Vagina Bagian Dalam Vagina

2.1.2. Vagina Bagian Dalam

Organ bagian dalam dari sistem reproduksi wanita pertama sekali meliputi; vagina. Bagian ini berbentuk silinder dengan diameter dinding depan kurang lebih 6,5 cm dan dinding belakang sekitar 9 cm, dan sangat elastis. Organ ini berfungsi sebagai saluran menstruasi dan jalan lahir bayi. Dalam kondisi normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan. Dengan demikian, tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka. Serviks leher rahim. Bagian ini terletak di puncak vagina. Serviks biasanya merupakan penghalang masuknya bakteri kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi pelepasan sel telur. Saluran di dalam serviks sangat sempit sehingga selama masa kehamilan janin tidak dapat melewatinya. Akan tetapi, saluran ini dapat meregang pada saat persalinan, yang memungkinkan janin dapat melewati saluran tersebut. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan fertilisasi. Pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir tersebut juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopi untuk membuahi sel telur. Oleh kerana itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi dapat menyebabkan kehamilan. Vagina berakhir pada serviks yakni leher rahim. Dinding vagina terdiri dari otot-otot yang halus dan jaringan- jaringan ikat yang warnanya merah muda: dilapisi oleh lendir tebal yang dinamakan epithelium. Biasanya, dinding-dinding ini saling bersentuhan. Uterus rahim. Bagian ini merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan janin. Bentuknya seperti buah alpokat, agak gepeng. Bagian ini memiliki berat normal 30-50 gram. Rahim bersifat elastis. Rahim akan membesar pada saat seorang wanita mengalami kehamilan dan akan kembali mengecil setelah bayi lahir. Rahim diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi dua bagian, yaitu serviks dan korpus badan rahim. Selama masa reproduksi, panjang korpus adalah dua kali panjang serviks. Korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya akan mengerut. Dengan demikian, bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. Pada bagian dalam dari korpus terdapat lapisan yang disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Endometrium tersebut akan dilepaskan sehingga terjadi pendarahan yang biasa disebut menstruasi, jika tidak terjadi kehamilan. Ovarium indung telur. Bagian ini berfungsi mengeluarkan sel telur ovum. Letak ovarium tidak menempel pada tuba fallopi, tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Sebulan sekali, indung telur kiri dan kanan secara bergiliran melepaskan sel telur. Sel telur yang dikeluarkan adalah sel telur yang telah matang dan siap untuk dibuahi sperma, sel telur tersebut akan dikeluarkan bersama menstruasi. Saat seorang anak perempuan lahir, ovariumnya mengandung sekitar setengah juta ova cikal bakal telur. Setiap ova mempunyai kemungkinan berkembang menjadi sel telur matang. Namun, hanya sekitar 400 ova saja yang berhasil menjadi sel telur matang selama wanita menjalani usia produktif. Fimbria disebut juga umbai-umbai. Bentuknya yang mirip dengan jari tangan berfungsi untuk menangkap telur ovum yang dikeluarkan indung telur. Tuba Fallopi saluran telur. Organ ini merupakan saluran yang terletak di sebelah kanan dan kiri rahim. Organ ini berfungsi sebagai saluran sel telur matang yang dilepaskan oleh indung telur. Tuba fallopi membentang sepanjang 5,0-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. Pada ujung-ujungnya membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika dilepaskan dari ovarium. Corong tersebut dinamakan fimbria. Ligamentum . Organ ini berfungsi untuk mengikat atau menahan organ- organ reproduksi wanita agar terfiksasi dengan baik pada tempatnya, tidak bergerak, dan berhubungan dengan organ sekitarnya. Pribakti B, 2010 Vagina bukanlah suatu saluran seperti pipa sebagaimana sering dikira orang, tetapi suatu organ yang hanya dapat membuka kalau ada suatu yang masuk ke dalamnya. Ia mempunyai kelenturan yang luar biasa; Pada waktu melahirkan anak ia dapat melebar hingga 12,5 cm. Dan lipat-lipatan yang terdapat dalam dinding vagina memungkinkannya menyesuaikan diri dengan apa pun yang ada di dalamnya, apakah itu tampon, penis, ataupun seorang bayi yang cukup besar. Pada dinding vagina terdapat sejumlah jaringan urat darah halus yang disebut pembuluh darah rambut. Suatu cairan yang berasal dari plasma darah secara teratur melewati dinding pembuluh darah rambut ini dan kemudian menyerap melalui dinding- dinding vagina. Proses „berkeringat‟ ini menjaga vagina agar tetap bersih. Hormon estrogen, yang paling banyak terdapat pada hari-hari sebelum seorang wanita mengalami ovulasi membuat dinding vagina menjadi tebal dan memperbanyak lendir pada leher rahim. Inilah sebabnya mengapa seorang wanita paling banyak mengeluarkan lendir vagina pada pertengahan siklusnya. Ketika cairan lendir ini mengalir melalui vagina, beberapa jenis bakteri yang hidup di situ membuatnya menjadi asam. Lingkungan yang asam ini membantu mempertahankan beberapa jenis bakteri vagina yang biasanya disebut flora dalam keadaan seimbang yang sehat. Jika sesuatu mengganggu keseimbangan ini misalnya saja beberapa jenis bakteri berkembang biak dan lebih kuat maka akan terjadilah infeksi. Ernawati, 2005. 2.1.3. Vaginal Douching atau Bilas Vagina Umumnya, membasuh vagina kerap dilakukan setelah buang air kecil dengan air, atau air dan sabun; umumya dilakukan untuk membersihkan alat kelamin. Tindakan tersebut memasukkan cairan ke liang vagina. Tetapi bilas vagina dalam hal ini bukan seperti kalau kita membasuh vagina setelah buang air kecil atau buang air besar. Bilas vagina adalah tindakan yang dilakukan dengan tujuan membersihkan liang vagina dengan menyemprotkan vagina biasanya ada alat khusus atau botol yang menyemprotkan cairan ke vagina yang banyak dijual bebas. Bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan komersial yang mengandung zat asam, bakteriostatik antimikrobial dan surfaktan lemah dengan berbagai surfaktan lemah dengan berbagai kombinasi. Jones, 2009 Bilas vagina dengan homemade dan solusi atau air yang didapati dari apotek over-the-counter merupakan perkara biasa di kalangan wanita di Amerika. Lebih dari 60 juta wanita Amerika antara usia 15 hingga 44 tahun melakukan douche, berdasarkan laporan Center for Disease Control Vital Statistics tahun 1995. Para dokter dan peneliti menyatakan bahwa douching bukan hanya tidak mendatangkan faedah, malah dapat membahayakan. Kopf, 1999 Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi bila kita kurang menjaga kebersihan vagina dan bila ada infeksi dapat menimbulkan bau yang mengganggu, seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis. Untuk itu, menjaga kebersihan vagina menjadi salah satu hal yang sangat penting. Adapun salah satu alasan perempuan melakukan bilas vagina adalah karena mereka terganggu dengan bau yang tidak sedap tersebut. Mereka menyemprot vagina dengan bahan komersial atau ramuan tradisional agar vagina menjadi lebih kering, lebih nyaman, mencegah infeksi, menghilangkan keputihan, membuat vagina lebih „rapet‟, membersihkan sisa darah setelah menstruasi, mencegah kehamilan, dan terhindar dari penyakit hubungan seksual. Menurut pakar kesehatan, sebisa mungkin perempuan tidak usah melakukan bilas vagina untuk membersihkan liang vagina, karena banyak penelitian melaporkan banyak ruginya daripada untungnya. Penelitian di Amerika membuktikan bahwa perempuan yang secara rutin membilas vagina lebih besar kemungkinan terkena masalah kesehatan dari pada perempuan yang tidak rutin melakukannya. Dilaporkan bahwa perempuan yang melakukan bilas vagina 3 kali atau lebih dalam sebulan akan mempunyai risiko 3,6 kali menderita penyakit radang panggul dibandingkan dengan mereka yang melakukannya kurang dari 1 kali sebulan. Sedangkan hubungan antara tindakan bilas vagina dengan penyakit akibat hubungan seksual, dilaporkan perempuan yang selalu menggunakan rebusan daun sirih akan mempunyai risiko jauh lebih besar menderita penyakit-penyakit hubungan seksual. Pribakti, 2010.

2.1.4. Hubungan