59 termotivasi untuk mengumpulkan point sebanyak-banyaknya yang disumbangkan
ke kelompok team asalnya dan ketidaksiapan siswa melaksanakan turnamen juga memicu rendahnya perolehan point yang dikumpulkan.
a. Aktivitas on task siswa
Pada setiap pembelajaran pada siklus I dilakukan observasi untuk mengetahui aktivitas siswa. Jumlah siswa kelas X
1
sebanyak 36 orang yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Observasi terhadap aktivitas belajar
siswa dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas siswa dengan memberikan tanda cek list, dilakukan oleh 2 orang observer. Aktivitas yang
diamati adalah aktivitas on task, yang meliputi mengemukakan pendapat, diskusi kelompok, bertanya kepada guru, dan menjawab pertanyaan dari guru.
Pada siklus I, didapatkan persentase aktivitas on task yang diperoleh, yaitu: 1
mengemukakan pendapat sebesar 11,10, 2 aktivitas diskusi kelompok sebesar 48,60, 3 aktivitas bertanya kepada guru pada saat awal pembelajaran, dalam
diskusi kelas, maupun di akhir pembelajaran dilakukan sebesar 15,27, dan 4 aktivitas dalam menjawab pertanyaan pada saat awal pembelajaran, diskusi kelas
maupun di akhir pembelajaran dilakukan sebanyak 19,44. Masih rendahnya aktivitas on task siswa pada proses pembelajaran siklus I, dikar-
nakan siswa masih belum terbiasa ditempatkan sebagai subyek dalam proses pem- belajaran dan guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Hal ini ter-
jadi tidak lain dikarenakan masih terbiasanya siswa dengan cara pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru, dimana infor-masi datang dari guru,
60 sehingga interaksi antar anggota kelompok masih kurang dalam berdiskusi dan
pada saat siswa dilibatkan aktif dalam mene-mukan konsep dengan menggunakan LKS konstruktivisme, banyak siswa yang merasa kesusahan dan kebingungan
dalam mengerjakan dan mene-mukan konsep. Ini dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan LKS konstruktivisme, siswa lebih terbiasa dalam
menggunakan LKS biasa yang tidak digunakan untuk menemukan konsep dari suatu materi, melainkan membuktikan suatu konsep materi, sehingga pada saat
guru menggunakan LKS yang bersifat menemukan konsep dalam pembelajaran.
b. Penguasaan konsep
Pada akhir siklus I, diadakan tes formatif untuk mengetahui penguasaan konsep
hidrokarbon. Jenis tes berupa tes esai sebanyak 4 soal dengan poin yang berbeda setiap soalnya dan alokasi waktu 1x40 menit. Dari hasil tes formatif yang
dilakukan, didapat data rata-rata skor penguasaan konsep siswa sebesar 66,80. Rata-rata skor tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa masih kurang me-
mahami konsep yang diajarkan pada materi hidrokarbon dan hanya 23 orang siswa dari 36 siswa yang mengikuti tes formatif I memperoleh nilai 64, yang
artinya, persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I baru mencapai 63,88. Persentase ketuntasan belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa, kelas X
1
belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 100 siswa telah mencapai
nilai ≥ 64.
Sebagian besar dari jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar minimal
yang ditetapkan oleh sekolah pada siklus I, didominasi oleh siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran selama siklus I. Ini sejalan dengan pernyataan
61 Sardiman 2
008 yaitu ”dalam belajar diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik”. Keberhasilan belajar ditentukan
dari bagaimana siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran tersebut, semakin aktif siswa tersebut dalam belajar maka akan semakin ingat anak itu akan materi
yang dipelajari dalam proses pembelajaran.
c. Refleksi