Studi Pustaka Metode Pengumpulan Data

Tabel 3.1. Perbandingan Literatur Sejenis Nama Permata Nur M.R Ahasyweros Sibarani Agus Indra Murti Judul Mobile Surveyor Sebagai Pengembangan Aplikasi Berbasis Lokasi Studi Kasus : Percetakan Paperindo Harsa Bandung – ITB Guide Aplikasi Berbasis Layanan Lokasi Menggunakan GPS DenganSistem Client- Server pada sisi server Metode Penyatuan Peta Pendaftaran Tanah dengan Bantuan Citra Quickbird Dan Gps Kelebihan - Aplikasi mampu menjangkau daerah- daerah terpencil di Indonesia - Alat bisa di pasang di sebuah kendaraan - Dapat mengetahui nama tempat seperti rumah sakit, nama jalan, taman dan sebagainya - Menyatukan peta- peta sesuai dengan titik koordinatnya sehingga peta yang di hasilnya mendekati keadaan sebenarnya Kekurangan - Untuk konek ke server membutuhkan GPS receiver dan handphone di lengkapi Bluetooth dan wireless LAN - Karena proses untuk mendapatkaan sebuah koordinat GPS receiver mengirimkan data ke hanphone melalui bluetooth baru ke server - Keterbatasan pencarian nama tempat karna hanya di daerah bandung saja dan lokasi di input manual karna menggunakan MAPSERVER sebagai peta digitalnya - Butuh banyak waktu untuk menyatukan peta- peta yang ada sekarang ini. ada kemungkinan data tidak sampai Setelah penulis pelajari terdapat sesuatu yang dapat dikembangkan dari ketiga literature sejenis, yaitu: 1. pengiriman paket data GPS tidak melalui bluetooth melainkan melalui koneksi gprs internet sehingga tidak memakan waktu, dengan demikian pengirimin paket data dari GPS dapat dilakukan secara real time. 2. Untuk menampilkan peta memanfaatkan google maps karna mencakup seluruh dunia dan lebih akurat di bandingkan membuat peta sendiri. 3. Mengetahui posisi orang yang ingin di ketahui dengan memanfaatkan GPS. Hal inilah yang akan penulis lakukan dalam skripsi ini. B. Litelatur Aplikasi Sejenis Berdasarkan data yang didapat dari situs http:www.google.com, maka penulis mendapatkan beberapa aplikasi sejenis diantaranya : Google Map GPS Cell Phone Tracker Vendor : Nick Website : http:www.websmithing.com Lisensi : Open Source Jenis : Front End Hasil Pengamatan: Google Map GPS Cell Phone Tracker merupakan perangkat lunak yang mampu mengirimkan data gps dari handphone ke server lalu di tampilkan kembali di web browser melalui PC. Namun menurut kami ada beberapa kekurangannya ya itu dari tampilan yang sangat seder hada pada hanphone dan webnya dan fitur-fitur yang di miliki sangat sederhana. Maka dari itu kami mencoba untuk membuat aplikasi yang lebih menarik dari sisi tampilan ataupun fitur-fitur yang lebih kaya lagi, dengan memanfaatkan beberapa source code yang di butuhkan pada aplikasi ini sebagai pondasi aplikasi yang akan di buat sehingga mempercepat dalam pembuatan aplikasi. Adapun perbandingannya seperti berikut ini : Tabel 3.2. Perbandingan Literatur Aplikasi Sejenis Aplikasi Literatur Sejeni Aplikasi Yang Akan Dibuat - Pada aplikasi ini semua orang bisa melihat lokasi kita sehingga tidak privasi. - Fitur yang sangat minim pada website dan mobile, pada website hanya memiliki fitur delete zoom dan refresh dapat di lihat pada gambar 3.1 dan pada mobile hanya menampilkan text berupa informasi bahwa aplikasi - Adanya fasilitas login sehingga hanya pengguna yang dapat melihat lokasi pengguna. - Kaya akan fitur dan tampilan yang cukup menarik pada website dan mobile, pada website pengguna dapat melakukan registrasi, login, direction pencarian rute jalan, Location posisi terakhir saat sedang di aktifkan dapat di lihat pada gambar 3.2 gps di aktifkan, realtime monitoring gps secara realtime, history melhat perjalanan pengguna sebelumnya, dan setting untuk melakukan CRUD “Create Read Update Delete” dapat di lihat pada gambar 3.2, sedangkan pada mobile memiliki fitur-fitur menarik seperti Tracker untuk mengirim paket data ke server, Location untuk mengetahui lokasi pengguna saat ini, Search untuk mencari lokasi orang lain dengan memasukan gpsid, Weather untuk mengetahui perkiraan cuaca dilokasi pengguna dan Setting untuk menyeting aplikasi mobile agar di kenali oleh server dapat di lihat pada gambar 3.4. Gambar 3.1 Tampilan Website Pada Literatur Sejenis Gambar 3.2 Tampilan Mobile Pada Literatur Sejenis Gambar 3.3 Tampilan Website Pada Aplikasi Yang Akan Dibuat Gambar 3.4 Tampilan Website Pada Aplikasi Yang Akan Dibuat

3.1.3 Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap calon pengguna aplikasi, ternyata aplikasi yang akan di buat oleh peneliti cukup dibutuhkan, mengingat aplikasi yang sudah ada sebelumnya masih banyak kekurangan baik dari sisi fitur, keamanan, dan kemudahan dalam penggunaan aplikasi. Hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.

3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang akan digunakan yaitu metode yang mengikuti kaidah berbasis objek object orientedOO. Pada kasus ini menggunakan Agile Software Development dan proses model menggunakan Extreme Programming XP. Pemilihan metode ini dikarenakan aplikasi yang akan dibuat tidak terlalu kompleks dan tergolong perangkat lunak kecil dan juga hanya membutuhkan waktu pengerjaan yang singkat. XP mencakup beberapa aturan dan praktek yang terdiri atas planning, design, coding dan test. Berikut penjelasan dari masing-masing tahapan yang akan dilakukan pada pembuatan aplikasi ini.

3.2.1 Planning

Pada tahapan ini perencanaan terhadap software yang diinginkan mengacu pada user stories. User stories menggambarkan fitur dan fungsi yang dibutuhkan terhadap software tersebut. Ketika semua user stories telah ditentukan, developer akan menentukan lama pengerjaan untuk tiap-tiap user stories. Adapun beberapa fungsi dan kebutuhan dari aplikasi adalah sebagai berikut: a. Menentukan visi aplikasi b. Menentukan fitur kunci c. Menentukan tujuan aplikasi d. Menentukan pengguna aplikasi e. Menentukan informasi yang dibutuhkan f. Mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan aplikasi g. Membuat Use Case sebagai gambaran umum h. Membuat User Stories sebagai inti perencanaan dari XP

3.2.2 Design

Proses desain pada XP mengikuti prinsip KIS Keep It Simple . Desain akan berisikan semua implementasi dari stories tanpa ada pengurangan maupun penambahan. Desain yang memiliki fungsi tambahan tidak disarankan. XP menggunakan CRC Class-Responsibility-Collaborator cards untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan kelas berorientasi objek yang berkaitan dengan proses pengembangan software . Jika terdapat kesulitan untuk melakukan desain terhadap stories , XP menyarankan untuk membuat prototype dari desain tersebut. Hal ini disebut sebagai spike solution, prototype nantinya akan diimplementasikan dan dievaluasi. XP menyarankan refactoring, sebuah teknik pengembangan yang juga teknik desain. Fowler mendeskripsikan refactoring sebagai berikut: “Refactoring adalah proses perubahan sebuah system software dengan satu cara yang tidak merubah behavior