Analisa Arus Kas Dalam Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan (Studi Survey pada Perusahaan PT. Indosat Region Nothern Sumatera)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

ANALISA ARUS KAS

DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN (Studi Survey pada Perusahaan PT. Indosat Region Nothern Sumatera)

TUGAS AKHIR Diajukan Oleh

CANDRA HALIM PASARIBU 072101024

JURUSAN D-III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

(3)

ABSTRAK

ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang berguna bagi manajer, investor, kreditur, dan pemakai lainnya dimana laporan tersebut dapat memberikan gambaran arus kas perusahaan sesuai dengan penggolongan aktivitasnya. Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.

Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi kas suatu perusahaan serta kemampuannya dalam memenuhi kewajiban perusahaan dapat dilakukan analisis atas laporan arus kas perusahaan. Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis menuangkannya dalam tugas akhir yang berjudul “Analisa Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan”.

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kas perusahaan, tingkat likuiditas perusahaan, dan keberhasilan analisa arus kas dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan.


(4)

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan baik berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan selama beberapa periode pada PT. Indosat, Tbk NSR. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang mengolah dan memproses data yang terdapat dalam perusahaan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, kemudian akan dilakukan analisis sehingga dari data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis akan melakukan analisis arus kas. Selain itu rasio likuiditas pada PT. Indosat, Tbk NSR. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kas dalam keadaan surplus atau tidak maka perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan dapat membiayai kegiatan operasi sehingga bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau dengan kata lain perusahaan tersebut dalam keadaan likuid atau tidak.

Maka dari kesimpulan tersebut diketahui bahwa analisis arus kas dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam menentukan likuiditasnya.


(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan judul “Analisa Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan kuliah pada program diploma III demi mandapatkan gelar Amd.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, mengingat keterbatasan penulis dalam hal pengetahuan, kemampuan, pengalaman dan juga waktu. Namun, inilah yang terbaik yang dapat penulis lakukan dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi penyempurnaan tugas akhir ini.

Selama persiapan, penyusunan, sampai dengan diselesaikannya tugas akhir ini serta dalam mengikuti kegiatan akademik lainnya, penulis banyak menerima doa, bimbingan, bantuan, saran, dan semangat dari berbagai pihak, karenanya pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terlebih dahulu kepada kedua Orang Tua Penulis berkat doa dan dorongannya penulis dapat menyelesaikan perkuliahan pada program diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik, serta tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:


(6)

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Paham Ginting, SE, MSc, selaku ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Syahfrizal Helmi, SE, M.Si, selaku sekretaris pengelola Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Risanty, SE, MSi, Ak, selaku Dosen Pembimbing tugas akhir penulis yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penyelasaian tugas akhir ini.

5. Para mentor penulis dalam kegiatan proses magang yang telah memberikan izin dalam penyelesaian tugas akhir ini

6. Bapak dan Ibu dosen dan para staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu bagi penulis

7. PT. Indosat yang telah memberikan izin research / survey sebagai kelengakapan dalam penyelesaian tugas akhir ini

8. Abang, Kakak dan Adik penulis yang telah memberikan dorongan bagi penulis

9. Teman – teman anak kost Avros, ITM, USU yang telah memberikan kritik dan saran serta fasilitas dalam penyelesaian tugas akhir ini

10. Pihak – pihak yang telah ikut membantu memberikan pemahaman dalam penyelesaian tugas akhir ini

Tidak ada satupun yang dapat penulis berikan untuk mengganti semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak, selain sebait doa “Sesungguhnya Allah SWT tidak memandang harta dan rupamu. Namun Allah melihat kepada


(7)

hatimu, semoga tulus hatimu menjadi amal ibadah yang mendekatkanmu pada Allah”.

Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya terutama pihak - pihak yang berkepentingan langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb Medan, 26 Mei 2010

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Hal Judul

Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ...iii

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... viii

Daftar Gambar ... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 9

1.7 Lokasi Penelitian ... 9

1.8 Waktu Penelitian ... 10

1.9 Struktur Penelitian ... 11

1.10 Laporan Penelitian ... 11

BAB II. PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Indosat ... 13


(9)

2.3 Struktur Organisasi dan Karyawan ... 20

2.4 Unit Kerja Marketing dan Sales Support ... 23

2.5 Struktur Anak Perusahaan ... 31

2.6 Anak Perusahaan yang Terkonsolidasi ... 32

2.7 Nilai – nilai Perusahaan ... 34

2.8 Penggabungan Usaha Perusahaan, Satelindo, Bimagraha dan IM3 ... 34

BAB III. TOPIK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Pengertian Laporan Arus Kas ... 36

3.3 Pengertian Likuidasi ... 38

3.4 Laporan Keuangan ... 40

3.5 Analisa Laporan Arus Kas ... 46

3.6 Tingkat Likuiditas Perusahaan ... 57

BAB IV. PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

1.1 Jadwal Kegiatan ... 11 3.1 Grafik Tingkat Likuiditas ... 59


(11)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi ... 22

2.2 Status Karyawan ... 22

2.3 Unit Kerja Marketing dan Sales Support ... 23

2.4 Medan Branch ... 29

2.5 Struktur Organisasi PT. Indosat Regional Sales ... 30


(12)

ABSTRAK

ANALISIS ARUS KAS DALAM MENENTUKAN TINGKAT LIKUIDITAS PERUSAHAAN

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang berguna bagi manajer, investor, kreditur, dan pemakai lainnya dimana laporan tersebut dapat memberikan gambaran arus kas perusahaan sesuai dengan penggolongan aktivitasnya. Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.

Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi kas suatu perusahaan serta kemampuannya dalam memenuhi kewajiban perusahaan dapat dilakukan analisis atas laporan arus kas perusahaan. Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo. Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis menuangkannya dalam tugas akhir yang berjudul “Analisa Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan”.

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kas perusahaan, tingkat likuiditas perusahaan, dan keberhasilan analisa arus kas dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan.


(13)

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan baik berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan selama beberapa periode pada PT. Indosat, Tbk NSR. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang mengolah dan memproses data yang terdapat dalam perusahaan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, kemudian akan dilakukan analisis sehingga dari data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis akan melakukan analisis arus kas. Selain itu rasio likuiditas pada PT. Indosat, Tbk NSR. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kas dalam keadaan surplus atau tidak maka perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan dapat membiayai kegiatan operasi sehingga bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau dengan kata lain perusahaan tersebut dalam keadaan likuid atau tidak.

Maka dari kesimpulan tersebut diketahui bahwa analisis arus kas dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam menentukan likuiditasnya.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam sebuah krisis multi dimensional. Krisis ini dimulai dari awal tahun 1998 yang disebut krisis moneter merupakan krisis yang berat harus dihadapi oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Krisis moneter telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga menimbulkan dampak buruk pada eksistensi dunia usaha yaitu berupa kemunduran usaha, baik pada usaha pemerintah ataupun swasta. Dimana perusahaan yang kuat akan bertahan hidup sedangkan perusahaan yang tidak mampu bersaing akan mengalami likuidasi atau kebangkrutan. Selain itu terjadinya krisis global pada tahun 2009 di Amerika Serikat yang telah memberikan dampak keseluruh negara salah satunya negara kita Indonesia. Namun dampak tersebut tidak terlalu membahayakan perekonomian Indonesia.

Oleh karena itu diperlukan dana yang cukup besar dalam melaksanakan peningkatan kegiatan operasi ataupun melaksanakan perluasan usaha. Dana tersebut berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. Sumber internal perusahaaan berasal dari modal sendiri dan laba yang diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan dalam suatu periode. Sedangkan sumber eksternal perusahaan dapat diperoleh dari kreditur seperti bank dan lembaga keuangan lainnya, dan investor seperti pemegang saham.

Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan dana yang didukung oleh kemampuan manajerial dan kepemimpinan dari seorang manajer perusahaan


(15)

untuk merencanakan dan mengorganisasikan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Oleh karena itu, pengolahan sumber daya secara tepat merupakan salah satu faktor penentuan keberhasilan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Sehingga dalam menjalankan suatu usaha, perusahaan harus menyusun laporan keuangan yang menggambarkan segala transaksi yang terjadi di perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan, pihak manajemen dapat menentukan langkah yang tepat agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan informasi yang dapat membantu manajer, kreditur dan investor dalam mnginterprestasikan keadaaan kinerja suatu perusahaan. Salah satu alat analisis atas laporan keuangan yang sering digunakan adalah analisis rasio, namun terdapat alat analisis yang tidak kalah penting dengan rasio keuangan yaitu menganalisis laporan arus kas perusahaaan.

Kas merupakan unsur aktiva yang paling lancar atau dengan kata lain kas merupakan modal kerja yang paling likuid, sehingga dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Setiap perusahaan memerlukan kas untuk menjalankan kegiatan operasi, melunasi kewajiban, dan membagikan deviden kepada para pemegang saham.


(16)

Manajemen dalam memperbaiki struktur keuangan perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan profitabilitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan menjaga likuiditas serta solvabilitas perusahaan. Manajemen harus berusaha meningkatkan pendapatan atau laba usaha untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan, menambah aset perusahaan, dan melunasi kewajiban perusahaan.

Pihak manajemen harus menentukan jumlah kas yang tersedia agar perusahaan mampu memenuhi kewajibannya apabila sudah jatuh tempo, karena kekurangan kas merupakan gejala awal dari kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam mengelola keuangan akan menunjang perusahaan dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha serta mampu bersaing dengan para pesaing. Manajemen dalam menentukan dan menilai tingkat likuiditas perusahaan, disamping membutuhkan informasi neraca dan laporan laba rugi, juga memerlukan informasi keuangan lainnya yaitu laporan arus kas.

Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang berguna bagi manajer, investor, kreditur, dan pemakai lainnya dimana laporan tersebut dapat memberikan gambaran arus kas perusahaan sesuai dengan penggolongan aktivitasnya. Laporan arus kas perlu di analisis untuk menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan kas sehingga kepercayaan kreditur, investor, dan mitra usaha lainnya dapat tetap dipertahankan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul : ”Analisa Arus Kas dalam Menentukan Tingkat Likuiditas Perusahaan”.


(17)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan sebagai bahan untuk diteliti dan dianalisis sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi kas perusahaan setelah dilakukan analisis terhadap laporan arus kas ?

2. Bagaimana tingkat likuiditas pada perusahaan ?

3. Bagaimana hasil dari analisis arus kas dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian karya ilmiah berbentuk tugas akhir guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan kuliah program diploma. Selain itu maksud dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mengetahui sejauh mana penerapan ilmu yang penulis pelajari pada kenyataannya.

Dalam mengacu pada masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui kondisi kas perusahaan setelah dilakukan analisis terhadap laporan arus kas.

2. Mengetahui tingkat likuiditas pada perusahaan.

3. Mengetahui hasil dari analisis arus kas dalam menetukan tingkat likuiditas perusahaan.


(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh :

1. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dalam menganalisis arus kas perusahaan dan merupakan media pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasinya pada perusahaan tempat diadakan penelitian.

2. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan tersebut terutama dalam penilaian posisi keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis laporan arus kas.

3. Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik – topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam karyah ilmiah ini.

1.5 Kerangka Pemikiran

Untuk mengetahui dengan tepat bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan serta kemampuannya dalam memenuhi kewajiban keuangan perusahaan dapat dilakukan analisis atas laporan arus kas perusahaan.


(19)

Pengertian arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah : ”Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ”

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.

Arus kas perusahaan tercermin dalam laporan perubahan posisi keuangan yang berbasis kas yaitu laporan arus kas. Informasi yang diberikan berupa informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

” Laporan arus kas melaporkan penerimaan dan pengeluaran tunai oleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan arus kas dimasukkan untuk memungkinkan investor mengidentifikasi kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya yang jatuh tempo dan membantu para manajer menghindarkan masalah rawan yang umumnya akan terjadi bila perusahaan mengalami kekurangan kas ”. Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas dibuat untuk mengetahui sumber kas yang diperoleh dan pengalokasian kas selama satu periode kegiatan perusahaan. Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan mengenai pemasukan dan pengeluaran kas perusahaan baik rutin maupun tidak rutin selama satu periode.

Makin besar jumlah kas yang ada dalam perusahaan berarti perusahaan mempunyai resiko yang lebih kecil untuk tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya. Tetapi hal ini tidak berarti perusahaan harus mempertahankan


(20)

persediaan kas dalam jumlah yang besar karena semakin besar kas maka semakin banyak uang yang menganggur.

Perusahaan yang mampu menghasilkan kas yang cukup dari aktivitas operasinya kemungkinan besar memiliki kondisi keuangan yang sehat karena tidak tergantung pada sumber pembiayaan dari luar perusahaan. Perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat akan mampu bertahan hidup dan memenuhi kewajiban – kewajiban pada saat jatuh tempo.

Berkaitan dengan likuiditas perusahaan, arus kas memberikan informasi bagi manajer mengenai kesanggupan perusahaan menyediakan kas untuk membayar kewajiban jangka pendek.

Lukman Syamsuddin (2000;41) mengemukakan tentang likuiditas yaitu : ” Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia:.

Menurut pengertian ini, likuiditas berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas. Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.

Likuiditas sering disebut sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk dapat membayar kewajiban jangka pendek perusahaan. Kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendek dari suatu perusahaan dapat diukur dari kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah aktiva non kas menjadi kas. Kebijakan likuiditas merupakan ketentuan yang


(21)

dibuat oleh pihak perusahaan untuk mengatur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.

Untuk menentukan tingkat perbandingan jumlah kas yang tersedia dengan kewajiban yang harus segera dipenuhi, perusahaan harus melakukan analisis tingkat likuiditas perusahaan dengan menggunakan analisis rasio likuiditas.

Mamduh M. Hanafi dan Abdul halim (2003;77) mengemukakan tentang rasio likuiditas adalah sebagai berikut :

”Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan)”.

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan, pada umumnya terdiri dari :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio / Acid Test Ratio)

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Nilai rasio yang rendah menunjukkan adanya masalah likuiditas bagi perusahaan. Sedangkan angka yang tinggi berarti menunjukkkan adanya kelebihan aktiva lancar. Penilaian likuiditas suatu perusahaan menggunakan analisis rasio pada umumnya digunakan pada perusahaan yang siklus operasinya melampaui satu periode akutansi.

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid” atau dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar


(22)

dari utang lancar atau utang jangka pendek, sedangkan perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut dinyatakan dalam keadaan “illikuid”.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang mengolah dan memproses data yang terdapat dalam perusahaan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti, kemudian akan dilakukan analisis sehingga dari data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Untuk itu memperoleh data – data yang diperlukan dalam menyusun tugas akhir ini maka penulis menggunakan cara sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data dari perusahaan yang sedang diteliti untuk kemudian dipelajari, diolah dan dianalisis.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis mempelajari literatur – literatur, buku – buku referensi, dan bahan perkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teori.

1.7 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengadakan riset pada PT. Indosat, Tbk NSR yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No.39 Medan.


(23)

1.8 Waktu Penelitian

Dalam waktu penelitian, penulis hanya wajib sekali seminggu ke PT. Indosat untuk sebagai tinjau lapangan dan sebagai pelaporan sebab penulis masih terikat proses “Magang (PKL / Pekerjaan Lapangan) di kampus penulis sendiri yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(24)

1.9 Struktur Penelitian

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No. Kegiatan

Bulan

April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data 3 Penulisan Laporan

Dalam kegiatan pengumpulan data, Penulis melakukan penelitian selama beberapa minggu mulai April s/d Mei 2010.

1.10 Laporan Penelitian

Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab, yaitu pendahuluan, profil perusahaan/instansi, topik penelitian, dan penutup di mana satu sama lain saling berkaitan.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, struktur penelitian, dan laporan penelitian.


(25)

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi dan karyawan, unit kerja, struktur anak perusahaan, anak perusahaan yang terkonsolidasi, nilai – nilai perusahaan, penggabungan usaha.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori - teori yang mendukung penyusunan tugas akhir ini dan penyelesaian permasalahan.

BAB IV : PENUTUP

Merupakan bagian akhir dari penyusunan tugas akhir yang terdiri dari kesimpulan – kesimpulan serta saran - saran yang dihasilkan dari penelitian ini. Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai referensi dari kesimpulan - kesimpulan yang diperlukan dalam penelitian.


(26)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Seajarah Singkat PT. Indosat

Pelayanan telekomunikasi umum internasional pada mulanya dikelola oleh PT. Telkom. Pada saat itu telekomunikasi yang digunakan adalah sistem komunikasi radio High Frequency (HF) dan Very High Frequency (VHF).

Dengan adanya sistem komunikasi satelit, dunia telekomunikasi mengalami perubahan. Untuk memfasilitasi perubahan ini dibentuk organisasi International

Telecommunication Satellite (Intelsat) yang berfungsi menyatukan standar

komunikasi satelit, yang beranggotakan negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan tujuh negara Eropa.

Satelit pertama yang diberi nama Early Bird atau Intelsat I diluncurkan pada tanggal 6 April 1965 dan berada di atas lautan Atlantik. Satelit tersebut memiliki 2 transponder dengan bandwidth 25 MHz dan kapasitas 240 kanal.

Perkembangan sistem komunikasi satelit membawa pengaruh bagi Indonesia, sehingga pada awal tahun 1967 timbul gagasan pemerintah Indonesia untuk ikut memanfaatkan satelit Intelsat. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang berkedudukan di Jalan Cisanggarung 9 Bandung, Jawa Barat, pada tahun 50-an.

Perkembangan selanjutnya terjadi pemisahan Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi menjadi dua perusahaan negara, yaitu Perusahaan Negara Pos


(27)

dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomunikasi yang kemudian menjadi PT Telekomunikasi Indonesia (PT. Telkom).

Pelayanan jasa telekomunikasi hubungan domestik sepenuhnya dilaksanakan oleh PT. Telkom, sedangkan untuk hubungan internasional dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak swasta asing, yaitu Cable &

Wireless (C&W). Setelah kerja sama selesai, Pemerintah Indonesia yang diwakili

oleh PT. Indonesian Satellite Corporation yang saat itu berkedudukan di Jalan Gondangdia Lama 26 Jakarta, melakukan kerja sama untuk menyelenggarakan pelayanan telekomunikasi internasional dengan perusahaan swasta Amerika yaitu

International Telephone Telegraph (ITT) Corporation pada tanggal 20 November

1967 dengan status Penanaman Modal Asing (PMA). Sebagai wujud nyata diadakan perjanjian Joint Venture International Pemerintah Indonesia, sedangkan ITT sebagai mitranya adalah penyewa selama 20 tahun.

Berdasarkan perjanjian kerja sama internasional Pemerintah Indonesia dengan ITT, dan sesuai dengan akte notaris Mohammad Said Tjoedin yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. J. A5/88/24 tanggal 20 November 1967, maka berdirilah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi Internasional Umum di Indonesia yang bernama PT. Indosat.

Secara operasional PT. Indosat dikenal dengan selesai dibangunnya Stasiun Bumi Intelsat di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, yang diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 28 September 1969. Untuk pertama kali antena standar adalah antena standar A yang berdiameter 27,4 meter yang mengarah ke Samudera Pasifik bernama Pacific Ocean Region (POR).


(28)

Meningkatnya arus telekomunikasi internasional dari dan keluar Indonesia mendorong dibangunnya antena kedua yang juga merupakan antena standar A berdiameter 32 meter yang mengarah ke Samudera Hindia bernama Indian Ocean Region (IOR), dan letaknya berdekatan dengan antena pertama.

Penggunaan antena kedua tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Nurjadin pada tanggal 10 November 1979. Selanjutnya dibangun Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) ASEAN Indonesia-Singapura (I-S) pada tanggal 1 April 1980.

Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 50/1980 diturunkan suatu tim Keppres untuk meninjau kembali status perjanjian internasional antara Pemerintah Indonesia dengan ITT Corporation. Hasil peninjauan tim tersebut memutuskan untuk membeli seluruh saham PT. Indosat oleh Pemerintah Indonesia. Penandatangan naskah perjanjian pembelian saham dilakukan oleh

American Cable & Radio sebagai wakil dari ITT Corp. dan Menteri Keuangan

sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 September 1980.

PT. Indosat resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk Persero di lingkungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada tanggal 31 Desember 1980. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi umum maka melalui PP No. 52, 53, dan 54 tahun 1980, pengelolaan telekomunikasi dipisah menjadi dua, yaitu:

1. Telekomunikasi untuk umum nasional diselenggarakan oleh PT. Telkom. 2. Telekomunikasi untuk umum internasional diselenggarakan oleh PT.


(29)

PT. Indosat kemudian menjadi badan usaha yang memberikan banyak kontribusi terhadap pendapatan negara yang merintis usaha baru, mendorong kegiatan swasta serta berperan sebagai sumber talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan negara.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha informatika dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini:

a. Menjalankan kegiatan penyediaan dan pelayanan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha informatika.

b. Menjalankan kegiatan perencanaan, pembangunan sarana dan pengadaan fasilitas telekomunikasi serta usaha informatika termasuk pengadaan sumber daya yang mendukung.

c. Menjalankan kegiatan pengoperasian (yang meliputi juga pemasaran serta penjualan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha informatika yang diselenggarakan Perusahaan), melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana dan/atau fasilitas telekomunikasi serta usaha informatika dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan (baik di dalam maupun di luar negeri).

d. Menjalankan pelayanan yang berhubungan dengan pengembangan jaringan dan/atau jasa telekomunikasi serta usaha informatika.

PT. Indosat mulai menjalankan jasa telekomunikasi internasional umum sejak tanggal 1 Januari 1982, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 235/PL/101/PHB-81 tanggal 20 Oktober 1981, Keputusan Direktur Jenderal


(30)

Pos dan Telekomunikasi No. 143/ Dirjen/1981, serta perjanjian kerja sama internasional antara PT. Telkom dan PT. Indosat tanggal 31 Desember 1981.

Tahun 1982, dimulailah pembangunan Sentral Gerbang Internasional 2 (SGI-2) yang berlokasi di Medan. Sedangkan untuk menambah fasilitas Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL), pada tanggal 2 Maret 1985 diresmikan pula SKKL Medan-Penang. Kemudian pada tanggal 8 September 1988, PT. Indosat turut serta dalam pembangunan SKKL Asia Tenggara-Timur Tengah-Eropa Barat (SEA-ME-WE). Tahun 1994, Sentral Gerbang Intenasional (SGI-3) dibangun di Batam dan PT. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange sehingga resmi menjadi perusahaan publik.

Pada tahun 1999, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Hal ini ditandai dengan keluarnya UU No. 36 tahun 1999 yang berisikan bahwa PT. Indosat diberi izin menjadi penyelenggara telekomunikasi lokal (domestik) atau disebut dengan Full

Service Network Provider (FSNP). Dengan demikian, Telkom tidak lagi

memonopoli pasar telekomunikasi domestik di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2000, pemerintah memberi izin kepada PT. Indosat untuk menyelenggarakan seluler Indosat Multi Media Mobile (IM3). Peluncuran seluler IM3 dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam. IM3 menjadi pelopor GPRS dan multimedia di Indonesia.

PT. Satelindo menjual sahamnya kepada PT. Indosat pada tahun 2001 dan akhirnya dengan lima anak perusahaannya, PT. Indosat tergabung dalam Indosat Group. Pada tanggal 27 Desember 2002, Pemerintah Indonesia mendivestasikan


(31)

41,94 % sahamnya di PT. Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia

(STT) Pte. Ltd. Dengan ini, PT. Indosat bukan lagi BUMN tetapi kembali menjadi bentuk perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bergerak dalam jasa telekomunikasi dan informasi.

Pada bulan November 2003, diadakanlah penandatangan penggabungan Satelindo dan IM3 ke dalam Indosat Group. Ini diikuti dengan perubahan secara menyeluruh mencakup sumber daya manusia, teknologi, kultur, dan platform nilai-nilai. Perubahan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Pada tahun 2006, Indosat mendapatkan lisensi 3G dan melakukan ekspansi layanan telepon tetap nirkabel di 22 kota besar di Indonesia, dan kemudian pada tanggal 29 November 2006 Indosat meluncurkan 3,5G untuk Jakarta dan Surabaya. Indosat 3,5G ini memungkinkan para pelanggan menikmati mutu suara dan video yang lebih baik, dimana data rate mencapai 3,6 Mbps. 3,5G ini disebut juga HSDPA.

Pada bulan Juni 2008, Singapore Technologies Telemedia (STT) Pte. Ltd. menjual sahamnya kepada Qatar Telecom.

Indosat menjadi penyedia layanan telekomunikasi terlengkap di Indonesia mencakup Selular, Telepon Tetap dan MIDI Pada 31 Desember 2008, saham Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom Q.S.C. (Qtel) secara tidak langsung melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communications Pte Ltd (ICLS) sebesar 40,81%, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29% dan 44,90%.


(32)

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

Seiring dengan kemajuan zaman yang disertai dengan kemajuan teknologi terutama di bidang telekomunikasi, maka PT. Indosat memantapkan visi bisnisnya untuk menyongsong perubahan-perubahan yang semakin cepat. Visi harus bisa dikomunikasikan, dijabarkan kepada seluruh warga INDOSAT (karyawan) dan warga usaha agar bisa diarahkan sesuai dengan visi perusahaan.

Visi PT. Indosat adalah:

1. Menjadi penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi terpadu berfokus seluler/wireless terkemuka di Indonesia.

2. Menawarkan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi yang lengkap dan berkualitas.

3. Berada pada “Top-Of-Mind” pelanggan dalam menyediakan produk, layanan, dan solusi informasi dan komunikasi.

4. Menyediakan produk dan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat yang dilayani.

Misi PT. Indosat adalah:

1. Menyediakan dan mengembangkan produk, layanan dan solusi yang inovatif dan berkualitas untuk memberikan manfaat yang terbaik bagi pelanggan.

2. Meningkatkan shareholder value secara terus menerus. 3. Mewujudkan kualitas hidup stakeholder yang lebih baik.


(33)

2.3 Struktur Organisasi dan Karyawan

Karyawan, Direktur, Komisaris dan Komite Audit

Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 5 Juni 2008, 5 Juni 2007 dan 29 Juni 2006 yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 29, No. 11 dan No. 175 oleh Aulia Taufani, S.H. (sebagai notaris pengganti Sutjipto, S.H.) pada tanggal yang sama, dan resolusi Rapat Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 25 Agustus 2008 yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 343 oleh Aulia Taufani, S.H. pada tanggal yang sama, susunan anggota Dewan Komisaris dan Dewan Direksi pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006, masing-masing adalah sebagai berikut:

*Komisaris Independent

2006 2007 2008

Komisaris Utama

Peter Seah Lim Huat

Peter Seah Lim Huat

H.E. Sheikh Abdullah

Bin Mohammed Bin Saud Al Thani Komisaris Sio Tat Hiang Sio Tat Hiang Dr. Nasser Mohd.

A. Marafih Komisaris Sum Soon Lim Sum Soon Lim Rachmat Gobel

Komisaris -

Sheikh Mohammed Bin Suhaim Hamad Al-Thani Sheikh Mohammed Bin Suhaim Hamad Al-Thani Komisaris Lee Theng Kiat Lee Theng Kiat Jarman

Komisaris Roes Aryawijaya Roes Aryawijaya Rionald Silaban Komisaris Setyanto P. Santosa Setyanto P.Santosa Setyanto P.Santosa Komisaris Lim Ah Doo Lim Ah Doo Michael Francis

Latimer Farida Eva Riyanti

Hutapea

Setio Anggoro Dewo

Thia Peng Heok George

Thia Peng Heok


(34)

2006 2007 dan 2008

Direktur Utama - **/*** Johnny Swandi Sjam

Wakil Direktur Utama Kaizad Bomi Heerjee Kaizad Bomi Heerjee Direktur Keuangan Wong Heang Tuck Wong Heang Tuck Direktur Corporate

Service S. Wimbo S.Hardjito Wahyu Wijayadi Direktur Teknologi

Informasi Joseph Chan Lam Seng Roy Kannan

Direktur Jabotabek dan

Penjualan Korporat Johnny Swandi Sjam Fadzri Sentosa Direktur Penjualan

Regional

Wityasmoro Sih

Handayanto Syakieb A. Sungkar Direktur Pemasaran Wahyu Wijayadi Guntur S. Siboro

Direktur Jaringan Raymond Tan Kim Meng Raymond Tan Kim Meng ** Pada tanggal 16 Juni 2006, Dewan Komisaris telah menyetujui pengunduran diri Hasnul Suhaimi sebagai Direktur Utama, efektif tanggal 8 Juni 2006.

*** Selama tidak adanya Direktur Utama, tugas Direktur Utama dilaksanakan oleh Wakil Direktur Utama.

Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 adalah sebagai berikut:

2006 2007 2008

Ketua Lim Ah Doo Lim Ah Doo Thia Peng Heok

George Anggota Farida Eva Riyanti

Hutapea

Setio Anggoro Dewo

Michael Francis Latimer

Anggota Soeprapto S. IP Soeprapto S. IP Soeprapto S. IP Anggota Achmad Rivai Achmad Rivai

Unggul Saut Marupa Tampubolon

Anggota Achmad Fuad

Lubis

Achmad Fuad

Lubis Rusdy Daryono

Perusahaan dan anak perusahaan (secara bersama-sama disebut “Perusahaan”) mempunyai sekitar 7.700, 7.645 dan 7.786 karyawan, termasuk pekerja harian


(35)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Status Karyawan


(36)

Catatan: Jumlah karyawan per 31 Desember 2008 adalah 7.700 karyawan.

2.4 Unit Kerja Marketing dan Sales Support

Gambar 2.3

Unit Kerja Marketing dan Sales Support

DIVISION HEAD MARKETING & SALES

SUPPORT

MARKETING PROG. &

MARKET ANALYSIS MANAGEMENTRETENTION

SEKRETARIS

PRODUCT SOLUTION

SUPPORT CHANNEL MANAGEMENT

RETENTION MANAGEMENT

a) Marketing Program & Market Analysis

Tugas dan tanggung jawab Marketing Program & Market Analysis adalah: − Mengusulkan target revenue & subscribers per Cabang/ Reps.


(37)

− Monitoring & evaluasi kinerja.

− Analisa dan Pemetaan Pasar & Kompetisi dalam lingkup Regional. − Support database market untuk Cabang/ Reps.

− Menyusun dan mengkoordinasikan program marketing untuk lingkup Regional.

− Melakukan evaluasi pasca program di lingkup Regional. − Manajemen Budget MSS.

Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan channel management untuk target dari tiap – tiap cabang.

b) Product Solution Support

Tugas dan tanggung jawab Product Solution Support adalah: − Melakukan analisa competitiveness product indosat.

− Memformulasikan dan mengusulkan product solution & bundling. − Memformulasikan dan mengusulkan pemberlakuan tarif khusus

untuk all product maupun specific zone.

− Mengkoordinasikan aktivitas akuisisi/ kerjasama Corporate & Community di lingkup Regional.

− Melakukan audit dan monitoring kualitas network dan pelayanan. Fungsi ini biasanya berkoordinasi dengan Retention Management untuk program pelayanan serta unit kerja Technical Operation untuk kualitas network.

c) Channel management

Tugas dan tanggung jawab Channel management adalah:


(38)

− Monitoring & evaluasi distribusi.

− Support database distribusi untuk Cabang.

− Memformulasikan dan mengkoordinasikan evaluasi Dealership lingkup Regional.

− Menyusun dan mengkoordinasikan program distribusi dan Dealership untuk lingkup Regional.

Fungsi ini melakukan koordinasi dengan retention management dan juga dengan marketing program dan market analysis untuk peningkatan distribusi dan juga untuk membantu pemasaran tiap – tiap cabang.

d) Retention Management

Tugas dan tanggung jawab Retention Management adalah:

− Memformulasikan dan mengkoordinasikan program peningkatan revenue dan loyalty di lingkup Regional.

− Memformulasikan dan mengevaluasi kinerja pelayanan. − Support database pelanggan untuk Cabang.

Fungsi ini melakukan koordinasi dengan channel management dan marketing program & market analysis dimana penekanannya lebih kepada tujuan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

e) Contact Center

Tugas dan tanggung jawab Retention Management adalah:

− Menyelenggarakan kegiatan Contact Center Regional (Sumatera). − Mengkoordinasikan kegiatan registrasi kartu prabayar di lingkup


(39)

Fungsi ini biasanya melakukan koordinasi dengan marketing program & market analysis untuk sosialisasi program.

f) Direct sales

Direct sales fokus penjualannya adalah yang terkait dengan corporate seperti midi dan juga matrix termasuk untuk personal user. Dalam menjalankan fungsinya fungsi ini banyak melakukan koordinasi dengan sales administration untuk pengaktivasian kartu postpaid karyawan.

g) Indirect sales

Indirect sales fokus penjualannya adalah produk prepaid seluler. Dalam menjalankan fungsinya, indirect sales berkoordinasi dengan channel management regional untuk distribusi SP dan voucher untuk cabang dan reps di sumatera utara dan NAD serta dengan dealer dalam hal penjualan. Indirect sales juga melakukan koordinasi dengan marketing commnication untuk mensupport program mereka.

h) Sales administration

Sales administration memiliki tanggung jawab terhadap aktivasi kartu matrix termasuk melakukan survey data customer. Fungsi ini selalu berkoordinasi dengan direct sales dan galeri untuk pelanggan postpaid dan juga dengan revenue assurance untuk tagihan pelanggan.

i) Customer service dan retensi

Customer service dan retensi membawahi CS galeri dan reps. Bagian ini juga memiliki fungsi retensi yang bertujuan menjaga pelanggan agar tetap loyal. Dalam menjalankan programnya, fungsi ini banyak melakukan


(40)

koordinasi dengan marketing commmunication dan juga dengan indirect sales untuk program retensi.

j) Marketing communication

Marketing communication memiliki tanggung jawab untuk melakukan promosi produk ke customer di area medan dan NAD baik berupa penyelenggaraan event besar maupun melalui sms broadcast. Marketing communication banyak berkoordinasi dengan indirect sales dan customer service dalam melakukan promosi. Dalam kegiatannya Marketing Communication membagi divisi khususnya yaitu Divisi Community yang fokus pada aktivitas komunitas dalam hal ini peneliti akan menjelaskan khusus pada komunitas IM3 berkaitan dengan penelitian.

Program Community ini telah dilakukan selama dua tahun dimulai pada Maret 2008.

Kegiatan komunitas IM3 diantaranya yaitu : 1. Nonton Bareng

Kegiatan nonton bareng ini tidak rutin dilakukan pada bulan-bulan tertentu tetapi kegiatan ini pasti dilakukan satu tahun 1 sampai 3 kali dalam setahun. Film yang biasa diputar dalam kegiatan ini adalah film baru. Para anggota komunitas hanya membeli sejumlah pulsa yang ditentukan IM3 untuk mengikuti kegiatan ini. Tetapi prosedur mengikuti kegiatan ini dapat berubah sesuai kesepakatan divisi community.


(41)

2. Buka Bareng

Kegiatan buka bareng ini dilakukan pada bulan Ramadhan sebanyak satu kali. Kegiatan ini tidak mengundang seluruh anggota komunitas hanya PIC dan beberapa wakil anggota komunitas hanya. Kegiatan ini juga dilakukan tidak hanya dengan anggota komunitas IM3 saja tetapi seluruh komunitas Indosat.

3. Sponsorship

Sponshorship merupakan bantuan dari pihak Indosat yang diberikan kepada komunitas. Bantuan ini berupa sarana dan prasarana untuk sekolah yang tergabung dalam komunitas. Bantuan ini juga dapat berupa hadiah ataupun publikasi jika salah satu komunitas mengadakan kegiatan.

4. Mobile Academy

Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam satu tahun. Kegiatan ini dirancang seperti pemilihan ratu dan raja. Sebelum pemilihan kandidat diseleksi terlebih dahulu di daerah asalnya kemudian dikirim ke pusat kemudian diadakan pelatihan sebelum pemilihan akhir dilakukan. 5. Pertemuan PIC

Pertemuan ini dilakukan sebulan sekali yang menghadirkan PIC 1 dan 2 juga terbuka bagi anggota komunitas lainnya. Dalam pertemuan ini dibicaraakan saran, kritik, dan keluhan untuk pihak Indosat yang berasal dari anggota komunitas. Dalam pertemuan ini juga terkadang dibahas kegiatan apa yang ingin dilakukan.


(42)

G

am

b

ar

2.

4

Med

an

B

ran


(43)

G

am

b

ar

2.

5

St

rukt

ur

O

rgan

is

as

i P

T

. I

ndos


(44)

2.5 Struktur Anak Perusahaan

Pada tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006, Perusahaan mempunyai pemilikan langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan berikut:

Persentase Pemilikan (%) Anak Perusahaan Lokasi Kegiatan Usaha Mulai Beropera

si 2006 2007 2008

Indosat Finance Company B.V.

(“IFB”) (1) Amsterdam Keuangan 2003

100.0 0 100.0 0 100.0 0 Indosat International Finance Company

B.V. (“IIFB”) (2) Amsterdam Keuangan 2005

100.0 0 100.0 0 100.0 0 Indosat Singapore

Pte. Ltd. (“ISP”) Singapore

Telekomunika

si 2005

100.0 0 100.0 0 100.0 0 PT Indosat Mega

Media (“IMM”) Jakarta Multimedia 2001 99.85 99.85 99.85

PT Satelindo Multi

Media (“SMM”) (3) Jakarta Multimedia 1999 99.60 99.60 99.60

PT Aplikanusa Lintasarta

(“Lintasarta”) (4) Jakarta

Komunikasi

Data 1989 72.36 72.36 72.36

PT Starone Mitra Telekomunikasi

(”SMT”) Semarang

Telekomunika

si 2006 14.6 55.36 55.36

PT Artajasa Pembayaran

Elektronisv (“APE”) Jakarta

Telekomunika

si 2000 39.80 39.80 39.80

Satelindo International Finance B.V.

(“SIB”) (5) Amsterdam Keuangan 1996

100.0

0 - -

Anak Perusahaan

Jumlah Aktiva (Sebelum Eliminasi)

2006 2007 2008

IFB (1) 2.637.074 2.882.340 2.637.074

IIFB (2) 2.283.380 2.382.722 1.235.816

ISP 7.300 10.249 21.167

IMM 605.538 753.797 741.086

SMM (3) 10.690 10.690 10.690

Lintasarta (4) 985.605 1.075.467 1.338.710

SMT 36.460 176.444 147.864

APE 94.311 104.487 133.241


(45)

(1) Berdasarkan keputusan pemegang saham IFB tanggal 6 November 2008, IFB memutuskan untuk melakukan pengembalian setoran modal sejumlah EUR99.996 (dalam jumlah penuh). Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan belum menerima pengembalian modal tersebut.

(2) Berdasarkan keputusan pemegang saham IIFB tanggal 6 November 2008, IIFB memutuskan untuk melakukan pengembalian setoran modal sejumlah EUR1.124.064 (dalam jumlah penuh). Pada tanggal 31 Desember 2008, Perusahaan belum menerima pengembalian modal tersebut.

(3) Berdasarkan keputusan dari pemegang saham SMM, SMM akan dilikuidasi efektif per tanggal 5 Mei 2006. Pada tanggal 31 Desember 2008, proses likuidasi tersebut masih belum difinalisasikan.

(4) Mengacu pada Catatan 15 tentang konversi atas Obligasi Konversi Lintasarta pada bulan Juni 2007.

(5) Dilikuidasi pada bulan Januari 2007.

2.6 Anak Perusahaan yang Terkonsolidasi : PT Aplikanusa Lintasarta (“Lintasarta”)

Indosat memiliki 72,36% saham Lintasarta yang bergerak di bidang jasa komunikasi data kecepatan tinggi dan jaringan korporat.

PT Indosat Mega Media (“IMM”)

Indosat memiliki 99,85% saham IMM yang bergerak di bidang jasa multimedia dan internet termasuk jasa based multimedia, Internet, dan IP-based LAN dan WAN.


(46)

Indosat Finance Company B.V. (“IFB”)

IFB didirikan di Amsterdam, Belanda pada Oktober 2003. IFB bergerak di bidang keuangan. Pada tahun 2003, IFB menerbitkan guaranteed notes yang jatuh tempo tahun 2010.

Indosat International Finance Company B.V. (“IIFB”)

IIFB didirikan di Amsterdam, Belanda pada April 2005. IIFB bergerak di bidang keuangan. Pada tahun 2005, IIFB menerbitkan guaranteed notes yang jatuh tempo tahun 2012.

Indosat Singapore Pte.Ltd (“ISP”)

ISP didirikan di Singapura pada 21 Desember 2005. ISP adalah anak perusahaan yang sahamnya dimiliki sepenuhnya oleh Indosat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyelenggaraan jasa telekomunikasi.

PT Starone Mitra Telekomunikasi (“SMT”)

SMT didirikan pada 15 Juni 2006 untuk mendukung usaha konstruksi dan operasi jaringan akses tetap nirkabel dengan menggunakan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) 2000-1x di Jawa Tengah dan sekitarnya. Indosat memiliki saham di SMT sebesar 72,54%.

PT Satelindo Multi Media (“SMM”) (Dalam Likuidasi)

Indosat memiliki 99,60% saham SMM yang saat ini sedang dalam proses likuidasi.


(47)

2.7 Nilai-nilai Perusahaan : Integritas

Mematuhi standar etika tertinggi dalam semua aspek kerja berdasarkan prinsip-prinsip loyalitas, tanggung-jawab, dan dedikasi terhadap perusahaan.

Kerjasama

Bekerja dalam tim dengan kinerja yang baik, memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari kolega dan mitra kami dalam suasana yang saling percaya.

Keunggulan

Bertekad untuk menghasilkan yang terbaik dalam hal apapun yang dilakukan dan berupaya untuk mencapai perbaikan yang berkesinambungan serta memperoleh hasil yang melebihi harapan.

Kemitraan

Bertekad menjadi mitra yang baik, menjalin hubungan yang kolaboratif, produktif, dan saling menguntungkan.

Fokus pada pelanggan

Bertekad untuk mencapai dan melebihi harapan dari pelanggan dalam semua hal yang dikerjakan.

2.8 Penggabungan Usaha Perusahaan, Satelindo, Bimagraha dan IM3

Berdasarkan Akta Penggabungan Usaha dari notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 57 tanggal 20 November 2003 (“tanggal penggabungan usaha”), Perusahaan, PT Satelit Palapa Indonesia (“Satelindo”), PT Bimagraha Telekomindo (“Bimagraha”) dan PT Indosat Multi Media Mobile (“IM3”) sepakat untuk melakukan penggabungan usaha, dengan Perusahaan sebagai entitas yang


(48)

dipertahankan. Seluruh aktiva dan kewajiban yang dimiliki oleh Satelindo, Bimagraha dan IM3 dialihkan kepada Perusahaan pada tanggal penggabungan. Ketiga perusahaan tersebut bubar secara hukum tanpa kewajiban untuk melakukan proses likuidasi.

Nama “Satelindo” dan “IM3” dalam catatan atas laporan keuangan berikut mengacu pada entitasentitas tersebut sebelum bergabung dengan Perusahaan, atau sebagai entitas yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian yang telah diambil alih oleh Perusahaan sebagai akibat dari penggabungan usaha.


(49)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang dilakukan yaitu pada PT. Indosat, Tbk NSR dan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa data laporan keuangan seperti ; neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas pemilik.

3.2 Pengertian Laporan Arus Kas

Laporan ini memberikan informasi mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar selama satu periode tertentu, sesuai dengan periode laporan keuangan lain. Laporan arus kas memberikan informasi mengenai bagaimana perusahaan mengelola kas masuk dan kas keluarnya. Secara singkat laporan ini menerangkan saldo kas awal perusahaan berubah dengan penambahan dan pengurangan uang. Dalam laporan arus kas terdapat arus kas, yaitu :

1. Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemempuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada


(50)

umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.

Perhitungan : “Kas yang diterima dari aktivitas - aktivitas = Kas yang diterima dari aktivitas - operasi aktivitas operasi”.

2. Aktifitas

Aktifitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Kenaikan dalam pos aktiva tetap merupakan penggunaan dana, sedangkan penurunan dalam pos ini merupakan sumber dana. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya

Banyak informasi mengenai aktivitas investasi dapat digali dengan sekedar melihat perubahan pada rekening-rekening asset terkait selama tahun berjalan. Untuk menentukan hasil kas dari transaksi-transaksi penjualan, perusahaan perlu menyesuaikan jumlah entri-entri kredit dengan keuntungan ataupun kerugian yang diakui dari penjualan aktiva.

Perhitungan : “Kas bersih dari aktivitas - aktivitas = Kas bersih dari aktivitas - aktivitas Investasi investasi”.

3. Aktivitas Pendanaan

Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktivitas pendanaan memasok bagi sebuah perusahaan dengan dana dari para pemilik perusahaan maupun kreditor. Pengungkapan arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan, sebab bermanfaat untuk


(51)

memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan lazimnya mucul dari penerbitan hutang atau surat berharga ekuitas.

Arus kas dari aktivitas-aktivitas pendanaan dilaporkan pada laporan arus kas dengan mencantumkan arus masuk kas, setelah itu barulah disajikan arus keluar kas. Apabila arus masuk kas lebih besar daripada arus keluar kas, maka dilaporkan arus kas bersih yang disediakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan Sebaliknya, apabila arus masuk kas lebih kecil daripada arus keluar kas, maka dilaporkan arus kas bersih yang digunakan oleh aktivitas-aktivitas pendanaan.

Perhitungan : “Kas bersih dari aktivitas - aktivitas = Kas bersih dari aktivitas - aktivitas pendanaan pendanaan”.

3.3 Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat menyelenggarakan proses produksi agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Ada beberapa rasio pada likuiditas, yaitu :

1. Current Ratio

Rasio yang paling umum digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja suatu perusahaan adalah Current ratio yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan utang lancar. Current ratio akan menunjukkan kemampuan perusahaan jangka pendek. Current ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera


(52)

dipenuhi. Aktiva lancar pada umumnya terdiri atas kas, surat berharga, piutang dagang. Current ratio kurang dari 2 : 1 dianggap kurang baik, sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50 %, maka jumlah aktiva lancar tidak akan cukup lagi untuk menutup utang lancarnya.

Rumus : = ×100%

s liabilitie current assets current CR

2. Quick Ratio

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid ( likuid Asset ). Quick Ratio yang kurang dari 100 % dianggap kurang baik likuiditas dari perusahaan yang bersangkutan. Mereka menghendaki perusahaan tersebut mampu menyediakan alat – alat likuid yang memadai untuk mengetahui kewajiban jangka pendeknya.

Rumus : = − ×100%

s liabilitie current inventory asset current QR

3. Cash Ratio

Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas dan surat berharga, hal inilah yang menyebabkan analisa laporan keuangan perlu melihat Cash Ratio. Bertambah tingginya cash ratio, berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saatnya tidak akan mengalami kesulitan.

Rumus : = + sec ×100%

s liabilitie current urities marketable cash Cr


(53)

3.4 Laporan Keuangan

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

31 Desember 2008 dan 2007

(Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)

Notes 2008 2007

Rp Rp

AKTIVA

AKTIVA LANCAR

Kas dan setara kas 2c,3,24 5.737.866 8.053.006

Investasi jangka pendek - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sejumlah Rp25.395 pada

tahun 2008 dan 2007 2d - 1.250

Piutang 2e

Usaha 4,14

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

sejumlah Rp69.444 pada tahun 2008 dan Rp88.342 pada tahun 2007 24 76.078 133.345

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp426.719 pada tahun

2008 dan Rp326.142 pada tahun 2007 1.264.628 897.623

Lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah Rp18.867 pada tahun 2008 dan

Rp17.240 pada tahun 2007 16.914 20.901

Persediaan 2f 241.991 161.573


(54)

Uang muka 39.151 38.017

Pajak dibayar di muka 5,12 592.880 714.322

Biaya dibayar di muka 2g,2q,23,24 987.073 618.893

Aktiva lancar lainnya 2c,24 46.598 27.480

Jumlah Aktiva Lancar 9.659.773 10.794.127

AKTIVA TIDAK LANCAR

Due from related parties - net of allowance for doubtful accounts of Rp2,257 in 2007 and Rp2,419

in 2008 2e,24 42.496 56.455

Deferred tax assets - net 2t,12 68.445 87.118

Investments in associated companies - net of allowance for decline in value of Rp56,300 in 2007

and Rp56,586 in 2008 2h,6 700 286

Other long-term investments - net of allowance for decline in value of Rp99,977 in 2007 and 2008 2h,7 2.730 2.730

Aktiva tetap 2i,2j,2p,

8,14,20

Nilai perolehan 63.478.411 51.164.867

Akumulasi penyusutan (24.985.727) (20.493.483)

Penurunan nilai (98.611) (98.611)

Bersih 38.394.073 30.572.773

Goodwill dan aktiva tak berwujud lainnya - bersih 2l,9 2.064.681 2.350.467

Piutang jangka panjang 81.524 77.515

Pensiun dibayar di muka jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 2q,23,24 169.986 198.360


(55)

Uang muka jangka panjang 10,24 456.093 646.997

Lain-lain 2c,2g,24 752.822 518.258

Jumlah Aktiva Tidak Lancar 42.033.550 34.510.959

JUMLAH AKTIVA 51.693.323 45.305.086

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 24 12.109 40.488

Pihak ketiga 596.645 405.962

Hutang pengadaan 11,24 6.446.357 6.206.649

Hutang pajak 2t,12 268.891 436.450

Biaya masih harus dibayar 2q,13,23,24 1.512.533 1.340.435

Pendapatan diterima di muka 2o 822.986 709.827

Uang muka pelanggan 32.121 40.947 -

Kewajiban derivatif 2r,27 315.866 64.310

Current maturities of:

Hutang jangka panjang 2m,14 572.469 494.387

Hutang obligasi 15 56.442 1.860.000

Kewajiban lancar lainnya 24 38.826 59.126

Jumlah Kewajiban Lancar 10.675.245 11.658.581

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


(56)

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2t,12 1.305.185 1.482.221

Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jangka pendek 2m,2r,14

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 24 1.596.142 1.794.909

Pihak ketiga 9.216.018 2.454.124

Hutang obligasi - setelah dikurangi bagian jangka pendek 2m,15 10.315.616 10.088.741

Kewajiban tidak lancar lainnya 2q,16,23,24 871.859 919.560

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 23.319.519 16.804.405

JUMLAH KEWAJIBAN 33.994.764 28.462.986

HAK MINORITAS 2b 288.938 297.370

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp100 setiap saham Seri A dan Seri B

Modal dasar - 1 saham Seri A dan 19.999.999.999 saham Seri B

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1 saham Seri A dan 5.433.933.499

saham Seri B 17 543.393 543.393

Agio saham 17 1.546.587 1.546.587

Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/anak perusahaan 2h 404.104 403.812

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2b 13.291 6.177

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 100.678 80.258

Belum ditentukan penggunaannya 14.801.568 13.964.503

JUMLAH EKUITAS 17.409.621 16.544.730


(57)

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali data saham)

Catatan 2008 2007

PENDAPATAN USAHA 2o,18,24, 29,30,31

Selular 14.178.922 12.752.496

Multimedia, Komunikasi Data, Internet (“MIDI”) 2.735.495 2.168.584

Telekomunikasi tetap 1.744.716 1.567.415

Jumlah Pendapatan Usaha 18.659.133 16.488.495

BEBAN USAHA 2o

Beban jasa telekomunikasi 19,24 6.043.414 4.779.883

Penyusutan dan amortisasi 2i,2l,8,9 4.587.891 4.195.202

Karyawan 2n,2p,2q,20,23,24 1.638.993 1.594.786

Pemasaran 918.124 692.896

Administrasi dan umum 21,24 737.432 706.124

Jumlah Beban Usaha 13.925.854 11.968.891

LABA USAHA 4.733.279 4.519.604

PENGHASILAN (BEBAN)

LAIN-LAIN 2o


(58)

Laba (rugi) perubahan nilai wajar derivatif - bersih 2r,27 136.603 68.023

Beban pendanaan 2m,14,15, 22,24 (1.858.294) (1.428.604)

Laba (rugi) kurs - bersih 2r,2s,4 (885.729) (155.315)

Amortisasi goodwill 2l,9 (227.317) (226.507)

Lain-lain - bersih 12 (33.516) (79.996)

Beban Lain-lain - Bersih (2.408.164) (1.589.988)

BAGIAN BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI 2h,6 - -

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.325.115 2.929.616

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2t,12

Tahun berjalan (579.723) (660.675)

Tangguhan 159.893 (198.842)

Beban Pajak Penghasilan - Bersih (419.830) (859.517)

LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS

LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 1.905.285 2.070.099

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH

ANAK PERUSAHAAN 2b (26.763) (28.056)

LABA BERSIH 1.878.522 2.042.043

LABA PER SAHAM DASAR 2v,17,25 345,70 375,79

LABA PER SAHAM DILUSIAN 2v,17,25 345,70 375,79

LABA PER ADS DASAR

(50 lembar saham Seri B per ADS) 2v,17,25 17.285,10 18.789,73


(59)

3.5 Analisa Laporan Arus Kas

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI

Tahun yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

Catatan 2008 2007

ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA

Penerimaan kas dari:

Pelanggan 18.336.914 16.678.536

Pendapatan bunga 460.020 225.635

Penerimaan tagihan pajak 5 271.321 195.441

Penyelesaian kontrak derivatif 27a 58.375 -

Terminasi kontrak swap 27q,

27w, 27x - 3.702

Penerimaan dari kontrak swap suku bunga 27x

-27aa - 1.386

Pengeluaran kas untuk: Karyawan,

pemasok dan lainnya (9.700.867) (6.975.765)

Beban pendanaan (1.776.934) (1.367.791)


(60)

Beban swap dari kontrak swap valuta asing 27a, 27c -27p

(235.971 ) (117.036)

Pembayaran kontrak swap suku bunga 27x

-27aa (2.432) -

Terminasi Kontrak Swap 27q,

27w, 27x - -

Kas Bersih yang Diperoleh dari Kegiatan Usaha 6.513.265 8.273.929

ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI

Penerimaan pendapatan dividen 7 26.348 40.105

Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek 1.250 -

Penerimaan dari penjualan aktiva tetap 8 1.131 478

Perolehan aktiva tetap 8 (10.307.932) (6.933.646 )

Perolehan aktiva tak berwujud 9 (6.952) (10.532 )

Penambahan investasi pada perusahaan asosiasi 6 (700) -

Setoran modal pemegang saham minoritas

pada sebuah anak perusahaan - 47.685

Penambahan uang muka untuk pembelian aktiva tetap - (433.226 )

Penambahan investasi jangka pendek - (1.250 )

Penambahan investasi jangka panjang lainnya 1d - -

Kas Bersih yang Digunakan untuk Kegiatan Investasi (10.286.855) (7.290.386)

ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN

Penerimaan dari hutang jangka panjang 14 5. 126.570 4.450.924


(61)

Penyelesaian kontrak derivatif Penurunan (kenaikan) kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya

27b 109.099

4.200

- (5.400 )

Pembayaran hutang obligasi 15 (3.828.827) (1.050.000)

Pembayaran dividen kas 25 (1.021.037) (705.053)

Pembayaran hutang jangka panjang 14 (506.220) (1.377.742)

Beban swap dari kontrak swap valuta asing 27b (64.009) (61.572)

Pembayaran dividen kas anak perusahaan

ke pemegang saham minoritas (11.326) (14.207)

Penerimaan dari pelaksanaan ESOP

Tahap I dan Tahap II - -

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Kegiatan Pendanaan 1.458.450 4.236.950

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS

DAN SETARA KAS (2.315.140) 5.220.493

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 8.053.006 2.807.260

SALDO AWAL KAS DAN SETARA KAS

ANAK PERUSAHAAN BARU 1d - 25.253

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4 5.737.866 8.053.006

RINCIAN KAS DAN SETARA KAS:

Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam

waktu tiga bulan atau kurang 5.469.039 7.802.448

Kas dan bank 268.827 250.558


(62)

INFORMASI TAMBAHAN

LAPORAN ARUS KAS:

Transaksi yang tidak mempengaruhi

arus kas:

Perolehan aktiva tetap yang

dikreditkan ke:

Hutang jangka panjang 1.516.354 -

Hutang pengadaan 274.248 2.515.646

Uang muka jangka panjang 190.906 -

Kewajiban tidak lancar lainnya 45.511 266.573

Agio saham - - 88.179 - -


(63)

PT INDOSAT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2007 dan 2006 (Disajikan dalam jutaan rupiah)

Uraian Catatan

Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Agio Saham Selisih Transaksi PerubahanEkuitas Perusahaan Asosiasi/Anak Perusahaan Opsi Saham Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan Saldo Laba Bersih Telah Ditentukan Penggunaannya Belum Ditentukan Penggunaannya Saldo pada tanggal 1 Januari 2006

535.617 1.178.274 403.812 90.763 228 49.922 12.056.712 14.315.328 Program kepemilikan saham oleh karyawan (ESOP): Penerbitan modal saham ditempatkan yang berasal dari pelaksanaan ESOP Tahap II


(64)

Penurunan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Finance

Company B.V. dan Indosat International Finance

Company B.V. dari euro, serta Indosat

Singapore Pte. Ltd. dan Satelindo International Finance B.V. dari dolar A.S. ke rupiah - setelah ditambah (dikurangi) manfaat (beban) pajak penghasilan


(65)

terkait masing-masing sebesar (Rp136), (Rp135), Rp17 dan Rp272 Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 29 Juni 2006 Deklarasi dividen kas

26 - - - (808.956 ) (808.956 )

Pembentukan

dana cadangan 26 - - - 16.235 (16.235 ) -

Laba bersih

tahun berjalan - - - 1.410.093 1.410.093

Saldo pada tanggal 31 Desember 2006

543.393 1.546.587 403.812 - 182 66.157 12.641.614 15.201.745

Kenaikan selisih kurs karena penjabaran laporan


(66)

keuangan Indosat Finance

Company B.V. dan Indosat International Finance

Company B.V. dari euro dan Indosat

Singapore Pte. Ltd. dari dolar A.S. ke rupiah - setelah dikurangi beban pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp1.272, Rp1.250 dan Rp48 Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada


(67)

tanggal 5 Juni 2007 Deklarasi dividen kas Pembentukan

dana cadangan 26 - - - 14.101 (14.101 ) -

Laba bersih

tahun berjalan - - - 2.042.043 2.042.043

Saldo pada tanggal 31 Desember 2007

543.393 1.546.587 403.812 - 6.177 80.258 13.964.503 16.544.730

Kenaikan selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Indosat Finance

Company B.V. dan Indosat International Finance

Company B.V. dari euro dan Indosat

Singapore Pte.


(68)

Ltd. dari dolar A.S. ke rupiah - setelah dikurangi beban pajak penghasilan terkait masing-masing sebesar Rp1.056, Rp1.021 dan Rp592 Kenaikan selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan asosiasi/ anak perusahaan dan selisih kurs karena penjabaran laporan

keuangan yang berasal dari penurunan tarif pajak


(69)

Keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham pada tanggal 5 Juni 2008 Deklarasi dividen kas

26 - - - (1.021.037 ) (1.021.037)

Pembentukan

dana cadangan 26 - - - 20.420 (20.420 ) -

Laba bersih

tahun berjalan - - - 1.878.522 1.878.522

Saldo pada tanggal 31 Desember 2008


(70)

3.6 Tingkat Likuiditas Perusahaan Rasio Likuiditas terdiri atas :

a. Rasio Lancar (current ratio)

) ( ) ( lancar kewajiban s liabilitie current lancar aktiva asset current CR= Tahun 2007 0.92 11.658.581 10.794.127 = = CR Tahun 2008 0.90 10.675.245 9.659.773 = = CR

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa CR pada PT. Indosat, Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.90 lebih kecil dari tahun 2007 yaitu sebesar 0.92 sehingga CR pada PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti PT. Indosat, Tbk tahun 2007 lebih likuid dibandingkan dengan tahun 2008

b. Rasio Cepat (quick ratio)

) ( ) ( lancar kewajiban s liabilitie current persediaan lancar aktiva inventory asset current

QR= − −

Tahun 2007 0.91 11.658.581 161.573 -10.794.127 = = QR


(71)

Tahun 2008 0.88 10.675.245 241.991 -9.659.773 = = QR

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa QR pada PT. Indosat, Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.88 lebih kecil dari tahun 2007 yaitu sebesar 0.91 sehingga QR pada PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti PT. Indosat, Tbk tahun 2007 lebih likuid dibandingkan dengan tahun 2008

c. Rasio Kas (cash ratio)

) ( ) arg ( sec lancar kewajiban s liabilitie current a berh surat kas urities marketable cash

Cr= + −

Tahun 2007 0.69 11.658.581 8.053.006 = = Cr Tahun 2008 0.53 10.675.245 5.737.866 = = Cr

Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa Cr pada PT. Indosat, Tbk pada tahun 2008 yaitu sebesar 0.53 lebih kecil dari tahun 2007 yaitu sebesar 0.69 sehingga Cr pada PT. Indosat, Tbk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini berarti PT. Indosat, Tbk tahun 2007 lebih likuid dibandingkan dengan tahun 2008


(72)

Tabel 3.1 Grafik :

Ratio Likuiditas Tahun 2007 Tahun 2008

Current Ratio 0.92 0.9

Quick Ratio 0.91 0.88

Cash Ratio 0.69 0.53

Gambar 3.1 Chart :

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio

Tahun 2007 Tahun 2008


(73)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dilihat dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat, Tbk : 1. Dilihat dari analisis laporan arus kas bahwa PT. Indosat, Tbk mengalami

peningkatan arus kas dan perusahaan cukup mampu dalam memenuhi kewajiban hutang jangka panjangnya yang mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008 yang membuat perusahaan telah mampu dalam penggunaan kas dalam segala kegiatan perusahaan baik operasi, investasi maupun pendanaan.

2. Kurang mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang lancar) hal ini terlihat pada perhitnungan rasio likuiditas laporan keuangan PT. Indosat, Tbk yaitu mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Dan pada grafik tingkat likuiditas perusahaan terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan lebih besar dibandingkan dengan current ratio dan quick ratio dalam hal ini perusahaan mengalami kesulitan penyediaan kas untuk menutupi hutang jangka pendeknya, 3. Dilihat dari analisis laporan arus kas dan perhitungan tingkat likuiditas

perusahaan bahwa PT. Indosat, Tbk dalam keadaan tingkat likuiditas perusahaaan dinyatakan tidak likuid terlihat pada rasio perhitungan tingkat likuiditas dimana perusahaan mengalami penurunan tingkat likuiditas dari tahun 2007 ke tahun 2008. Namun pada analisa laporan arus kas terlihat bahwa perusahaan mampu dalam penyediaan kas untuk


(74)

memenuhi kewajiban jangka panjangnya yang mana terlihat bahwa perusahaan mengalami penambahan kas untuk persediaan jangka panjang dan tingkat hutang yang berkurang.

B. Saran

Setelah diadakannya analisis dan perhitungan tingkat likuiditas perusahaan, terlihat bahwa PT. Indosat, Tbk kurang mampu dalam memenuhi kewajiban lancarnya namun perusahaan masih mampu dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya maka hal yang perlu di lakukan PT. Indosat, Tbk dalam mangatasi masalahnya yaitu :

1. Membatasi pengeluaran yang berlebih 2. Meningkatkan penjualan

3. Serta membatasi pinjaman berlebih agar hutang perusahaan tidak terlalu banyak sampai keadaan perusahaan dinyatakan likuid.


(75)

DAFTAR PUSTAKA

Brealey, Myers dan Marcus. 2008. Dasar – dasar Manajemen Keuangan

Perusahaan : Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga

Syahyunan, SE, M.Si. 2004. Manajemen Keuangan I : Medan :USUpress

Arikunto, Suharaimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed). 1995. Metode penelitian Survei :

Edisi Revisi. Jakarta : LP3S.


(76)

(77)

(1)

Tabel 3.1 Grafik :

Ratio Likuiditas Tahun 2007 Tahun 2008

Current Ratio 0.92 0.9

Quick Ratio 0.91 0.88

Cash Ratio 0.69 0.53

Gambar 3.1 Chart : 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio

Tahun 2007 Tahun 2008


(2)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dilihat dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Indosat, Tbk : 1. Dilihat dari analisis laporan arus kas bahwa PT. Indosat, Tbk mengalami

peningkatan arus kas dan perusahaan cukup mampu dalam memenuhi kewajiban hutang jangka panjangnya yang mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008 yang membuat perusahaan telah mampu dalam penggunaan kas dalam segala kegiatan perusahaan baik operasi, investasi maupun pendanaan.

2. Kurang mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (hutang lancar) hal ini terlihat pada perhitnungan rasio likuiditas laporan keuangan PT. Indosat, Tbk yaitu mengalami penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Dan pada grafik tingkat likuiditas perusahaan terlihat bahwa cash ratio mengalami penurunan lebih besar dibandingkan dengan current ratio dan quick ratio dalam hal ini perusahaan mengalami kesulitan penyediaan kas untuk menutupi hutang jangka pendeknya, 3. Dilihat dari analisis laporan arus kas dan perhitungan tingkat likuiditas

perusahaan bahwa PT. Indosat, Tbk dalam keadaan tingkat likuiditas perusahaaan dinyatakan tidak likuid terlihat pada rasio perhitungan tingkat likuiditas dimana perusahaan mengalami penurunan tingkat likuiditas dari tahun 2007 ke tahun 2008. Namun pada analisa laporan arus kas terlihat bahwa perusahaan mampu dalam penyediaan kas untuk


(3)

memenuhi kewajiban jangka panjangnya yang mana terlihat bahwa perusahaan mengalami penambahan kas untuk persediaan jangka panjang dan tingkat hutang yang berkurang.

B. Saran

Setelah diadakannya analisis dan perhitungan tingkat likuiditas perusahaan, terlihat bahwa PT. Indosat, Tbk kurang mampu dalam memenuhi kewajiban lancarnya namun perusahaan masih mampu dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya maka hal yang perlu di lakukan PT. Indosat, Tbk dalam mangatasi masalahnya yaitu :

1. Membatasi pengeluaran yang berlebih 2. Meningkatkan penjualan

3. Serta membatasi pinjaman berlebih agar hutang perusahaan tidak terlalu banyak sampai keadaan perusahaan dinyatakan likuid.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Brealey, Myers dan Marcus. 2008. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Perusahaan : Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga

Syahyunan, SE, M.Si. 2004. Manajemen Keuangan I : Medan :USUpress

Arikunto, Suharaimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed). 1995. Metode penelitian Survei : Edisi Revisi. Jakarta : LP3S.


(5)

(6)