2.4.2  Laser Light amplification by stimulated emission of radiation
Laser  adalah  singkatan  dari  Light  Amplification  by  Stimulated  Emission  of Radiation.  Laser  merupakan  sumber  cahaya  koheren  yang  monokromatik  dan  amat
lurus. Laser bekerja pada spektrum infra merah sampai ultra ungu. Proses laser pada
dasarnya  adalah  proses  interaksi  gelombang  elektromagnetik  dengan  atom-atom materi,  yaitu  penggandaan  intensitas  cahaya  yang  dihasilkan  dari  proses  transisi
dalam atom di dalam materi, untuk  dapat  mengetahui bagaimana sumber cahaya ini bekerja  maka  terlebih  dahulu  perlu  diketahui  keadaan  energi  yang  terdapat  didalam
suatu atom. Menurut teori kuantum, keadaan energi  dari suatu atom ditentukan oleh keadaan  energi  dari  elektron-elektronnya.  Salah  satu  contoh  yang  sederhana  dari
prinsip  kerja  laser  adalah  sistem  dua  tingkat  energi  untuk  hidrogen  seperti  pada
Gambar 2.7 yang menyatakan  dimana E
1
adalah tingkat energi normal ground state
dan E
2
adalah tingkat energi tereksitasi exciting state [8].
Gambar 2.7 Mekanisme energi laser Mula-mula dalam keadaan normal atom berada di  E
1
tingkat energi normal lalu diganggu, misalnya dengan cara dialiri arus listrik sehingga energinya naik ke E
2
tingkat  energi  tereksitasi.  Setelah  berada  dalam  tingkat  energi  tereksitasi,  maka atom  akan  berusaha  kembali  ke  keadaan  normalnya,  yaitu  menuju  ke  E
1
.  Sewaktu menuju  E
1
dari  E
2
inilah  dipancarkan  sinar  laser  dalam  bentuk  emisi  spontan spontaneous  emission.  Dalam  keadaan  kesetimbang  termal  maka  jumlah  atom  di
tingkat  tereksitasi  2N  akan  sama  jumlahnya  dengan  jumlah  atom  di  tingkat  energi normal 1N [8].
Universitas Sumatera Utara
Pada waktu perpindahan menuju keadaan normal maka perubahan jumlah atomnya memenuhi Persamaan [8]:
N
2
N
1
= Exp - ΔEkT
2.4 Dengan : k
= konstanta Bolzman  1,38 x 10−23 JK T   = Temperatur  °K
ΔE = E
1
– E
2
Sedangkan energi fotonnya memenuhi persamaan : h  = E
2
– E
1
2.5 dengan :
h = konstanta Plank  6,6261 x10
-34
J.s = frekuensi energi foton
Dalam sistem tersebut photon dengan arah dan energi yang sama akan bolak- balik dan membentuk photon baru yang energi dan arahnya juga sama, sehingga pada
suatu  saat  setelah  terkumpul  energi  yang  besar  kumpulan  photon  ini  akan  melewati bagian cermin kedua dan inilah yang keluar sebagai laser. Memang tidak semua laser
yang  ada  mempergunakan  cermin-cermin  untuk  menstimulasi  pembentukan  foton baru,  akan  tetapi  penjelasan  diatas  merupakan  gambaran  secara  umum  terjadinya
laser. Laser  juga  merupakan  sebuah  alat  yang  menggunakan  efek  mekanika
kuantum,  pancaran  terstimulasi,  untuk  menghasilkan  sebuah  cahaya  yang  koherens dari medium lasing yang dikontrol kemurnian, ukuran dan bentuknya. Pengeluaran
dari  laser  dapat  berkelanjutan  dan  dengan  amplituda-konstan  dikenal  sebagai  CW atau gelombang berkelanjutan, atau detak, dengan menggunakan teknik Q-switching,
modelocking, atau gain-switching. Sebuah medium laser juga dapat berfungsi sebagai amplifier  optikal.  Signal  yang  diperkuat  dapat  menjadi  sangat  mirip  dengan  signal
input dalam istilah panjang gelombang fase dan polarisasi, ini tentunya penting dalam komunikasi  optikal  lase  berarti  memproduksi  cahaya  koherens,  dan  merupakan
pembentukan-belakang dari istilah laser.
Universitas Sumatera Utara
Komponen penting sebuah laser adalah laser resonator atau laser cavity. Laser cavity terdiri dari 3 komponen penting yaitu medium, pemompa energi dan sepasang
cermin. Medium mengandung atom-atom yang mempunyai tingkat energi metastabil yang  dapat  dieksitasi  dengan  menyerap  energi  dari  luar.  Pada  Gambar  2.8
menunjukkan  bahwa  medium  ini  dapat  berupa  cat  cair,  gas  maupun  zat  padat  yang dikategorikan  laser  cat  dye  laser,  laser  diode  zat  padat  dan  laser  CO
2
laser  gas [9].
Gambar 2.8 Skema rongga laser Dalam  rongga  laser  cahaya  yang  diemisikan  atom-atom  akan  bolak-balik
karena  dipantulkan  oleh  kedua  cermin,  cahaya  ini  akan  membentuk  sebuah gelombang  berdiri  standing  wave  yang  menentukan  karakteristik  frekuensi  dan
panjang gelombang laser yang dihasilkan. Adapun karakteristik laser yaitu [9]:
1. Umumnya menggunakan kabel optik single mode.
2. Response time  1 nano detik.
3. Cahaya yang dipancarkan oleh dioda laser bersifat koheren.
4. Diode laser memiliki lebar spektral yang lebih sempit ~1 nm jika dibandingkan
dengan LED sehingga dispersi chromatic dapat ditekan. 5.
Diode  laser  diterapkan  untuk  transmisi  data  dengan  bit  rate  tinggi  Untuk komunikasi berkecepatan diatas 200 Mbs
6. Daya keluaran optik dari diode laser adalah 0 ~ 10 dBm.
Universitas Sumatera Utara
7. Kinerja keluaran daya optik, panjang gelombang, umur dari diode laser sangat
dipengaruhi oleh temperatur operasi. Laser merupakan sumber optik yang koheren. Bahan dasarnya berupa gas, cairan,
kristal  dan  semikonduktor.  Komunikasi  jarak  jauh  memerlukan  laser  monomode single mode diantaranya sebagai berikut [9]:
1. DFB : Distributed Feedback Laser
2. DBR : Distributed Bragg Reflector Laser
2.5 Prinsip Kerja Laser