20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Medisinal PMC, Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi PBB, dan Laboratorium
Bahan Alam PNA Program Studi Farmasi FKIK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada September 2012 sampai Januari 2013.
5.3. Bahan dan Alat
5.3.1. Bahan
Lansoprazol BPFI BPOM, metanol Merck, kalium dihidrogenfosfat Merck, natrium hidroksida Merck, trietilamin, dietil eter Merck, metilen
klorida Merck, darah PMI DKI Jakarta, aquabidest Ikapharmindo Putramas, gas nitrogen.
5.3.2. Alat
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dionex UltiMate
®
3000 yang terdiri dari; pompa, autosampler, kolom Acclaim
®
Polar Advantage II C18; 3 µm; 4,6 x 150 mm, detektor DAD Diode Array Detector, program komputer PC
Chromeleon
®
. Spektrofotometer Ultraviolet-Visibel Hitachi U-2910, vorteks, sentrifugator dengan tabung sentrifugasi, timbangan analitik, alat-alat
gelas, mikropipet, lemari pendingin, dan evaporator TurboVap
®
LV
5.4. Prosedur Kerja
5.4.1. Pembuatan Larutan Induk Lansoprazol
Ditimbang sebanyak 20,1 mg Lansoprazole. Dilarutkan ke dalam metanol hingga volume akhir 100 mL. Diencerkan menjadi konsentrasi 100 µgmL
dalam 50 ml. Konsentrasi 100 µgmL digunakan sebagai larutan induk.
5.4.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum untuk Analisis
Dibuat spektrum serapan ultraviolet larutan Lansoprazol dengan konsentrasi 10 µgmL dalam metanol pada panjang gelombang 200
– 400 nm menggunakan Spektrofotometer UV-Visibel, ditentukan panjang gelombang
maksimumnya.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.4.3. Penetapan Fase Gerak
Larutan standar Lansoprazol pada konsentrasi 10 gmL diinjeksikan
sebanyak 10 µ L pada komposisi fase gerak methanol:dapar fosfat pada perbandingan 70:30, 65:35, dan 60:40 pH 7 serta perbandingan 65:35
dengan penambahan trietilamin TEA sampai pH 7,4 dan kecepatan alir 0,8 –
1,2 mLmenit dan dideteksi pada panjang gelombang terpilih, kemudian dicatat waktu retensi, luas puncak, dihitung jumlah plat teoritis, HETP
Height Equivalent Theoritical Plate, faktor kapasitas, dan asimetrisitas.
5.4.4. Uji Kesesuaian Sistem
Larutan Lansoprazole pada konsentrasi 10 gmL diinjeksikan sebanyak
10 L ke alat KCKT dengan fase gerak terpilih, diulangi sebanyak enam kali.
Kemudian dihitung jumlah plat teoritis, HETP Height Equivalent Theoritical Plate, faktor kapasitas, asimetrisitas, dan RSD Relative Standard
Deviation.
5.4.5. Penetapan Metode Ekstraksi Evans,1994; Kelly,1990
Ke dalam tabung sentrifus dimasukkan 1,05 ml darah + 0,1 mL EDTA 10 disentrifugasi selama 10 menit pada 2500 rpm. Kemudian diambil
supernatan plasma dan dicampur metanol dengan perbandingan 1:2, 1:3, dan 1:4 pada tabung sentrifugasi. Kemudian dikocok dengan vorteks selama 1
menit dan disentrifugasi pada 10000 rpm selama 10 menit, lalu supernatan diinjeksikan sebanyak 10
L ke alat KCKT. Kemudian dianalisis kromatogram dari masing-masing perbandingan untuk mengetahui kondisi
kromatogram blanko darah. Kemudian dilakukan hal yang sama terhadap darah yang sudah
mengandung larutan Lansoprazol masing-masing dengan konsentrasi 5 ppm, 3 ppm, dan 1 ppm, kemudian diekstraksi sesuai dengan perbandingan terpilih,
dan diinjeksikan sebanyak 10 L ke alat KCKT kemudian dicatat waktu
retensi dan luas puncaknya.
5.4.6. Validasi Metode Analisis Lansoprazol Dalam Darah Gandjar