a. hubungan geometris antara titik ukur dan lubang cahaya. b. ukuran dan posisi lubang cahaya.
c. distribusi terang langit. d. bagian langit yang dapat dilihat dari titik ukur.
3.8. Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan
terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut.
Faktor pencahayaan alami siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi : 1 Komponen langit faktor langit-fl yakni komponen pencahayaan langsung
dari cahaya langit. 2 Komponen refleksi luar faktor refleksi luar - frl yakni komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
3 Komponen refleksi dalam faktor refleksi dalam - frd yakni komponen pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan dalam
ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat refleksi benda-
benda di luar ruangan maupun dari cahaya langit.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari
3.9. Pencahayaan Buatan
Perencanaan pencahayaan buatan perlu memenuhi fungsi pokok dari pencahayaan penerangan buatan itu sendiri dalam kondisi pemakaian yang normal
dengan pemeliharaan yang wajar. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami
tidak mencukupi
Universitas Sumatera Utara
Adapun fungsi pokok penerangan illuminasi buatan di dalam gedung, baik diterapkan tersendiri maupun dalam kombinasi dengan penerangan alami
siang hari adalah: a. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni-penghuni melihat
detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan tepat. b. Memungkinkan penghuni-penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan
aman. c. Menciptaskan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik kepada
prestasi. Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat
dibedakan atas 3 jenis yaitu :
3.9.1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan
untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.
3.9.2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena
akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar,
yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
Universitas Sumatera Utara
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3.9.3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
3.10. Sumber Terang Buatan
Ada tiga jenis utama sumber cahaya buatan yaitu : 1. Lampu Pijar
Lampu pijar memiliki filamen yang memberikan cahaya ketika dipanaskan, menjadi pijar oleh aliran listrik. Lampu ini menyediakan sumber cahaya,
memiliki efikasi rendah, mempresentasikan warna render dengan cukup baik, dan mudah untuk dipadamkan oleh reostat.
2. Lampu Fluoresens Lampu fluoresens adalah lampu discharge tubular dimana cahaya dihasilkan
dari fluresens lapisan fosfor didalam tabung. Lampu ini menyediakan sumber cahaya linier dan memiliki efikasi sebesar 50 sampai 80 lumen per watt.
Kemampuan merepresentasikan warna rendering yang dimiliki bervariasi. 3. Lampu High-Intensity Discharge HID
Universitas Sumatera Utara
Lampu High-Intensity Discharge HID adalah lampu discharge yang memiliki jumlah cahaya signifikan yang dihasilkan dari pelepasan listrik
melalui uap logam didalam tabung kaca tertutup. Lampu HID menggabungkan bentuk lampu pijar dengan efikasi lampu fluoresens.
a. Lampu-lampu merkuri menghasilkan cahaya dengan pelepasan listrik dalam uap merkuri.
b. Lampu logam halida konstruksinya sama dengan lampu merkuri, tetapi memiliki tabung dimana logam halida ditambahkan untuk menghasilkan
cahaya dan memperbaiki color rendering. c. Lampu High-Pressure Sodium HPS menghasilkan spektrum cahaya
putih keemasan yang luas yang dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium.
4. Light Emiting Dioda LED LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen
elektronik yang tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk penggunaan lampu permainan anak-anak,
untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency, untuk televisi, komputer, pengeras suara
speaker, hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses
kerja, dan biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam
Universitas Sumatera Utara
warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi
6
a. Penyinaran Langsung yaitu sinar cahaya dari sumber cahaya dan yang dipantulkan oleh bidang-bidang reflektor diarahkan langsung pada bidang
kerja.
3.11. Sistem Penyinaran