46
menentukan apa yang baik, lalu melaksanakannya, baik pada diri kita pribadi juga pada tindakan-tindakankita dalam bermasyarakat. Dengan Latihan-Kejiwaan, dimaksudkan
adalah perubahan roh secara sadar dari yang bersifat keduniawian ke keadaan roh yang murni. Dengan melaksanakan langkah-langkah Jalan Berjalur Delapan dalam
kehidupan, maka seseorang menjadi Buddhis, dan dengan menghayati kebenarannya dalam roh, yang dengan sendirinya akan timbul setelah melaksanakannya, seseorang
akan dapat mencapai pencerahan.
4.1.2 Kelahiran Lampau dan Yang Akan Datang
Para pengikut Buddhisme tradisi Tibet serta semua pihak yang memiliki hubungan dengan Tibet dan orang-orang yang masih mengikuti perkembangan tradisi
Tibet, pastilah memahami serta mengetahui dengan baik ajaran-ajran mengenai kelahiran kembali. Tibet telah berfungsi sebagai sebuah sumber tradisi Buddhis yang
telah memberikan kontribusi yang sangat penting bagi banyak orang di Asia terkhusus di Indonesia serta termasuk mereka yang berada di China, Tibet, dan Mongolia.
Semua makhluk yang terlahir pada kehidupan yang sekarang berasal dari kelahiran sebelumnya dan akan terlahir kembali setelah mengalami kematian. Kelahiran
kembali terus-menerus seperti ini diakui oleh semua tradisi spiritual dan aliran-aliran spiritual India kuno, terkecuali para Carvaka, sebuah gerakan yang bersifat materialis.
Beberapa pemikir modern mengingkari kelahiran lampau dan akan datang semata-mata berdasarkan premis bahwasanya kita tidak bisa melihatnya. Pihak-pihak lainnya tidak
menarik kesimpulan tegas seperti itu berdasarkan premis ini.
47
Walaupun ada banyak tradisi religius yang mengakui konsep reinkarnasi, namun semuanya berbeda pandangan mengenai reinkarnasi, bagaimana reinkarnasi terjadi, dan
bagaimana seorang makhluk melalui periode transisi antara dua kelahiran. Beberapa tradisi religius mengakui adanya kemungkinan kelahiran yang akan datang, namun
mengingkari konsep adanya kelahiran-kelahiran yang lampau.
Secara umum, penganut Buddhis meyakini bahwa kelahiran tidak memiliki titik awal dan begitu kita sudah mencapai pembebasan dari lingkaran keberadaan dengan
mengatasi karma dan emosi-emosi destruktif kita sendiri, maka kita sudah tidak akan terlahir kembali di bawah pengaruh kondisi-kondisi ini. Karena itu, penganut Buddhis
meyakini adanya penghentian atau akhir dari proses reinkarnasi akibat karma dan emosi-emosi destruktif, tapi sebagian besar aliran-aliran filosofis Buddhis tidak
mengakui berakhirnya arus-roh atau kesadaran. Pengingkaran terhadap kelahiran masa lampau dan yang akan datang bertentangan dengan konsep Buddhis akan adanya dasar,
jalan, dan hasil buah, yang harus dijelaskan dalam kaitannya dengan roh yang terlatih atau tidak. Kalau kita menerima argumen ini, maka secara logis, kita harus mengakui
bahwa dunia beserta penghuninya muncul tanpa adanya sebab dan kondisi. Dengan demikian, selama mereka masih seorang Buddhis, maka penting sekali bagi mereka
untuk mengakui adanya kelahiran masa lalu dan masa yang akan datang.
Bagi mereka yang bisa mengingat kelahiran-kelahiran lampaunya, reinkarnasi adalah sebuah pengalaman yang nyata. Namun, sebagian besar orang-orang biasa akan
melupakan kelahiran-kelahiran lampaunya seiring dengan mereka menjalani proses kematian, alam antara, dan kemudian terlahir kembali. Karena kelahiran lampau dan
yang akan datang telah menjadi sesuatu yang kabur bagi mereka, maka kita perlu
48
menggunakan logika berdasarkan pembuktian untuk membuktikan kelahiran lampau
dan yang akan datang kepada mereka.
Ada banyak argumen logis berbeda yang disampaikan oleh kata-kata Buddha sendiri berikut ulasan-ulasan terkait untuk membuktikan adanya kelahiran lampau dan
yang akan datang. Secara ringkas, pembuktian itu bisa dirangkum dalam empat poin, antara lain :
Logika bahwa segala sesuatu berasal dari atau didahului oleh sesuatu yang
sejenis dengannya,
Logika bahwa segala sesuatu berasal dari atau didahului oleh sebab yang kuat,
Logika bahwa roh telah terbiasa atau mengenal hal-hal yang ditemuinya di kehidupan lampau,
Logika seorang makhluk telah mendapatkan pengalaman akan beragam hal dari
kehidupan lampau. Pada ujungnya, semua argumen diatas didasarkan pada pemikiran bahwa sifat
dasar roh, dengan kejelasan dan kesadarannya, haruslah memiliki kejelasan dan kesadaran akan sebab substansialnya. Roh tidak mungkin berasal dari entitas lain,
misalnya sebuah objek mati, sebagai sebab utamanya. Ini adalah sesuatu yang sangat jelas. Dengan analisis berdasarkan logika, kita bisa menarik kesimpulan bahwa sebuah
arus kejelasan dan kesadaran tidak mungkin muncul tanpa adanya sebab atau muncul dari sebab yang tidak berkaitan. Seiring dengan kita mengamati bahwa roh tidak bisa
diproduksi dalam sebuah laboratorium. Ada orang-orang yang bisa mengingat satu kelahiran lampaunya sebelum
kelahiran yang sekarang ini, bahkan ada yang mampu mengingat banyak kelahiran
49
lampau lainnya, serta mampu mengenali tempat-tempat dan sanak keluarga dari kelahiran lampau tersebut. Ini bukanlah sesuatu yang hanya terjadi di masa lampau.
Bahkan dewasa ini ada banyak orang di Timur maupun Barat, yang mampu mengingat kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman dari kehidupan lampau mereka.
Mengingkari fakta ini bukanlah tindakan yang jujur sekaligus merupakan metode penelitian yang mencakup sebagian saja, karena pengingkaran tersebut tentu saja
bertentangan dengan penulisan ini. Sistem pencarian reinkarnasi bangsa Tibet merupakan modus penyelidikan yang otentik berdasarkan ingatan orang-orang akan
kelahiran lampau mereka.
50
4.2 Penyebab Reinkarnasi dalam Mitos dan Legenda China