Kinerja Keuangan Tinjauan Peneliti Terdahulu

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang. Dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu` yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal.

2.7 Kinerja Keuangan

Kinerja merupakan hal yang penting untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai macam indikator, salah satunya dengan menganalisis laporan keuangan dan membandingkan rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Munawir 2010:67, selain membandingkan rasio keuangan dengan standar rasio, kinerja keuangan juga dapat dinilai dengan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya. Dengan membandingkan rasio keuangan pada beberapa tahun penilaian dapat dilihat bagaimana kemajuan ataupun kemunduran kinerja keuangan sesuai dengan kegunaan masing-masing rasio tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.8 Laporan Keuangan

2.8.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir 2011:7, “laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini. Kondisi perusahaan saat ini maksudnya adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu untuk neraca dan periode tertentu untuk laporan laba rugi ”. Laporan keuangan berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan hasil usaha perusahaan pada saat tertentu yang berguna untuk menilai prestasi, kondisi ekonomis perusahaan, perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan dari posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan.

2.8.2 Tujuan laporan keuangan

Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 Revisi 2009, “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Unsur-unsur utama dari laporan keuangan terdiri dari : 1. Laporan Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu. Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu. Maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut IAI, 2007:1.9 : a. Aktiva berwujud b. Aktiva tidak berwujud c. Aktiva keuangan d. Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas e. Persediaan f. Piutang usaha dan piutang lainnya g. Kas dan setara kas h. Hutang usaha dan hutang lainnya i. Kewajiban yang diestimasi j. Kewajiban berbunga jangka panjang k. Hak minoritas l. Modal saham dan pos ekuitas lainnya 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut IAI, 2007:1.10 : Universitas Sumatera Utara a. Pendapatan b. Laba rugi usaha c. Beban pinjaman d. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas e. Beban pajak f. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g. Pos luar biasa h. Hak minoritas i. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan IAI, 2007:1.13 : a. Laba atau rugi bersih perode yang bersangkutan. b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait. d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan. f. Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. 4. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2, laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi arus kas perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan menggunakan Universitas Sumatera Utara kas. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas. 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan IAI, 2007:1.13: a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar 2.9 Kesehatan Bank 2.9.1 Pengertian Kesehatan Bank Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Dengan kata lain, bank yang sehat adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Budisantoso dan Triandaru 2005:51 mengartikan kesehatan bank sebagai “Kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional Universitas Sumatera Utara perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan yang berlaku”.

2.9.2 Penilaian Kesehatan Bank

Menurut Dahlan Siamat, 2005:209, Bank Indonesia dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan faktor-faktor yang disebut dengan CAMELS, sebagai berikut: a. Permodalan capital b. Kualitas aset assets quality c. Manajemen management d. Rentabilitas earning e. Likuiditas liquidity f. Sensitivitas terhadap risiko pasar sensitivity to market risk. Meskipun secara umum faktor CAMEL relevan dipergunakan untuk semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk masing- masing jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMEL dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR. Adapun cara menilai kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Bobot CAMEL No. Faktor Bank Umum BPR 1 Permodalan Capital 25 30 2 Kualitas Aktiva Produktif Asset Quality 30 30 3 Kualitas Manajemen management 25 20 4 Rentabilitas earning 10 10 5 Likuiditas liquidity 10 10 Sumber : http:mdhaqiqi.wordpress.com Penilaian tingkatan kesehatan ditetapkan dalam empat golongan predikat tingkat kesehatan bank, antara lain: Tabel 2.3 Predikat Tingkat Kesehatan Bank Sesuai dengan Nilai Kredit Keterangan Nilai 81 sd 100 Sehat 66 sd kurang dari 81 Cukup Sehat 51 sd kurang dari 66 Kurang Sehat 0 sd kurang dari 51 Tidak Sehat Sumber : kesehatanbank.blogspot.com Universitas Sumatera Utara Penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS, dimulai dengan penghitungan rasio-rasio dari masing-masing faktor. Penjelasan dari setiap faktor adalah sebagai berikut: 1. Aspek Permodalan Capital Rasio permodalan bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien. Kecukupan modal bank diukur berdasarkan perhitungan Capital Adequacy . Semakin tinggi resiko tersebut, maka semakin banyak modal yang harus disediakan. Rasio permodalan yang digunakan dalam mengukur kinerja bank berdasarkan Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, antara lain adalah Capital Adequacy Ratio CAR. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank menyediakan modal minimum yang dikenal dengan CAR Capital Adequacy Ratio . Menurut Harmono,2009:116, berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh Bank for International Settlement BIS. Universitas Sumatera Utara 2. Aspek Kualitas Aset Assets Quality Penilaian kualitas aset bertujuan untuk mengevaluasi kondisi aset bank dan kecukupan manajemen resiko kredit. Bank Indonesia menyatakan bahwa setiap bank wajib melakukan penilaian dan penetapan kualitas aset sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31147KEPDIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Menurut Ismail 2010:122, Bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua golongan, yaitu kredit tidak bermasalah dan kredit yang bermasalah. a. Kredit yang tidak bermasalah dapat dibedakan menjadi dua kategori,yaitu : 1. Kredit dengan kualitas lancar Kredit lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga. Debitur membayar angsuran tepat waktu sesuai dengan perjanjian kredit. 2. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan. Universitas Sumatera Utara b. Kredit yang bermasalah dapat dibedakan menjadi tiga kategori,yaitu : 1. Kredit kurang lancar Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan. 2. Kredit diragukan Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok danatau bunga. 3. Kredit macet Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut. 3. Aspek Kualitas Manajemen Management Dalam hal ini peneliti menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan kinerja manajemen bank baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutupi beban operasional terhadap pendapatan operasionalnya. Hasil pengukuran yang diperoleh dapat dijadikan sebagai alat evaluasi untuk menentukan kinerja manajemen, apakah mereka berhasil mencapai target yang telah ditentukan atau tidak berdasarkan periode yang telah ditetapkan Universitas Sumatera Utara 4. Aspek Earning Earning merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan keuntungan. Earning sering juga disebut dengan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan Kasmir, 2008:196. Dalam hal untuk penilaian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran Return On Asset ROA untuk mengukur tingkat profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Semakin besar rasio ini maka akan semakin baik profitabilitas yang dimiliki oleh bank. 5. Aspek Likuiditas liquidity Menurut Kasmir 2008 : 129, “ rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek ”. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang menjadi fokus dalam penelitian ini dan juga termasuk rasio likuiditas yang digunakan perbankan untuk mengukur kinerja keuangan bank sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia Lampiran 14 Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 16 Desember 2011 perihal Perubahan Ketiga Atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 1330DPNP tanggal 14 Desember perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Universitas Sumatera Utara Loan to Deposit Ratio menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan bank kepada nasabah kredit, sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Dendawijaya, 2009:116.

2.10 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Beberapa studi yang berhubungan dengan penelitian kinerja keuangan perbankan dengan menggunakan indikator rasio keuangan antara lain : Tabel 2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Rubitoh 2003 Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank Konvesional RORA, CAR, LDR, FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktivitas karyawan Menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedangkan bank konvensional hanya 5 persen. Universitas Sumatera Utara No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 2 Prasetyo 2008 Analisis kinerja keuangan bank syari’ah dan bank konvensional di Indonesia CAR, RORA, NPM, ROA, LDR Pada rasio NPM, bank konvensional dengan penerapan sistem bunga lebih pasti dalam perolehan laba. Sedangkan bank syariah menggunakan sistem bagi hasil. Untuk rasio LDR, bank syariah lebih efektif dibandingkan bank konvensional. 3 Putra 2011 Perbandingan Return On Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Dan Banking Ratio Antara Bank Pemerintah Dengan Bank Swasta Yang G o Public Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ROA, CAR , Banking Ratio ROA dan Banking Ratio ada perbedaan signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta, sedangkan variabel CAR tidak berbeda secara signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta Universitas Sumatera Utara No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 4 Anggraini 2012 Analisis perbandingan kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR Kinerja keuangan perbankan syariah tidak lebih baik jika dibandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Rubitoh 2003 adalah melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank konvensional selama 1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu adalah RORA profitabilitas, CAR rasio kecukupan modal, LDR rasio penyaluran terhadap dana pihak ketiga, FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum kinerja bank syariah di bawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah mencapai 53 persen, sedangkan bank konvensional hanya lima persen. Prasetyo 2008 berusaha membandingkan kinerja keuangan perbankan syari’ah dan yang menggunakan sistem bagi hasil dengan perbankan konvensional yang menggunakan sistem bunga dan mengidentifikasi rasio keuangan yang paling membedakan antara sistem bank syari’ah dan sistem bank konvensional. penelitian ini menggunakan data sekunder dari bank syari’ah bank Muamalat Indonesia, dan bank syari’ah mandiri dan bank konvensional bank Universitas Sumatera Utara Mandiri dan BNI. Adapun model yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil pengujian menunjaukkan bahwa yang paling membedakan adalah rasio NPM dan LDR. Bank konvensional dengan penerapan sistem bunga lebih pasti dalam perolehan laba. Sedangkan pada bank syari’ah dengan menggunakan sistem bagi hasil, dimana perolehan profit yang dicapai didasarkan pada condition of economic , yang mana pendapatan bank beradasarkan pendapatan yang diperoleh oleh pihak mudharip . untuk rasio LDR bank syari’ah lebih efektif dibandingakan bank konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Putra 2011 yaitu meneliti perbandingan Return On Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, dan Banking Ratio antara bank pemerintah dengan bank swasta yang G o Public pada perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2009. ROA dan Banking Ratio ada perbedaan signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta, sedangkan variabel CAR tidak berbeda secara signifikan antara bank pemerintah dengan bank swasta. Selain itu, penelitian yang dilakukan Anggraini 2012 yaitu melakukan analisis perbandingan kinerja perbankan syariah dengan perbankan konvensional menggunakan rasio CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR. Dari penelitiannya disimpulkan bahwa kinerja keuangan perbankan syariah tidak lebih baik jika dibandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional. Dimana rata-rata mean kinerja bank syariah 86.90, lebih kecil dibandingkan mean rasio kinerja bank konvensional 88.75. Universitas Sumatera Utara Penelitian penulis, dengan hasil peneliti terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas bahwasannya terdapat persamaan dan perbedaan. Adapun persamaannya yaitu semuanya melakukan analisis terhadap perbandingan kinerja keuangan bank dengan menggunakan rasio keuangan. Perbedaannya terletak pada sampel bank yang akan dianalisis, tahun penelitian yang digunakan dan beberapa rasio keuangan yang tidak semuanya digunakan dalam penelitian ini. Adapun penelitian penulis merupakan replika dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anggraini 2012.

2.11 Kerangka Konseptual