kompetensi teknis technical competencies dan itu sangat bervariasi, tergantung kepada bidang kejuruan dan pekerjaan yang akan ditekuni. Namun demikian
masih ada kecakapan yang bersifat umum, yaitu bersikap dan berlaku produktif to be a productive people. Artinya, apapun bidang kejuruan ataupekerjaan yang
dipelajari, bersikap dan berprilaku produktif harus dikembangkan. Bidang pekerjaan biasanya dibedakan menjadi bidang pekerjaan yang lebih menekankan
pada keterampilan manual dan bidang pekerjaan yang menekankan pada kecakapan berpikir. Terkait dengan itu, pendidikan kecakapan hidup yang bersifat
spesifik juga dapat dipilah menjadi kecakapan akademik academic skill dan kecakapan vokasional vocational skill. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kecakapan hidup spesifik adalah kecakapan yang diperlukan seseorang menghadapi problem bidang khusus tertentu. Misalnya, untuk
memecahkan masalah dagangan yang tidak laku, tentu diperlukan kecakapan pemasaran.
2.1.2.1. Kecakapan Akademik Academic skill
Kecakapan akademik disebut juga dengan kecakapan berpikir ilmiah. Kecakapan ini merupakan kecakapan dalam berpikir yang terkait dengan sifat
akademik atau keilmuan yang mencakup antara lain: kecakapan melakukan identifikasi variabel, kecakapan menjelaskan hubungan antara variabel,
merumuskan hipotesis, dan kemampuan merancang penelitian dan melaksanakan penelitian Anwar, 2006:30-31.
Kecakapan akademik academic skill yang seringkali juga disebut kecakapan intelektual atau kemampuan berpikir ilmiah pada dasarnya merupakan
pengembangan dari kecakapan berpikir pada GLS General Life Skills. Jika kecakapan berpikir pada GLS masih bersifat umum, kecakapan akademik sudah
lebih mengarah kepada kegiatan yang bersifat akademikkeilmuan. Hal itu didasarkan pada pemikiran bahwa bidang pekerjaan yang ditangani memang lebih
memerlukan kecakapan berpikir ilmiah Asmani, 2009: 53. Sesuai uaraian diatas ditarik kesimpulan bahwa kecakapan akademik
merupakan kecakapan berpikir yang sistematik dan koprehensif yang mampu
merancang suatu penelitian melibatkan berbagai kecakapan berpikir, antara lain kecakapan berpikir rasional, kecakapan berpikir analitis, berpikir kritis, dan
kecakapan pemecahan masalah yang dibangun secara sistematik dan sistematis. Kecakapan ini juga bisa dikembangkan melalui pembelajaran suatu bidang studi
secara integratif seperti kecakapan-kecakapan hidup lainnya.
2.1.2.2. Kecakapan Vokasional Vocational Skill
Kecakapan vokasional vocational skill seringkali disebut dengan kecakapan kejuruan. Artinya kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang terdapat di masyarakat. Kecakapan vokasional lebih cocok bagi siswa yang akan menekuni pekerjaan yang lebih mengandalkan keterampilan
psikomotor dari pada kecakapan berpikir ilmiah. Oleh karena itu, kecakapan vokasional lebih cocok bagisiswa SMK, kursus keterampilan atau program
diploma Anwar, 2006:30. Kecakapan vokasional merupakan kecakapan yang dipelajari peserta didik
di sekolah kejuruan. Kecakapan vokasional yang dikembangkan berdasarkan prinsip broad based dilihat tidak semata dari pengembangan karir seseorang
lebih-lebih untuk pendidikan kejuruan. Hal ini karena di SMK seorang peserta didik sudah diarahkan kepada suatu bidang kejuruantertentu Pardjono, 2003: 50.
Menurut Depdiknas 2003 Kecakapan vokasional mempunyai dua bagian, yaitu: kecakapan vokasional dasar basic vocational skill dan kecakapan
vokasional khusus occupational skill yang sudah terkait dengan bidang pekerjaan tertentu. Kecakapan dasar vokasional mencakup antara melakukan
gerak dasar, menggunakan alat sederhana bagi semua orang yang menekuni pekerjaan manual, dan kecakapan membaca gambar sederhana. Di samping itu,
kecakapan vokasional dasar mencakup aspek sikap taat asas, presisi, akurasi dan tepat waktu yang mengarah pada perilaku produktif. Kecakapan vokasional
khusus hanya diperlukan bagi mereka yang akan menekuni pekerjaan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Misalnya, mengajar siswa di sekolah khususnya
mata pelajaran ekonomi. Namun demikian, sebenarnya terdapat satu prinsip dasar dalam kecakapan vokasional, yaitu menghasilkan barang atau menghasilkan jasa.
Berdasarkan uraian diatas yang dimaksud dengan kecakapan vokasional adalah kecakapan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang terdapat
di masyarakat.
2.2 Motivasi Wirausaha
Menurut Suryana 2011:97 Salah satu kunci sukses untuk berhasil menjadi wirausahawan adalah adanya motivasi yang kuat untuk berwirausaha.
Motivasi untuk menjadi seseorang yang berguna bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakatnya melalui pencapaian prestasi kerja sebagai seorang wirausahawan.
Apabila seseorang memiliki keyakinan bahwa bisnis yang akan digelutinya itu sangat bermakna bagi hidupnya, maka dia akan berjuang lebih keras untuk sukses.
Motivasi adalah suatu dorongan baik yang berasal dari individu maupun dari faktor lain di luar diri individu, dimana dorongan ini mampu membuat
seseorang melakukan suatu pekerjaan tertentu. Ini didukung dengan pendapat Muna
ndar 2011:45 yang mengatakan bahwa “ motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong serangkaian kegiatan yang mengarah
ketercapainya tujuan tertentu”. Menurut Winardi 1992:45 motivasi seseorang dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu : a.
Faktor intrinsik; faktor yang berassal dari dalam diri individu, terdiri atas persepsi individu mengenal diri sendiri atau
kepercayaan diri, harga diri dan prestasi, harapan, kebutuhan, dan kepuasan kerja.
b. Faktor ekstrinsik; faktor yang beraasal dari luar diri individu,
terdiri atas jenis dan sifat pekerjaan, kelompok kerja atau organisasi dimana individu bergabung, kondisi lingkungan,
imbalan yang diterima. Motivasi berwirausaha menurut Handoko 1998:52 “suatu keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melaksanakan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan usahanya
”. Dalam setiap usaha yang dilakukan seseorang itu dilakukannya berdasarkan kepada modal dan kemampuan diri sendiri, sanggup
mengambil ataupun menghadapi resiko dalam berusaha, dan usahanya itu dapat