Pasar Modal Landasan Teori

Pasar modal merupakan media yang mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas yang bertujuan melakukan perdagangan untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan bursa efek adalah organisasi yang bersedia untuk melakukan perdagangan sekuritas obligasi dan saham yang diatur dengan serangkian peraturan yang mengikat pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Secara umum pengertian pasar modal yaitu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar KMK no 1548 KM 90, tentang pasar modal. Sedangkan dalam arti sempit, pasar modal yaitu suatu pasar tempat yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis-jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa perantara pedagang efek. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu Negara. Hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan sekaligus. Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal berfungsi sebagai salah satu system mobilisasi dana jangka panjang yang efisien bagi pemerintah. Dari sudut pandang keuangan, pasar modal berfungsi sebagai salah satu media yang efisien untuk mengalokasikan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Informasi merupakan unsur penting di dalam pasar modal. Informasi pada dasarnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa datang dari suatu kehidupan suatu perusahaan dan pasaran efeknya. Informasi merupakan kebutuhan mendasar bagi para investor dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian uncertainty, sehingga dalam pengambilan keputusan diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, informasi yang berguna untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi dimasa depan. Oleh karena itu informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.

2.1.2. Stock Split

Stock split adalah suatu aksi dari emiten perusahaan di mana dilakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil. Menurut Jogiyanto 2000 aktivitas stock split dapat diartikan memecah satu lembar saham menjadi n lembar saham. Informasi stock split diketahui dengan adanya pengumuman yang terjadi di Bursa Efek Indonesia BEI. Stock split atau pemecahan saham merupakan salah satu bentuk informasi yang diberikan oleh emiten perusahaan untuk menaikkan jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahannya. Pemecahan saham pada dasarnya ada dua jenis, yaitu pemecahan saham naik split-up dan pemecahan saham turun split-down atau lebih dikenal dengan reverse stock. Split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Dengan adanya split- up berarti jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak namun dengan nilai nominal yang lebih kecil dari sebelum dipecah. Sebaliknya dengan split-down, saham yang beredar menjadi lebih sedikit tetapi terjadi peningkatan pada nilai nominal per lembar sahamnya Ayodha, 2012. Kieso dan Weygandt 1993 dalam Subiyanti 2010 mengatakan alasan perusahaan melakukan stock split yaitu: 1. Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan pada tingkat dimana individu dapat lebih banyak menginvestasikan dananya pada saham tersebut. 2. Untuk menyebarkan atau memperluas pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan nilai pasar yang dapat dijangkau. 3. Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memberi kesempatan pada mereka untuk mengambil manfaat dari suatu penyesuaian pasar yang tidak sempurna setelah stock split. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan para investor untuk membelinya. Dengan adanya stock split diharapkan daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan.

2.1.3. Signaling Theory

Teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut. Sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang

Dokumen yang terkait

Analisis variabilitas return dan likuiditas saham sebelum dan sesudah stock split di Bursa Efek Jakarta

0 2 137

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN KINERJA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH PERISTIWA STOCK SPLIT

0 10 50

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik yang Terdaftar di Bu

0 2 18

ANALISIS ABNORMAL RETURN SAHAM, LIKUIDITAS SAHAM, DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH Analisis Abnormal Return Saham, Likuiditas Saham, dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham (Stock Split)(Pada Perusahaan Go Publik

2 21 15

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 8

ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010.

0 0 6

Analisis Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 19

ANALISIS PERBANDINGAN LIKUIDITAS SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT - repository UPI S MBS 1203681 Title

0 0 3