BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Seajarah Singkat PT. Indosat
Pelayanan telekomunikasi umum internasional pada mulanya dikelola oleh PT. Telkom. Pada saat itu telekomunikasi yang digunakan adalah sistem
komunikasi radio High Frequency HF dan Very High Frequency VHF. Dengan adanya sistem komunikasi satelit, dunia telekomunikasi mengalami
perubahan. Untuk memfasilitasi perubahan ini dibentuk organisasi International Telecommunication Satellite Intelsat yang berfungsi menyatukan standar
komunikasi satelit, yang beranggotakan negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Jepang, dan tujuh negara Eropa.
Satelit pertama yang diberi nama Early Bird atau Intelsat I diluncurkan pada tanggal 6 April 1965 dan berada di atas lautan Atlantik. Satelit tersebut memiliki 2
transponder dengan bandwidth 25 MHz dan kapasitas 240 kanal. Perkembangan sistem komunikasi satelit membawa pengaruh bagi
Indonesia, sehingga pada awal tahun 1967 timbul gagasan pemerintah Indonesia untuk ikut memanfaatkan satelit Intelsat. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi di
Indonesia dimulai dengan didirikannya Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi yang berkedudukan di Jalan Cisanggarung 9 Bandung, Jawa
Barat, pada tahun 50-an. Perkembangan selanjutnya terjadi pemisahan Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi menjadi dua perusahaan negara, yaitu Perusahaan Negara Pos
Universitas Sumatera Utara
dan Giro dan Perusahaan Negara Telekomunikasi yang kemudian menjadi PT Telekomunikasi Indonesia PT. Telkom.
Pelayanan jasa telekomunikasi hubungan domestik sepenuhnya dilaksanakan oleh PT. Telkom, sedangkan untuk hubungan internasional
dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak swasta asing, yaitu Cable Wireless CW. Setelah kerja sama selesai, Pemerintah Indonesia yang diwakili
oleh PT. Indonesian Satellite Corporation yang saat itu berkedudukan di Jalan Gondangdia Lama 26 Jakarta, melakukan kerja sama untuk menyelenggarakan
pelayanan telekomunikasi internasional dengan perusahaan swasta Amerika yaitu International Telephone Telegraph ITT Corporation pada tanggal 20 November
1967 dengan status Penanaman Modal Asing PMA. Sebagai wujud nyata diadakan perjanjian Joint Venture International Pemerintah Indonesia, sedangkan
ITT sebagai mitranya adalah penyewa selama 20 tahun. Berdasarkan perjanjian kerja sama internasional Pemerintah Indonesia
dengan ITT, dan sesuai dengan akte notaris Mohammad Said Tjoedin yang telah disahkan oleh Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. J. A58824 tanggal 20
November 1967, maka berdirilah Perusahaan yang bergerak di bidang jasa Telekomunikasi Internasional Umum di Indonesia yang bernama PT. Indosat.
Secara operasional PT. Indosat dikenal dengan selesai dibangunnya Stasiun Bumi Intelsat di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, yang diresmikan
pemakaiannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 28 September 1969. Untuk pertama kali antena standar adalah antena standar A yang berdiameter 27,4 meter
yang mengarah ke Samudera Pasifik bernama Pacific Ocean Region POR.
Universitas Sumatera Utara
Meningkatnya arus telekomunikasi internasional dari dan keluar Indonesia mendorong dibangunnya antena kedua yang juga merupakan antena standar A
berdiameter 32 meter yang mengarah ke Samudera Hindia bernama Indian Ocean Region IOR, dan letaknya berdekatan dengan antena pertama.
Penggunaan antena kedua tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Nurjadin pada tanggal 10 November 1979. Selanjutnya dibangun Sistem
Komunikasi Kabel Laut SKKL ASEAN Indonesia-Singapura I-S pada tanggal 1 April 1980.
Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 501980 diturunkan suatu tim Keppres untuk meninjau kembali status perjanjian internasional antara
Pemerintah Indonesia dengan ITT Corporation. Hasil peninjauan tim tersebut memutuskan untuk membeli seluruh saham PT. Indosat oleh Pemerintah
Indonesia. Penandatangan naskah perjanjian pembelian saham dilakukan oleh American Cable Radio sebagai wakil dari ITT Corp. dan Menteri Keuangan
sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 September 1980. PT. Indosat resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara BUMN berbentuk
Persero di lingkungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada tanggal 31 Desember 1980. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan
telekomunikasi umum maka melalui PP No. 52, 53, dan 54 tahun 1980, pengelolaan telekomunikasi dipisah menjadi dua, yaitu:
1. Telekomunikasi untuk umum nasional diselenggarakan oleh PT. Telkom. 2. Telekomunikasi untuk umum internasional diselenggarakan oleh PT.
Indosat.
Universitas Sumatera Utara
PT. Indosat kemudian menjadi badan usaha yang memberikan banyak kontribusi terhadap pendapatan negara yang merintis usaha baru, mendorong
kegiatan swasta serta berperan sebagai sumber talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan negara.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan danatau jasa telekomunikasi serta usaha informatika
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan di bawah ini: a. Menjalankan kegiatan penyediaan dan pelayanan jaringan danatau jasa
telekomunikasi serta usaha informatika. b. Menjalankan kegiatan perencanaan, pembangunan sarana dan pengadaan
fasilitas telekomunikasi serta usaha informatika termasuk pengadaan sumber daya yang mendukung.
c. Menjalankan kegiatan pengoperasian yang meliputi juga pemasaran serta penjualan jaringan danatau jasa telekomunikasi serta usaha
informatika yang diselenggarakan Perusahaan, melakukan pemeliharaan, penelitian dan pengembangan sarana danatau fasilitas
telekomunikasi serta usaha informatika dan penyelenggaraan pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar negeri.
d. Menjalankan pelayanan yang berhubungan dengan pengembangan jaringan danatau jasa telekomunikasi serta usaha informatika.
PT. Indosat mulai menjalankan jasa telekomunikasi internasional umum sejak tanggal 1 Januari 1982, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan
No. 235PL101PHB-81 tanggal 20 Oktober 1981, Keputusan Direktur Jenderal
Universitas Sumatera Utara
Pos dan Telekomunikasi No. 143 Dirjen1981, serta perjanjian kerja sama internasional antara PT. Telkom dan PT. Indosat tanggal 31 Desember 1981.
Tahun 1982, dimulailah pembangunan Sentral Gerbang Internasional 2 SGI-2 yang berlokasi di Medan. Sedangkan untuk menambah fasilitas Sistem
Komunikasi Kabel Laut SKKL, pada tanggal 2 Maret 1985 diresmikan pula SKKL Medan-Penang. Kemudian pada tanggal 8 September 1988, PT. Indosat
turut serta dalam pembangunan SKKL Asia Tenggara-Timur Tengah-Eropa Barat SEA-ME-WE. Tahun 1994, Sentral Gerbang Intenasional SGI-3 dibangun di
Batam dan PT. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange sehingga resmi menjadi
perusahaan publik. Pada tahun 1999, pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor
telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Hal ini ditandai dengan keluarnya UU No. 36 tahun 1999 yang berisikan bahwa PT. Indosat diberi izin
menjadi penyelenggara telekomunikasi lokal domestik atau disebut dengan Full Service Network Provider FSNP. Dengan demikian, Telkom tidak lagi
memonopoli pasar telekomunikasi domestik di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2000, pemerintah memberi izin kepada PT. Indosat untuk
menyelenggarakan seluler Indosat Multi Media Mobile IM3. Peluncuran seluler IM3 dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam. IM3 menjadi pelopor
GPRS dan multimedia di Indonesia. PT. Satelindo menjual sahamnya kepada PT. Indosat pada tahun 2001 dan
akhirnya dengan lima anak perusahaannya, PT. Indosat tergabung dalam Indosat Group. Pada tanggal 27 Desember 2002, Pemerintah Indonesia mendivestasikan
Universitas Sumatera Utara
41,94 sahamnya di PT. Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia STT Pte. Ltd. Dengan ini, PT. Indosat bukan lagi BUMN tetapi kembali menjadi
bentuk perusahaan Penanaman Modal Asing PMA yang bergerak dalam jasa telekomunikasi dan informasi.
Pada bulan November 2003, diadakanlah penandatangan penggabungan Satelindo dan IM3 ke dalam Indosat Group. Ini diikuti dengan perubahan secara
menyeluruh mencakup sumber daya manusia, teknologi, kultur, dan platform nilai-nilai. Perubahan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Pada tahun 2006, Indosat mendapatkan lisensi 3G dan melakukan ekspansi layanan telepon tetap nirkabel di 22 kota besar di Indonesia, dan kemudian pada
tanggal 29 November 2006 Indosat meluncurkan 3,5G untuk Jakarta dan Surabaya. Indosat 3,5G ini memungkinkan para pelanggan menikmati mutu suara
dan video yang lebih baik, dimana data rate mencapai 3,6 Mbps. 3,5G ini disebut juga HSDPA.
Pada bulan Juni 2008, Singapore Technologies Telemedia STT Pte. Ltd. menjual sahamnya kepada Qatar Telecom.
Indosat menjadi penyedia layanan telekomunikasi terlengkap di Indonesia mencakup Selular, Telepon Tetap dan MIDI Pada 31 Desember 2008, saham
Indosat dimiliki oleh Qatar Telecom Q.S.C. Qtel secara tidak langsung melalui Indonesia Communications Limited ICLM dan Indonesia Communications Pte
Ltd ICLS sebesar 40,81, sementara Pemerintah Republik Indonesia dan Publik memiliki masing-masing 14,29 dan 44,90.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Visi dan Misi Perusahaan