Penentuan Metode Analisis Lansoprazol

24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

9.1. Hasil

9.1.1. Penentuan Metode Analisis Lansoprazol

9.1.1.1.Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet-visibel, diperoleh serapan maksimum Lansoprazol pada panjang gelombang 283 nm. Spektrum serapan Lansoprazol dapat dilihat pada lampiran 1 gambar 6.1. 9.1.1.2.Penetapan Komposisi Fase Gerak Penetapan kadar Lansoprazol dalam darah in vitro dilakukan pada kondisi optimum dengan kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom Acclaim ® C18 dengan kecepatan alir 0,8 mLmenit, panjang gelombang 283 nm, dan volume penyuntikan 10 L Komposisi fase gerak semula terdiri dari metanol:dapar fosfat pH 7 70:30. Pada komposisi ini, waktu retensi Lansoprazol yaitu 2,95 menit. Kemudian dilakukan modifikasi fase gerak yaitu komposisi kedua metanol-dapar fosfat pH 7 65:35 dan komposisi ketiga metanol-dapar fosfat pH 7 60:40. Pada komposisi metanol-dapar fosfat pH 7 65:35 waktu retensi Lansoprazol yaitu 3,67 menit. Sedangkan pada komposisi metanol-dapar fosfat pH 7 60:40 waktu retensi Lansoprazol yaitu 5,04 menit. Laju alir yang digunakan adalah 0,8 mlmenit. Namun hasil optimasi ini memberikan data kromatogram dengan puncak yang lebar dan pada komposisi 60:40 dihasilkan double peak. Kemudian dilakukan modifikasi lagi dengan penambahan TEA Trietilamin dengan komposisi metanol:dapar fosfat 65:35 dengan penambahan TEA hingga pH 7,4. Dengan komposisi fase gerak ini, didapatkan waktu retensi sekitar 3,77 menit. Metode ini dipilih karena menghasilkan plat teoritis yang lebih banyak daripada komposisi fase gerak yang lain, HETP Height Equivalent Theoritical Plate yang lebih kecil, 25 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta faktor kapasitas yang memenuhi persyaratan 1-10 serta asimetrisitas yang baik 2,5 sebagaimana tercantum tercantum pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil penetapan komposisi fase gerak pada konsentrasi 10 µgmL, kecepatan alir 0,8 mLmenit, panjang gelombang 283 nm, dan volume penyuntikan 10 L. Keterangan: TR = Time Retention waktu retensi N = Plat Teoritis HETP = Height Equivalent Theoritical Plate 9.1.1.3.Uji Kesesuaian Sistem Pada uji kesesuaian sistem terdapat parameter-parameter untuk menetapkan kesesuaian sistem sebelum analisis, yaitu meliputi plat teoritis N, resolusi atau daya pisah, dan nilai koefisien variasi dari luas area dari serangkaian injeksi minimal 6 kali injeksi. Syarat utama adalah RSD Relative Standard Deviation dari luas area, yaitu ≤ 2. Uji kesesuaian sistem yang dilakukan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, kecuali parameter plat teoritis N. Data mengenai uji kesesuaian sistem terdapat pada tabel 4.2 dan data selengkapnya tercantum dalam lampiran 4 tabel 6.1. Tabel 4.2. Hasil uji rata-rata kesesuaian sistem sampel Lansoprazol pada konsentrasi 10 gmL dengan komposisi fase gerak metanol:dapar fosfat 65:35 dengan penambahan TEA hingga pH 7,4 pada kecepatan alir 0,8 mLmenit, panjang gelombang 283 nm dan volume penyuntikan 10 L. Parameter Uji Persyaratan Hasil Uji Rata-rata Plat Teoritis 2500 1091,67 Asimetris 2,5 0,88 Faktor Kapasitas 1-10 1,22 RSD Relative Standard Deviation ≤2 0,576 Fase Gerak vv TR menit Luas Puncak µAU N HETP Faktor Kapasitas Asimetri 65:35 +TEA 3,773 3592,9 1130 0,0133 1,22 0,86 3,767 3576,1 1084 0,0138 1,22 0,85 70:30 2,950 7162,2 351 0,0427 0,73 1,62 65:35 3,890 7691,9 303 0,0495 1,24 1,66 60:40 4,997 8172,3 251 0,598 1,92 1,71 26 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 9.1.1.4.Penetapan Metode Ekstraksi Penetapan metode ekstraksi pada awalnya dilakukan penambahan EDTA 10 pada darah untuk memperoleh plasma. Kemudian dilakukan modifikasi metode ekstraksi dengan mengendapkan protein darah sekaligus menarik Lansoprazol, dari hasil percobaan didapatkan bahwa pelarut yang baik digunakan adalah metanol dengan perbandingan 1 bagian supernatan plasma dan 4 bagian metanol dalam 1,5 mL, dikarenakan pada perbandingan tersebut tidak terdapat interferen pada waktu retensi Lansoprazol. Kemudian dilakukan pengukuran untuk darah yang telah mengandung Lansoprazol dengan konsentrasi 5 µgml, 3 µgml, dan 1 µgml. Data mengenai penetapan pelarut pengendap protein plasma pelarut ekstraksi terdapat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil penetapan pelarut pengendap protein plasma Pengendap Protein Kosentrasi µgml Waktu Retensi menit Luas Puncak µAU Faktor kapasitas Metanol 5 3,833 1626,4 1,22 3 3,826 714,1 1,23 1 - - - 9.1.2. Validasi Metode Analisis dalam Darah secara In Vitro 9.1.2.1.Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Uji Linearitas dalam Darah in vitro Uji ini dilakukan pada seri larutan standar Lansoprazol dalam darah dengan konsentrasi 2-6 gmL, dari uji ini akan didapat persamaan regresi linier dan koefisien korelasi r. Hasil uji diperoleh persamaan garis y = 477,35x - 776,42, dan koefisien korelasi r 0,9875, kurva kalibrasi dari persamaan garis tersebut terdapat dalam gambar 4.1. Data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 5 dalam tabel 6.2. 27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.1. Kurva kalibrasi Lansoprazol dalam darah 9.1.2.2.Uji Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi dalam Darah in vitro Uji batas deteksi dan batas kuantitasi dilakukan untuk mengetahui batas deteksi dan batas kuantitasi terendah dari sampel yang masih dapat menghasilkan data dengan akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi yang diperoleh dari hasil pengujian sebesar 0,619 gmL dan batas kuantitasi 2,05 gmL. Data mengenai uji batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 6 dalam tabel 6.3. Tabel 4.4. Hasil uji batas deteksi, batas kuantitasi dan koefisien fungsi Parameter Nilai Simpangan Baku Residual S yx 98,17 Limit Deteksi LOD 0,619 gmL Limit Kuantitasi LOQ 2,05 gmL 9.1.2.3.Uji Selektivitas Uji selektivitas dilakukan terhadap sampel konsentrasi 5 gmL dilakukan sebanyak 6 kali untuk mengetahui spesifitas metode tersebut. Syarat untuk uji selektivitas adalah RSD Relative Standard Deviation dengan nilai ≤ 15 dan akurasinya diff dengan nilai ± 15. Data hasil uji rata-rata terdapat pada tabel 4.5 dan Data hasil percobaan tercantum pada lampiran 7 dalam tabel 6.4. 500 1000 1500 2000 2500 1 2 3 4 5 6 7 L uas A re a µ A U Konsentrasi μgmL Kurva Kalibrasi Lansoprazol dalam Darah 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.5. Hasil uji rata-rata selektivitas C μgmL Rata-rata Luas Puncak µAU SD RSD diff rata-rata 5 1630,92 13,26 0,813 -0,793 Keterangan: C = Konsentrasi SD = Simpangan Baku KV = Koefisien Variasi 9.1.2.4.Uji Akurasi Uji akurasi dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 3 gmL, 4 gmL dan 5 gmL dilakukan sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi. Syarat hasil uji akurasi adalah diff dengan nilai ≤ 15. Kemudian dihitung pula nilai perolehan kembali recovery, nilai ini disyaratkan pada ≤ 15 dalam sediaan biologis. Hasil uji rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.6 dan data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 8 dalam tabel 6.6. Tabel 4.6. Hasil uji rata-rata akurasi 9.1.2.5.Uji Presisi Uji dilakukan pada 3 konsentrasi sampel, yaitu pada 3 gmL, 4 gmL dan 5 gmL diulangi sebanyak 3 kali untuk masing-masing konsentrasi, dilakukan pada pengujian intra-hari dalam 1 hari dan inter-hari selama 2 hari berturut-turut. Syarat hasil uji presisi adalah simpangan baku relatif atau RSD Relative Standard Deviation dari masing-masing konsentrasi dengan nilai ≤ 15. Hasil uji rata-rata presisi dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 serta data hasil percobaan selengkapnya tercantum pada lampiran 9 dalam tabel 6.7. C μgmL Rata-rata Luas Puncak µAU Rata-rata Perolehan Kembali SD RSD diff rata-rata 3 714,3 104,09 8,57 1,2 4,09 4 1231,5 105,16 2,89 0,24 5,16 5 1636,27 101,09 18,1 1,11 1,09 29 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.7. Hasil uji rata-rata presisi H-1 intra day C μgmL Rata-rata Luas Puncak µAU SD RSD diff rata-rata 3 714,3 8,57 1,2 4,09 4 1231,5 2,89 0,24 5,16 5 1636,27 18,1 1,11 1,09 Tabel 4.8. Hasil uji rata-rata presisi H-2 inter day C μgmL Rata-rata Luas Puncak µAU SD RSD diff rata-rata 3 710,83 9,35 1,31 3,85 4 1205,47 5,8 0,48 3,79 5 1612,73 12,45 0,77 0,1

9.2. Pembahasan