Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi Tahun 2012

(1)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

HARTONO WIDHODHO

092407094

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mempeoleh Ahli Madya

HARTONO WIDHODHO

092407094

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

PERNYATAAN

PROYEKSI PERTUMBUHAN PNDUDUK DI KOTAMADYA

TEBING TINGGI TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, April 2013 Hartono Widhodho 092407094


(4)

Penghargaan

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga ini dengpenulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

Terima kasih saya kepada bapak Drs.Pangeran Sianipar,M.S dan

Drs.Faigiziduhu Bu’ulolo, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian tugas akhir ini

yang telah memberikan panduan dan penuh kepercayaan kepada saya untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas pada proffesional telah diberikan kepada saya agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih juga saya tunjukan kepada Ketua Departemen Matematika Prof. Dr. Tulus, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Serta para dosen pada Departemen Matematika FMIPA USU dan pegawai di FMIPA USU.

Terkhusus saya ucapkan terimaksih kepada kedua orang tua saya Bapak Drs. Suharto dan Ibu Harlis yang tercinta atas kasih sayang dan dukungan moril maupun materil yang diberikan kepada saya selama ini. Kedua adik kandung saya Akbar dan Tia, saudari angkat saya Elviera. Dan terkhusus untuk Lailan Azizah Rangkuti yang selalu menemani saya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Serta para sahabat yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan bantuan selama di perkuliahan yang tidak dapat saya ucapkan satu persatu namanya.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dimasa yang akan datang.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan i

Pernyataan ii

Penghargaan iii

Daftar Isi iv Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Identifikasi Masalah 7

1.3Bahasan dan Rumusan Masalah 7

1.4Maksut dan Tujuan Penelitian 8

1.5Manfaat Penelitian 8

1.6Metode Penelitian 9

1.7Sistematika Penulisan 10

Bab 2 : TINJAUAN TEORITAS

2.1 Pengerian Proyeksi Penduduk 12

2.2 Teori Kependudukan 15

2.3 Metode Yang Digunakan 18


(6)

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT KOTA TEBING TINGGI

3.1 Sejarah Singkat Kota Madya Tebing Tinggi 20

3.2 Uraian Singkat Data Kependudukan 26

BAB 4 : ANALISA PENELITIAN

4.1 Arti dan kegunaan data Statistik 25

4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Madya Tebing Tinggi Tahun 2012 28 4.3 Perkiraan Jumlah penduduk 35

4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) 38

BAB 5: IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Tahap Implementasi 40

5.2 Pengaktifan Windows 41

5.3 Jendela Lembar Kerja Excel 42

5.4 Pengisian Data 43

5.4 Pembuatan Grafik 44

Bab 6 : PENUTUP

6.1 Kesimpulan 46

6.2 Saran 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dari tahun 2000-2010 30

Tabel 4.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kotamadya Tebing Tinggi Menurut

Jenis Kelamin 34

Tabel 4.3 Hasil Ramalan Jumlah Penduduk Tahun 2011-2012 di Kota Tebing Tinggi 37 Tabel 4.4 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Kota Tebing Tinggi Tahun 2011-2012


(8)

Daftar Gambar

Halaman Gambar 3.1 Lambang Kotamadya Tebing Tinggi 20

Gambar 3.2 Peta Kotamadya Tebing Tinggi 21

Gambar 5.1 Tampilan Pengaktifan Windows 41

Gambar 5.2 Jendela Lembar Kerja Excel 42

Gambar 5.3 Pengisian Data 43


(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Robert Malthus yang datang di akhir abad ke 18 dengan teorinya, pada dasarnya menyatakan bahwa penduduk yang banyak merupakan penyebab kemiskinan. Menurut Malthus laju pertumbuhan penduduk yang mengikuti deret ukur tak akan pernah terkejar oleh pertambahan makanan dan pakaian yang hanya bertambah secara deret hitung. Namun pada akhir abad ke XX teori Malthus ini mulai dibantah oleh pakar kependudukan dan pakar ekonomi. Alasan teori ini mulai ketinggalan disebabkan telah berhasilnya beberapa negara mengurangi laju pertumbuhan penduduk, sementara dari sisi produksi telah berhasil ditingkatkan melalui kemajuan terknologi. Teori Malthus ini pada dasarnya beranjak dari dua gagasan utama:

1. manusia selalu memerlukan sandang pangan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2. nafsu seksual antara dua jenis kelamin akan selalu ada dan tidak akan berubah sifatnya.


(10)

Kebijaksanaan kependudukan nasional pada hakikatnya bertujuan mempengaruhi sistem demografi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem-sistem yang lain dalam makro sistem kependudukan, untuk membawa penduduk kepada suatu keadaan di mana ciri dan perilaku demografinya menguntungkan bagi pembangunan nasional yang pada hakikatnya merupakan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk itu sendiri. Sebagai fenomena yang sudah menjadi masalah dapat disebut antara lain:

1. Tekanan-tekanan pada usaha peningkatan ekonomi karena jumlah penduduk

yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang cepat.

2. Tekanan-tekanan pada usaha pembangunan, pendidikan dan tenaga kerja karena

komposisi penduduk yang muda dan pertambahan yang cepat dari golongan penduduk usia sekolah dan tenaga kerja.

3. Masalah-masalah pada usaha keamanan dan pembangunan daerah karena tidak

terpenuhinya kesempatan kerja dan kepadatan penduduk yang tinggi yang tidak merata.

Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan ekonomi berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan ekonomi. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:


(11)

1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang, dan papan.

2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya

terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.

3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di

kota-kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin kota.

Sekitar 200 tahun lalu Thomas Malthus mengajukan sebuah teori tentang hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi yang masih

dipercaya oleh banyak ahli sampai saat ini. Dalam bukunya yang berjudul Essay on the

principle of population tahun 1789, Thomas Malthus merumuskan sebuah konsep pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing return). Malthus melukiskan suatu kecenderungan bahwasanya jumlah populasi di suatu Negara akan meningkat sangat cepat pada deret ukur atau tingkat geometrik. Sedangkan pada saat yang bersamaan persediaan pangan meningkat menurut deret hitung. Maltus menjelaskan bahwa tidak seimbangnya laju pertumbuhan penduduk dengan ketersedian pangan dapat menyebabkan terjadinya ledakan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat terjadi


(12)

akibat dari 3 faktor pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (fertility), kematian (mortality) dan juga akibat dari migrasi (migration). Dalam teorinya tersebut Malthus memiliki kelemahan karena dia tidak memperhitungkan begitu besarnya dampak sosial dan teknologi dalam mengimbangi laju pertumbuhan penduduk.

Di negara-negara berkembang perkembangan penduduk sangat pesat khususnya di daerah perkotaan yang merupakan pusat dari kegiatan ekonomi. Tingginya perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi yang dilakukan oleh penduduk pedesaan. Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan mempengaruhi pertambahan penduduk perkotaan. Todaro (2000) menyatakan bahwa munculnya urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya pertumbuhan penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Tingginya angka migrasi ke kota menyebabkan tidak meratanya distribusi penduduk atau persebaran penduduk sehingga terjadi pemusatan penduduk di perkotaan. Akibatnya kepadatan penduduk di perkotaan tersebut semakin tinggi. Tingginya angka migrasi ini disebabkan karena adanya faktor-faktor penarik dan pendorong yang menyebabkan penduduk pedesaan atau penduduk daerah lain tersebut melakukan perpindahan kedaerah perkotaan.

Todaro (1979) berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Todaro menyebutkan motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang


(13)

rasional. Mobilitas ke perkotaan mempunyai dua harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperolehnya di tempat asalnya.

Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pertambahan penduduk di daerah perkotaan semakin tinggi. Tidak terkecuali di Kota Tebing Tinggi, Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing Tinggi tumbuh dengan cepat seiring dengan perkembangan fasilitas yang ada baik fasilitas ekonomi seperti sektor industri, serta fasilitas pendukung lainnya. Pada umumnya sektor industri besar/sedang di Kota Tebing Tinggi berstatus perorangan (tujuh unit), dan tujuh unit berstatus PT dan satu unit CV. Lokasi usaha paling banyak di Kecamatan Bajenis (enam unit). Tenaga kerja pada sektor industri besar/sedang umumnya bekerja pada kelompok industri kimia yakni minyak bumi, batubara, karet dan plastik. Kelompok industri makanan dan minuman serta tembakau. Kelompok industri barang logam yakni mesin dan peralatan. Tenaga kerja yang lain tersebar di kelompok industri tekstil yakni pakaian jadi dan kulit. Kelompok industri kayu yakni peralatan rumah tangga. Kelompok industri kertas yakni penerbitan dan percetakan. Tenaga kerja pada sektor industri besar/sedang yang akhirnya juga bekerja pada kelompok industri pengolahan lainnya. Besarnya nilai out put yang dihasilkan oleh sektor industri tersebut pada tahun 2008 mencapai 1.167,4 milyar rupiah. Sementara biaya input yang dikeluarkan pada tahun 2008 mencapai 998,4 milyar rupiah dengan demikian nilai tambah yang dihasilkan pada tahun 2008 mencapai 169 milyar rupiah. Perkembangan


(14)

ekonomi Kota Tebing Tinggi dipacu karena letak strategis Kota Tebing Tinggi yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Kota Tebing Tinggi merupakan

daerah hynterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga

sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota.

Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau Negara pada waktu tertentu maka dilaksanakanya sensus penduduk atau perhitungan cacah atau survei, serta catatan–catatan untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan

dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran–sasaran pembangunan

di masa yang akan datang.Di dalam Garis-garis Besar Hal uan Negara dinyatakan bahwa jumlah penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik.Namun dengan pertumbuhan penduduk yang pesat sulit untuk meningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan secara layak dan merata. Hal ini berarti bahwa penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi tidak akan mudah tercapai. Lalu lintas antar kota menjadikan wilayah ini daerah transit. Kota Tebing Tinggi yang merupakan bahagian dari pemerintah kota di Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk pada tahun 2008

mencapai 141.059 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 3.712 jiwa/Km2 (Sumatera

Utara Dalam Angka 2009). Banyaknya industri-industri dan tersedianya sarana dan prasarana yang lebih baik di Kota Tebing Tinggi merupakan daya tarik bagi penduduk dari daerah lain untuk dapat tinggal di kota tersebut. Banyaknya industri-industri tersebut memunculkan harapan bagi penduduk daerah lain untuk mendapatkan pekerjaan


(15)

dan pendapatan yang lebih baik. Sehingga banyak penduduk dari luar Kota Tebing Tinggi yang tertarik untuk melakukan migrasi ke kota tersebut.

Dari hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000 sampai dengan 2010 sebagai bahan dasar

penulisan tugas akhir dengan judul “PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK DI

KOTAMADYA TEBING TINGGI TAHUN 2012”. Dengan tujuan agar dapat diketahui sebesar apa pertumbuhan penduduk pertahun dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.

1.2Identifikasi Masalah

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan masalah kependudukan yang perlu diketahui berapa jumlah penduduk laki-laki dan berapa jumlah penduduk perempuan serta jumlah penduduk serta berapa porsi jumlah penduduk yang meninggal dan berapa porsi untuk tingkat kelahiran dan migrasi penduduk dalam keseluruhan di kota madya Tebing Tinggi pada tahun 2012 berdasarkan data tahun 2000-2010.


(16)

1.3Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah

Pembatasaan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti sehingga tidak akan menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih mengarahkan penguraian di atas, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan masalahnya sehingga ada yang menjadi arahan sebagai pedoman yang jelas dan tegas dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu penulis membatasi hanya menghitung taksiran atau ramalan jumlah penduduk untuk tahun 2012 yang berdasarkan data tahun 2000–2010 menurut jenis kelamin dari kelahiran, kematian dan migrasi penduduk.

1.3.2 Rumusan Masalah

Bagaimana mengetahui proyeksi penduduk di Kotamadya Tebing Tinggi pada tahun 2012.

1.4Maksud dan Tujuan Penelitian


(17)

Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengamati dan memberikkan penyajiaan data yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kota Madya Tebing Tinggi

1.4.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan dan

jumlah penduduk di Kota Madya Tebing Tinggi dan memproyeksikanya pada tahun–

tahun berikutnya.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah

1. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi menanggulangi permasalahan penduduk

khususnya Kotamadya Tebing Tinggi

2. Bagi penulis, penelitian ini sebagai media penerapan ilmu dan mengaplikasikan

teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan pemasalahan yang diteliti.

3. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya dalam konteks permasalahan yang sama.


(18)

1.6Metode Penelitian

Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Kepustakaan merupakan suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data ataupun informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal ataupun sumber terbitan lainnya dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan tugas akhir ini.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan penulis dengan mengumpulkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diperoleh dari sumber-sumber yang tercetak, di mana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data secara keseluruhan yaitu jumlah kelahiran, kematian dan tingkat migrasi penduduk.

3. Teknik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi secara Exponential Growth (Pertumbuhan Eksponen). Pertumbuhan penduduk secara geometrik adalah pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga (bunga majemuk). Jadi pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun.


(19)

= Po . e rt

dengan :

= Jumlah penduduk pada akhir tahun t

= Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun Po dan Pt

e = Angka Ekponsial (2,718282)

1.7Sistematika Penulisan

Sistematika diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dan juga dijelaskan model yang akan digunakan untuk proyeksi (ramalan) serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.


(20)

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Dan juga dijelaskan model yang akan digunakan untuk proyeksi (ramalan) serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) dan struktur organisasinya serta sejarah kota Madya Tebing Tinggi.

BAB 4 : ANALISIS PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pengolahan data yang telah ditentukan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Untuk melakukan perhitungan yang meramalkan jumlah penduduk di tahun yang akan datang, presentase perubahan penduduk, sex rasio.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran.


(21)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1Pengertian Proyeksi Penduduk

Dalam rangka perencanaan pembangunan di segala bidang, diperlukan informasi mengenai keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut umur. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan masa kini sudah tersedia dari hasil sensus dan survei-survei, sedangkan untuk masa yang akan datang, informasi tersebut perlu dibuat suatu proyeksi yaitu perkiraan jumlah penduduk dan komposisinya di masa mendatang. Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisi umur dan jenis kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi.

2.1.1 Pengertian Penduduk

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.


(22)

2.1.2 Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

2.1.3 Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda

– tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa

– jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk


(23)

2.1.4 Migrasi

Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain.

Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antar negara boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan – peraturan atau undang – undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.


(24)

2.2 Teori Kependudukan

Tingginya laju pertumbuhan penduduk di beberapa bagian di dunia ini menyebabkan jumlah penduduk meningkat dengan cepat. Di beberapa bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing – masing dari mereka berusaha mencari faktor – faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian

dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh

Garreth Hardin dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist

yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar – pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori – teori kependudukan yang ada.

2.2.1 Aliran Malthusian

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: Essai on Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat


(25)

beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antar laki – laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia. Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks.

Preventive Checks adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.

2.2.2 Aliran Neo Malthusians

Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, teori Malthus mulai diperdebatkan lagi. Kelompok yang menyokong aliran Malthus tetapi lebih radikal disebut dengan


(26)

kelompok Neo-Malthusianism. Menurut kelompok ini (yang dipelopori oleh Garrett Hardin dan Paul Ehrlich), pada abad ke-20 (pada tahun 1950-an), dunia baru yang pada jamannya Malthus masih kosong kini sudah mulai penuh dengan manusia. Dunia baru sudah tidak mampu untuk menampung jumlah penduduk yang selalu bertambah. Paul

Ehrlich dalam bukunya The Population Bomb pada tahun 1971, menggambarkan

penduduk dan lingkungan yang ada di dunia dewasa ini sebagai berikut. Pertama, dunia ini sudah terlalu banyak manusia; kedua, keadaan bahan makanan sangat terbatas; ketiga, karena terlalu banyak manusia di dunia ini lingkungan sudah banyak yang tercemar dan rusak.

2.2.3 Aliran Marxist

Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara – negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.

Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin – mesin untuk

menggantikan pekerjaan – pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem


(27)

kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal – hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis.

2.2.4 Teori John Stuart Mill

Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain. Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.

2.3 Metode yang digunakan

Pada dasarnya ukuran-ukuran dipergunakan dalam demografi sama dengan ukuran yang digunakan pada ilmu lain yaitu ukuran absolute dan ukuran relative. Ukuran relative


(28)

yang digunakan dalam demografi adalah perbandingan rasio, proporsi, persentase dan tingkat (rate).

2.3.1 Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dengan persen (%). Untuk menghitung besarnya angka pertumbuhan penduduk setiap tahunnya maka digunakan Rumus Exponential Growth, yaitu:

= Po . e rt

dengan :

= Jumlah penduduk pada akhir tahun t

= Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun Po dan Pt

e = Angka Ekponsial (2,718282)

2.4 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki – laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya


(29)

dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki – laki per seratus perempuan. Secara umum rumus rasio dapat dituliskan sebagai berikut:

Dimana:

k = konstanta, biasanya nilainya 100

Besar dan kecilnya rasio di suatu daerah dipengaruhi oleh :

a. Sex Ratio Birth

Di beberapa Negara umumnya berkisar antara 10-105 bagi laki-laki per 100 bayi permpuan

b. Pola Mortalitas antara penduduk laki-laki dan permpuan

Jika kematian laki-laki > daripada jumlah kematian perempuan maka rasio jenis kelamin semakin kecil


(30)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT KOTA TEBING TINGGI

3.1Sejarah Singkat Kota Madya Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi

Lambang Kota Tebing Tinggi Gamabr 3.1


(31)

Daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran sungai Padang dan sungai Bahilang itu mulai dihuni sebagai tempat tinggal pada tahun 1864. Inilah pernyataan resmi pertama kali yang dibuat oleh sejumlah tokoh masyarakat Kotamadya Tebing

Tinggi pada tahun 1987. Pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul ―Kertas Kerja

Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi.‖ Makalah ini kemudian dijadikan sebagai Perda yang

menetapkan bahwa awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917. Dalam

makalah itu dipaparkan bagaimana perkembangan daerah ini pasca tahun 1864. Di mana dalam tahun-tahun itu, berdasarkan penuturan lisan yang sambung menyambung, seorang bangsawan dari Wilayah Bandar Simalungun ( sekarang masuk wilayah Pagurawan ) bernama Datuk Bandar Kajum bersama pengikut setianya menyusuri sungai Padang untuk mencari hunian baru, hingga kemudian mereka mendarat dan bermukim di sekitar aliran sungai besar itu. Pemukiman itu bernama Kampung Tanjung

Peta lokasi Kota Tebing Tinggi

Koordinat: 30°9'3" - 30°4'50" Lintang Utara dan 99°4'1" - 99°0'0" Bujur Timur


(32)

Marulak – sekarang Kelurahan Tanjung Marulak, Kec. Rambutan. Namun kehidupan bangsawan dari Bandar ini tidaklah tenteram, karena dia terus saja diburu oleh tentara kerajaan Raya. Maka, Datuk Bandar Kajum pun memindahkan pemukimannya ke suatu lokasi yang persis berada di bibir sungai Padang. Pemukiman itu merupakan sebuah tebing yang tinggi. Dia dan para pengikutnya mendirikan hunian di atas tebing yang tinggi itu sembari memagarinya dengan kayu yang kokoh. Pemukiman Datuk Bandar Kajum inilah yang sekarang berlokasi di Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Kec. Padang Hilir dan kini menjadi lokasi pemakaman keturunan Datuk Bandar Kajum, kemudian yang diyakini sebagai cikal bakal nama Tebing Tinggi.

Pada masa itu, tentara dari Kerajaan Raya suatu kali kembali menyerang Kampung Tebing Tinggi untuk menangkap Datuk Bandar Kajum, tapi karena tidak berada di tempat, Datuk Bandar Kajum yang bergelar Datuk Punggawa ini selamat. Sedangkan keluarganya bersama pengikutnya melarikan diri ke Perkebunan Rambutan yang saat itu di bawah kekuasaan Kolonial Belanda. Lalu dibantu oleh Belanda, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan serangan balasan terhadap tentara Kerajaan Raya ini. Dalam peperangan itu, dia, bersama pengikutnya berhasil mengalahkan penyerang.

Setelah suasana kembali aman, untuk tetap menjaga ketentraman daerah itu, Datuk Bandar Kajum pun mengadakan perjanjian dengan Belanda. Oleh Belanda daerah kekuasaan Datuk Bandar Kajum ini dilebur menjadi wilayah taklukan Kerajaan Deli. Penanda tanganan perjanjian itu, terang kertas kerja tersebut, dilakukan Datuk Bandar


(33)

Kajum dan Belanda di sebuah sampan bernama ―Sagur‖ di sekitar muara sungai

Bahilang.

Adalah Datuk Idris Hood bersama Adnan Ilyas, Drs. Mulia Sianipar, Amirullah, Kasmiran, Djunjung Siregar, Mangara Sirait, Sjahnan dan OK Siradjoel Abidin yang membuat kertas kerja itu dan berusaha menggali historisitas berdirinya Kota Tebing Tinggi. Namun, sebagian besar tokoh itu sudah wafat, sehingga kalangan generasi muda merasa kesulitan untuk melacak akar historis daerah yang bergelar kota lemang itu. Salah satu diantara tokoh itu yang masih hidup adalah Mangara Sirait, mantan anggota DPRD Tebing Tinggi, yang kini bermukim di belakang LP Tebing Tinggi.

Pusat administrasi Kerajaan Padang ini berada di sebuah bangunan bergaya arsitektur Eropah yang saat ini menjadi markas Koramil 013, di Jalan KF Tandean. Bangunan itulah yang jadi saksi bisu keberadaan Kerajaan Padang, kata laki-laki yang memiliki sepuluh anak dan puluhan cucu serta cicit ini. Sedangkan istana raja lokasinya

tidak berapa jauh dari pusat administrasi kerajaan. ―Seingat saya, dulu istana itu masih

ada di belakang panglong, bersisian dengan Jalan Dr. Kumpulan Pane

Historis Kerajaan Padang ini, lanjut dia, bisa dilacak juga melalui cerita lisan yang sambung menyambung, bermula dari memerintahnya seorang penguasa bernama Raja Syah Bokar. Bersama raja ini ada juga beberapa pembantu raja yang dikenal cukup


(34)

berpengaruh masa itu, mereka adalah Panglima Daud berkedudukan sebagai panglima perang dan Orang Kaya Bakir sebagai bendahara kerajaan.

Di bawah pengaruh raja ini, Kerajaan Padang memiliki daerah yang luas terdiri dari puluhan kampung dan dipimpin kepala kampung masing-masing. Tiap-tiap kampung merupakan daerah otonom tapi tunduk pada kekuasaan raja Kerajaan Padang. Di sebelah utara, Kerajaan Padang berbatasan dengan perkebunan Rambutan yang dikuasai Belanda. Di sebelah selatan Kerajaan Padang memiliki kampung-kampung yang menjadi batas wilayahnya dengan Kerajaan Raya, Simalungun. Kampung itu adalah Huta Padang dan Bartong –saat ini berada di Kec.Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagei. Ke arah barat, kerajaan ini mencapai Kampung Pertapaan –sekarang masuk Kec. Dolok Masihul, Sergai. Demikian pula ke arah timur, kerajaan ini memiliki batas

hingga ke Bandar Khalifah—sekarang Kec. Bandar Khalifah, Sergai.

Demikian pula dengan keberadaan etnis Tionghoa telah ada seiring dengan perkembangan hubungan Kerajaan Padang dengan kerajaan lain. Etnis Tionghoa kala itu, banyak menghuni pinggiran muara sungai Bahilang. Kelompok mereka dipimpin

seorang kapitan. ―Hingga kini kalau saya tidak salah kediaman kapitan Cina iu masih

ada di Jalan Iskandar Muda berhadapan dengan bekas bioskop Metro,‖ tegas orang tua


(35)

Di samping kedua etnis ini, orang-orang Belanda juga belakangan menghuni Kerajaan Padang . Ini dibuktikan dengan adanya perkuburan mereka yang disebut

Kerkof (kuburan) di Kampung Bagelen –sekarang di Jalan Cemara.

Beberapa kampung yang spesifik dari kegiatan penduduk kala itu juga masih terabadikan hingga kini, misalnya Kampung Bicara, Bandar Sono, Kampung Persiakan, Kampung Durian, Kampung Jati, Kampung Sawo, Kampung Kurnia, Kampung Jeruk, Kampung Semut, Kampung Tambangan, Kampung Sigiling dan Kampung Badak Bejuang serta beberapa kampung lainnya.

Akan halnya Datuk Bandar Kajum, berdasarkan pada penuturan historis lebih awal ini, diperkirakan sebagai salah seorang pemuka masyarakat di Kerajaan Padang. Dia, mendapatkan kehormatan dari penguasa Kerajaan Padang dengan gelar Datuk Punggawa karena kesertaannya dalam perang menghadapi Kerajaan Raya. Datuk Bandar Kajum pun kemudian diberikan tanah dan wewenang untuk membangun pemukiman yang kemudian disebut Kampung Tebing Tinggi.

Lalu, dari pelacakan akar historis Kota Tebing Tinggi pada masa lalu, setidaknya harapan masyarakat Kota Tebing Tinggi untuk melakukan pemekaran wilayah, sebenarnya memiliki momentum historisitas yang bisa jadi memiliki validitas kuat. Jika menggunakan data sejarah di atas—meski merupakan data lisan sebenarnya wilayah Kota Tebing Tinggi sekarang ini lebih kecil dari wilayah Kerajaan Padang yang berpusat


(36)

di kota itu. Ada puluhan desa dan kampung di hinterland yang dulunya merupakan wilayah Kerajaan Padang.

3.1.1 Penduduk

Sebahagian besar penduduk Kota Tebing Tinggi, ditempati oleh Suku Melayu 70%, Suku Jawa 15%, Batak 8%, Tionghoa dan lain-lain.

3.1.2Makanan khas

1. Lemang

Makanan dari kota Tebing Tinggi adalah Lemang. Lemang merupakan makanan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras bercampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang di atas tungku panjang. Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat, dengan campuran selai bahkan durian.

2. Kue Kacang

Sejak sekitar tahun 2005 di Tebing Tinggi muncul makanan baru, yakni Kue Kacang (di kota lain disebut Bakpia). Kue kacang yang terkenal adalah kue kacang bermerek Rajawali, Beo dan Garuda. Kue kacang banyak dijual di terminal Pajak (Pasar) Mini


(37)

Tebing Tinggi. Karena kelezatannya dan harga yang ekonomis, Kue Kacang mulai menjadi ikon baru kuliner Tebing Tinggi selain Lemang.

3. Halua

Halua merupakan manisan khas melayu. Halua bisa terbuat dari Buah Pepaya yang ditebuk atau dibuat anyaman yang disebut Buku Bemban, Pucuk Pohon Pepaya, Buah Paria, cabai, Meregat, Gelugur dan berbagai bahan lainnya. Meskipun tidak menjadi produksi bisnis, Halua akan tetap ada dalam upacara adat maupun lebaran.

3.2 Uraian Singkat Data Kependudukan 3.2.1 Penduduk Laki-laki dan Perempuan

Dari data penduduk laki-laki dan perempuan menurut jenis kelamin di kota Tebing Tinggi tahun 2010 yaitu banyaknya penduduk laki-laki 71.845 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 73.335 jiwa.

3.2.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk.

Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah dalam kilometer persegi yang merupakan indikator dari tekanan penduduk suatu daerah. Kepadatan penduduk di kota Tebing Tinggi tahun 2010 mencapai 3.777


(38)

jiwa per kilometer persegi sedangkan untuk jumlah penduduk di kota Tebing Tinggi mencapai 145.180 jiwa.

3.2.3Laju Pertumbuhan Penduduk

Perubahan jumlah penduduk melibatkan 3 komponen yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Di mana fertilitas akan menambah jumlah penduduk sedangkan mortalitas akan mengurangi jumlah penduduk. Rata-rata pertumbuhan adalah angka yang menunjukkan tingkat pertumbuhan pertahun dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.


(39)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Arti dan Kegunaan Data Statistik

Analisa Data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:

1. Membandingkan 2 hal ataau lebih variable untuk mengetahui selisih rasionya kemudian diambil kesimpulan.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau

komponen yang lebih kecil agar dapat:

a. Mengetahui komponen yang menonjol.

b. Mebandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.

c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhan.

3. Memberikan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari

suatu kejadian lainnya serta memperkirakan atau meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variebel.


(40)

4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di Kotamadya Tebing Tinggi Tahun 2012

Pertambahan atau Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Dalam mengolah data ini penulis menggunakan model matematis yang sesuai dipergunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2012. Model tersebut adalah model Eksponensial. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

. ……..(I) r =

atau

……….(II)

dengan :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun t (sebelumnya)

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal

r = Angka pertumbuhan (dinyatakan dalam %)

t = Jangka waktu dalam tahun


(41)

4.2.1 Keadaan Jumlah Penduduk

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dari tahun 2000-2010

TAHUN

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

1999 58.369 60.056 118.425

2000 59.823 61.678 121.501

2001 15.443 15.768 31.211

2002 24.517 24.535 49.052

2003 27.721 28.435 56.156

2004 28.108 28.805 56.913

2005 27.793 28.527 56.32

2006 28.288 28.982 57.27

2007 13.626 14.021 21.647

2008 13.728 14.245 27.974

2009 70.072 72.645 142.717

2010 71.845 73.335 145.18


(42)

Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi

Gambar 4.1 Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2000-2010

Di mana : Jumlah Penduduk laki-laki tahun 1999 adalah 58.369 Jumlah Penduduk Perempuan tahun 1999 adalah 60.056 Tanda (-) : Berkurang jumlah penduduk

Setelah menghitung dari jumlah tersebut dapat melihat perentase perubahan penduduk kota Tebing Tinggi menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut:

1. Persentase perubahan jumlah laki-laki

= 0,024605246 = 2,460%


(43)

= 0.462210376 = 46.221%

= 0,122823347 = 12,282%

= 0,013863968 = 1,386%

= -0,011270029 = -1,127%

= 0,017653474 = 1,765%

= - 0.730457082 = - 73.045%

= 7,457801494 = 0,745%

= 1,630083797 = 163,008%

= 0,024987706 = 2,498%

2. Persentase perubahan jumlah Perempuan

= 0,026649811 = 2,664%


(44)

= 0,442117572 = 44,211%

= 0,147519935 = 14,751%

= 0,012928187 = 1,292%

= -9,697964389 = -0,969%

= 0,015823921 = 1,582%

= -0,726117875 = -72,611%

= 0,015849743 = 1,584%

= 1,629176653 = 162,917%

= 9,453408898 = 0,945%

3. Persentase perubahan jumlah Laki-laki dan Perempuan


(45)

= -1,387589484 = -138,758%

= 0,452109823 = 45,210%

= 0,13525241 = 13,525%

= 0,013390237 = 1,339%

= -0,010474061 = -1,047%

= 0,016727194 = 1,672%

= - 0,728258834 = -72,825%

= 0,117582703 = 11,758%

= 1,629586197 = 162,958%

= 0,015311538 = 1,531%

Tabel 4.2 Persentase perubahan Jumlah Penduduk Kota Madya Tebing Tinggi menurut jenis kelamin


(46)

TAHUN

Penduduk

Laki-laki (%) perempuan(%) jumlah(%)

2000 2.46 2.664 5.408

2001 -135.423 -136.394 -138.758

2002 46.221 44.211 45.21

2003 12.282 14.751 13.525

2004 1.368 1.292 1.339

2005 -1.127 -0.969 -1.047

2006 1.765 1.582 1.672

2007 -73.045 -72.611 -72.825

2008 0.745 1.584 11.758

2009 163.008 162.917 162.958

2010 2.498 0.945 1.531

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan (r) jumlah penduduk laki-laki dan permpuan secara keseluruhan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 30,771% dari hasil survey peningkatan ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB yang disarankan pemerintah dalam mewujudkan kesejehteraan keluarga serta adanya penduduk luar yang masuk dan menetap di kota Tebing Tinggi dan penurunan penduduk yang paling kecil adalah pada tahun 2001 pada laki-laki dan penduduk yang paling besar berada pada tahun 2009 . Ini disebabkan karena kesadaran masyarakat terhadap program KB masih tinggi dan pemerintah lebih aktif dalam memberikan penyuluhan KB pada masyarakat


(47)

4.3 Perkiraan Jumlah Penduduk

a. Rata-rata persentase jumlah penduduk laki-laki

ȓ

= =

=

2.0752% = 0.020752

b. Rata-rata jumlah penduduk Perempuan

ȓ

= =

= 1.9972% = 0.019972

c. Rata-rata perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

ȓ

= =

= 3.0771 = 0.030771

Dari rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk yang diharapkan adalah angka perubahan penduduk yaitu ȓ < 3.0771%

Dengan diperoleh rata-rata perubahan persentase jumlah penduduk kota Tebing Tinggi maka proyeksi (taksiran) jumlah penduduk kota Tebing Tinggi pada tahun 2011-2012 dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :


(48)

1. Ramalan Jumlah penduduk laki-laki di kota Tebing Tinggi

P2011 = .

= P2010 . 2.7182820.020752(1)

= 71.845 . 2.7182820.020752(1) = 73.351

P2012 = .

= P2010 . 2.7182820.020752(2)

= 71.845 . 2.7182820.020752(2) = 74.889

2. Ramalan Jumlah Penduduk Perempuan di kota Tebing Tinggi

P2011 = .

= P2010 . 2.7182820.019972(1)

= 73.335 . 2.7182820.019972(1) = 74.814

P2012 = .

= P2010 . 2.7182820.019972(2)

= 73.335 . 2.7182820.020752(2) = 74.889


(49)

3. Ramalan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kota Tebing Tinggi

P2011 = .

= P2010 . 2.7182820.030771(1)

= 145.180 . 2.7182820.030771(1) = 149.716

P2012 = .

= P2010 . 2.7182820.061542(2)

= 145.180 . 2.7182820.061542(2) = 154.395

Untuk lebih jelasnya hasil ramalan (taksiran) jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2011-2012 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Ramalan jumlah penduduk tahun 2011-2012 di kota Tebing Tinggi

TAHUN

Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

2011 73.351 74.814 149.716

2012 74.889 76.323 154.395

Dari hasil ramalan melalui tabel di atas bahwa ramalan (taksiran) penduduk tahun 2011 dan 2012 mendatang adalah sebesar 304.111 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 148.240 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 151.137 jiwa.


(50)

Ramalan jumlah penduduk tahun 2011-2012 dapat dilihat pada grafik berikut :

Gambar 4.2 Hasil Ramalan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi tahun 2011-2012

4.4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Setelah didapat hasil ramalan jumlah penduduk kota Tebing Tinggi untuk tahun 2011-2012 maka penulis akan menjelaskan untuk mencari sex ratio digunakan rumus :

Apabila SR > 100 maka di daerah lebih banyak penduduk laki-laki daripada perempuan Apabila SR < 100 maka di daerah tersebut banyak penduduk perempuan daripada laki-laki. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

1 2 3 4 5 6

jumlah penduduk laki-laki

jumlah penduduk perempuan

jumlah penduduk laki-laki dan perempuan


(51)

Tabel 4.4dibawah ini akan menunjukkan perbandingan laki-laki dan perempuan tahun 2011-2012

Tabel 4.4 Rasio Jenis kelamin penduduk Kota Tebing Tinggi tahun 2011-2012

Tahun jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah penduduk

perempuan Sex Ratio

2011 73.351 74.814 98.044

2012 74.889 76.323 98.121

Jumlah 148.24 151.137 98.083

Dari tabel di atas dilihat bahwa jenis kelamin (Sex Ratio) penduduk Kota Tebing Tinggi besarnya dibawah 100. Hal ini berarti dapat diramalkan pada tahun 2011-2012 secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.


(52)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan ke dalam bahasa pemrograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis

Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan ditetapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri (dalam hal efisiensi si pemakai memori maupun dalam waktu proses mengakses data). Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kendalanya sehingga dapat diketahui kehandalan dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam data pengolahan jumlah penduduk, implementasi yang digunakan penulis adalah menggunakan software excel.


(53)

Selain berfungsi sebagai pengolah angka atau memanipulasi angka, excel juga dapat digunakan untuk memanipulasi teks komputer, untuk mendayagunakan excel dengan maksimum harus juga menguasai sistem operasi Microsoft Windows

5.2 Pengaktifan Windows

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft excel berada pada jaringan Microsoft Windows. Lalu lanjutkan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Dari windows klik start pada taskbar, lalu ketik program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal.

2) Klik Microsoft excel, akan tampil jendela utama excel dan selanjutnya bisa digunakan langsung untuk memanipulasi angka atau data lainnya.


(54)

Gambar 5.1 Pengaktifan Windows

5.3 Jendela Lembar Kerja Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja excel yang siap digunakan lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, di mana kolom berurutan dari atas kebawah dan baris berurutan dari kiri kekanan. Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.


(55)

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel. Sel ini identifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.

Ga mb ar 5.2 Jen dela

Le mb

ar Ker ja Excel


(56)

5.4 Pengisian Data

Pengisian data ke dalam kerja excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada 2 alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel.

Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data

2) Ketik data yang diinginkan

3) Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi

atau mengakhirinya.

Sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit di excel. Dengan alternative ini maka banyak memiliki pilihan yaitu : down, up, right, left dan series (autofill)


(57)

Gambar 5.3 Pengisian Data 5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi 1 dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri namun berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang dibuat grafik

2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog chart type

3. Klik type grafik yang diinginkan dan klik next. Tampil kotak dialog chart source data

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radobutton rows atau colomn yang diinginkan. Klik next tampil kotak dialog chart option.


(58)

5. Pada chart option ketik judul grafik setelah itu klik next tampilkotak dialog chart location.

6. Pilih tempat untuk meletakkan grafik ini lalu klik finish maka grafik akan ditempatkan lembar kerja


(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus exponensial dapat dicari persentase pertumbuhan

berdasarkan jenis kelamin dan dapat diperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang

2. Diperkirakan jumlah penduduk dikota Tebing Tinggi pada tahun 2012 yang akan

datang secara keseluruhan berjumlah 304.111 jiwa.

3. Sex ratio penduduk kota Tebing tinggi secara keseluruhan pada tahun 2012 adalah sebesar 98.083.

4. Jumlah perempuan lebih banyak karena disebabkan oleh tingginya tingkat

kematian yang terjadi pada laki-laki kemudian factor imigrasi di mana biasanya kaum laki-laki lebih banyak merantau dan meninggalkan daerah asalnya untuk mengadu nasib di daerah orang lain.


(60)

6.2 Saran

1. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menggalakkan program KB untuk

mengendalikan pertambahan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat

2. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menjalankan beberapa penyebaran

penduduk seperti transmigrasi, paling tidak dapat menyeimbangkan kepadatan penduduk ditiap daerah.


(61)

Daftar Pustaka

1. BPS.2000.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

1999.Medan.

2. BPS.2005.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

2004.Medan.

3. BPS.2010.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi

2009.Medan.


(1)

5.4 Pengisian Data

Pengisian data ke dalam kerja excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada 2 alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel.

Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2) Ketik data yang diinginkan

3) Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel yang lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.

Sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit di excel. Dengan alternative ini maka banyak memiliki pilihan yaitu : down, up, right, left dan series (autofill)


(2)

Gambar 5.3 Pengisian Data

5.5 Pembuatan Grafik

Grafik pada excel dapat dibuat menjadi 1 dengan data terpisah pada lembar grafik tersendiri namun berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada excel bisa menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah:

1. Sorot sel atau range sel yang dibuat grafik

2. Klik icon chart wizard. Tampil kotak dialog chart type


(3)

5. Pada chart option ketik judul grafik setelah itu klik next tampilkotak dialog chart location.

6. Pilih tempat untuk meletakkan grafik ini lalu klik finish maka grafik akan ditempatkan lembar kerja


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan rumus exponensial dapat dicari persentase pertumbuhan berdasarkan jenis kelamin dan dapat diperkirakan jumlah penduduk di masa yang akan datang

2. Diperkirakan jumlah penduduk dikota Tebing Tinggi pada tahun 2012 yang akan datang secara keseluruhan berjumlah 304.111 jiwa.

3. Sex ratio penduduk kota Tebing tinggi secara keseluruhan pada tahun 2012 adalah sebesar 98.083.

4. Jumlah perempuan lebih banyak karena disebabkan oleh tingginya tingkat kematian yang terjadi pada laki-laki kemudian factor imigrasi di mana biasanya


(5)

6.2 Saran

1. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menggalakkan program KB untuk mengendalikan pertambahan penduduk yang dari tahun ke tahun semakin meningkat

2. Agar pemerintah kota Tebing Tinggi menjalankan beberapa penyebaran penduduk seperti transmigrasi, paling tidak dapat menyeimbangkan kepadatan penduduk ditiap daerah.


(6)

Daftar Pustaka

1. BPS.2000.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi 1999.Medan.

2. BPS.2005.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi 2004.Medan.

3. BPS.2010.Statistik Pertumbuhan Penduduk Di Kotamadya Tebing Tinggi 2009.Medan.