Sistematika Penulisan Masalah Kependudukan Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

3. Teknik dan Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara Geometric Rate of Growth pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga bunga majemuk. Jadi pertumbuhan penduduk rate of growth adalah sama untuk setiap tahun. Adapun rumus Geometric Rate of Growth tersebut adalah sebagai berikut : P t = P 1+r t Dimana : P t = Jumlah penduduk pada tahun t P = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun

1.6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut, yaitu : BAB 1 : Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, maksud dan tujuan penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 : Landasan Teori Bab ini menjelaskan tentang sumber- sumber data kependudukan, faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk beserta pengertiannya, proyeksi dan kegunaannya, dan perhitungan-perhitungan. BAB 3 : Gambaran Umum Tempat Riset Bab ini menjelaskan tentang sejarah singkat serta visi dan misi Badan Pusat Statistik BAB 4 : Evaluasi dan Penbahasan Bab ini memberikan uraian tentang data yang telah diamati dan beserta analisisnya. BAB 5 : Implementasi Sistem Bab ini menjelaskan tentang implementasi sistem yang digunakan untuk analisis penelitian. BAB 6 : Kesimpulan dan Saran Bab ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran sebagai akhir penulisan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Masalah Kependudukan

Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu : 1. Jumlah penduduk yang besar. 2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi. 3. Penyebaran penduduk yang tidak merata. 4. Komposisi umur penduduk yang timpang. 5. Dan masalah mobilitas penduduk. Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.

2.2. Pengertian-pengertian

Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada. Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

2.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu : 1. Fertilitas Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. 2. Mortalitas Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. 3. Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap di suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politiknegara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen di suatu daerah ke daerah lain. Universitas Sumatera Utara Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu : 1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal. 2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan. 3. Faktor-faktor yang menghambat. 4. Faktor-faktor pribadi.

2.2.3. Susunan Penduduk

Susunan penduduk atau komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, kebangsaan, suku bangsa, dan sebagainya.

2.2.4. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Misalnya dalam sutu negara terdapat penduduk umur tua 50 tahun keatas lebih banyak, maka diharapkan negara tersebut mempunyai angka kelahiran yang rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan wanita, bisa mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka pertumbuhan. Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keaadan sosial, ekonomi dan keluarga. Komposisi penduduk umur tua digambarkan dalam piramida penduduk yang dapat mencerminkan apakah negara tersebut mempunyai ciri penduduk tua atau muda. Sedangkan pada penduduk umur muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan Universitas Sumatera Utara beban tanggungan yaitu angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas dengan banyaknya orang yang produktif umur antara 16-64 tahun.

2.2.5. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk merupakan indikator daripada tekanan penduduk di suatu daerah. Kepadatan di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya penduduk perkilometer persegi. Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus : KP = h LuasWilaya ilayah udukSuatuw Jumlahpend

2.3. Proyeksi

Proyeksi adalah perhitungan untuk meramalkan atau untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data tahun dasar. Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaa penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Manfaat atau kegunaan daripada proyeksi adalah untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi, sebagai alat perencanaa yang tujuannya untuk menyediakan jasa sebagai response terhadap penduduk yang Universitas Sumatera Utara telah di proyeksi dan merubah trend penduduk menuju ke perkembangan demografi sosial dan ekonomi.

2.3.1. Proyeksi Penduduk

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 2004-2008. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat kabupatenkotamadya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung tingkat pertumbuhan penduduk Kota Padangsidimpuan menurut jenis kelamin untuk periode 2004-2008 dengan cara geometrik. 2. Memproyeksikan penduduk Kota Padangsidimpuan menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 20004-2008 dengan metode geometrik. Adapun rumus Geometric Rate of Growth tersebut adalah sebagai berikut : P t = P 1+ r t Dimana : P t = Jumlah penduduk pada tahun t P = Jumlah penduduk pada tahun awal r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun Universitas Sumatera Utara BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

3.1. Sejarah Singkat Badan Pusat Statistik

Sejarah Badan Pusat Statistik dibagi dalam tiga masa, yaitu masa sebelum kemerdekaan, masa setelah kemerdekaan dan masa orde baru. Masa sebelum kemerdekaan dibagi kembali dalam dua masa yaitu masa pemerintahan Belanda dan masa pemerintaha Jepang. 1. Masa Pemerintahan Belanda a. Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali dibentuk oleh direktur pertanian, kerajinan, dan perdagangan Directur Van Landbouw Nijerverheid en Handel yang berkeduduka n di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. b. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk badan statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departeman. Komisi tersebut diserahi tugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik Indonesia. Universitas Sumatera Utara c. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilaksanakan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen UIA yang sekarang disebut kantor bea dan cukai 2. Masa Pemerintahan Jepang a. Pada bulan Juni 1944, Pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang dan militer. b. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomobu Chosasitsu Gunseikanbu. 3. Masa Kemerdekaan Republik a. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia. Tahun 1946 kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekwensi Linggarjati. Sementara ini pemerintahan Belanda NICA di Jakarta mengaktifkan kembali CKS. b. Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran, tanggal 12 Juni 1950 No. 219 S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Universitas Sumatera Utara Statistik KPS dan berada dibawah dan bertanggung jawab kepada menteri kemakmuran. c. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P44, lembaga KPS berada dibawah tanggung jawab menteri perekonomian. Selanjutnya keputusan menteri perekonomian tanggal 24 Desenber 1953 No. 18.009M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B. d. Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 Tahun 1957, kememterian Perekonomian dipecah menjadi kementerian Perdagangan dan perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No. 172 Tahun 1957, terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 nama KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah Perdana Menteri. 4. Masa Orde Baru Sampai Sekarang a. Pada pemerintahan orde baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi Biro Pusat Statistik. b. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu : 1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang organisasi BPS 2. Perturan Pemerintah No. 16 tahun 1980 tentang organisasi BPS Universitas Sumatera Utara 3. Perturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang organisasi BPS dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statiatik 4. Undang-undang No. Tahun 1997 tentang statistik. 5. Keputusan Presiden RI No. 86 tentang BPS. 6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. PP No. 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan Statistik c. Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah No. 6 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 di tiap propinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama kantor statistik propinsi. Di KabupatenKotamadya terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Sstatistik KabupatenKotamadya. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang Statistik sebagai pengganti undang-undang No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 ditetapkan nama Badan Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru. Universitas Sumatera Utara

3.2. Visi dan Misi Badan Pusat Statistik