warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi
6
a. Penyinaran Langsung yaitu sinar cahaya dari sumber cahaya dan yang dipantulkan oleh bidang-bidang reflektor diarahkan langsung pada bidang
kerja.
3.11. Sistem Penyinaran
Tujuan utama sistem pencahayaan ialah menyediakan iluminasi yang memadai bagi kinerja tugas visual. Level iluminasi yang disarankan untuk
beberapa tugas tertentu hanya menyebutkan kuantitas cahaya yang harus tersedia. Jumlah cahaya ini mempengaruhi suatu benda atau ruang dapat dilihat.
Ada tiga jenis sistem penyinaran yaitu :
b. Penyinaran tidak langsung memakai penerangan yang menghalang-halangi sinar cahaya datang langsung pada bidang kerja.
c. Penyinaran bawur difus yaitu cara penerangan yang arah sinarnya dibuat serba kemana-mana, dari mana-mana serta merata sehingga tidak tampak
keras.
6
http:rasapas.wordpress.com201103048LED
Universitas Sumatera Utara
3.12. Lux Meter
Lux meter adalah sebuah alat ukur intensitas cahaya yang dapat membantu menyesuaikan pencahayaan ruangan sesuai dengan fungsi sebuah ruangan.
Caranya sangat sederhana. Letakkan lux meter diatas meja dalam ruanan dimana intensitas cahaya ingin di ketahui. Setelah beberapa saat, layar penunjuk Lux
meter akan menapilkan tingkat pencahayaan dalam ruangan tersebut. Setelah di dapat nilai intensitas cahayanya, bandingkan nilai tersebut dengan standar SNI.
Jika nilai tingkat pencahayaan lebih tinggi dari standar, lampu sebaiknya diganti dengan yang lebih rendup. Jika nilai tingkat pencahayaan lebih rendah dari
standar, lampu sebaiknya diganti dengan lampu yang lebih terang. Jika tingkat pencahayaan ruangan telah sesuai dengan fungsinya, effisien energi untuk
penerangan telah tercapai. Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan
pada bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada
alat Available Light, Reflected Lightmeter dan Incident Lightmeter. Selain itu didalam penelitian-penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain
yang senantiasa diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan
7
7
http:indo-digital.comalat-pengukur-intensitas-cahaya-lux-meter-lx-9621.
Universitas Sumatera Utara
Gambar Lux Meter dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut.
Gambar 3.2. Lux Meter 3.13. Metode Pengukuran Pencahayaan
3.13.1. Penentuan Titik Pengukuran
a. Penerangan setempat: obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada
8
b. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu
tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut: 1 Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 satu meter. Contoh
8
Standar Nasional Indonesia. Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. SNI 16-7062- 2004, p.2.
Universitas Sumatera Utara
denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 3.6.
Gambar 3.3. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum Dengan Luas Kurang Dari 10 m
2
2 Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter
2
: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3
tiga meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara 10 meter sampai 100 meter persegi seperti Gambar
3.7.
Gambar 3.4. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum Dengan Luas Antara 10 M
2
– 100 m
2
1 m 1 m
1 m 1 m
1 m 1 m
1 m
3 m 3 m
3 m 3 m
3 m
3 m
3 m
Universitas Sumatera Utara
3 Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Contoh denah pengukuran
intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3.8.
Gambar 3.5. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum Dengan Luas Lebih Dari 100 m
2
3.13.2. Persyaratan Pengukuran
1. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan
dilakukan. 2.
Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.
6 m
6 m
6 m
6 m 6 m
6 m 6 m
Universitas Sumatera Utara
3.13.3.Tata Cara
1. Luxmeter yang telah dikalibrasi dihidupkan dengan membuka penutup
sensor. 2.
Alat dibawa ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan. 3.
Hasil pengukuran pada layar monitor dibaca setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
4. Hasil pengukuran dicatat pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat. 5.
Lux Meter dimatikan setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.
3.14. Perhitungan Kebutuhan Lumen Ruang Kelas
Metode lumen digunakan untuk menghitung illuminasi dengan membagi ruangan menjadi tiga elemen, yaitu plafon, dinding dan lantai reflektan. Rongga
efektif yaitu plafon dan rongga lantai. Setelah rasio dan rongga reflektan diketahui, CU koefesien pemakaian dapat diperoleh pada tabel yang terdapat
pada Lampiran. Metode tersebut berasumsi bahwa lampu akan ditempatkan pada sebuah susunan yang memberikan illuminasi seragam.
Menentukan Lumen lampu yang dibutuhkan dengan menggunakan rumus
lux A
LLF UF
F E
× =
Universitas Sumatera Utara
lumen LLF
UF A
E F
× ×
=
Dimana : F = jumlah cahaya yang dibutuhkan Lumen
E = tingkat pencahayaan yang direkomendasikan Lux
A = luas ruang bidang kerja
2
m
UF = Utilization factort LLF = Light lost factor
3.15. Metode Perhitungan Jumlah Lampu
Menentukan jumlah lampu yang digunakan, dengan mempertimbangkan bahwa lampu yang diperlukan adalah mempunyai penyebaran cahaya yang merata
ke seluruh ruangan dan punya penyebaran cahaya yang cukup lebar. Perhitungan jumlah bola lampu dengan rumus sebagai berikut:
Fl F
N =
Dimana : F : jumlah cahaya yang dibutuhkan lumen
Fl : nominal luminous lampu lumen
N : jumlah lampu buah
Universitas Sumatera Utara
3.16. Metode Perhitungan Peletakan Bola Lampu
Penyusunan letak lampu diatur dengan menggunakan prinsip keseragaman uniformity dengan menyusun lampu menurut ketentuan spacing criteria yaitu
jarak maksimum antar lampu S, dengan rumus sebagai berikut :
A S
=
Sebelumnya dilakukan perhitungan keseragaman luminer tiap lampu dengan rumus :
N l
p A
× =
Dimana : p : panjang ruangan l : lebar dari ruangan
N : jumlah bola lampu yang akan dipasang
3.17. Cosphimeter