2.1.8. Pengembangan Penelitian
Perbedaan dan pengembangan yang terdapat dalam penelitian ini dibanding dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah:
1. Periode penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan yang melakukan kebijakan stock split selama 2007-2009.
2. Metode penelitian untuk likuiditas saham volatilitas dan volume perdagangan, yaitu menggunakan event study dengan melakukan
pengamatan terhadap pergerakan volatilitas harga saham dan volume perdagangan saham di sekitar tanggal pengumuman stock split 5 hari
sebelum sampai dengan 5 hari sesudah pengumuman stock split. Sedangkan untuk kinerja saham perusahaan PER menggunakan metode
penelitian deskriptif komparatif, yaitu menjelaskan bagaimana pengaruh stock split terhadap variabel-variabel kinerja perusahaan dengan
membandingkan perubahan atas variabel-variabel tersebut 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah melakukan stock split.
2.2. Hipotesis
Peristiwa stock split adalah suatu aksi yang dilakukan oleh perusahaan dimana memuat informasi yang diasumsikan akan mempengaruhi keputusan jual beli
yang dilakukan investor, yang pengaruh tersebut dapat dilihat dalam aktivitas perdagangan saham. Perubahan pada volume perdagangan akan terlihat bila aksi
tersebut mempengaruhi preferensi para investor dalam keputusan investasinya. Conroy, Harris dan Benet 1990 dalam Sutrisno et al 2000 menemukan adanya
penurunan likuiditas setelah split dimana volume perdagangan merupakan salah
satu proksi yang digunakan untuk likuiditas saham. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murray 1985 yaitu stock split tidak
berpengaruh terhadap volume perdagangan Sutrisno et al, 2000. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis pertama dirumuskan sebagai berikut:
Ha1: Ada perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split.
Selain berdampak pada volume perdagangan, peristiwa stock split juga menyebabkan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi. Hal ini
dikarenakan harga saham setelah stock split menjadi lebih menarik di mata investor karena lebih terjangkau. Peristiwa ini membuat semakin banyaknya
investor yang melakukan jual beli saham yang kemudian berdampak pada naik turunnya harga saham tersebut.
Volatilitas harga pada dasarnya merupakan suatu indikator naik-turunnya atau fluktuasi harga saham di bursa. Semakin tinggi fluktuasi atau naik-turunnya harga
saham berarti harga saham saham tersebut semakin volatil. Tinggi rendahnya harga saham di bursa tergantung dari ekspektasi para investor jual dan investor
beli, karena pada dasarnya harga saham merupakan harga keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Pujiharjanto 2001 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa adanya perbedaan spread sebelum dan sesudah stock split dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel harga saham dan volatilitas harga saham. Tidak sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian Rahayu 2006 menunjukkan bahwa tidak adanya
perbedaan volatilitas sebelum dan sesudah stock split. Tidak adanya perubahan