57
atau buruk di masa lampau. Menghubungkan semua yang terjadi pada kita baik ataupun buruk sebagai akibat perbuatan masa lampau
Oleh karena itu kita harus sedapat mungkin memahami serta memaklumi keadaan seperti saat ini, sehingga kita dapat merubah diri sendiri, dan kita dapat
menciptakan prasyarat-prasyarat yang membantu pencapaian Nibbana.
4.2.2 Reinkarnasi Melalui Kekuatan Welas Asih dan Doa
Di sisi lain, para Bodhisattva yang unggul, yang telah mencapai Marga Penglihatan, sudah tidak terlahir kembali karena kekuatan karma dan emosi-emosi yang
destruktif, tapi karena kekuatan welas asih mereka terhadap semua makhluk dan berdasarkan doa-doa aspirasi mereka untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain.
Mereka juga memiliki kemampuan untuk memilih tempat dan waktu kelahiran serta memilih orangtua pada kelahiran yang akan datang. Reinkarnasi seperti ini, yang
semata-mata ditujukan untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain, adalah sebuah kelahiran yang didorong oleh kekuatan welas asih dan doa.
Kelihatannya tradisi orang Tibet menggunakan gelar „Tulku‟ Tubuh Emanasi Buddha untuk mengenali para reinkarnasi dimulai ketika para penganut yang berbakti
menggunakannya sebagai gelar kehormatan, tapi sebutan ini sudah menjadi panggilan umum. Secara umum, istilah Tulku merujuk pada sebuah aspek tertentu dari Buddha.
Menurut penjelasan aspek-aspek Buddha, seseorang yang sepenuhnya dilingkupi oleh emosi-emosi destruktif dan karma memiliki potensi untuk mencapai Tubuh Kebenaran
58
Dharmakaya, yang terdiri dari Tubuh Kebenaran Kebijaksanaan dan Tubuh Kebenaran Sifat Dasar.
Yang pertama merujuk pada roh pencerahan seorang Buddha, yang menyerap segala sesuatu secara langsung dan tepat, sebagaimana adanya, dalam sekejap. Tubuh
ini telah dimurnikan dari segala bentuk emosi-emosi negatif, berikut dengan jejak- jejaknya, yang dicapai melalui akumulasi kebajikan dan kebijaksanaan selama kurun
waktu yang sangat panjang. Yang kedua, Tubuh Kebenaran Sifat Dasar, merujuk pada sifat dasar terhadap
roh pencerahan yang maha mengetahui tersebut. Kedua hal ini merupakan aspek-aspek para Buddha itu sendiri. Akan tetapi, karena aspek ini tidak bisa diakses secara langsung
oleh makhluk lain, tapi hanya bisa diakses oleh sesama Buddha itu sendiri, maka dari itu, penting sekali bagi para Buddha untuk bermanifestasi dalam bentuk-bentuk fisik
yang bisa diakses oleh semua makhluk agar bisa menolong mereka. Dengan demikian, aspek fisik tertinggi seorang Buddha adalah Tubuh Kenikmatan Sepenuhnya
Sambhogakaya, yang bisa diakses oleh Bodhisattva tingkat tinggi. Dari Tubuh Kenikmatan Sepenuhnya, Buddha memanifestasikan tak terhingga banyaknya Tubuh-
tubuh Emanasi atau para Tulku Nirmanakaya, yang muncul dalam wujud dewa atau manusia sehingga bisa dilihat bahkan oleh makhluk-makhluk biasa. Kedua aspek fisik
seorang Buddha ini disebut Tubuh-tubuh Fisik, yang diperuntukkan untuk makhluk lain. Tubuh Emanasi memiliki tiga bagian, yaitu :
Tubuh Emanasi Unggul seperti Buddha Shakyamuni, Buddha historis, yang
memanifestasikan dua belas aktivitas seorang Buddha, seperti terlahir di tempat yang dipilihnya, dan seterusnya;
59
Tubuh Emanasi Artistik yang melayani makhluk lain dengan cara muncul
sebagai seniman, artis, dan sebagainya;
Tubuh Emanasi Inkarnasi, yang mana dengan tubuh ini para Buddha muncul dalam beragam bentuk seperti manusia, tanaman-tanaman obat, dan
pepohonan untuk menolong para makhluk. Dari ketiga jenis Tubuh Emanasi ini, reinkarnasi para guru-guru spiritual yang
ditemukan kembali dan dikenal sebagai para „Tulku‟ di Tibet, termasuk kategori yang ketiga. Di antara para Tulku ini, bisa jadi ada banyak yang merupakan Tubuh-tubuh
Emanasi Inkarnasi para Buddha yang benar-benar berkualifikasi, tapi tidak berarti ini berlaku untuk semuanya. Di antara para Tulku Tibet, ada yang merupakan reinkarnasi
Bodhisattva tingkat tinggi, Bodhisattva yang berada pada Marga Akumulasi dan Persiapan, berikut para guru yang baru akan memasuki jalan-jalan Bodhisattva ini.
Karena itu, gelar Tulku diberikan kepada para Lama reinkarnasi, apakah itu berdasarkan tingkatan makhluk tercerahkan yang sudah dicapai atau kaitan yang mereka miliki
dengan kualitas-kualitas tertentu dari makhluk-makhluk tercerahkan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jamyang Khyentse Wangpo: “Reinkarnasi
adalah proses yang terjadi ketika seseorang terlahir kembali setelah pendahulunya meninggal; emanasi adalah proses yang terjadi ketika manifestasi-manifestasi
bermunculan tanpa harus didahului oleh meninggalnya sang sumber.”
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Konsep reinkarnasi secara umum pada mitos dan legenda China yang dikisahkan oleh Miao Shan merupakan konsep reinkarnasi yang berada ditengah-tengah
masyarakat. Didalam reinkarnasi ada suatu siklus yang berkepanjangan, dimana setelah kematian ada kehidupan kembali. Siklus yang tidak dapat diketahui akhirnya, hingga
sampai kepada tingkatan tertinggi pada kehidupan manusia. Dimana manusia yang mencapai level tertinggi yaitu mereka yang meninggalkan sifat keduniawian dan
berupaya mencapai kesempurnaan. Mereka yang menanggalkan sifat keduniawian berarti berani menantang kemewahan, menantang kemegahan, menahan hawa nafsu,
kedengkian serta sifat-sifat rendah yang dimiliki oleh manusia lainnya. Bukan hanya itu saja, mereka yang benar-benar ingin meninggalkan keduniawian dan ingin mencapai
kesempurnaan senantiasa berada dalam berbagai cobaan. Cobaan yang berasal dari segi fisik maupun dari sektor emosional, bisa jadi ditinggalkan orang yang kita cintai, hidup
sendiri, hidup menderita, mendapatkan permasalahan dalam kesehatan, mengalami sakit yang bekepanjangan, hingga banyak hal lain yang berada diluar dugaan dapat terjadi. Ini
merupakan hal-hal yang tidak mustahil terjadi, karena kita tidak mengetahui apa yang akan terjadi baik 1 tahun mendatang, 1 bulan mendatang, 1 hari, 1 jam, bahkan 1 menit
dan bahkan beberapa detik mendatang, karena kita harus menyadari, ada kuasa-kuasa yang tidak kita ketahui yang menyelubungi bumi.
Mereka yang hidup dengan cara memperbaiki sedikit demi sedikit kehidupannya akan menjadi orang yang lebih baik, itu dapat kita lihat bukan hanya pada kehidupan