Teori Mekanisme Penjatuhan Sanksi Pidana Sebagaimana Yang Diatur

suatu kesimpulan bahwa dalam hal hakim akan menjatuhkan pidana harus memperhatikan asas-asas yang berkaitan dengan pidana yang dijatuhkan. Dua asas yang sangat fundamental yang berkaitan dalam pemberian pidana adalah asas legalitas dan asas cupabilitas atau kesalahan. Asas legalitas menyangkut perbuatan yang merupakan asas kemasyarakatan sedangkan asas kesalahan atau culpabilitas menyangkut orangnya yang merupakan asasindividual dan apa bila digabungkan kedua asas tersebut adalah “asas keseimbangan” antara “nullum crimen sine lege dan asas nulla poena sine culpa ”. Asas keseimbangan atau ide keseimbangan ini merupakan alternatif yang ditempuh dalam kebijakan legislatif dalam rangka pembaharuan hukum pidana yang diwujudkan dalam ketiga permasalahan pokok hukum pidana yaitu masalah tindak pidana, masalah kesalahanpertanggung jawaban pidana dan masalah pidana dan pemidanaan. Tujuan dan pedoman pemidanaan juga tidak terlepas dari konsep keseimbangan di atas hal ini dikarenakan tujuan dan pedoman pemidanaan adalah merupakan implementasi dari salah satu masalah pokok hukum pidana yaitu masalah pidana dan pemidanaan. Secara garis besar dapat disebut “ide keseimbangan” yang antara lain mencakup : a. keseimbangan monodualistik antara kepentingan umummasyarakat dan kepentingan individuperorangan. b. Keseimbangan antara perlindungankepentingan pelaku tindak pidanaide individualisasi pidana dan korban tindak pidana. c. Keseimbangan antara unsurfaktor objektif perbuatanlahiriah dan subjektif orang bhatiniahsikap bhatin, ide”daad-dader strafrecht. d. Keseimbangan antara kriteria formal dan material. e. Keseimbangan antara kepastian hukum, kelenturanelastisitasfleksibelitas dan keadilan. f. Keseimbangan nilai-nilai nasional dan nilai-nilai global internasional universal. 34 34 Barda Nawawi Arif, Pokok-pokok Pemikiran UU Dasar Azas-azas Hukum Pidana Nasional , 2004, hlm. 11.

III. METODE PENELITIAN A.

Pendekatan Masalah Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1 Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif dimaksudkan untuk mempelajari kaedah hukum, yaitu mempelajari, menelaah peraturan perundang-undangan, azas-azas, teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Sedangkan pendekatan yuridis empiris dilakukan untuk mempelajari hukum dalam kenyataan baik berupa penilaian perilaku, pendapat, sikap yang berkaitan dengan pertimbangan hakim menjatuhkan putusan pemidanaan yang lebih tinggi dari pada tuntutan penuntut umum.

B. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka. 2 1 Soerjono, op. cit, hlm. 43. 2 Ibid, hlm.11. Data merupakan sekumpulan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu penelitian yang berasal dari berbagai sumber. Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperoleh secara langsung dari lapangan penelitian dengan cara melakukan wawancara dengan Hakim pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Polisi pada Polresta Bandar Lampung, dan Dosen pada Fakultas Hukum bagian Hukum Pidana untuk mendapatkan data mengenai Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana yang lebih berat terhadap pelaku tindak pidana pemerkosaan. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber hukum yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 3 1 Bahan hukum primer Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang diperoleh dari berbagai sumber hukum yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a Undang-Undang No 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman b Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP 3 http:lawmetha.wordpress.com dikunjungi pada tanggal 10 Juni 2013. Jam 20.00 WIB. 2 Bahan hukum sekunder Bersumber dari bahan-bahan hukum yang dapat membantu dalam menganalisa serta memahami permasalahan dalam penelitian dan diperoleh dengan cara studi dokumen, dan mempelajari permasalahan dari Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang dan berbagi sumber hukum primer lain yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. 3 Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan adalah buku-buku, literatur, makalah, kamus hukum, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan materi ditambah lagi dengan kegiatan pencarian data menggunakan internet.

C. Penentuan Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah Hakim pada Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Polisi pada Polresta Bandar Lampung, dan Dosen pada Fakultas Hukum bagian Hukum Pidana.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang masih memiliki ciri-ciri utama dari populasi dan ditetapkan untuk menjadi informan. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menetapkan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN PENGANIAYAAN (Studi Putusan No. 1794/PID.B(A)/2009/PN.TK)

0 14 66

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA INCEST (Studi Putusan No.24/Pid.B/2012/PN.KLD)

3 21 44

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA TINDAK PIDANA PERBUATAN TIDAK MENYENANGKAN (Studi Kasus Perkara No.39/Pid.B/2010/PN.Mgl)

0 6 43

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN SANKSI PIDANA YANG LEBIH TINGGI DARI TUNTUTAN PENUNTUT UMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN (Studi Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang No.75/Pid.B/2012/PN.TK)

0 17 61

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Putusan PN Nomor : 195/PID.B/2012/PN.GS)

0 7 61

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM PERKARA NOMOR: 483/Pid.Sus./2013/PN.TK

0 4 60

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Putusan Nomor: 66/Pid/2013/PT.TK)

0 0 12

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KELALAIAN YANG MENGAKIBATKAN ORANG LAIN MENINGGAL DUNIA (Studi Putusan Nomor: 144/Pid.Sus/2013/PN.M)

0 0 13

ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA PERCOBAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERZINAHAN (Studi Kasus Putusan No: 300/Pid.B/2017/PN.Tjk)

0 0 13

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Putusan Nomor: 18/Pid.Sus-TPK/2016/PN.Tjk)

0 1 15