Latar Belakang Pengaruh Perubahan BI Rate Terhadap Laba PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berselang satu hari setelah diumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak BBM bersubsidi, Otoritas Moneter dalam hal ini Bank Indonesia BI juga mengumumkan kenaikan suku bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen . Sedangkan suku bunga pinjaman Lending facility juga mengalami kenaikan sebesar 50 basis poin menjadi 8,00 persen, sementara suku bunga deposito deposit facility tetap pada level 5,75 persen berlaku efektif sejak 19 November 2014. Dalam siaran persnya, BI rate ditempuh untuk menjangkar ekspektasi inflasi dan memastikan bahwa tekanan inflasi pasca-kenaikan harga BBM bersubsidi tetap terkendali, temporer, dan dapat segera kembali pada lintasan sasaran yaitu ± 4 sampai 1 persen pada tahun 2015. Kenaikan suku bunga pinjaman lending facility yang lebih tinggi dari BI rate dan tidak dinaikkannya suku bunga deposit deposit facility karena untuk menjaga agar perbankan lebih memilih untuk meminjam atau menempatkan akses likuiditasnya melalui pasar uang antar bank. Selain itu kebijakan kenaikan BI rate adalah untuk memastikan bahwa defisit neraca transaksi berjalan tetap terkendali di sekitar 2,5 – 3 persen dari PDB Produk Domestik Bruto dan tidak membesar, serta menjaga agar kepercayaan investor tetap kuat untuk mendukung pembiayaan pembangunan. Defisit neraca transaksi berjalan atau Current Account Deficit CAD yang terkendali sangatlah penting untuk memastikan perekonomian nasional yang dapat menciptakan pertumbuhan kuat dan berimbang, serta penciptaan lapangan kerja dapat terus berlanjut. Dalam perkembangan sistem perekonomian dunia saat ini, pergerakan sistem keuangan yang terjadi di dunia juga ikut terkena dampaknya. Melihat dari perkembangan sistem keuangan, tidak terlepas dari peran perbankan yang secara mutlak menjadi bagian didalamnya. Kondisi tersebut tercermin pada kondisi Indonesia saat mengalami krisis ekonomi dan moneter pada tahun 19971998. Ketika sektor perbankan terpuruk, perekonomian juga ikut terpuruk, demikian sebaliknya. Profitabilitas bank merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor mikro atau faktor spesifik bank yang menentukan profitabilitas. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel- variabel yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi faktor tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian dan hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan. Faktor yang tidak dapat dikontrol atau faktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja bank. Faktor eksternal yang perlu diperhatikan adalah inflasi, tingkat kurs mata uang asing, suku bunga, kondisi perekonomian dan siklus output, serta variabel yang mempresentasikan karakteristik pasar. Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga BI rate yang sesuai, sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami Dalam perekonomian yang terus semakin berkembang, Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan. Besarnya tingkat suku bunga BI rate manjadi salah satu faktor bagi perbankan untuk menentukan besarnya suku bunga yang ditawarkan kepada masyarakat. Suku bunga berpengaruh terhadap keinginan dan ketertarikan masyarakat untuk menanamkan dananya di bank melalui produk-produk yang ditawarkan. Dampak bagi bank itu sendiri, yakni dengan semakin banyaknya dana yang ditanamkan oleh masyarakat, akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit dimana dari kredit yang disalurkan tersebut, bank memperoleh profit. Sehingga, semakin banyak kredit yang disalurkan, berdampak pada besarnya pendapatan yang diperoleh bank.

B. Rumusan Masalah