Tabel 3.2 Daftar sampel
No. Nama Bank
Status
1 BANK NEGARA INDONESIA PERSERO
Bank Konvensional 2
BANK TABUNGAN NEGARA PERSERO Bank Konvensional
3 BANK MANDIRI PERSERO
Bank Konvensional 4
BANK BNI SYARIAH Bank Syariah
5 BANK MEGA SYARIAH
Bank Syariah 6
BANK MUAMALAT INDONESIA Bank Syariah
Sumber : Hasil pengolahan tabel 3.1 diolah penulis
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data Erlina, 2008:24. Data tersebut berupa laporan keuangan bank syariah dan bank konvensioanal yang bersumber
dari website resmi Bank Indonesia www.bi.go.id dan situs resmi bank-bank
terkait selama periode 2011-2013. Dalam penelitian ini analisis kinerja hanya
dibatasi pada aspek kuantitatif yaitu pada rasio keuangannya saja.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi yaitu mengumpulkan, mengklasifikasi dan menganalisa data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan 2 tahap, yaitu : 1.
Pertama dengan melakukan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan informasi - informasi dari buku-buku, dan sumber lainnya yang
berhubungan dengan penelitian. 2.
Kedua dengan mengumpulkan data sekunder melalui fasilitas internet dengan mengakses situs resmi yang berisi laporan rasio keuangan bank
syariah dan bank konvensional selama tahun 2011-2013 yang telah diaudit dengan cara mengunduh dari situs resmi bank.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan yaitu rasio keuangan yang meliputi Capital Adequacy Ratio mewakili rasio permodalan, Non Performing Loan
gross mewakili rasio kualitas aktiva produktif, Return on Asset dan Return on Equity mewakili rasio rentabilitas, Beban Operasional dibagi Pendapatan
Operasional mewakili rasio efisiensi, dan Loan to Deposit Ratio mewakili rasio likuiditas. Untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan
cara menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.
Universitas Sumatera Utara
a.
Capital
Modal Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di
dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR
Capital Adequacy Ratio
. CAR adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk
pengembangan usaha serta menutupi kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Kusuno,2003:146
Semakin besar rasio ini, maka semakin baik posisi modal. Dengan kata lain, semakin kecil risiko kerugian suatu bank maka semakin besar pula
keuntungan yang diperoleh bank.
CAR = Total Modal
x 100 Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
b.
Asset
Aktiva Untuk mewakili rasio kualitas aktiva produktif, dalam hal ini peneliti
menggunakan NPL gross.
Non Performing Loan gross
NPL
gross
merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan kredit bermasalah, dimana kredit ini
menggambarkan kerugian yang dialami bank dikarenakan tidak terlunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur.
Suatu bank yang mempunyai NPL
gross
yang tinggi tentu akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya
Universitas Sumatera Utara
lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL
gross
suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut.
NPL = Total Kredit Bermasalah x 100 Total Seluruh Kredit
c. Rasio biayaefisiensi bank Dalam hal ini, rasio biayaefisiensi bank diwakili oleh variabel rasio
BOPO. BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan manajemen bank dalam melakukan kegiatan operasinya dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil nilai BOPO, maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh suatu
bank. BOPO = Biaya Operasional
x 100 Pendapatan Operasional
d.
Earning
Rentabilitas Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini diwakili oleh rasio
ROA
Return on Asset
. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dengan menggunakan total
aktiva. Semakin besar ROA maka kinerja keuangan semakin baik, karena tingkat pengembalian return semakin besar. Sehingga bank berpeluang besar
meningkatkan pertumbuhannya.
Universitas Sumatera Utara
ROA = __Laba Tahun Berjalan__ x 100 Total Aktiva
e.
Liquidity
Likuiditas Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah
rasio kredit terhadap dana pihak ketiga LDR. LDR adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada
nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi LDR maka semakin rendah kemampuan
likuiditas bank. Sehingga kemungkinan bermasalah akan semakin besar.
LDR = Kredit x 100
Dana Pihak Ketiga
Adapun definisi operasional variabel yang telah dijelaskan diatas dapat di rangkum seperti tabel berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel
Konsep Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
Capital Permodalan
CAR Kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk pengembangan
usaha serta
menutupi kemungkinan
risiko kerugian
yang diakibatkan operasional
bank. Total Modal
ATMR Rasio
Asset Aktiva
Produktif NPL
gross Kemampuan bank dalam
hal penyaluran kredit bermasalah
terhadap kredit yang diberikan
bank. Total Kredit
Bermasalah Total Seluruh Kredit
Rasio
Efisiensi Bank
BOPO Kemampuan manajemen
bank dalam melakukan kegiatan
operasinya dalam
mengendalilkan biaya
operasional terhadap
pendapatan operasional.
Biaya Operasional Pendapatan
Operasional Rasio
Universitas Sumatera Utara
Konsep Variabel
Definisi Pengukuran
Skala
Earning Rentabilitas
ROA Kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dengan
menggunakan total
aktiva yang
dimilikinya. Laba Tahun Berjalan
Total Aktiva Rasio
Liquidity Likuiditas
LDR Kemampuan bank dalam
membayar kembali
kewajibannya kepada
nasabah dengan kredit yang diberikan.
Kredit Dana Pihak Ketiga
Rasio
Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio CAR, NPL gross, ROA, BOPO, dan LDR
yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:
1. CAR Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang-kurangnya
harus memiliki CAR 8. Hal ini didasarkan kepada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS
Bank for International Settlement
. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Jika CAR bernilai : a. Kurang dari 8, skor nilai = 0
b. Antara 8 - 12, skor nilai = 80 c. Antara 12- 20, skor nilai = 90
d. Lebih dari 20, skor nilai = 100
2. NPL Standar terbaik NPL menurut Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004
adalah bila NPL berada dibawah 5. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut. Jika NPL bernilai :
a. Lebih dari 8, skor nilai = 0 b. Antara 5 - 8, skor nilai = 80
c. Antara 3 - 5, skor nilai = 90 d. Kurang dari 3, skor nilai = 100
3. BOPO Standar terbaik BOPO menurut Peraturan Bank Indonesia No.
69PBI2004 adalah 92. Skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut; Jika BOPO bernilai :
a. Lebih dari 125, skor nilai = 0 b. Antara 92 - 125, skor nilai = 80
c. Antara 85 - 92, skor nilai = 100 d. Kurang dari 85, skor nilai = 90
Universitas Sumatera Utara
4. ROA Standar terbaik ROA menurut Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004
adalah 1,5. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut; Jika ROA bernilai :
a. Kurang dari 0, skor nilai = 0 b. Antara 0 - 1, skor nilai = 80
c. Antara 1 - 2, skor nilai = 90 d. Lebih dari 2, skor nilai = 100
5. LDR Standar terbaik LDR menurut Peraturan Bank Indonesia No. 69PBI2004
adalah 85-110. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut : Jika LDR bernilai :
a. Kurang dari 50, skor nilai = 0 b. Antara 50 - 85, skor nilai = 80
c. Antara 85 - 110, skor nilai = 90 d. Lebih dari 110, skor nilai = 100
3.6 Metode Analisis Data