akan diuraikan sebagai berikut :
1. Aliran Material
Diperlukan untuk mengetahui perpindahan material antar departemen. Untuk menggambarkan aliran material pada proses produksi, digunakan Multi
Product Process Chart dan Travel Chart. Dari Multi Product Process Chart, dapat dilihat bahwa untuk membentuk
komponen ST, maka material akan melalui departemen Blanking A, Under Cut B, Rip Saw C, dan seterusnya hingga ke departemen Perakitan
Manual R. Demikian halnya untuk komponen TR, MR, BR, hingga daun pintu rumah tipe Colonial 8P.
Dari Travel Chart dapat dilihat bahwa frekuensi perpindahan bahan dari departemen A ke departemen B adalah 696. Untuk departemen P, frekuensi
perpindahan bahan dari departemen P ke O adalah 304 dan dari departemen P ke R adalah 112. Maka, jumlah frekuensi perpindahan bahan dari departemen
P ke departemen lainnya adalah 416. Adapun Multi Product Process Chart dan Travel Chart dapat dilihat pada
Gambar 5.4. dan Gambar 5.5.
Universitas Sumatera Utara
Komponen
Departemen ST
TR MR
BR M
Panel
Dowel Colonial
8P
Blanking A Under Cut B
Rip saw C Rolling D
Shaper E Double End F
Laminating G Radial Arm Saw H
Rip Saw Panel I Shaper Panel J
Blanking Panel K Under Cut Panel L
Moulding M Dowel N
One Head Bor O Two Head Bor P
Six Head Bor Q Perakitan Manual R
Door Press S Sanding T
Panel Saw U Finishing V
Gambar 5.4. Multi Product Process Chart
Universitas Sumatera Utara
PT. SINAR MAKMUR Pemetaan Ke-1 Tanggal 9 Oktober 2010
Peta Dari-Ke A
B C
D E
F G
H I
J K
L M
N O
P Q
R S
T U
V Jumlah
Ke Dari
A 696
696 B
696 696
C 696
696 D
696 696
E 416
280 696
F 416
416 G
269 269
H 269
269 I
269 269
J 269
269 K
269 269
L 269
269 M
269 269
N 1007
1007 O
304 304
P 304
112 416
Q 280
280 R
672 672
S 672
672 T
672 672
U 672
672 V
Jumlah 696
696 696
696 416
269 269
269 269
269 269
304 416
280 1972 672
672 672
672 10474
Gambar 5.5. Travel Chart
Universitas Sumatera Utara
2. Hubungan Aktivitas Antar Departemen
Peta hubungan aktivitas atau Activity Relationship Chart Gambar 5.6. digunakan untuk menunjukkan tingkat hubungan aktivitas antar departemen.
Setiap tingkat hubungan dibuat dengan mempertimbangkan beberapa alasan yang akan mendekatkan atau menjauhkan hubungan tersebut. Alasan-alasan
tersebut didasarkan atas keterkaitan produksi, keterkaitan personel, maupun keterkaitan informasi yang digunakan.
Pada ARC, hubungan antara departemen Blanking A dan Under Cut B adalah A yang berarti kedua departemen ini mutlak perlu berdekatan. Alasan
kedekatannya adalah 1,3, dan 4 yang berarti menggunakan informasi yang sama 1, urutan aliran kerja 3, dan frekuensi perpindahan 4.
3. Diagram Hubungan Aktivitas
Dalam Systematic Layout Planning, ada dua aspek yang harus dipertimbangkan yaitu derajat hubungan aktivitas dan aliran material. Adapun
kombinasi dari kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang disebut diagram hubungan aktivitas atau Activity Relationship Diagram Gambar 5.7.
Pada ARD dapat dilihat bahwa antara departemen A dan B dihubungkan oleh empat buah garis sejajar yang berarti departemen A dan B mutlak perlu
berdekatan. 4.
Diagram Hubungan Ruangan Diagram hubungan ruangan hampir sama dengan ARD, tetapi departemen
yang ada sudah menggunakan ukuran yang sebenarnya. Diagram hubungan ruangan dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Universitas Sumatera Utara
NO AKTIVITAS
TINGKAT HUBUNGAN A
B C
D E
F G
H I
J K
L M
N O
P Q
R S
T BLANKING
UNDER CUT RIP SAW
ROLLING SHAPER
DOUBLE END LAMINATING
RADIAL ARM SAW RIP SAW PANEL
SHAPER PANEL BLANKING PANEL
UNDER CUT PANEL MOULDING
DOWEL ONE HEAD BOR
TWO HEAD BOR SIX HEAD BOR
PERAKITAN MANUAL DOOR PRESS
SANDING
A 1,3,4
E 1,3,4
I 1,4
O -
A 1,3,4
E 1,3,4
I 1,3,4
A 1,3,4
E 1,3,4
I 1,3
A 1,3,4
I 1
U 6,7
I 1,2
I 1
O -
I 1,3
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
O -
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 7
U 6,7
U 6,7
O -
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
I 1
U 6,7
I 1
O -
U 6,7
I 1
I 1
O -
I 1
O -
I 1
O -
O -
O -
I 1
I 1
U 6,7
O -
O -
O -
I 1
U 6,7
I 1
O -
U 6,7
I 1
O -
U 6
U 6
U 6
U 6
U 6
O -
A 1,3,4
O -
I 1
U 6,7
I 3
E 1,3
I 3
E 1,3
U 6,7
U 6,7
E 1,3
I 1
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
U 6,7
E 1,3
E 1,3
E 1,3
I 1
E 1,3
O -
U 6,7
O -
I 1
U 7
O -
O -
U 6,7
U 7
I 3
E 1,3
A 1,3,4
I 1
I 1,3
I 3,4
A 1,3,4
I 1,3
U 6,7
I 1,3
O -
U 7
I 3,4
U 6,7
U 7
U 7
I 1
U 7
U 7
U 7
U 7
U 7
U 7
U 7
I 1
U 7
I 1
O -
U 7
E 2,3
O -
U 6
I 1
O -
I 3,4
O -
U 6
I 1
U 7
I 1
O -
O -
O -
E 3,4
I 4
E 2,3
I 4
E 2,3
U 7
U 7
E 2,3
U 7
U 7
I 1,3
I 1,3
U 7
O -
I 3,4
U 6,7
U 7
I 2,3
A 2,3,4
U 6,7
I 1,3
E 2,3
E 2,3
O -
O -
I 1
I 1
I 1
I 1,3
I 1
U 6,7
U 6,7
A 2,3,4
O -
I 1
U 7
I 3
O -
O -
I 1
O -
O -
E 2,3
A 2,3,4
U 7
MUTLAK PERLU BERDEKATAN SANGAT PERLU BERDEKATAN
PENTING BERDEKATAN TIDAK JADI SOAL
TIDAK PERLU BERDEKATAN TIDAK DIINGINKAN BERDEKATAN
KODE KETERANGAN
A E
I O
U X
KETERANGAN ALASAN-ALASAN KEDEKATAN
MENGGUNAKAN INFORMASI YANG SAMA MENGGUNAKAN MATERIAL HANDLING YANG SAMA
URUTAN ALIRAN KERJA FREKUENSI PERPINDAHAN
KODE ALASAN
1 2
3 4
5 6
KOTOR GETARAN
BISING 7
B C
D E
F G
H I
L M
N O
P Q
R S
J K
A
T
U V
PANEL SAW FINISHING
A B
C D
E F
G H
I J
K L
M N
O P
Q R
S T
U V
U V
U U
6 5,6
U U
U U
5,6 6
- 5,6
- 5,6
O U
O U
I U
O -
O -
U 5,6
U 6
U 6
U 5,6
U 5,6
I 3
U 7
I 3
U 7
U 5,6
A 2,3,4
I 3
E 2,3,4
U 7
U 5,6
U 5,6
A 2,3,4
I 3
1 5,6
U 6,7
O -
U 5,6
O -
U 5,6
I 1
O -
O -
U 5,6
5,6 6
Gambar 5.6. Activity Relationship Chart
Universitas Sumatera Utara
U
A B
C D
E F
G H
M T
K L
I J
N S
Q P
O R
V
MUTLAK PERLU BERDEKATAN SANGAT PERLU BERDEKATAN
PENTING BERDEKATAN TIDAK JADI SOAL
TIDAK PERLU BERDEKATAN TIDAK DIINGINKAN BERDEKATAN
KODE KETERANGAN
A E
I O
U X
SIMBOL
Gambar 5.7. Activity Relationship Diagram
Universitas Sumatera Utara
U 8 x 6 m
A 8 x 8 m
B 8 x 6 m
C 8 x 7 m
D 8 x 6 m
E 8 x 8 m
F 8 x 6 m
G 20 x 12 m
H 10 x 8 m
M 10 x 8 m
T 9 x 8 m
K 8 x 8 m
L 8 x 8 m
I 8 x 5 m
J 8 x 8 m
N 4 x 3 m
S 8 x 7 m
Q 9 x 4 m
P 6 x 4 m
O 6 x 4 m
R 8 x 8 m
V 8 x 3 m
Gambar 5.8. Diagram Hubungan Ruangan
Universitas Sumatera Utara
5.2.6. Perancangan Alternatif Tataletak
