Universitas Sumatera Utara
4.1.5 Strategi Manajemen Krisis divisi Public Relations
Melihat kondisi krisis yang dialami PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara, sebagai praktisi public relations, informan pertama ini juga mencoba
mengutarakan langkah-langkah strategis apa yang telah dan sedang dilakukan demi mengatasi kondisi ini. Beliau menyampaikan bahwa saat ini mereka sedang
berusaha mengembalikan citra PLN sembari terus berusaha meredam emosi masyarakat dengan menggunakan strategi corrective action. Strategi ini dilakukan
dengan konsisten mensosialisasikan segala sesuatu yang dilakukan PLN Sumut terkait krisis dan penanganannya melalui berbagai media yang dianggap mampu
merangkul seluruh lapisan masyarakat. Media tersebut mencakup above the line surat kabar, televisi, radio, internet,dan below the line yaitu, poster dan selebaran.
Strategi ini juga melibatkan media baru seperti internet, call center dan komunikasi tatap muka. Selain informasi tentang penyebab pemadaman bergilir,
jadwal pemadaman bergilir, media-media ini juga digunakan untuk mengajak
setiap masyarakat melakukan gerakan hemat listrik.
“Yang dilakukan pasti kita berusaha memperbaiki citra PLN di masyarakat. Kita memohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyaman
ini. Permohonan maaf kita buat kegiatan sosialisasi seperti wisata listrik. Jadi kita mengedukasi wartawan juga mengedukasi mahasiswa. Jadi ke
adek-adek kita himbau untuk hidup hemat dan jangan mencuri listrik. Nah untuk masyarakat luas kita infokan melalui media cetak maupun
elektronik, koran, televisi, radio, kita juga selalu talkshow. Kita juga terima layanan di call center kita di 123, kita juga selalu infokan di web-
web kita, twitter, facebook. Bahkan kita juga gunakan spanduk untuk mensosialisasikan ini. Kalau soal membagi informasi sejak krisis 2013
lalu, kita sebagai humas sudah all out. Kita sudah informasikan ke semua lapisan masyarakat. Kita sudah sampaikan ke pemuka-pemuka agama.
Kita sampaikan beginilah kondisinya, kita bukan tidak mau jadi kami mohonlah pengertiannya. Sama-samalah kita dukung PLN ini. Jadi
humas sudah lakukan lebih lah untuk PLN ini.”
Menurut informan pertama ini, keterlibatan media dalam mensosialisasikan kondisi PLN sudah digunakan semaksimal mungkin. Melalui
televisi lokal seperti TVRI dan DELI TV mereka melakukan talk show. Melalui surat kabar, pengumuman di selebaran mereka terus mengumumkan daerah yang
akan mengalami pemadaman listrik bergilir setiap harinya. Media surat kabar yang dilibatkan pun tetap melihat oplah korannya dan jumlah pembacanya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pengiriman press release ke surat kabar yang bersifat kondisional pun tetap dilakukan, yakni jika ada informasi dan pemberitahuan yang harus diketahui
masyarakat. Melalui radio dan spanduk mereka menyampaikan himbauan mereka kepada masyarakat agar hemat listrik dan tidak melakukan pencurian arus
listrik. Sama halnya denga surat kabar dalam pemilihan radio pun praktisi public relations PT PLN persero wilayah Sumatera Utara juga memperhatikan radio
mana yang paling banyak didengar masyarakat. Selain itu, demi memperlihatkan transparansinya, PLN juga mengadakan wisata listrik yang melibatkan para siswa,
mahasiswa, hingga pemuka agama. “kita sih fokus untuk meredam emosi masyarakat, melaui talkshow,
edukasi ke pelajar-pelajar, kita juga trus melakukan analisis, update di koran-koran dan televisi setiap bulan. Dan talkshow ini bersifat rutin.
Sebelumnya kami sudah talkshow di Deli TV. Untuk informasi hemat listrik itu selalu kita suarakan di radio setiap hari. Kalau untuk
mengendalikan kondisi defisit kita kemarin kita sudah melakukan transparansilah tentang kondisi kita. Caranya wisata listrik, ke pelajar-
pelajar, pemuka-pemuka agama, membuat pengumuman di daerah mana dan di jam berapa aja akan terjadi pemadaman listrik, agar masyarkat
bisa siap-siap. Jadi itulah cara kami mengendalikan defisit kemarin. Kalau untuk media cetak, dari Sumut pembaca koran bilanglah lima
koran besar pasti sebagian besar masyarakat pernah membaca koran ini. Kemudian, tidak hanya kanwilsu, semua kantor-kantor cabangarea di
daerah juga ikut menginformasikan kondisi PLN ini, mereka juga melakukan talkshow di radio daerah. Jadi kalau soal menginformasikan
masyarakat itu cukup efektif karena kami menyampaikannya tidak hanya melalui satu media, tapi banyak media. Ke pemuka agama pun kami
sampaikan jadi saat mereka ceramah itu bisa disampaikan.”
Martha juga menjelaskan bahwa dalam pengerjaan tugas-tugas mereka khususnya dalam hal penanganan krisis, mereka juga melakukan langkah-langkah
sistematis mulai dari identifikasi krisis hingga pengendalian. Sekalipun tidak dikerjakan secara sistematis, baginya langkah-langkah tersebut jelas harus
dilakukan mengingat posisi mereka sebagai perwakilan perusahaan di tengah- tengah masyarakat. Mereka harus ikut melakukan identifikasi, analisis, isolasi dan
sebagainya sehingga mereka tahu apa yang harus disampaikan kepada masyarakat.
“kita memang harus melakukan langkah-langkah itu ya, kita memang harus tahu kenapa ini terjadi dan apa penyebabnya. Karena kami juga
merupakan perwakilan PLN ke masyarakat dan pelanggan. Jadi kalau
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
kami tidak mengidentifikasi apa yang terjadi bagaimana bisa kami menginformasikannya kepada masyarakat, apa yang akan kami
informasikan? Jadi memang selama masa pemadaman ini kami selalu ikut di kegiatan rapat-rapat. Kita juga punya media monitoring, jadi
kami mengkliping koran jadi tentang pemberitaan PLN dan itu kami bagikan ke top-top manajer untuk bisa mengetahui kondisi PLN, bahkan
kami juga membuat nya online di web kliping. Nah kyk analisis krisis tahun 2013 kemarin kan lumayan tinggi kondisi defisitnya, tindakan awal
kami sewa PLTD. Trus kami Juga push inalum untuk memberikan daya yang lebih banyak.”
Sesuai dengan keterangan yang diutarakan informan pertama, praktisi public relations PLN telah memaksimalkan segala media yang diyakini dapat
membantu menyampaikan segala informasi kepada masyarakat. Namun menurut beliau, strategi yang paling efektif adalah pelaksanaan wisata listrik. Karena
melalui cara ini masyarakat yang terlibat dimungkinkan untuk survey langsung bagaimana kondisi pembangkit, bagaimana cara pengoperasiannya, apa itu
penjaringan, dll. Dengan melibatkan mahasiswa yang dianggap kritis juga media, diharapkan mereka dapat menyampaikan pengetahuan mereka tentang kondisi
PLN kepada masyarakat luas. “wisata listrik lumayan lebih di banding cara lain, karena dengan mereka
survey langsung ke masyarakat. Bagaimana pembangkit, bagaimana mengoperasikan pembangkit, apa itu jaringan. Yang mana pembangkit
Pangkalan Susu. Ini sangat efektif ke media dan mahasiswa. Harapannya media bisa menyampaikan ke masyarakat melalui pemberitaan mereka di
koran, tv dan sebagainya. Kami juga ajak masyakarakat melalui anggota DPR dan pemuka agama untuk sama-sama menginformasikan kepada
masyarakat.”
Informan pertama ini juga merasa bahwa strategi yang mereka jalankan cukup meminimalisir krisis yang terjadi dengan meredanya emosi masyarakat
ditandai dengan aksi demonstrasi yang cukup berkurang. Informan pertama ini yakin bahwa dengan pengiformasian yang berkali-kali masyarkat akan mengerti
dan memahami. “Lumayan efektif. Bisa dilihat dari banyak kerusakan, dan demo sejauh
ini itu sangat berkurang. Dengan kita berkali-kali melakukan penginformasian kepada masyarakat. Dengan mereka tau, mengerti dan
memahami, masyarakat bisa tahu kok.”
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Demi mengatasi kondisi krisis seperti yang telah diungkapkan diatas, informan kedua ini juga menjelaskan hal-hal yang dilakukan para praktisi public
relations PT PLN Persero wilayah Sumatera Utara. Menurut beliau tugas utama yang dilakukan adalah memberikan segala informasi yang sejelas-jelasnya kepada
yang membutuhkan kemudian menjawab setiap pertanyaan yang datang. Bahkan segala cacian maki yang datang harus tetap dijawab dengan baik.
“oiya, dari dulu sampe sekarang yang namanya public relations perusahaan, pemberi informasi. Jdi memang tugas utama kami adalah
memberikan informasi itu. Berikanlah informasi yang sejelas-jelasnya kepada yang membutuhkan. Termasuk adek sekarang, membutuhkan
informasi ya kan? Begitulah kita berkomunikasi dengan rakyat. Sedangkan kadang-kadang kita dimaki-maki pun harus dijawab dengan
benar. Kira-kira begitulah. yang namanya public relations itu yang menyampaikan informasi. Yang kedua mencoba menjawab. Kan gitu kan,
kita kan sudah menyampaikan yang pertama kedua kita juga umpan balik apa yang dibutuhkan masyarakat, itu yang kita berikan.”
Wawancara yang dilakukan di ruang kerja deputi public relations PLN Sumatera utara ini juga menemukan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya para
praktisi public relations PLN ini tetap melakukan langkah identifikasi, analisis, isolasi hingga pengendalian. Menurut beliau informasi sekecil apapun berpotensi
menjadi malapetaka tetapi juga berpotensi menjadi penyejuk. Jadi memang harus dibahas, diamati dan diidentifikasi.
“ya itu yang saya bilang sampai ke politik komunikasi pun harus dibangun, makanya sekecil apapun informasi bisa jadi malapetaka atau
bisa juga penyejuk atau menyelesaikan masalah. Artinya apa? Harus dipelajari kan? Kenapa dia bisa jdi malapetaka, kan itu harus dibahas
itu, itu kan harus diamati. Kan begitu. Jadi harus mengikuti langkah- langkah itu. Kalau langkah awal PLN kita melakukan penyewaan genset
lah.”
Informan kedua ini menjelaskan bahwa dalam penyampaian informasi mengenai krisis listrik yang dialami PT PLN Persero wilayah Sumatera Utara
kepada masyarakat melibatkan hampir semua media. Mulai dari televisi, surat kabar, radio, wisata listrik, internet, media pajang dan sebagainya. Baik televisi
maupun radio biasanya komunikasi yang dibangun melalui talkshow, hanya kalau di televisi sifatnya satu arah diradio sifatnya stereo. Di sela-sela talkshow tak
jarang para nara sumber yang tak lain adalah praktisi humas PLN mendapat caci
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
maki dari masyarakat yang terlibat dalam dialog interaktif. Raidir menjelaskan, biasanya mereka cukup menjawab secara diplomasi dan permohonan maaf. Surat
kabar juga tetap dimaksimalkan fungsinya melalui press release, pengumuman dan sebagainya. Hubungan PT PLN Persero wilayah Sumatera Utara dengan
media pun dibangun sebaik mungkin melalui beberapa surat kabar langganan yang menjadi rekanan mereka. Demikian halnya dengan sosialisasi melalui
internet yakni melalui website resmi PLN, akun facebook, twitter dan pengaktifan call center 123.
“Di radio sifatnya kita talkshow jadi kita memberikan informasi dan mencari tahu apa mau pelanggan, Biasanya itu online. Talkshow di
semua-semua radio, televisi. Kalau di televisi itu hanya satu arah kalau di radio bisa stereo dua arah. Pas talkshow itu kita dicaci maki dek, kita
jawab dengan senyum aja, diplomasi aja dengan ilmu aja, yang ujung- ujungnya memang permohonan maaf. Diawali dengan permohonan maaf
diakhiri dengan permohonan maaf karena kita merasakan juga sakitnya, betul. Karena kita sendiri juga merasakan itu, karena tidak hanya
masyarakat pelanggan saja yang merasakan mati lampu, kita juga. Karena kita pelanggan PLN juga. ya media ya kita kan ada koran-koran
langganan, apabila kita ada butuh info kita langsung panggil mereka. Kalau mereka yang butuh info mereka yang kejar kita, tergantung
kebutuhan. Seperti presss release bisa juga wawancara khusus, bisa juga. Di internet ya di website, facebook, twitter, apalagi sekarang juga sudah
ada call center 123.”
Dalam hal efektivitas informan kedua ini menilai bahwa keseluruhan strategi yang telah dan sedang dilaksanakan itu efektif. Semuanya tergantung
lapisan masyarakat mana yang menjadi sasaran strategi. Baik media, sosialisasi, maupun hubungan langsung, seluruhnya memiliki kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Hubungan langsung seperti menekankan seluruh pegawai PLN agar bertindak sebagai public relations perusahaan, artinya di segala kondisi
seperti ibadah di gereja, perwiritan, tetangga dan sebagainya para pegawai harus bisa menyampaikan kondisi listrik yang terjadi. Paling tidak ada kemungkinan
masyarakat mau mengerti. Jadi selain secara organisasi secara perseorangan pun dilakoni demi menginformasikan kondisi listrik sekarang ini. Informan kedua ini
menambahkan bahwa semua strategi yang diterapkan itu tepat, melihat siapa masyarakat yang ingin dijangkau. Apalagi mengingat kemajemukan masyarakat
yang ada di Sumatera Utara, maka semua strategi memang harus dilancarkan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
“saya pikir karena ini kebutuhan yang paling efektif ya media, sosialisasi, dan hubungan langsung . makanya internal ke eksternal ni. Makanya
kami internal perusahaan ini menyarankan semua pegawai PLN itu wajib hukumnya menjadi public relations. Artinya semua pegawai PLN berhak
menyampaikan informasi minimal tidaklah ke tetangga ke dirinya sendiri di rumah. Jadi selain media-media ini, koran, radio, televisi, atau segala
macam. ya kita sosialisasi langsung baik secara terorganisir maupun mungkin person-person. Kira-kira begitulah. Termasuk sosialisasi ke
perguruan tinggi mungkin, juga ke sekolah-sekolah. Krn ada juga guru- guru yang sudah kita didik untuk mensosialisasikan PLN. Makanya saya
bilang tadi media semua, baik media cetak, media informasi, radio dan televisi baik media yang tidak terekam itu. Dari door to door itu, secara
person-person juga kita laksanakan . Mana yang lebih mempan, hah.. Semua tepat tergantung masyarakatnya , tidak ada yang paling tepat.
Apalagi daerah Sumut ini beragam ya majemuk, saya pikir semua harus berjalan.
Krisis listrik yang sebenarnya sudah terjadi sejak 15 tahun terakhir akhirnya memberi dampak yang cukup serius bagi keberlangsungan hidup
masyarakat. Maka perlu dilakukan strategi atau langkah-langkah tertentu untuk mengatasi persoalan ini. Informan ketiga menjelaskan, praktisi public relations
PLN Sumut sudah melakukan langkah untuk mengatasi bahkan mencegah sebelum semuanya terjadi. Artinya sebelum terjadi krisis pun mereka rutin
membangun hubungan komunikasi dengan semua kalangan. Divisi public relations PT PLN Persero memilih strategi corrective action yang segala
perkembangannya disebarkan melalui banyak media seperti televisi, radio, maupun media pajang. Sosialisasi dilakukan dengan mengadakan talkshow, line
news, iklan, adlib, internet, call center dan lain-lain. Sebagai tindakan awal mengatasi krisis PT PLN Persero wilayah Sumatera Utara melakukan
penyewaan genset sebagai upaya mengurangi pemadaman listrik bergilir. “ada dek, terlebih-lebih kita ya hubungan ke eksternal lah. Ke semua
lapisan masyarakat, kita buka komunikasi, konfirmasi semuanyalah. Pokoknya ke ekstern itu kita buka. Kita memohon maaf lah dek karena
listrik padam ini. Dari dulu kalau komunikasi terusnya kita dek, kalau pun tidak ada defisit. Dari lapisan masyarakat bawah sampai atas, elit,
eksternal, ntah hapa-hapalah itu. Kita hubungi itu. Nggak harus karena krisis, namanya komunikasi, silahturahmi, kita tetap jalin komunikasi.
iklan, berita di radio, adlib, talkshow, iklan layanan masyarakat, line yang di TVRI itu,spanduk semua udah dilaksanakan itu dek. Jadi memang udah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
dek, udah semua itu. Harian waspada, press release, jadwal pemadaman. Kita pilihlah mana yang paling besar oplahnya yang skala nasional,
segala pusat, daerah. Internet juga dek, facebook, kita kan punya website juga. Kalau untuk mengurangi defisitnya kita melakukan penyewaan
genset dek.”
Ketika ditanya soal strategi mana yang paling efektif, pegawai yang sudah mengabdi selama 15 tahun ini berpendapat bahwa hubungan eksternal,
komunikasi dan konfirmasi serta selalu menjaga hubungan dengan semua kalangan menjadi langkah yang paling tepat. Artinya semua cara yang dilakukan
melalui media apapun adalah langkah yang tepat dan sudah dilakukan demi menenangkan hati masyarakat. Bahkan PLN pusat sudah menginstruksikan salah
satu direksi untuk bertugas di Medan. Meskipun masalah kepuasan pelanggan belum dapat dipenuhi secara maksimum, tapi mereka selaku praktisi public
relations sudah melakukan semaksimal mungkin. “hubungan ke ekstern, hubungan komunikasi konfirmasi dengan semua
lapisanlah dek, kita jaga sama semua, hubungan baik. Di sekolah kita tidak dapatlah yang namanya lobi sana lobi sana, hubungan baik,
kenalan baik. Saya pikir ini sudah maksimal apa yag harus dibuat. Jadi memang sudah mampu menangani dek. Sampe-sampe dirut yang tugas di
pusat pun dek sekarang udah membuka kantor di Medan. Cuma yang namanya manusia, kepuasan pelanggan itu sampai kapan pun nggak
puas-puasnya itu dek. Sampai titik terakhir namanya kepuasan pelanggan nggak puas-puasnya itu dek.
Untuk mengatasi kondisi defisit pasokan listrik ini, PLN sendiri sudah melakukan berbagai upaya diantaranya adalah melakukan penyewaan genset.
Menurut beliau langkah ini merupakan langkah yang paling cepat karena penyewaan genset itu cukup dengan mendatangkan mesin genset dari luar
kemudian ditempatkan di suatu lokasi yang strategis dan menghubungkan semua alat-alat ke gardu dibanding membangun pembangkit yang bisa memakan waktu
bertahun-tahun. Walau demikian tidak semua masyarakat mendukung upaya untuk menyelamatkan Sumatera Utara dari krisis ini. Seperti masyarakat di Kuala
Namu yang tidak menyetujui pengoperasian mesin genset yang ditempatkan di Kuala Namu lebih kurang 30 MW. Padahal jika proses ini dipermudah maka
defisit akan mampu ditekan dan diatasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
“PLN sudah melakukan penyewaan genset, itu yang palig cepat dilakukan, dan tidak ada cara yang paling cepat selain itu. Jadi cara
mengantisipasi yang paling cepat ya menyewa genset. Jadi ada beberapa titik yang dilakukan PLN untuk penempatan penyewaan mesin genset itu
dan semua sudah beroperasi tinggal hanya yang di Kuala Namu saja yang memang lebih kurang 30 MW di Kuala Namu yang belum
beroperasi mesin gensetnya karena masyarakat sana belum mau menerima adanya kebisingan, keributan gegarnya karena hidupnya
mesin genset, jadi inilah kendalanya, kami mengharapkan kepada masyarakat supaya mau memaklumi agar merelakan mesin itu bisa
beroperasi disitu sehingga defisit bisa teratasi dan tertekan.”
Krisis listrik yang terjadi di wilayah Sumatera Utara menimbulkan kemarahan dan ketidaksenangan masyarakat. Maka praktisi public relations PLN
perlu melakukan strategi-strategi untuk meredakan emosi masyarakat. Strategi yang dilakukan adalah corrective action dan adaptive strategy melalui langkah
mengubah kebijakan. Langkah tersebut dilakukan melalui sosialisasi lewat talkshow di radio, memuat pemberitahuan di surat kabar, pertemuan bakohumas,
dll. Menurut Agus Mulyadi, praktisi public relations juga mengaktifkan call center 123 dimana masyarakat bisa langsung menyampaikan keluhan atau
ketidaknyamanannya tanpa harus bertemu langsung dengan petugas pelayanan PLN. Untuk sosialisasi di televisi sendiri PT PLN Persero wilayah Sumatera
Utara tidak begitu memaksimalkan mengingat sedikitnya minat masyarakat Sumut akan televisi lokal yang ada. Walau demikian sosialisasi melalui talkshow tetap
dilakukan. Untuk di surat kabar sendiri, praktisi rublic relations kerap mengirimkan press release dan pemberitahuan atau pengumuman tentang daerah
yang akan mengalami pemadaman listrik bergilir. “Sebenarnya tidak sistematis tapi upaya-upaya dalam rangka meredakan
emosi masyarakat, kita memohon maaf kepada masyarakat, itu kita lakukan melalui sosialisasi lewat event talkshow di radio, di koran,
pertemuan bakohumas, antar pemuka agama, ada di acara-acara hari besar agama, disitu kita lakukan sosialisasi-sosialisasi. Sebenarnya
secara tidak langsung kita juga sudah melakukan identifikasi itu juga sih melalui radio, koran, pertemuan-pertemuan, event, pemuka masyarakat,
pemuka agama, mahasiswa BEM, melakukan sosialisasi. Talkshow dan adlib, tentang hemat listrik, menyampaikan informasi tentang
pergunakan call center 123 untuk keperluan listrik Anda , sampaikan apa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
saja keluhan listrik Anda, mau pasang baru atau tambah daya, tidak perlu bertemu langsung dengan PLN melalui call center saja semua data
sudah terakses sudah terealisasi semua keinginan anda. Analisa, melalui press release, pengumuman, iklan hemat listrik. Kita juga ada sebulan
atau dua bulan sekali melakukan temu pers. Kalau televisi kan di Sumut ini, TVRI itu kurang banyak peminatnya. Tapi begitukan pun tetap kita
lakukan sosialisasi. Sekarang menteri BUMN saja sudah menginstruksikanmenugaskan salah satu direksi yang ada di Jakarta
harus bertugas di Medan untuk mengamati keadaan kelistrikan di Sumut.
Ketika ditanyai tentang strategi yang paling efektif perihal mendekatkan PLN kepada masyarakat juga menginformasikan segala sesuatu tentang PLN yang
diharapkan dapat meredam emosi masyarakat, Agus Mulyadi beranggapan komunikasi tatap muka sebagai strategi yang paling efektif. Tetapi sebenarnya
sosialisasi melalui talkshow, seminar juga yang melibatkan media baik radio maupun surat kabar juga efektif. Artinya semua strategi tetap dimaksimalkan
dengan melihat lapisan masyarakat mana yang ingin disentuh. “Ya saya kira sosialisasi itu lah, ketemu langsung. Sosialisasi artinya ada
kan pertemuan gitu, misalnya talkshow, seminar. Kita bertemu dengan beberapa elemen masyarakat, pemuka agama, dinas instansi BUMN,
bakohumas, itu yang paling efektif. Radio juga koran juga paling efektif, tapi yang paling dominan ya yang ketemu langsung, jadi masyarakat
bertanya langsung. Koran juga efektif karena hampir 10 media yang kita libatkan seperti Analisa, Metro 24, Posmetro, Sumut Pos, Waspada. Jadi
yang menyentuh semua lapisan masyarakat.”
Tabel 4.1 Kesimpulan Hasil Penelitian
No Bahasan
Informan Pertama
Informan Kedua
Informan Ketiga
Informan Keempat
Ket
1 Nama
Lengkap Martha Retniati
Situmeang Raidir
Sigalingging Syaiful Lubis
Agus Mulyadi
2 TempatTgl
lahir Jakarta, 7 Maret
1988 Dolok Sanggul,
16 Februari 1962 Ser Belawan, 16
November 1958 Belawan,
17 Agustus 1967 3
Usia 26 tahun
52 Tahun 56 tahun
47 tahun 4
Agama Kristen
Islam Islam
Islam 5
Suku Batak Toba
Batak Toba Batak
Jawa
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Mandailing 6
Status Menikah
Menikah Menikah
Menikah 7
Pendidikan terakhir
D3 Adm. Niaga Bisnis, Politeknik
Negeri Jakarta S1 Ekonomi,
Univ. Tri Sakti S1 Adm. Negara,
UMSU SMA Widyautama,
Medan
8 Bergabung di
divisi PRs
PLN 2011
2010 2009
2009
9 Jabatan di
divisi PRs Staf divisi PRs
Deputi divisi PRs Plt. Spv divisi
PRs Staf divisi PRs
10 Waktu
terjadinya Sudah lumayan
lama namun tidak tahu tepatnya
kapan, sekitar tahun 2007
Sejak tahun 1999 Pasca krisis
moneter 1998 Pasca krisis
moneter 1998 Pasca krisis
moneter 1998
11 Penyebab
Krisis Defisit
Defisit Defisit
Defisit 12
Siklus Krisis Sudah melewati
siklus prodromal tetapi belum
sampai ke siklus akut
Sudah melewati siklus prodromal
tetapi belum sampai ke siklus
akut Sudah melewati
siklus prodromal tetapi belum
sampai ke siklus akut
Sudah melewati siklus prodromal
tetapi belum sampai ke siklus akut
13 Dampak
Krisis Internal:
Jam kerja bertambah dan
menjadi tidak teratur
Eksternal: Meresahkan
masyarakat hingga
menimbulkan demonstrasi,
perusakan kantor cabang PLN,
Somasi Krisis listrik
meresahkan, merugikan,
mengecewakan dan menyakitkan
semua pihak. tidak hanya
masyarakat, para pegawai PLN pun
merasakannya. Eksternal:
Demonstrasi Internal: Krisis
listrik menjadi beban mental
bagi pegawai PLN.
Eksternal: Masyarakat
mengalami kerugian
khususnya dalam sektor ekonomi
masyarakat Internal:
perusahaan mengalami
penurunan pendapatan dari
tagihan listrik Eksternal: krisis
listrik merugikan masyarakat
sehingga tidak dapat menikmati
listrik seperti
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
menengah ke bawah
biasanya
14 Langkah awal
yang dilakukan PT
PLN Persero wilayah
Sumatera Utara
Melakukan penyewaan genset
Melakukan penyewaan genset
Melakukan penyewaan
genset Melakukan
penyewaan genset
15 Strategi
manajemen krisis divisi
public relations
Corrective action - Corrective
action -
Adaptive strategy:
mengubah kebijakan
dengan menempatkan
salah satu direksi PLN di
Medan -
Corrective action
- Adaptive
strategy: mengubah
kebijakan dengan
menempatkan salah satu
direksi PLN di Medan
- Corrective action
- Adaptive strategy:
mengubah kebijakan dengan
menempatkan salah satu direksi
PLN di Medan CA
AS- EP
Pengumpulan data melalui metode penelusuran data online
Defensive Strategy
Dari tiga langkah yang perlu dilakukan dalam Defensive Strategy, yakni -
Mengulur waktu
- Tidak melakukan apa-apa
- Membentengi diri dengan kuat
PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara hanya melakukan langkah mengulur waktu. langkah ini terlihat melalui pernyataan Deputi Humas PLN Sumut bahwa
PLB berakhir 10 Maret 2014 namun hingga April 2014 PLB masih terjadi DS-
OT
Adaptive Startegy
PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara melakukan tiga dari empat langkah yang harus dilakukan dalam strategi ini yakni:
- Mengubah kebijakan
PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara mengubah kebijakan dengan menempatkan salah satu direksi PLN untuk bertuga di Medan, Sumatera Utara
AS- EP
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
- Modifikasi operasional
PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara melakukan langkah ini melalui perbaikan mesin-mesin pembangkit dan mempercepat pengoperasian mesin-
mesin pembangkit baru
- Kompromi
- Meluruskan citra
Langkah meluruskan citra dilakukan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara melalui kepedulian mereka terhadap korban bencana Sinabung
AS- OP
AS- SI
Dinamic Strategy
Dari enam langkah yang harus dilakukan dalam strategi ini PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara hanya melakukan dua langkah yaitu:
- Merger dan Akuisisi
- Investasi baru
- Menjual saham
- Meluncurkan produk barumenarik peredaran produk lama
- Menggandeng kekuasaan
PLN Sumut menggandeng Kodam IBB untuk pengamanan dan kelancaran pembangunan pembangkit
- Melempar isu baru untuk mengalihkan perhatian
DS- PC
Informan Pertama
Informan Kedua
Informan Ketiga
Informan Keempat
16 Program
pengendalian: -
Perusahaan beserta
cabang
-
Industri
-Komunitas -
PLN cabang ikut melakukan
talkshow di radio daerah
- PLN meminta
inalum memberi daya lebih
banyak -
Melibatkan para pemuka agama
-
-
- -
-
- -
- Menyurati
industri besar di Sumut agar tidak
melakukan pemakaian listrik
pada saat beban P
I
C
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
-Divisi perusahaan
dalam sosialisasi
hemat listrik -
Menginstruksik an setiap
pegawai menjadi
PRs dimanapun
berada -
puncak
- Menginstruksikan
setiap pegawai menjadi
PRs dimanapun berada
DC
17 Media yang
digunakan: -
Televisi Talkshow
Takshow dua arah
Talkshow, line news
Talkshow ATL
- Radio
Talkshow, adlib Talkshow
Talkshow, iklan, adlib
Talkshow, iklan, adlib
ATL
- Surat Kabar Press
release, Pemberitahuan
jadwal pemadaman
listrik Press
release, wawancara
langsung -
Press release -
Pemberitahuan jadwal
pemadaman listrik
- Iklan hemat
listrik -
Press release -
Pemberitahuan jadwal
pemadaman listrik -
Iklan hemat listrik ATL
- Spanduk
Pemberitahuan tentang krisis
- Pemberitahuan
tentang krisis -
BTL
- Selebaran
Pemberitahuan tentang krisis
- Pemberitahuan
tentang krisis -
BTL
- Komunikas
i langsung -
Wisata listrik -
Sosialisasi ke sekolah-sekolah
- Sosialisasi ke
pemuka agama -
Pertemuan dengan
- Sosialisasi ke
sekolah- sekolah dan
perguruan tinggi
- Sosialisasi
- Wisata listrik
- Sosialisasi ke
sekolah-sekolah -
Sosialisasi ke pemuka agama
- Pertemuan dengan
Bakohumas Act
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Bakohumas, FKOB
- Internet
- www.pln.co.id
- Facebok di akun
PLN123 -
Twitter PLNSumut
- www.pln.co.id
- Facebok di akun
PLN123 -
Twitter PLNSumut
- www.pln.co.id
- Facebok di
akun PLN123 -
Twitter PLNSumut
- www.pln.co.id
- Facebok di akun
PLN123 -
Twitter PLNSumut
ATL
- Telepon
Call center 123 Call center 123
Call center 123 Call center 123
ATL -
Media Monitoring
Kliping Koran -
- -
ATL
18 Media paling
efektif Semua media
dianggap sudah efektif. Namun
yang paling efektif adalah
kegiatan wisata listrik.
Semua media dianggap sudah
efektif. Semua media
dianggap sudah efektif. Namun
yang paling efektif melalui
komunikasi langsung
Semua media dianggap sudah
efektif ATL,
BTL, Act,
Ket: CA
: Corrective Action AS-EP : Adaptive Strategy-exchanging policy
DS-OT : Defensive Strategy-overextended time AS-OP : Adaptive Strategy-operation modification
AS-SI : Adaptive Strategy-strengthening image DS-PC : Defensive Strategy-power collaboration
Co : Company I
: Industry C
: Community DC : Division of company
ATL : Above the line BTL : Below the line
Act : Activity
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang aktivitas divisi public relations PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dalam upaya mengatasi krisis listrik yang
terjadi di Sumatera Utara. Aktivitas yang diwujudkan melalui beberapa strategi manajemen krisis akan dibahas sedemikian rupa kemudian dikaitkan dengan
beberapa kajian public relations dan manajemen krisis yang dapat dijadikan indikator dalam pembahasan ini. Sebelum membahas tentang aktivitas dan strategi
yang dilakukan perlu ditinjau lebih jauh terkait perjalanan krisis yang sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Walaupun demikian peneliti tidak akan membahas lebih
jauh penyebab krisis yang bersifat privasi dan subjektif. Pemetaan krisis yang dilakukan hanya untuk mengetahui sejak kapan krisis terjadi dan kaitannya
dengan strategi yang telah dan sedang dilakukan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara secara umum dan strategi divisi public relations-nya secara
khusus. Penelitian ini melibatkan empat orang informan yang dimintai penjelasan
dan informasi mendalam terkait dua tujuan penelitian yang dituangkan dalam bab I penelitian ini. Kedua tujuan tersebut yakni, untuk mengetahui pemetaan krisis
yang terjadi di PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara dan untuk mengetahui strategi manajemen krisis public relations PT PLN Persero Wilayah Sumatera
Utara. Hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa krisis listrik yang terjadi
di Sumatera Utara sudah terjadi sejak terjadinya krisis moneter 1998. Kenyataan ini diungkapkan oleh tiga informan terakhir yang secara sistematis mencoba
mengurutkan riwayat krisis yang akhirnya kembali bergejolak di pertengahan tahun 2013. Informan kedua dan ketiga menyatakan bahwa krisis moneter 1998
mengganggu stabilitas keuangan dan ekonomi negara. Gangguan ini semakin nyata dengan terhentinya pembangunan perusahaan-perusahaan besar termasuk
rencana pembangunan pembangkit listrik oleh PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara