2.5. Elektrolisis
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan  menggunakan dua macam elektroda. Pada sel elektrolisis energi listrik
menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Dalam larutan elektrolit, zat terlarut mengalami ionisasi. Kation ion positif akan bergerak ke katoda, dan anion ion
negatif akan bergerak ke anoda. Elektroda tersebut adalah katoda elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dan anoda elektroda yang dihubungkan dengan
kutub  positif.  Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion ion negatif ditarik oleh anoda dan jumlah  elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya
bertambah, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Pada elektrolisis, potensial sel ditentukan untuk mengetahui elektroda mana
yang akan berperan sebagai elektroda positif dan negatif. Harga potensial oksidasi- reduksi biasanya dinyatakan sebagai potensial reduksi standar, yaitu potensial
reduksi bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai aktivitas satu a=1 dan reaksinya reduksi. Jika potensial reduksi positif berarti mudah tereduksi, tetapi jika negatif
berarti sukar tereduksi mudah teroksidasi. Emas biasanya juga dimurnikan dari larutan sianida melalui elektrolisis.
Proses ini melibatkan penggunaan larutan alkali sianida sebagai elektrolit dalam suatu sel dimana besi merupakan suatu katoda dengan harga potensial reduksi +0,77
volt  dan aluminium sebagai anoda  dengan potensial reduksi -1,66 volt. Reaksi sel
yang terjadi adalah sebagai berikut :
2AuCN
2 -
+ 2OH
-
→ 2Au +  4CN
-
+ H
2
O + ½O
2
2.5.1. Sel Elektrokimia dengan Elektroda Aluminium Reaksi Pada Katoda
Reaksi pada katoda adalah reduksi terhadap kation. Jadi yang diperhatikan hanya kation saja.
1. Jika larutan mengandung ion-ion logam alkali, ion-ion logam alkali tanah, ion
logam  Al
3+
dan ion Mg
2+
, maka ion-ion logam ini tidak dapat direduksi dari
Universitas Sumatera Utara
larutan. Yang akan mengalami reduksi adalah pelarut  air  dan terbentuk gas Hidrogen  H
2
pada     katoda. 2 H
2
O    +     2 e →      2 OH
-
+     H
2
2. Jika larutan mengandung asam, maka ion H
+
dari asam  akan direduksi menjadi gas hidrogen pada katoda
2H
+
+    2 e →      H
2
3. Jika  larutan mengandung ion-ion lain, maka ion-ion logam  ini  akan  direduksi
menjadi masing-masing logamnya dan logam yang terbentuk  itu  diendapkan pada permukaan batang katoda.
Au
2+
+   2 e →        Au
Reaksi Pada Anoda
Elektroda pada anoda, elektrodanya  dioksidasi menjadi ionnya. Contoh      :  Au
→           Au
2+
+      2 e Al
→           Al
3+
+       3 e Dalam sistem elektrokimia dengan anoda terbuat dari aluminium, beberapa
kemungkinan  reaksi elektroda dapat terjadi sebagai berikut : Anoda       :  Au
→    Au
2+
+     2 e Katoda      :  2 H
2
O  + 2 e →    H
2
+     2 OH
-
2 H
+
+ 2 e →    H
2
O
2
+ 4 H
+
+ 4e →    2 H
2
O Suaib, 1994
Universitas Sumatera Utara
2.5.2  Hukum Faraday
Akibat aliran arus listrik searah ke dalam larutan elektrolit akan terjadi perubahan kimia  dalam larutan tersebut. Menurut Michael Faraday 1834 lewatnya arus 1 F
mengakibatkan oksidasi 1 massa ekivalen suatu zat pada suatu elektroda anoda dan reduksi 1 massa ekivalen suatu zat pada elektroda yang lain katoda.
Hukum  Faraday I: Massa zat yang timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus  dengan jumlah listrik yang mengalir melalui larutan, disimbolkan
dengan : W =
F t
i e ,
.
atau          W  =
500 .
96 .
. t i
e
dimana  W =  massa zat yang dihasilkan e  =  massa ekivalen
i  =  arus yang mengalir  Ampere t  =  waktu detik
Hukum  Faraday  II : Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan
sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut. Rumus:
m
1
: m
2
= e
1
: e
2
m = massa zat gram e = beret ekivalen = ArValensi = MrValensi
Keenan, 1986.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Spektrometri Serapan Atom