BAB IV ANALISA dan EVALUASI
A. Gambaran Penyuluhan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Peningkatan kegiatan penyuluhan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya.Apabila kegiatan penyuluhan
tidak dilaksanakan lebih optimal bias membawa dampak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Berhasil tidaknya suatu penyuluh sangat ditentukan petugas penyuluh sebab merekalah yang
menjadi sumber informasi utama tentang hal-hal yang menjadi materi penyuluhan bagi masyarakat sebagai subjek pajak sekaligus objek pajak penyuluhan.Untuk itu kuantitas dan
kualitas petugas penyuluh perlu disesuaikan dengan kuantitas peserta penyuluhan. Kualitas petugas penyuluhan harus betul-betul professional dalam arti mampu
memahami, menguasai, dan menyampaikan materi penyuluhan dengan metode atau cara yang mudah diterima para peserta penyuluh. Petugas penyuluhan juga dipandang perlu menyesuaikan
diri dengan kebiasaan masyarakat yang disuluh, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan peserta penyuluhan. Didalam penyuluhan perpajakan terdapat berbagai metode penyuluhan,
penyuluh dapat memilih metode yang ingin digunakan, sehingga penyuluhan dapat berdaya guna dan berhasil guna, maka perlu metode yang disesuaikan dengan sasaran penyuluhan tingkat
penyuluhan dan jumlah peserta penyuluh, serta faktor-faktor lainnya.
Khususnya untuk penyuluhan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam menggunakan metode dalam mengadakan penyuluhan, yaitu :
a. Metode Informatif
Yang dimaksud dengan metode informatif adalah uraian secara ringkas dari suatu bidang perpajakan yang disajikan atau dirancang secara menarik, namun dapat member informasi-
informasi yang jelas dan lengkap mengenai perpajakan tersebut. Metode ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1 Metode langsung
Dalam metode ini masyarakat wajib pajak yang mempunyai masalah, dating dan langsung menanyakan kepada penyuluh tentang masalah perpajakannya dan penyuluh
langsung menyampaikan penyuluhan perpajakan terhadap wajib pajak yang meminta penjelasan tersebut.Dalam metode ini wajib pajak dapat juga berkonsultasi melalui
telepon, atau berhadapan langsung dengan penyuluh baik secara perorangan maupun kelompok yang bersifat tatap muka.
2 Metode Tidak Langsung
Dalam metode ini penyuluh secara pribadi tidak berhadapan langsung dengan wajib pajak, namun melalui media.Contoh : surat, radio, televisi, dan lainnya.
b. Metode Audio-Visual
Metode Audio-Visual dibidang penyuluhan perpajakan merupakan metode dengan menggunakan media Audio-Visual. Metode Audio-Visual ini dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu : •
Visual saja, yaitu gambar, foster, dan foto •
Audio, yaitu radio, televisi
• Betul-betul Audio-Visual, seperti sound slide, film dan pita video.
c. Mobil Keliling adalah mobil yang khusus disediakan untuk penyuluhan, yang setiap
bulannya didatangkan ke daerah tertentu digunakan untuk memeberikan pelayanan dalam hal pengurusan NPWP dan memasukkan Surat Pemberitahuan SPT
d. Penyususnan Papermakalahbulletin
Kegiatan ini dilakukan untuk penyampaian informasi peraturan perpajakan baru melalui surat tertulis terhadap wajib pajak yang terkait dengan ketentuan baru tersebut.
Dari metode diatas dapat diuraikan bahwa metode penyuluhan merupakan cara yang digunakan untuk member informasi kepada peserta pembayar pajak atau wajib pajak agar
mereka mendapat pengetahuan, keterampilan serta kesadaran atau kewajiban perpajakannya. Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam memberikan berbagai penyuluhan kepada
peserta penyuluhan adalah, agar dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak akan tanggung jawabnya untuk membayar pajak. Akan tetapi tujuan tersebut tidak akan tercapai apabila
penyuluhan kurang memberikan variasi mengenai pembahasan tentang masalah perpajakan melalui metode yang disampaikan.
Dari beberapa metode yang disampaikan pada penyuluhan perpajakan maka boleh dikatakan bahwa metode audio-visual dari sudut penyampaian masih kurang frekuensinya
dengan pertimbangan bahwa apabila tidak ada peningkatan frekuensi penyuluhan dalam bentuk audio-visual maka ada kemungkinan masyarakat wajib pajak tidak dapat menerima penjelasan
perpajakan secara merata dan menyeluruh.
Jika metode penyuluhan dibuat dan dirancang hanya kepada sasaran penyuluhan yang sudah ditentukan padahalidealnya dilaksanakan terhadap semua lapisan masyarakat wajib pajak
maka wajib pajak kurang dapat menerima citra positif terhadap wajib pajak. Bertitik tolak dari penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan dari penganalisaan tentang
metode penyuluhan sebagai berikut : 1.
Teknik penyampaian kurang ada selingan secara hiburan sehingga dapat menimbulkan rasa bosan dari peserta penyuluhan pajak. Untuk menghindari adanya kemungkinan kurang
tertarik terhadap metode yang disajikan dapat dibuat suatu acara simulasi pajak melalui perpajakan dengan acara permainan.
2. Metode penyuluhan audio-visual dan media massa kurang ditingkatkan frekuensinya
sehingga tidak dapat menjangkau semua lapisan masyarakat wajib pajak sementara tenaga penyuluh jumlahnya kurang memadai
3. Sasaran penyuluhan perpajakan melalui metode yang disampaikan selama ini di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam kurang meluas sehingga tingkat kesadaran wajib pajak terhadap pajak kemungkinan tidak dapat meningkat karena tidak tercover seluruh
masyarakat baik masyarakat awam, masyarakat wajib pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum dan dunia pendidikan sebagai sasaran utama penyuluhan.
B. Materi Yang Diberikan Belum Dapat Dipahami Oleh Masyarakat