BAB II PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA PERCERAIAN
DI PENGADILAN NEGERI SIAK SRI INDRAPURA A. Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura
Kabupaten Siak mencakup area seluas 8.881,56 km
2
, bertitik pusat di daerah Minas sampai ke pantai Timur Sumatera bagian tengah yang ditandai dengan
Kecamatan Siak Sri Indrapura yang merupakan Ibukota Kabupaten Siak, merupakan tempat Kesultanan masa lalu, sebuah Kerajaan Islam Melayu di Riau. Beberapa kota
penting lainnya di Kabupaten Siak adalah Perawang yaitu kota yang memiliki perkembangan industri yang cepat, dan Minas, salah satu kota pusat pengeboran
minyak di Indonesia. Secara geografis, Kabupaten Siak terletak di antara 10 16’30” – 00 20’49”
Lintang Utara dan 1000 54’21” – 1020 10’59” Bujur Timur, dan berbatasan dengan : a. Sebelah Utara dengan Kabupaten Bengkalis.
b. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Kampar dan Pelalawan. c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kampar dan Pekanbaru.
d. Sebelah Timur dengan Kabupaten Bengkalis dan Pelalawan. Kabupaten Siak memiliki karakteristik dataran rendah dengan iklim tropis
sepanjang tahun yang digunakan untuk bercocok tanam. Menurut laporan Inventarisasi Data Kecamatan, pada bulan Desember 2006, jumlah penduduk Kabupaten Siak
sebanyak 312.086 jiwa, yang tersebar di 13 Kecamatan.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
34
Tabel 1. Jumlah Penduduk Kabupaten Siak Jenis Kelamin
No. Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Bungaraya 21.087
10.691 10.396
2 Dayun 23.262
12.050 11.212
3 Koto Gasib
15.411 7.966
7.445 4 Kandis
43.053 22.752
20.751 5 Kerinci
Kanan 18.944
9.950 8.994
6 Lubuk Dalam
13.662 7.106
6.556 7 Minas
17.670 9.382
8.288 8
Siak Sri Indrapura 14.074
7.420 6.654
9 Sungai Mandau
4.377 2.227
2.150 10 Sungai
Apit 21.854
10.923 10.931
11 Tualang 96.297
49.536 46.761
12 Mempura 3.315
6.715 6.600
13 Sabak Auh
9.080 4.679
4.401
J u m l a h 312.086
Sumber Data : Laporan Kantor Kependudukan Kab. Siak, Desember 2006. Ibukota Kabupaten Siak, bila ditempuh dari Pekanbaru dengan menempuh
perjalanan selama 2 jam, baik melalui jalan darat maupun sungai dengan menggunakan ferry cepat dan speedboat. Satu jalur masuk utama di Kabupaten Siak adalah
Pelabuhan Tanjung Buton. Pelabuhan ini direncanakan untuk dikembangkan sebagai pelabuhan internasional untuk kawasan industri. Adapun fasilitas dan infrastruktur
yang dikembangkan saat ini antara lain : a. Listrik; Kebutuhan listrik di Siak disediakan oleh PLN dan beberapanya
dimiliki oleh Perusahaan Swasta besar yang beroperasi di Siak. b. Telekomunikasi; Fasilitas pelayanan komunikasi di Siak sudah tersedia
untuk seluruh kecamatan, begitu pula untuk layanan pos. Sementara itu juga, telepon selular dapat dilayani di Kota Siak, Perawang, dan Minas.
c. Pariwisata : 1 Kompleks Kesultanan Kerajaan Siak
2 Istana Kerajaan Sultan Siak berdiri selama masa pemerintahan Sultan Assyayidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin Syah Sultan ke 11
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
pada tahun 1889 yang dinamakan Assirayatul Hasyimiah. Berdasarkan bangunannya, konstruksinya berbau Eropa, campuran antara Belanda
dengan Jerman, di bagian lain juga terdapat campuran antara gaya Arab dengan Melayu.
3 Interior istana ini penuh dengan benda-benda budaya yang memiliki nilai seni yang tinggi, termasuk aksesori untuk upacara acara raja-raja,
seperti mahkota emas bertabur berlian, keris emas, dan perlengkapan pribadi Sultan Syarif Qasim, seperti komet, kotak musik.
4 Balai Kerapatan Tinggi, Mesjid Kesultanan, dan Kompleks Pekuburan Keluarga Kerajaan.
d. Kota Minas;
Minas merupakan kota tempat pengeboran minyak dalam jumlah yang sangat besar. Kota Minas terletak tidak jauh dari kota Pekanbaru.
e. Wisata Alam;
Danau Zamrud akan dikembangkan dengan membangun resort, Danau Pulau Atas, Pulau Bawah, Tasik Rawa, Ketialau, Air Hitam, Besi, dan
Tembatu Sonsang.
f. Wisata Agronomi;
Daerah perkebunan, lahan pertanian hasil panen, cagar alam. g. Potensi Daerah;
Hasil Panen Agrikultur dan Holtikultura; h. Perkebunan;
Komoditas perkebunan di Kabupaten Siak, antara lain karet, minyak kelapa sawit, kelapa, dan kopi.
i. Kehutanan; Hampir seluruh bagian di Kabupaten Siak ditutupi oleh hutan, yang terdiri
dari hutan produksi, hutan konversi, hutan mangrove, hutan cagar alam, dan beberapa hasil hutan seperti kayu lapis, kayu gelondongan dan lain-lain.
j. Peternakan Hewan;
Ternak hewan memiliki prospek yang bagus untuk proyek pengembangan dan penggemukan sapi, unggas, dan kerbau, serta produksi telur.
k. Pertambangan; Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak utama di Riau, yaitu di
daerah Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT. Cevron Pacific Indonesia dahulu PT. Caltex Pacific Indonesia dan PT. Kondur Petroleum
SA.
l. Kawasan Industri;
Kawasan industri terletak di sepanjang Sungai Siak memiliki peranan penting untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian
masyarakatnya.
m. Industri Kecil dan Menengah; Industri ini bergerak di bidang kehutanan dan agronomi dengan bisnis sebanyak 60 dan pekerja sebanyak 23.692 orang.
55
55
Sumber : www.arwin-as.com.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura berada di Kabupaten Siak dan terletak di Ibukota Kabupaten Siak. Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden R.I. Nomor 20
Tahun 2005 tanggal 27 Juli 2005 tentang Pembentukan Pengadilan Negeri Depok, Pengadilan Negeri Kota Agung, dan Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura. Wilayah
Hukum Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura dulunya merupakan wilayah dari Pengadilan Negeri Bengkalis. Pengadilan Negeri ini diresmikan oleh Ketua Mahkamah
Agung R.I dan mulai berfungsi sejak tanggal 23 Pebruari 2006. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sujatmiko mengatakan bahwa dengan adanya Pengadilan Negeri
Siak Sri Indrapura maka masyarakat dulunya yang mencari keadilan ke Pengadilan Negeri Bengkalis, tidak lagi susah-susah karena sudah ada Pengadilan Negeri yang
berada di wilayah hukum Kabupaten Siak.
56
Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura mulai berfungsi efektif dalam memberikan pelayanan hukum bagi masyarakat sejak
tanggal 23 Pebruari 2006 dan keadaan perkara selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Perkara 23 Pebruari 2006 sd Desember 2006 No
Jenis Perkara Jumlah Perkara
1 Perkara Pidana
225 2
Perkara Perdata Gugatan 6
3 Perkara Perdata Permohonan
10
J u m l a h 241
Sumber Data : Pengadilan Negeri Siak, 11 Juli 2007. Perkara perdata dalam bentuk gugatan perceraian selama tahun 2006 tidak ada.
Namun sebelum adanya PN Siak Siak Sri Indrapura, PN Bengkalis yang dulunya
56
Sujatmiko, Ketua Pengadilan Negeri Siak, Hasil Wawancara, Siak, pada tanggal 11 Juli 2007.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
wilayah hukumnya meliputi wilayah hukum PN Siak Sri Indrapura saat ini, perkara perdata gugatan perceraian selama jangka waktu tahun 2003 – 2006 ada sebanyak 23
perkara, dimana 20 perkara diantaranya diputus versteek. Minimnya jumlah perkara perdata dalam bentuk gugatan perceraian yang masuk ke pengadilan disebabkan oleh
karena jumlah penduduk non muslim yang tinggal di Kabupaten Siak sangat sedikit bila dibandingkan dengan masyarakat yang beragama Islam yang mencapai 93 , jika
mengajukan gugatan perceraian maka diajukan ke Pengadilan Agama Bengkalis. Sampai saat ini di Kabupaten Siak belum ada dibentuk Pengadilan Agama dan apabila
ada anggota masyarakat beragama Islam yang ingin mengajukan gugatan perceraian, masih diajukan kepada Pengadilan Agama Bengkalis.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Pasal 4 ayat 1 yang
berbunyi : Pengadilan Negeri berkedudukan di Ibukota KabupatenKota dan daerah hukumnya meliputi wilayah KabupatenKota. Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura
adalah salah satu Pengadilan Tingkat Pertama dalam lingkungan peradilan umum di wilayah Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang merupakan Tipe Kelas II yang daerah
hukumnya meliputi seluruh wilayah Kabupaten Siak. Menurut Pasal 3 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman bahwa semua peradilan di seluruh wilayah negara Republik Indonesia adalah peradilan negara dan ditetapkan dengan undang-undang. Dengan
demikian Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura dan peradilan lain di seluruh wilayah Indonesia adalah sama. Lebih jauh Pasal 3 Ayat 2 menegaskan peradilan negara
menetapkan dan menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
Saat ini Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura memiliki 10 orang Hakim. Tugas pokok Hakim Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura seperti juga tugas pokok Hakim
Pengadilan Negeri pada umumnya ditentukan dalam Pasal 16 ayat 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman menyebutkan bahwa Pengadilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus sesuatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib
untuk memeriksa dan mengadilinya. Sikap dan tindakan manusia sebagai hakim harus disesuaikan dengan tujuan
penciptaan-Nya. Sikap dan tindakannya bukan saja harus diwujudkan secara bertanggungjawab terhadap manusia lain tapi juga terhadap Khaliq pencipta-Nya.
57
Bahwa segala perbuatan hakim pada akhirnya harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Hakim harus sadar bahwa tugas yang diembannya itu adalah
amanah atau amanat. Tidaklah berlebihan kalau undang-undang menyebutnya sebagai orang bijaksana, karena ialah yang menjadi tumpuan rasa hukum dan
rasa keadilan masyarakat. Sebagai orang yang mempunyai wewenang untuk mempertimbangkan dan menetapkannya. Pendek kata, sesungguhnya ia
merupakan wakil Tuhan di dunia untuk memberikan keadilan.
58
Hakim sebagai wakil Tuhan dalam menjalankan tugasnya di tengah-tengah
masyarakat harus memberi rasa keadilan bagi masyarakat. Hakim dalam menjalankan profesinya mempunyai kode etik yaitu Kode Kehormatan Hakim.
Hakim yang mempunyai kewenangan yang sangat luas yang diberikan oleh undang-undang, maka hakim dituntut untuk bersikap mulia dan bertingkah laku terpuji
lebih dari profesi lainnya. Sikap dan tingkah laku hakim yang mulia dan terpuji ini
57
Bismar Siregar, Keadilan Hukum Dalam Berbagai Aspek Hukum Nasional, Rajawali, Jakarta, 1986, hal. 8.
58
Ibid., hal. 9.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
terlihat dengan jelas dalam lambang dari profesi hakim yang disebut dengan “Panca Dharma Hakim”. Panca Dharma Hakim tersebut dilambangkan sebagai berikut :
1. Kartika :
dilambangkan dengan gambar bintang.
PERCAYA dan TAQWA kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab.
2. Cakra : dilambangkan dengan gambar senjata dari dewa keadilan. Dalam kedinasan :
a. Adil b. Tidak berprasangka atau berat sebelah memihak
c. Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan. d. Memutus berdasarkan keyakinan hati nurani.
e. Sanggup
mempertanggungjawabkan kepada
Tuhan. Di luar kedinasan :
a. Saling harga
menghargai b. Tertib dan lugas
c. Berpandangan luas
d. Mencari saling pengertian. 3. Candra : dilambangkan dengan gambar bulan yang menyinari kegelapan.
BIJAKSANABERWIBAWA Dalam kedinasan :
a. Berkepribadian b. Bijaksana
c. Berilmu d. Sabar
e. Tegas f. Disiplin
g. Penuh
pengabdian. Di luar kedinasan :
a. Dapat dipercaya
b. Penuh rasa tanggung jawab c. Menimbulkan rasa hormat
d. Anggun dan berwibawa.
4. Sari : dilambangkan dengan gambar bunga yang semerbak harum bagi masyarakat.
BERBUDI LUHURBERKELAKUAN TIDAK TERCELA Dalam kedinasan :
a. Tawakal b. Sopan
c. Ingin meningkatkan pengabdian dalam tugas d. Bersemangat ingin maju meningkatkan nilai peradilan
e. Tenggang
rasa.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
Di luar kedinasan : a. Berhati-hati dalam pergaulan hidup
b. Sopan dan susila c. Menyenangkan dalam pergaulan
d. Tenggang
rasa e. Berusaha menjadi tauladan bagi masyarakat sekelilingnya.
5. Tirta : dilambangkan dengan gambar air yang membersihkan segala kotoran
JUJUR Dalam kedinasan :
a. Jujur b. Merdeka : Berdiri di atas semua pihak yang kepentingannya
bertentangan, tidak membedakan orang. c. Bebas dari pengaruh siapapun juga.
d. Tabah Di luar kedinasan :
a. Tidak boleh menyalahgunakan kepercayaan dan kedudukan. b. Tidak boleh berjiwa mumpung
c. Waspada.
59
Perincian mengenai sikap hakim Pegangan mengenai sikap hakim dibedakan juga dalam dua bidang, yakni :
1. Dalam kedinasan, terdiri dari 6 bagian : a. Sikap hakim dalam persidangan.
b. Sikap hakim terhadap sesama rekan. c. Sikap hakim terhadap bawahanpegawai.
d. Sikap hakim terhadap atasan. e. Sikap pimpinan terhadap bawahanrekan hakim.
f. Sikap hakim ke luarterhadap instansi lain.
Uraian mengenai sikap hakim di dalam persidangan terdiri dari : 1 Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan dalam
hukum acara yang berlaku. 2 Tidak dibenarkan bersikap yang menunjukkan memihak atau
bersimpati atau antipati terhadap pihak-pihak yang berperkara. 3 Harus bersikap sopan, tegas dan bijaksana dalam memipin sidang,
baik dalam ucapan maupun perbuatan. 4 Harus menjaga kewibawaan dan kenikmatan persidangan.
2. Di luar kedinasan, dibagi dalam 3 bagian : a. Sikap pribadi hakim sendiri
59
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997, hal. 20- 21.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
b. Sikap dalam rumah tangga c. Sikap
dalam masyarakat.
Uraian mengenai sikap hakim pribadi : 1 Harus memiliki rohani dan jasmani.
2 Berkelakuan baik dan tidak tercela. 3 Tidak menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi maupun
golongan. 4 Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dursila dan kelakuan yang
dicela oleh masyarakat. 5 Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang merendahkan martabat
hakim.
60
Kode Kehormatan Hakim berisi sifat-sifat dan sikap yang menjadi patron bagi
peranan Hakim menegakkan hukum dan keadilan. Peranan yang ideal dan seharusnya dapat dilihat sebagai berikut :
a. Peranan yang ideal Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan
Kehakiman, peranan hakim yang ideal terdapat dalam Pasal 1, yang isinya: “Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik
Indonesia”.
b. Peranan yang seharusnya Pasal 2 ayat 1, menyebutkan :
“Penyelenggaraan kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”
Pasal 5 ayat 1, menyebutkan : “Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”.
61
Kewajiban hakim dapat dilihat dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman, yaitu Pasal 28 menyebutkan hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
60
Ibid.
61
Ibid.
Anastasius Rico Haratua Sitanggang : Analisis Yuridis Tentang Putusnya Perkawinan Akibat Perceraian..., 2009 USU Repository © 2008
masyarakat. Dalam Pasal 32, menegaskan bahwa hakim harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, jujur, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang
hukum. Hakim mempunyai wewenang, kewajiban dan peranan untuk menyelesaikan perkara di pengadilan, yang merupakan wujud prilaku nyata yang sebenarnya. Prilaku
tersebut di satu pihak menerapkan perundang-undangan.
B. Faktor Penyebab Putusnya Perkawinan Karena Perceraian