oleh William Soeryadjaja, Tjian Kian Tie dan Liem Peng Hong. Pada tahun 1965 PT Astra Internasional Tbk Toyota Sales Operation mendirikan kantor pusatnya di
Jakarta dan kantor di Bandung dijadikan sebagai cabang pertama. Perusahaan ini awalnya bergerak di bidang usaha permobilan, yaitu Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan
Truck, dan pada bidang lainnya. Pada tanggal 1 Mei 1969, PT. Astra Internasional, Tbk Sales Operation mendapat pengakuan resmi dari pemerintah Indonesia sebagai
agen tunggal kendaraan bermotor merek Toyota untuk seluruh Indonesia.
2. Jenis Usaha
Jenis usaha yang bekerja sama di PT. Astra Indonesia Tbk Sales Operation antara lain leasing dan asuransi jiwa.
Leasing terbagi dua yaitu : a.
Astra Credit Company Astra Credit Company terdiri dari lima perusahaan multifinance yang paling besar
adalah PT. General Astra Sedaya Finance. Astra Credit Company menyediakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan baru dan bekas. Di bentuk melalui
hubungan otomatis dengan jaringan distribusi utama di seluruh Indonesia.
b. Federal International Finance
Federal International Finance sebagai perusahaan sepeda motor terdepan, menanggapi kebutuhan tersebut dengan memperkenalkan skema pembiayaan dan
Universitas Sumatera Utara
mudah terjangkau tapi mampu memberikan keuntungan yang maksimal dan nyaman bagi jutaan pemilik sepeda motor di seluruh negeri.
Asuransi jiwa terbagi dua yaitu : 1
Garda Oto Garda oto menyediakan dua macam kondisi perlindungan atas kendaraan
bermotor atau roda empat.
2 Commonwealth Life
Dulunya adalah Astra CMG Astra CMG Life yaitu perusahaan asuransi jiwa dengan nama Astra Jadine. Astra CMG merupakan join venture antara Astra
Internasional dengan bank Commonwealth Australia. Astra CMG juga bekerja sama dengan Citi Bank, Permata Bank, Bank NISP, Bank Commenwealth, Bank
Ekonomi dan Bank Danamon dalam rangka Bancassurance Astra CMG Life.
Adapun jenis-jenis kredit yang ditawarkan oleh PT. Astra Internasional kepada nasabahnya berdassarkan uraian tentang jenis-jenis kredit di atas adalah
sebagai berikut : 1.
Dari segi penerima kredit : PT. Astra Internasional termasuk dalam private kredit karena hanya memberikan kreditnya kepada swasta atau perorangan saja.
Universitas Sumatera Utara
2. Dari segi jangka waktu : PT. Astra Internasional termasuk dalam kredit jangka
pendek dan jangka menengah karena PT. Astra Internasional memberikan kreditnya untuk jangka waktu maksimum 1 tahun dan juga kredit yang berjangka
waktu antara 1 sampai 3 tahun.
3. Dari segi penggunaan : PT. Astra Internasional termasuk dalam kredit konsumtif
karena PT. AAstra Internasional adalah lembaga keuangan Astra yang membantu masyarakat dalam pembiayaan pembelian barang-barang otomotif kredit mobil
saja.
4. Dari segi jaminan : PT. Astra Internasional termasuk dalam kredit dengan
jaminan karena setiap customer menerima kredit dari PT. Astra Internasional untuk pembelian otomotif kredit mobil maka Buku Pemilikan Kendaraan
Bermotor BPKB yang sedang dikreditkan dijadikan sebagai jaminan.
4.2.Hasil Analisis dan Pembahasan
Penulis mencoba membuat suatu analisis yang merupakan hasil regresi dengan menggunakan dummy variabel berdasarkan data-data yang telah di peroleh.
Untuk menganalisa data-data yang ada, penulis menggunakan jenis analisa statistik. Untuk analisa statistik digunakan regresi uji beda berpasangan. Model uji beda
berpasangan menggambarkan pengaruh dari faktor variabel independent yaitu kebijakan pembatasan uang muka kredit terhadap variabel dependent yaitu
Universitas Sumatera Utara
permintaan mobil. Berdasarkan data yang telah diperoleh dan telah diolah dengan menggunakan program SPSS, dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Penjualan Mobil
DATA PENJUALAN AUTO 2000 MEDAN SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN MINIMUM DOWN TO PAYMENT
SHOWROOM SEBELUM
KEBIJAKAN SESUDAH
KEBIJAKAN A
157 112
B 296
210 C
303 295
D 240
212 E
197 123
F 161
101 G
152 137
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil survei langsung terhadap penjualan di showroom Auto 2000 cabang Medan dan telah di olah ke dalam model
melalui perhitungan computer dengan menggunakan program SPSS, dapat di lihat dalam tabel sebagai berikut :
Hipotesis uji normalitas: H0 : Data menyebar normal
H1 : Data tidak menyebar normal α = 0.05
Hasil uji normalitas data adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Lilliefors KolmogorovSmirnov normality test data: sebelum
D = 0.1597, p-value = 0.6679
Lilliefors KolmogorovSmirnov normality test data: sesudah
D = 0.1405, p-value = 0.84547 Oleh karena p-value uji normalitas untuk data sebelum dan sesudah penerapan
kebijakan minimum down to payment lebih besar dari 0.05, maka kesimpulan statistika yang diambil adalah TERIMA H0, artinya dapat dikatakan bahwa kedua
data berasal dari populasi yang menyebar normal. Dengan demikian, uji-t berpasangan dapat diterapkan.
Tabel 4.2 Uji Nilai Statistics Sample Pair T - Test
Paired Samples Statistics
Mean N
Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Xo
215.14 7
65.196 24.642
x1 170.00
7 71.195
26.909
Berdasarkan model estimasi di atas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen yaitu kebijakan minimum down to payment terhadap variabel dependen yaitu
permintaan mobil sebagai berikut : -
Mean 45,14 bernilai positif. Artinya terjadi kecenderungan penurunan permintaan mobil sesudah perlakuan kebijakan. Rata-rata penurunannya adalah 45,14 .
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Uji Korelasi Paired T - Test
- Nilai korelasi hubungan antara dua variabel tersebut adalah 0,909 artinya
hubungannya kuat dan positif.
Tabel 4.4 Uji Paired T - test
Paired Differences
t Df
Sig. 2- tailed
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean 95 Confidence Interval
of the Difference Lower
Upper Pair
1 xo -
x1 45.143
29.735 11.239
17.643 72.643
7.017 6
.007
- Nilai sig.2.tailed lebih besar dari nilai kritis 0,05 0,07 0,05 pada tingkat
kepercayaan 95, artinya h di terima dimana perbedaan adalah sama dengan nol,
artinya terdapat perkembangan signifikan dari hasil penerapan kebijakan minimum down to value terhadap permintaan mobil di kota medan.
4.3. Hasil Analisis Dampak Kebijakan Minimum Down To Payment